Anda di halaman 1dari 6

Kredit pemilikan rumah

KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit jangka panjang yang diberikan oleh lembaga
keuangan (misal; bank) kepada debiturnya untuk mendirikan atau memiliki rumah diatas sebuah
lahan dengan jaminan sertifikat kepemilikan atas rumah dan lahan itu sendiri.

Saat ini di Indonesia mengenal dua jenis KPR yaitu :


a) KPR bersubsidi dimana kredit diperuntukan kepada masyarakat yang penghasilannya dari
menengah ke bawah. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan perumahan ataupun
perbaikan rumah yang telah dimiliki.
b) KPR Non Subsidi yaitu KPR yang diberikan untuk seluruh masyarakat. Ketentuan dan
persyaratannya ditentukan oleh bank sehingga penentuan besar kredit ataupun suku bunga
dilakukan sesuai kebijakan bank tersebut. .

Beberapa contoh KPR adalah KPR Merdeka dari Bank NISP, Kredit Griya Utama dari BTN, dan
KPR BCA dari BCA.

Jadi, komponen utama KPR adalah sebagai berikut;

1. Kreditur KPR
Kreditur adalah lembaga keuangan (misalnya; bank) yang mengucurkan dana kepada debitur
untuk membeli objek KPR.

2. Debitur KPR
Debitur adalah seseorang atau sebuah badan hukum (misal; PT) yang akan membeli objek KPR.

3. Objek KPR
Objek KPR di sini merupakan lahan dan rumah yang hendak dibeli/diakuisisi oleh pihak debitur.
4. Jangka waktu KPR
Dalam pengertian KPR atau definisi KPR diatas disebutkan bahwa KPR adalah "kredit jangka
panjang". Disebut jangka panjang, karena KPR boleh dikata merupakan satu-satunya kredit yang
memiliki waktu pelunasan terpanjang, yakni bisa mencapai beberapa puluh tahun.

Simulasi KPR (Kredit pemilikan Rumah)


Simulasi KPR adalah merupakan sebuah gambaran proses mengenai kredit sebuah rumah yang
wajib dilakukan oleh setiap nasabah yang hendak membeli rumah melalui sistem KPR. Proses
simulasi kredit tersebut akan dilakukan oleh pihak kreditur atau pemberi kredit (biasanya dari
pihak Bank) dengan pihak nasabah yang hendak mengajukan permohonan pembelian rumah
secara kredit KPR.

Pihak developer rumah atau pemilik rumah tidak akan terlibat dalam simulasi ini. Ini disebabkan
oleh pihak tersebut pada nantinya adalah pihak yang akan mendapatkan atau menerima
pembayaran dari pihak kreditur. Selanjutnya, sesuai dengan perjanjian yang sudah dibuat, maka
pihak nasabah harus membayar kredit.

Simulasi kredit rumah ini akan dibuat oleh pihak bank. Dan biasanya akan berbeda-beda
tergantung bank apa dipilih sebagai penyedia layanan kredit. Sehingga bukan hal yang
mengherankan apabila kebijakan dan jangka waktu kredit akan berbeda antara bank yang satu
dengan yang lain. Tidak hanya itu, beberapa yang akan membedakan di antaranya adalah uang
muka yang harus dibayarkan, dan juga berapa bunga (atau lebih tepat metode penerapan bunga
macam apa yang akan ditetapkan). Ini merupakan sebuah informasi penting yang akan dijelaskan
dalam simulasi kredit dan bisa menjadi sebuah gambaran untuk setiap nasabah yang hendak
melakukan kredit rumah.

Nasabah berhak untuk meminta simulasi kredit rumah ini dari setiap bank yang hendak dijadikan
penyedia kredit KPR. Walaupun pada umumnya apabila Anda membeli rumah dari developer,
pihak nasabah akan langsung mendapatkan beberapa pilihan bank serta pilihan jangka waktu
yang hendak diambil dan berapa besar cicilan kredit. Ini karena pihak developer sudah
melakukan hubungan kerja sama dengan beberapa bank yang dijadikan pilihan oleh nasabah.

Keuntungan KPR
Berikut ini beberapa keuntungan KPR. Keuntungan KPR yang dimaksud di sini adalah manfaat
yang dapat kita peroleh dengan membeli rumah secara KPR.
1. Tidak perlu dana besar untuk memiliki rumah.

Rumah merupakan sebuah aset yang memiliki nilai yang sangat besar. Karena nilainya
besar itu pulalah, harga sebuah rumah tentu juga tidak semurah komoditi lainnya. Sebuah
rumah di jogja misalnya, harga dari tipe 36 bisa mencapai beberapa ratus juta. Tentu
tidak semua orang mempunyai uang sebesar itu. Namun disinilah keuntungan KPR
tersebut. KPR bisa membuat orang langsung memiliki rumah dengan dana yang tidak
besar. Asal lulus syarat KPR, seseorang bisa memiliki sebuah rumah tanpa dana yang
besar diawal.

2. Bisa Langsung Ditempati

Dengan membeli sebuah rumah secara KPR kita bisa langsung menempatinya tanpa
harus menunggu KPR tersebut lunas. Sama seperti ketika kita mengkredit sebuah
kendaraan bermotor. Hanya saja, memang syarat KPR lebih "njlimet" daripada syarat
dari kredit lainnya.

3. Nilainya meningkat terus

Selain emas, properti adalah sebuah komoditi yang nilainya tahan terhadap inflasi.
Dengan nilai yang terus meningkat dibandingkan dengan uang kertas, properti atau
rumah bisa menjadi tabungan masa depan yang lebih prospektif dibandingkan deposito
manapun. Ini karena deposito masih terikat oleh sistem uang sedangkan properti tidak.
Dengan membeli rumah secara KPR, kita seperti menabung dengan kenaikan investasi
yang signifikan. Tentu didalam memilih sebuah rumah untuk dibeli, kita juga perlu
mempertimbangkan aspek peningkatan dari investasi tersebut. Karena sama seperti
investasi lainnya, properti juga merupakan investasi yang memiliki resiko dan peluang.
Dengan mengetahui dan mengendalikan peluang investasi properti ini kita bisa
memperolah keuntungan KPR yang lebih nyata.

4. Terkadang rumah yang dibeli bisa mencicil sendiri

Ini adalah perpaduan antara manfaat KPR no 3 yang telah kita sebutkan diatas dengan
perpaduan jiwa bisnis. Jiwa bisnis yang dimaksud di sini adalah adanya kecermatan kita
dalam menangkap peluang untuk menyewakan sebuah rumah. Di berbagai buku properti
dapat kita temu berbagai kasus yang menyebutkan bahwa beberapa rumah yang strategis
memiliki potensi untuk memiliki nilai sewa yang sangat tinggi. Jika nilai sewa ini lebih
tinggi daripada besarnya biaya angsuran KPR, dapat dikatakan bahwa rumah tersebut
mencicil angsurannya sendiri.
Syarat-Syarat Pengajuan KPR
Secara umum persyaratan dan ketentuan yang diperlakukan oleh bank untuk nasabah yang
akan mengambil KPR relatif sama. Baik dari sisi administrasi maupun dari sisi penentuan
kreditnya.
Untuk mengajukan KPR, pemohon harus berusia minimal 21 tahun. Selain itu, telah
memiliki pekerjaan atau penghasilan tetap sebagai pegawai tetap/wiraswasta/professional dengan
masa kerja minimal 1 tahun (pegawai) atau 2 tahun (professional/wiraswasta). Dalam
persyaratan KPR ada beberapa dokumen yang Anda butuhkan diantaranya:

 Fotokopi KTP/Paspor/KITAS/KITAP
 Slip gaji bulan terakhir/Surat Keterangan Gaji
 Fotokopi Rekening Koran
 Fotokopi Surat Izin Praktek
 Fotokopi Akte Perusahaan dan atau SIUP dan NPWP
 Fotokopi Tagihan Bulanan Kartu Kredit 1 Bulan Terakhir
 Fotokopi Kartu kredit

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengajukan KPR.

1. Pilih Properti

Sebelum membeli properti, pastikan Anda telah memilih properti yang sesuai. Apabila properti
dikelola pengembang/developer, pastikan bahwa perizinan dan reputasinya jelas.

Apabila memilih properti second, pastikan kelengkapan dokumen-dokumennya. Selain itu,


kondisi properti seperti lokasi dan keadaan fisik juga perlu diperhatikan.

2. Memilih Bank

Menentukan bank sebagai pemberi kredit perlu menjadi pertimbangan matang. Biasanya, orang
akan memilih bank yang memberikan bunga kredit rendah dan persyaratannya tidak terlalu
rumit.

Pertimbangan lain memilih bank juga karena si pemohon kredit telah memiliki rekening di bank
yang bersangkutan.

Untuk Anda yang menggunakan jasa agen properti, biasanya akan dibantu proses kepengurusan
KPR hingga proses selesai. Rata-rata beberapa developer juga melakukan kerja sama dengan
bank-bank tertentu.
3. Pengisian Formulir Kredit dan Pembayaran Uang Muka

Sebelum mengajukan kredit ke pihak bank, pemohon kredit akan diwajibkan mengisi formulir
pengajuan kredit yang telah disiapkan oleh bank. Pengisian formulir kredit juga disertai dengan
penyerahan dokumen-dokumen persyaratan kredit.

Untuk properti baru, beberapa developer akan menarik pembayaran dari pembeli untuk booking
fee sebelum pembayaran uang muka. Besaran uang muka biasanya berkisar antara 20-30% dari
harga jual properti, atau tergantung dari ketentuan masing-masing bank.

4. Analisa Risiko Kredit dan Survei Aset

Ini adalah tahapan penting dalam pengajuan kredit. Bank akan melakukan survei untuk
melakukan penilaian terhadap kemampuan Anda dalam membayar angsuran.

Besar angsuran bulanan biasanya maksimum 33,3% dari total pendapatan tetap pemohon kredit
(suami atau istri, atau gabungan suami dan istri). Bank akan mengecek rekening koran selama 3
– 6 bulan terakhir.

Bank akan mengecek semua pengeluaran Anda per bulan. Caranya dengan memanggil Anda
untuk wawancara dan melakukan pengecekan via Bank Indonesia. Pengecekan tersebut meliputi:

 tanggungan kredit;
 biaya hidup perbulan seperti makan, transportasi, sekolah anak, asuransi, dan lain lain;
 Status dalam BI, pernah menjadi BI blacklist atau tidak.

Bank juga akan melakukan survei aset properti untuk menentukan harga jual dan legalitas
properti yang dimaksud:

 nilai aset properti sesuai harga pasar yang berlaku;


 legalitas dokumen seperti Sertifikat IMB, Sertifikat Tanah, Sertifikat Sarusun (untuk
apartemen/kantor), SPPT PBB, Asuransi Unit Properti, Surat Kuasa Jual, Surat Hibah,
Surat Warisan, dan lain-lain.

Setelah bank melakukan survei aset properti, bank akan menentukan apabila bisa lanjut ke proses
akad kredit atau masih memerlukan dokumen-dokumen tambahan untuk disiapkan.

5. Akad Kredit

Sebelum akad kredit, ada biaya-biaya administrasi yang harus dikeluarkan oleh pemohon kredit.
Biaya-biaya tersebut meliputi:
 pelunasan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Besarnya 5% dari
nilai jual beli;
 asuransi jiwa;
 asuransi kebakaran;
 provisi kredit, besarnya relatif sama pada setiap bank;
 biaya notaris.

Setelah biaya administrasi kredit terpenuhi, maka akan dilakukan penandatanganan akad kredit
antara pihak bank dan pemohon kredit.

Setelah akad kredit, bank akan mengucurkan dana kredit yang biasanya akan ditransfer langsung
ke rekening pengembang/developer atau penjual langsung apabila Anda membeli properti
second. Waktu pencairan dana kredit biasanya memakan waktu 1-7 hari kerja.

6. Pembayaran Angsuran

Selanjutnya, pihak kreditur mempunyai kewajiban untuk membayar cicilan KPR setiap bulan.
Bayarlah cicilan bulanan tepat waktu, karena akan berpengaruh terhadap pengawasan bank.
Umumnya, pihak bank akan melakukan tinjauan bunga kredit secara berkala setiap 3 atau 6
bulan sekali.

7. Pelunasan Kredit

Setelah melunasi semua cicilan KPR, Anda akan mendapatkan surat pelunasan utang dari bank
dan sertifikat asli kepemilikan properti yang Anda beli.

Saat ini, Bank Indonesia (BI) pun meringankan kebijakan uang muka KPR. Dari sebelumnya
30%, kini yang harus ditanggung oleh konsumen menjadi cukup 20% saja.

Referensi :

http://blog.urbanindo.com/2013/04/syarat-pengajuan-kpr/

https://valvinproperty.com/persyaratan-pengajuan-kpr-2/

Anda mungkin juga menyukai