Anda di halaman 1dari 24

INTRUKSI KERJA ANALIS KREDIT BPR LESTARI

PT. BPR SRI ARTHA LESTARI

Versi 14.06.01
DESKRIPSI

DESKRIPSI.
1. Dasar hukum dan peraturan. d. BPN - Badan Pertanahan Nasional.
a. UU Perbankan. e. PP - Peraturan Pemerintah.
b. PBI - Peraturan Bank Indonesia. f. PERDA - Peraturan Daerah.
c. SEBI - Surat Edaran Bank Indonesia. g. Kebiasaan Terbaik Perbankan.

2. Difinisi dan Terminologi.


a. Kredit.
Undang2 Perbankan No.10. tahun 1998. Pasal 1 ayat 11, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.

b. Debitur.
Undang2 Perbankan No.10. tahun 1998 Pasal 1 ayat 18, Calon debitur Debitur adalah calon debitur yang
memperoleh fasilitaskredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau yangdipersamakan dengan
itu berdasarkan perjanjian bank dengancalon debitur yang bersangkutan.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan
pinjam meminjam antar Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan (UU Perban-
kan No. 7 tahun 1992 tanggal 25 Maret 1992 dan UU Perbankan No.10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998. Pasal 1 ayat 11 )

Tujuan pemberian kredit adalah untuk membiayai usaha dan proyek yang bersifat komersial atau produktif
maupun kegiatan perdagangan lainnya dari semua sector ekonomi termasuk juga yang bersifat konsumtif
seperti pembelian/perbaikan rumah, kendaraan dan lain-lain serta kredit untuk tujuan investasi.

Beberapa Produk Kredit yang dipasarkan kepada calon debitur:


a. Kredit modal kerja, untuk keperluan modal kerja pada proyek yang bersifat komersial/produktif maupun
kegiatan perdagangan lainnya.
b. Kredit konsumtif, untuk keperluan pembelian/perbaikan rumah, pemilikan kendaraan bermotor, ataupun
keperluan lainnya.
c. Kredit investasi untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan
ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk
pabrik atau untuk disewakan kembali yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal
yang dibiayai

Pemberian kredit harus memperhatikan prinsip kehati – hatian dalam penyaluran kredit dengan mengedepan-
kan analisa karakter debitur, kemampuan membayar, perkembangan usaha debitur termasuk sector usaha yang
ditekuni oleh debitur terakhir ditutup dengan adanya jaminan yang cukup, dengan menyerahkan
“barang/dokumen jaminan” yang dimaksud kepada Bank, dengan demikian akan menjamin kepentingan bank
terutama terhadap kualitas kredit yang dikeluarkan.

1
JENIS PRODUK

JENIS PRODUK
1. Berdasarkan kegunaannya :
Kredit Modal Kerja (KMK). Fasilitas kredit yang digunakan sebagai modal usaha dan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja calon debitur.
Kredit Pemilikan/Perbaikan/Pembangunan Rumah (KPR) Fasilitas pinjaman untuk pembelian rumah
(termasuk rumah toko dan rumah kantor), membangun rumah di atas tanah kosong atau mengem-
bangkan dan meningkatkan mutu rumah yang sudah ada (renovasi), baik terletak di dalam ataupun di
luar kawasan real estate (melalui developer atau non developer) termasuk Refinancing.Pemilikan KPR
ditujukan bukan untuk developer (non developer)
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB)Fasilitas pinjaman untuk membeli kendaraan bermotor
(mobil/motor) baik baru maupun bekas dengan jaminan kendaraan yang dibiayai tersebut.
Kredit investasi. Kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk
membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian
proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik atau untuk
disewakan kembali yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.
Kredit Serba Guna (KSG). Fasilitas pinjaman untuk tujuan konsumsi lainnya yang tidak termasuk jenis
kredit diatas.

2. Berdasarkan Sifat Angsurannya :


a. Installment loan (dengan angsuran) Installment Loan adalah suatu bentuk kredit dimana debitur
berkewajiban untuk membayar agsuran pokok dan bunga setiap bulannya.
b. Time Loan (kredit berjangka) Time Loan (Kredit Berjangka) adalah suatu bentuk kredit dimana debitur
hanya mempunyai kewajiban untuk membayar bunganya saja setiap bulan. Jenis kredit ini memiliki sifat
refolving dengan menggunakan surat Aksep (surat sanggup bayar) setiap penggunaan fasilitas
pinjaman. Pelunasan kredit dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo. Jenis kredit ini bisa digunakan
untuk membiayai kegiatan usaha (modal kerja) ataupun keperluan dana jangka pendek lainnya.
c. Kredit Pinjaman Tetap. Kredit Pinjaman Tetap adalah suatu bentuk kredit dimana debitur hanya
mempunyai kewajiban untuk membayar bunganya saja setiap bulannya. Jenis kredit pijaman tetap
bersifat tidak revolfing. Pelunasan kredit dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo.
d. Kredit Discounto. Kredit discounto adalah kredit dengan agunan Cek/BG milik debitur yang dalam
realisasinya bunga selama jangka waktu kredit dipotong di awal relisasi.

3. Berdasarkan Cara Perhitungan bunga .


a. Kredit Bunga Menetap (Flat).Yaitu bunga dihitung tetap dari plafond awal kredit sedangkan pokok
dibayar secara prorata dari plafond kredit dibagi dengan jangka waktu.
b. Kredit Bunga Efektif Murni.Yaitu bunga dihitung berdasarkan sisa outstanding kredit dengan pemba-
yaran pokok yang secara prorata dari plafond kredit dibagi jangka waktu (dalam bulan).
c. Kredt Bunga Anuitas.Tipe kredit dengan perhitungan bunga anuitas adalah tipe kredit dimana
angsuran pokok dan bunga pada setiap bulannya dibayarkan oleh debitur dengan nominal yang sama.

2
PROSEDUR PENGAJUAN
KREDIT

PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT


1. Calon debitur
mengajukan Permohonan Kredit dengan mengisi dan menandatangani Aplikasi/Formulir Permohonan
Kredit, yang antara lain berisi:
a. Nama. e. Tujuan penggunaan.
b. Alamat rumah/tempat kerja. f. Nominal pinjaman.
c. No KTP. g. Jangka waktupinjaman.
d. Jenis kredit. h. Nama, no telp dan alamat saudara yang tidak serumah.
2. Calon debitur
menyertakan kelengkapan dokumen sebagai dokumen pendukung, yaitu :
a. Perorangan :
I. fotocopy KTP suami/istri, penjamin.
II. fotocopy kartu keluarga.
III. surat nikah (bagi yang sudah menikah), surat keterangan belum menikah (bagi yang belum
menikah), surat keterangan cerai (bagi yang sudah bercerai).
IV. NPWP (kredit diatas 100jt).
V. dokumen-dokumen lainnya seperti rekening pembayaran listrik, air, rekening calon debitur pada
bank lain (tiga bulan terakhir), slip gaji.
VI. NPWP, SIUP, TDP khusus untuk kredit modal kerja.
b. Badan Usaha :
I. NPWP, SIUP serta TDP.
II. akte pendirian atau akte perubahan.
III. fotocopy KTP pengurus.
IV. laporan keuangan perusahaan.
3. Petugas Bank
bagian Marketing/CSO menerima formulir dan meneruskannya kepada bagian analisa kredit untuk diproses
lebih lanjut.

Dari syarat dokumen tersebut jika digolongkan seluruh kelengkapan dokumen digolongkan menjadi 5
golongan dokumen yang secara umum wajib dipenuhi oleh debitur untuk menunjang analisa kredit, berikut
pembagian penggolongan tersebut :
1. Legalitas Personal
Legalitas personal dari seluruh perseroan (Komisaris dan Direksi) berupa copy KTP, KK, Akta Nikah
dan NPWP).
2. Legalitas Usaha.
Legalitas usaha berupa kelengkapan akta pendirian berikut perubahan-perubahannya, izin-izin
usaha (izin usaha mengikuti karakter usaha debitur).
3. Data Bisnis.
Meliputu compeny profile, kontrak-kontrak yang berjalan, sedang maupun yang akan dikerjakan,
rencana penggunaan kredit, strategi bisnis kedepan, daftar rekanan/langganan.
4. Data keuangan.
Terdiri dari rekening tabungan/giro minimal 3-6 bulan trakhir, laporan keuangan (neraca dan
laporan laba/rugi) minimal 2 tahun terakhir serta laporan keuangan tahun berjalan, chasflow
projection untuk periode selama jangka waktu kredit yang dimintakan).
5. Data jaminan.
Merupakan jenis narang yang akan dijaminkan serta status kepemilikannya (copy sertifikat, IMB, PBB
Akta jual beli, Copy bukti pembayran PBB, Blue print).

3
JENIS PRODUK

JENIS PRODUK
1. Berdasarkan kegunaannya :
Kredit Modal Kerja (KMK). Fasilitas kredit yang digunakan sebagai modal usaha dan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja calon debitur.
Kredit Pemilikan/Perbaikan/Pembangunan Rumah (KPR) Fasilitas pinjaman untuk pembelian rumah
(termasuk rumah toko dan rumah kantor), membangun rumah di atas tanah kosong atau mengem-
bangkan dan meningkatkan mutu rumah yang sudah ada (renovasi), baik terletak di dalam ataupun di
luar kawasan real estate (melalui developer atau non developer) termasuk Refinancing.Pemilikan KPR
ditujukan bukan untuk developer (non developer)
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB)Fasilitas pinjaman untuk membeli kendaraan bermotor
(mobil/motor) baik baru maupun bekas dengan jaminan kendaraan yang dibiayai tersebut.
Kredit investasi. Kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk
membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian
proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik atau untuk
disewakan kembali yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.
Kredit Serba Guna (KSG). Fasilitas pinjaman untuk tujuan konsumsi lainnya yang tidak termasuk jenis
kredit diatas.

2. Berdasarkan Sifat Angsurannya :


a. Installment loan (dengan angsuran) Installment Loan adalah suatu bentuk kredit dimana debitur
berkewajiban untuk membayar agsuran pokok dan bunga setiap bulannya.
b. Time Loan (kredit berjangka) Time Loan (Kredit Berjangka) adalah suatu bentuk kredit dimana debitur
hanya mempunyai kewajiban untuk membayar bunganya saja setiap bulan. Jenis kredit ini memiliki sifat
refolving dengan menggunakan surat Aksep (surat sanggup bayar) setiap penggunaan fasilitas
pinjaman. Pelunasan kredit dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo. Jenis kredit ini bisa digunakan
untuk membiayai kegiatan usaha (modal kerja) ataupun keperluan dana jangka pendek lainnya.
c. Kredit Pinjaman Tetap. Kredit Pinjaman Tetap adalah suatu bentuk kredit dimana debitur hanya
mempunyai kewajiban untuk membayar bunganya saja setiap bulannya. Jenis kredit pijaman tetap
bersifat tidak revolfing. Pelunasan kredit dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo.
d. Kredit Discounto. Kredit discounto adalah kredit dengan agunan Cek/BG milik debitur yang dalam
realisasinya bunga selama jangka waktu kredit dipotong di awal relisasi.

3. Berdasarkan Cara Perhitungan bunga .


a. Kredit Bunga Menetap (Flat).Yaitu bunga dihitung tetap dari plafond awal kredit sedangkan pokok
dibayar secara prorata dari plafond kredit dibagi dengan jangka waktu.
b. Kredit Bunga Efektif Murni.Yaitu bunga dihitung berdasarkan sisa outstanding kredit dengan pemba-
yaran pokok yang secara prorata dari plafond kredit dibagi jangka waktu (dalam bulan).
c. Kredt Bunga Anuitas.Tipe kredit dengan perhitungan bunga anuitas adalah tipe kredit dimana
angsuran pokok dan bunga pada setiap bulannya dibayarkan oleh debitur dengan nominal yang sama.

2
PROSEDUR PENGAJUAN
KREDIT

PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT


1. Calon debitur
mengajukan Permohonan Kredit dengan mengisi dan menandatangani Aplikasi/Formulir Permohonan
Kredit, yang antara lain berisi:
a. Nama. e. Tujuan penggunaan.
b. Alamat rumah/tempat kerja. f. Nominal pinjaman.
c. No KTP. g. Jangka waktupinjaman.
d. Jenis kredit. h. Nama, no telp dan alamat saudara yang tidak serumah.
2. Calon debitur
menyertakan kelengkapan dokumen sebagai dokumen pendukung, yaitu :
a. Perorangan :
I. fotocopy KTP suami/istri, penjamin.
II. fotocopy kartu keluarga.
III. surat nikah (bagi yang sudah menikah), surat keterangan belum menikah (bagi yang belum
menikah), surat keterangan cerai (bagi yang sudah bercerai).
IV. NPWP (kredit diatas 100jt).
V. dokumen-dokumen lainnya seperti rekening pembayaran listrik, air, rekening calon debitur pada
bank lain (tiga bulan terakhir), slip gaji.
VI. NPWP, SIUP, TDP khusus untuk kredit modal kerja.
b. Badan Usaha :
I. NPWP, SIUP serta TDP.
II. akte pendirian atau akte perubahan.
III. fotocopy KTP pengurus.
IV. laporan keuangan perusahaan.
3. Petugas Bank
bagian Marketing/CSO menerima formulir dan meneruskannya kepada bagian analisa kredit untuk diproses
lebih lanjut.

Dari syarat dokumen tersebut jika digolongkan seluruh kelengkapan dokumen digolongkan menjadi 5
golongan dokumen yang secara umum wajib dipenuhi oleh debitur untuk menunjang analisa kredit, berikut
pembagian penggolongan tersebut :
1. Legalitas Personal
Legalitas personal dari seluruh perseroan (Komisaris dan Direksi) berupa copy KTP, KK, Akta Nikah
dan NPWP).
2. Legalitas Usaha.
Legalitas usaha berupa kelengkapan akta pendirian berikut perubahan-perubahannya, izin-izin
usaha (izin usaha mengikuti karakter usaha debitur).
3. Data Bisnis.
Meliputu compeny profile, kontrak-kontrak yang berjalan, sedang maupun yang akan dikerjakan,
rencana penggunaan kredit, strategi bisnis kedepan, daftar rekanan/langganan.
4. Data keuangan.
Terdiri dari rekening tabungan/giro minimal 3-6 bulan trakhir, laporan keuangan (neraca dan
laporan laba/rugi) minimal 2 tahun terakhir serta laporan keuangan tahun berjalan, chasflow
projection untuk periode selama jangka waktu kredit yang dimintakan).
5. Data jaminan.
Merupakan jenis narang yang akan dijaminkan serta status kepemilikannya (copy sertifikat, IMB, PBB
Akta jual beli, Copy bukti pembayran PBB, Blue print).

3
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

SURVEY, ANALISA DAN PERSETUJUAN


1. Setelah menerima formulir aplikasi kredit dari bagian marketing / CSO, petugas analisa kredit melakukan
survey. Dan menuangkannya dalam bentuk memorandum analisa kredit (MAK).
Memorandum Analisa Kredit (MAK) adalah salah satu bagian proposal kredit yang memberikan
informasi secara rinci tentang profile calon debitur, serta usaha calon debitur yang berguna bagi komite
kredit dalam mengambil keputusan kredit baik kredit baru, perubahan maupun kredit perpanjangan.
Memorandum Analisa kredit ini bertujuan untuk :
1. Agar pemberian kredit oleh Bank benar-benar selektif sehingga tercipta portofolio kredit yang sehat dan
menekan non performing loan (NPL) sesuai KPI processing non performing loan adalah <0,5%.
2. Agar pemberian kredit kepada calon debitur telah diketahui dengan baik potensi resikonya.
3. Untuk memperoleh keyakinan bahwa kredit yang diberikan tersebut jelas sumber pengembaliannya
dan dicover dengan jaminan yang memadai.
Dalam memperoleh keyakinan mengenai sumber pengembalian dan jaminan yang memadai petugas
analisa kredit menggunakan prinsip analisa 5 C dalam proses analinsanya, yang meliputi :
a. Analisa Karakter.
Karakter adalah sifat/watak yang mereflesikan keadaan watak calon debitur baik dalam kehidupan
pribadi maupun lingkungan usaha/profesi, dengan tujuan untuk menilai kemauan calon debitur
untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pinjaman (willingness to pay), Karakter calon
debitur dapat dilihat dari berbagai aspek sifat antara lain :

What How (Data) Indikator


How (Data) Ho

Profil/latar belakang Data Pribadi No Negatif Info

Past Performance Refrensi Kerja Tdk ada OD/Tunggakan

Reputasi Calon Debitur Tread/Community Checck Tdk Ada Tolakan Kliring

Rek. Koran/Tabungan Kolektibilitas 1

SID/BI Checking Tidak masuk DHBI

List DHBI

b. Analisa Kemampuan membayar


Memuat data kemampuan berusaha, kemampuan pemasaran, kemampuan membayar kembali
hutang masa lalu dan masa kini serta hubungan dengan rekan usahanya.
Pengukuran kemampuan bayar calon debitur tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan,
diantaranya :
I. Pedekatan historis
Yaitu menilai past performance, apakah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu.
II. Pendekatan Finansial
Yaitu menilai kemampuan untuk menghasilkan kas untuk membayar kewajiban sekaligus,
meneruskan operasional perusahaan.
III. Pendekatan Yuridis
Yaitu apakah calon debitur mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya
untuk mengadakan perjanjian kredit dengan Bank (khusus untuk Perseroan Terbatas maupun
Comanditer Venotschap)
IV. Pendekatan Manajerial
Menilai latar belakang pendidikan para pengurus & menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan calon debitur melaksanakn fungsi-fungsi menejemen dalam memimpin
perusahaan.
V. Pendekatan Teknis
Yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon debitur mengelola faktor-faktor produksi
seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan, administrasi keuangan, industrial
relation sampai pada kemampuan merebut pasar.

4
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

What How (Data) Indikator


How (Data) How

Kebenaran&Kepastian Slip Gaji RAR Mencukupi

Stabilitas&Kontinuitas Lapuran Laba-Rugi Gaji Payroll

Kecukupan Penghasilan Rek. Tab./Giro Legalitas Usaha Berlaku

Analisa kemampuan bayar dapat dihitung dengan berbagai metode sesuai dengan type penghasilannya,
berikut klasifikasi perhitungannya :
I. Fixed Income Earner (Penghasilan Tetap)
Untuk calon debitur yang memiliki penghasilan tetap (Pegawai/Karyawan). Untuk verifikasinya dapat
dilakukan dengan melihat :
- Jenis pekerjaan calon debitur.
- Jabatan / level
- Pengalaman kerja atau lama bekerja
- Status kepegawaiannya (kontrak/tetap)
- Jenis & Stabilitas kondisi perusahaan yang menaungi tempatnya bekerja.

ata) Dokumen yang dibutuhkan meliputi :


- Slip gaji 3 bulan trakhir.
- SK Pengangkatan/Surat keterangan bekerja
- Rekening gaji (jika payroll)/tabungan 3 bulan trakhir
Klasifikasi gread :
- Klasifikasi A untuk Rekening dengan gaji direkening tercermin 60%-100%
- Klasifikasi B untuk rekening dengan gaji direkening tercermin 50%-59%
- Klasifikasi C untuk rekening dengan gaji direkening tercermin <50%
- SID/BI Cheking.
- Kwitansi telepon, kwitansi listrik, dan lain-lain.
- Serta dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan guna mendukung pendapatnya.

Metode perhitungan menggunakan :


- Rasio IIR (Instalment to income ratio)
Yakni ratio antara total angsuran dengan penghasilan bersih (take home pay) yang diperoleh tiap bulan.

{ Angsuran Saat Ini + Angsuran Baru }


----------------------------------------------------
Total Penghasilan Bersih / Take Home Pay

**Dengan ketentuan DSR maksimum 35% - 40%

5
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

II. Non Fixed Income Earner (Penghasilan tidak tetap)


Untuk calon debitur yang tidak memiliki penghasilan tetap (wiraswasta/pengusaha)
Untuk verifikasinya dapat dilakukan dengan melihat :
- Kondisi & Tempat usaha (Lokasi usaha).
- Laporan Keuangan (Proforma/Inhouse)
Khusus untuk kredit modal kerja dilakukan analisa mengenai kebutuhan dana dalam pengembangan usaha
calon debitur yang akan dibiayai. Analisa yang diperlukan dalam menganalisa kredit modal kerja biasanya
meliputi :
Analisa laporan keuangan
Manfaat analisa laporan keuangan :
- Hal ini bertujuan sebagai alat bantu untuk mengambil suatu keputusan kredit,
- Sebagai alat ukur kredibilitas seorang calon debitur secara kuantitatif, dapat dipergunakan
- Sebagai alat ukur kemampuan membayar kembali seorang calon debitur yang dianalisa.
Analisa Laporan keuangan yang baik adalah :
- Mudah dimengerti dan informative
- Mendekati keadaan yang sebenarnya (actual), minimal 60% tercermin di rekening konsilidasi calon debitur.
- Tepat waktu (up to date)
- Dapat diperbandingkan secara horizontal maupun secara vertical
Keterbatasan laporan keuangan
- Laporan keuangan memiliki sifat yang sementara (interim report) dan bukan merupakan laporan akhir suatu
posisi keuangan perusahaan.
- Selalu berubah standar penilaiannya karena usaha selalu berjalan terus (on going concern)
- Laporan keuangan tidak mencerminkan factor extern.
Contoh laporan keuangan

6
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

Analisa Rekening (Rekening Tabungan/Giro)


Analisis rekening sangat penting sebagai sumber informasi keuangan/usaha calon debitur, khusunya yang
tidak memiliki laporan keuangan yang dapat dipercaya, yaitu yang telah diaudit oleh kantor akuntan public
(KAP).

Analisis rekening Koran bertujuan untuk mendapatkan gambaran penjualan yang dapat digunakan untuk
mengkontrol kinerja perusahaan/usaha.
Ringkasan dan analisis rekening Koran dalam memorandum analisa kredit harus mencakup :

Data rekening Koran perusahaan/usaha minimal 3 bulan trakhir, termasuk data rekening Koran pada bank
lain. Focus yang dianalisa dalam rekeing korang meliputi :
1. Transaksi mutasi kredit/penyetoran
Total mutasi kredit mencerminkan chas in flow/sales/ omset/penjualan usaha calon debitur, aktifitas usaha
calon debitur.
2. Transaksi mutasi debet/penarikan
Total mutasi debet mencerminkan chas aout flow/
3. Yang tidak diperhitungkan dalam mutasi kredit meliputi :
- transaksi window dressing
transaksi window dreasing adalah pemindahan buku dari satu rekening ke rekening lain, sehingga bila
tidak dikeluarkan perhitungan mutasi kredit akan menjadi double.
- transaksi diluar usaha
- tolakan kliring masuk/keluar
- pendapatan bunga, pajak maupun administrasi.

7
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

4. Yang patut dipertimbangkan dalam menganalisa rekening korang berkaitan dengan karakter debitur maupun
usaha:
- Ketepatan pembayaran calon debitur, hal ini bertujuan untuk mengetahui :
a. Karakter debitur
b. Kegiatan usaha menurun/naik
c. Chas flow terganggu
d. Tagihan piutang tersendat
e. Side streming/Penggunaan dana diluar kepentingan usaha
f. Profit menurun
Tolakan masuk/keluar,adalah tolakan giro customer yang tidak dapat dikliringkan karena alasan dana
kurang, ada coretan yang belum tertagih tantadangan meragukan dll. Hal ini juga bertujuan untuk mengeta-
hui :
a. Gejala kesulitan chas flow
b. Reputasi debitur
c. Omset penjualan menurun
d. Supply barang terganggu
e. Tidak mampu menempati hutang
f. Piutang bermasalah/tak tertagih/macet
- Banyak/tidakya terjadi inkaso/transfer,
- Kelancaran/ketepatan pembayaran bunga pinjaman,
- Sering/tidakanya terjadi overdraft atau cross clearing
- Persentase penggunaan plafon/utilisasi plafon, hal ini bertujuan untuk mengetahui :
a. Dapat digunakan untuk mengetahui loyalitas debitur terhadap bank
b. Dapat mengetahui secara dini debitur bermasalah (overdraf, egergreen atau saldo biru).

Contoh Analisa Rekening debitur

8
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

Klasifikasi gread :
Klasifikasi A untuk Rekening dengan omset usaha direkening tercermin 60%-100%
Klasifikasi B untuk rekening dengan omset usaha direkening tercermin 50%-59%
Klasifikasi C untuk rekening dengan omset usaha direkening tercermin <50%

Analisa Rekening Koran

- Dokumen usaha yang sah (Legalitas Usaha)


- SID/BI Cheking.
- Informasi lingkungan sekitar (other/tread checking)
Untuk memverifikasi usaha dan karakter calon debitur, analis dalam membuat memorandum analisa kredit wajib
menuangkan minimal 2 (dua) nama dan no telepon rekan bisnis calon debitur.

Dokumen yang dibutuhkan meliputi :


- Rekening Koran 3 bulan trakhir
- Rekap penjualan/nota penjualan 3-6 bulan trakhir
- Rekap pembelian/nota pembelian 3-6 bulan trakhir
- Ijin Usaha (Akta Pendirian, Pengesahan Kementrian Hukum, SIUP, TDP, HO) jika tidak ada dapat dicover
dengan surat keterangan usaha.
- Status tempat usaha (milik sendiri/sewa).
- Kwitansi telepon, kwitansi listrik, dan lain-lain.
- Serta dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan guna mendukung pendapatnya

Metode perhitungan menggunakan :


- Rasio IIR (Instalment to income ratio)
Yakni ratio antara total angsuran dengan penghasilan bersih (take home pay)
- Rasio IDIR (Installment to Deposable Income Ratio)
Yakni rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan membayar/mengangsur per bulan dari calon debitur.
- Rasio TIE (Time Interest Erned)
Yakni rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan membayar bunga pinjaman oleh debitur.
- Rasio CR (Curent Ratio)
Yakni rasio yang digunakan untuk mengukur perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan kewajiban lancar.

9
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

III. Verifikasi Profesional


Untuik calon debitur yang memiliki usaha melalui jasa profesionalisme yang dimiliki.
Untuk verifikasinya dapat dilakukan dengan melihat :
- Kondisi & Tempat usaha (lokasi usaha).
- Rekening tabungan/giro
- Dokumen usaha yang sah/prizinan/izin praktek
- SID/BI Cheking.
- Informasi lingkungan sekitar (other/tread checking)

Dokumen yang dibutuhkan meliputi :


- Rekeing tabungan / giro 3 bulan trakhir
Klasifikasi gread :
Klasifikasi A untuk Rekening dengan pendapatan direkening tercermin 60%-100%
Klasifikasi B untuk rekening dengan pendapatan direkening tercermin 50%-59%
Klasifikasi C untuk rekening dengan pendapatan direkening tercermin <50%
Rekap Pendapatan 3 bulan trakhir
Ijin Usaha (SIUP, TDP, HO) jika tidak ada dapat dicover dengan surat keterangan usaha.
Status tempat usaha/praktek (milik sendiri/sewa).
Kwitansi telepon, kwitansi listrik, dan lain-lain.
Serta dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan guna mendukung pendapatnya

10
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

C. Analisa jaminan.
Adalah barang-barang yang diserahkan calon debitur sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya dari
bank bisa berupa fixed asset maupun chas collateral. Jaminan ini harus dinilai oleh bank untuk mengetahui
sejauh mana resiko kewajiban finance al calon debitur kepada bank.
Bank disini tidak melihat agunan sebagai sumber pelunasan kredit, tapi sebagai upaya trakhir (ultinum
remedium) untuk memperoleh pembayaran (second way out).

What How (Data) Indicator

Kelengkapan Dokumen Copy Sertfikat Dokumen Lengkap

Marketability PBB / STTS Marketability Bagus

Collateral Coverage IMB LTV Memadai

Blue Print/Peta Desa

Laporan Hasil Taksasi

Untuk membuktikan serta mengetahui letak dan posisi jaminan analis kredit wajib mempotret jaminan
(tempat/lokasi jaminan, tampak jalan depan jaminan, tampak depan jaminan, dan tampak dalam jaminan)
dan untuk mendukung aktifitas usaha debitur analis kredit juga wajib pula memotret tempat usaha, stock
barang, rumah tinggal calon debitur, dan melampirkan seluruh hasil potretannya pada analisa, khusus untuk
jaminan yang dijaminkan analis kredit wajib memperhatikan kelayakannya sesuai dengan aturan-aturan yang
berlaku. Adapun kelayakan jaminan sesuai dengan aturan terbaik perbaknan serta nilai likuidasi jaminan
adalah sebagai berikut :
a. Jaminan yang dapat dijaminkan serta standar margin of safety dari masing-masing kondisi agunan.

11
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

** nilai likuidasi jaminan bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti nilai markatable jaminan serta kebijakan
komite kredit

b. Jaminan yang tidak dapat dijaminkan karena tidak memiliki / kurang marketable (sulit diperjual belikan)

KONDISI JAMINAN: TIDAK MARKETABLE (SULIT


No
DIPERJUALBELIKAN)
1 Di Lokasi Jalur Hijau / Direncanakan menjadi lokasi jalur
hijau
2 Tidak Memiliki Akses Jalan (Tanah Helikopter)
3 Disekitar atau bekas kuburan/pemakaman/rumah abu
kecuali untuk bangunan pemukiman atau
industri/komersil (seperti pabrik, toko. Workshop)
dengan radius minimal 50 Meter dari
kuburan/pemakan/rumah abu
4 Tanah Rawa/Gambut tidak bisa didirikan bangunan
5 Tanah dalam sengketa/proses lelang
6 Di bawah tegangan tinggi, kecuali dengan minimum
radius dari pusat tegangan adalah 15 Meter area
bertegangan 150 KVA, 25 Meter dari area bertegangan
500 KVA.
7 Akses jalan sempit tidak bisa dilalui mobil (<2 Meter)
8 Terkena Pelebaran Jalan
9 Bangunan Tusuk sate (T Junction) atau L Junction,
kecuali yang berlokasi di daerah pemukiman atau daerah
industri/komersil.
10
lain-lain ssesuai justifikasi analyst-komite (rawan bajnir,
atau sulit dijual)

12
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

Taksasi Jaminan.
1. Penilaian jaminan harus dilakukan terhadap setiap agunan yang berupa tanah/bangunan dan kendaraan
untuk mengetahui nilai wajar dari agunan tersebut.
2. Taksasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) jalan yaitu:
a. Taksasi yang dilakukan oleh tim analis.
b. Taksasi yang dilakukan oleh perusahaan penilai yang ditunjuk oleh bank Lestari yang digunakan
sebagai data pembanding.

3. Untuk mengurangi kerugian bank maka dalam penilaian agunan ditetapkan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Untuk kredit diatas 100 juta penilaian agunan dilakukan oleh perusahaan penilai yang ditunjuk oleh
Bank Lestari dan biayanya dibebankan kepada debitur.
b. Untuk kredit dibawah 100 juta penilaian agunan dilakukan oleh analis kredit.
c. Dalam hal dilakukan taksasi oleh perusahaan penilai (Independent appraisal) maka hubungan dengan
perusahaan penilai tersebut harus dilakukan oleh Bank Lestari dan bukan oleh calon debitur/debitur.
Demikian pula laporan hasil taksasi dari perusahaan penilai tersebut harus ditujukan langsung kepada
Bank Lestari dan bukan kepada debitur.

4. Tata Cara Taksasi Agunan :


a. Tanah dan Bangunan.
1. Dokumen – dokumen yang diperlukan dalam mentaksasi agunan yang berupa tanah dan bangunan.
- Sertifikat tanah dan akte jual beli atau surat bukti hak pemilikan tanah lainnya.
- Denah Bangunan
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Dokumen – dokumen ini harus diserahkan Account Officer kepada analis sebelum dilakukannya suatu
penilaian/taksasi.
3. Dalam melakukan suatu penilaian gedung/bangunan, analis harus masuk ke dalam bangunan tersebut
dan mengambil foto agunan seizin pemilik agunan baik tampak di luar maupun di dalamnya.
4. Selanjutnya dalam membuat penilaian, analis harus berdasarkan bukti-bukti yang mendukung dan
bukan perkiraan saja. Dasar – dasar tersebut antara lain:
a. Untuk Tanah.
- Surat Kabar atau iklan – iklan.
- Penilaian dari perusahaan penilai.
- Hasil taksasi untuk daerah yang sama yang telah dilakukan sebelumnya.
- Buku patokan harga tanah dari Pemda setempat.
b. Untuk bangunan.
- Informasi dari beberapa kontraktor bangunan yang telah dikenal.
- Informasi dari pengusaha bahan bangunan.
- Hasil penilaian /taksasi agunan dicantumkan harus ada 2 (dua) jenis yaitu:
c. Nilai pasar wajar (nilai pertukaran dalam pasar bebas untuk harta benda dengan kondisi yang ada
pada saat tertentu yang tergantung dari persetujuan antara penjual dan pembeli).
d. Nilai Likuidasi merupakan nilai agunan diperoleh dari nilai pasar wajar setelah dikurangi dengan
“margin of safety”.
b. Tanah Kosong.
Penilaian tanah kosong sama dengan penilaian untuk tanah yang diatasnya berdiri bangunan.
c. Kendaraan.
Yang perlu diperhatikan dalam penilaian kendaraan adalah hal – hal sebagai berikut:
- Informasi dari supplier atau penyalur kendaraan tersebut.
- Kondisi fisik kendaraan dan jarak tempuh kendaraan (dapat dilihat pada spidometer kendaraan).
- Pencocokan nomor rangka dan nomor mesin dengan BPKB.
- Kegunaan dari kendaraan tersebut.

13
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

c. Ditinjau dari segi perhitungan Jaminan.

d. Ditinjau dari segi pengikatan masing-masing jaminan, sesuai aturan perundang-undangan.

Pada analisa jaminan, petugas analisa kredit harus memotret tempat usaha, barang jaminan dan memperhati-
kan kelayakannya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
Petugas analisa kredit memberikan taksiran nilai jaminan sesuai dengan margin of savety yang telah ditetapkan.
Harga pasar merupakan harga cepat laku. Dalam hal ini petugas analisa perlu memperhatikan untuk mendapat-
kan harga pasar dari beberapa sumber dan mengambil asumsi pendapat yang rendah. Penilaian jaminan
berupa tanah dan bangunan untuk nominal pengajuan kredit tertentu harus dibandingkan dengan penilai
independen. Nominal pengajuan kredit yang jaminannya dinilai dengan menggunakan tenaga appraisal
independen ditentukan sesuai dengan keputusan Direksi.
Dalam rangka pengamanan pemberian kredit, bagian analisa kredit memegang peranan yang sangat penting,
karena semua keputusan dan kebijaksanaan kredit akan sangat bergantung pada hasil
pengolahannya/analisanya. Petugas analisa kredit dituntut untuk memiliki kecermatan, kejujuran, loyalitas serta
tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.
Akibat-akibat fatal yang mungkin timbul di kemudian hari yang disebabkan oleh pengolahan yang kurang
cermat atau kurang jujur sehingga kredit yang bersangkutan akhirnya menjadi macet, menjadi tanggung jawab
dari kepala bagian analisa kredit yang bersangkutan termasuk petugas yang menanganinya.

14
SURVEY, ANALISA
DAN PERSETUJUAN

Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka terhadap pejabat/petugas yang terkait dapat dikenakan sanksi yang
berat ringannya tergantung dari besar kecilnya kesalahan. Terhadap kesalahan yang cukup berat sanksi tersebut
dapat berupa pemecatan, selain itu yang bersangkutan diwajibkan pula mengganti kerugian yang timbul.
Dokumen-dokumen di atas diperiksa seperlunya untuk mendapatkan legitimasi atas hasil analisa yang
dilakukannya, diolah kemudian dituangkan pada lembar analisa kredit (memorandum analisa kredit) oleh
petugas analisa kredit dan petugas analisa kredit memberikan rekomendasinya tentang setuju tidaknya kredit di
berikan, selian itu tidak menutup kemungkinan adanya kredit yang disetujui dengan berbagai kondisi, syarat
maupun penyimpangan, sesuai kebijakan analis maupaun komite.
Hasil analisa tersebut kemudian diajukan kepada pejabat pemutus melalui komite bersama untuk mendapatkan
keputusan kredit yang bersifat final. Dalam analisa kredit selalu dibuat secara countersign oleh 2 orang petugas
analisa kredit hal ini bertujuan untuk dual control.
Direksi dalam memutuskan kredit mengupayakan semaksimal mungkin keputusan melalui komite kredit. Yaitu
keputusan kredit yang secara bersama disetujui. Anggota komite kredit ditentukan sesuai dengan ketentuan dari
Direksi.

a. Keputusan kredit harus jelas mencantumkan:


a. jenis kredit.
b. nominal pinjaman yang disetujui.
c. Suku bunga dan system perhitungan bunga yang digunakan.
d. Provisi.
e. Biaya administrasi.
f. Jangka waktu.
g. Jaminan.
h. Jenis Pengikatan dan nilai pengikatan kredit dan agunan.

Hasil keputusan kredit yang diberikan oleh pejabat pemutus diserahkan kepada bagian Legal untuk ditindak-
lanjuti. Sebelum dilakukan pengikatan, bagian procesing membuat offering letter kepada calon debitur menge-
nai keputusan komite kredit atas kredit yang diajukan oleh debitur.

15
LAMPIRAN GENERAL
INTERVIEW

Lampiran General Interview

16
RATIO INTERPRETATION

Lampiran Ratio yang di gunakan untuk menganalisa kredit

17
LAMPIRAN KERJA
INTRUKSI

18
LAMPIRAN KERJA
INTRUKSI 2

Pembuka
1. Selamat pagi atau siang bapak/ibu (sebut nama nasabah), nama saya Eddy dari BPR Lestari, mohon maaf
mengganggu bisa saya mohon waktu sebentar ?
2. Apa kabar pak senang bertemu dengan bapak/ibu, saya tahu mengenai bapak dari teman saya ….. (tunjuk
AO Marketing), benar-benar senang bertemu dengan bapak.
3. Mohon maaf kalau bapak/ibu tidak keberatan, ada beberapa hal yang perlu saya tanyakan ke bapak/ibu
mengenai bisnis, keuangan serta kebutuhan pinjaman sesuai dengan informasi yang saya dapat dari
marketing.

4. Sejarah perusahaan :
Mohon maaf agak merepotkan , bapak/ibu bisa menceritakan bagaiamana bapak/ibu, dari awal memban-
gun bisnis ini samapi sukses seperti sekarang ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
5. Maaf bapak/ibu saya lihat bisnis ini sangat prospektif ke depan ditangan bapak/ibu, kalau boleh saya tahu
bapak/ibu mulai bisnis dari berapa cabang ? sekarang sudah berapa cabang yang bapak/ibu miliki ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
6. Selain bisnis utama yang bapak/ibu kelola ini, apakah ada bisnis lainnya ?
a.bapak/ibu kelola sendiri ?
b.Dikelola Anak ?
c.dikelola oleh orang professional ?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………

7. Tujuan Kredit :
Modal Kerja
a. Mohon maaf Pak / Ibu …., jika diijinkan berapa besar Pak/Ibu …. Membutuhkan pinjaman, dan rencananya
untuk apa saja ?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
b. Dengan volume penjualan yang begitu besar, kira-kira berapa besar uang bapak/ibu yang tertanam di
pelanggan dalam bentuk piutang (Ar) ?
…………………………………………………………………………………………………………………
c. Berapa lama pembayaran dengan kredit yang bapak/ibu berikan (Ar) kepada pelanggan bapak/ibu?
…………………………………………………………………………………………………………………

d. Terus kalo bapak/ibu ….. beli barang ke supplier, apakah bapak dikasi kredit (Ap) ?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
e. Berapa lama kredit dan setiap berapa hari sekali bapak/ibu order barangnya (Ap & Inv) ?
…………………………………………………………………………………………………………………
f. Jika saya lihat banyaknya persediaan barang mungkin bapak/ibu tahu berapa banyak uang yang tertanam
di stock barang bapak (Inv)?
…………………………………………………………………………………………………………………
g. Kalao boleh saya tahu berapa no telpon langganan supplier bapak/ibu ?
…………………………………………………………………………………………………………………

19
LAMPIRAN KERJA
INTRUKSI 2

8. Investasi
a. Mohon maaf bapak/ibu, berapa total harga Ruko / Tanah / Kendaraan / Mesin / Rumah yang bapak/ibu beli ?
…………………………………………………………………………………………………………………
b. Apakah bapak sudah bayar Down Payment (DP) ?
…………………………………………………………………………………………………………………
c. Berapa DP yang sudah bapak/ibu bayar untuk pembelian ….. ?
…………………………………………………………………………………………………………………
d. Bagiamana cara pembayarannya ?
…………………………………………………………………………………………………………………
e. Maaf bapak/ibu kalau boleh saya merepotkan, bisa saya diberikan surat penawarannya/kwitansi pembayaran-
nya ?
…………………………………………………………………………………………………………………
f. Kalau boleh saya Tanya ada No telpon penjualnya ? bisa saya minta pak !
…………………………………………………………………………………………………………………
9. Analisis Kuangan
Kalau boleh saya tahu berapa bapak/ibu dapat jualan per /hari/bulan (salles)?

10. Dari total penjualan tersebut, berapa keuntungan kotor dan keuntungan bersih yang bapak/ibu
peroleh tiap bulannya (GPM)?
a. Keuntungan kotor :
b. Keuntungan bersih :

11. Dari keuntungan itu cukup dong bapak/ibu, untuk bayar angsuran tiap bulannya ?
…………………………………………………………………………………………………………………………

12. Wah enak dong pak bisnis rame, ngomong-ngomong putra bapak/ibu ada berapa ? cowok ceweknya ?
a. Lagi sekolah apa sudah bekerja ?
b. Ambil jurusan apa / bekerja dimana ?
Bisnis sukses, keluarga sukses bener-bener beruntung saya bisa bertemu dengan bapak/ibu, banyak ilmu yang
saya dapat dari bapak/ibu.

13. Mohon maaf pak / ibu, tempat usaha milik sendiri atau masih sewa ya ?
……………………………………………………………………………………………………………………
14. Berapa harga waktu bapak beli dulu ? (jika milik sendiri)
…………………………………………………………………………………………………………………………
15. Masih berapa lama masa sewanya?
………………………………………………………………………………………………………………………
16. Berapa nilai sewa per / tahunnya ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
17. Untuk memperlancar operasional usaha bapak/ibu, ada berapa karyawan / tenaga yang bapak/ibu perban-
tukan ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
18. Kendaraan operasional ada berapa kendaraan ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
19. Berapa mesin yang bapak/ibu miliki untuk operasional usaha ini ? (khusus usaha pabrikan)
…………………………………………………………………………………………………………………………
20. Berapa total nilai investasi trsebut ? (khusus usaha pabrikan)
…………………………………………………………………………………………………………………………
21. Kapan bapak/ibu beli ? (khusus usaha pabrikan)
…………………………………………………………………………………………………………………………
22. Kalau boleh saya tahu berapa pengeluaran operasional usaha ini tiap bulannya ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
23. Apa saja bisanya kendala yang bapak hadapi selama menjalankan usaha tersebut ?
…………………………………………………………………………………………………………………………

20
LAMPIRAN KERJA
INTRUKSI 2

Analisis Rekening
24. Maaf pak, saya lihat direkening Koran Bapak/Ibu ada keterlambatan pembayaran angsuran, kalo boleh tahu
penyebabnya apa ya pak/bu (jika debitur ada telat bayar)
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
25. Pada bulan ….. ada … kali tolakan/keterlambatan pembayaran , apa sekarang sudah Bapak/Ibu selesaiakan?
takutnya kalo tidak diselesaikan dalam jangka waktu 7 hari, Bapak/Ibu bisa tersekan SP dari BI, kasian kan Pak/bu
nama baiknya
…………………………………………………………………………………………………………………………
26. Saya juga lihat di bulan …… ada setoran / tarikan nominalnya yang cukup besar, kalau boleh tahu transaksi
tersebut, transaksi apa ya pak/bu ?
…………………………………………………………………………………………………………………………

Jaminan
27. Maaf pak/bu kalao boleh saya tahu, kenapa yang Bapak/Ibu jaminkan tanah kosong ? boleh gak saya minta
toko / rumah tinggal bapak yang digunakan sebagai jaminan ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
28. Menurut Bapak/Ibu berapa nilai property Bapak/Ibu tersebut sekarang ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
29. Boleh tahu Bapak/Ibu dulu beli sudah berupa SHM ya ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
30. Maaf, jaminan yang rencananya Bapak/Ibu agunkan dalam keadaan tusuk sate/persis disamping
kuburan/dibawah SUTET. Secara prosedur Bank kami, jaminan tersebut tidak bisa dipakai sebagai jaminan,
apakah bapak bisa bantu kami untuk jaminan pengganti ?
…………………………………………………………………………………………………………………………
31. Diluar jaminan secara analisa awal bisnis Bapak/Ibu sangat bagus, saya akan berusaha dengan jaminan yang
Bapak/Ibu berikan ini untuk maju ke pemutus kredit yang lebih tinggi, saya sangat berharap mudah-mudahan
bisa disetujui.
…………………………………………………………………………………………………………………………

Penutup
32. Pak/bu .., saya kira kunjuangan saya sudah cukup, mohon maaf telah mengganggu waktunya ?
33. Saya sangat berterima kasih Bapak/Ibu sudah bersedia menerima saya dan memberikan informasi yang
sangat berharga tentang seputaran bisnisnya, senang sekali dapat belajar banyak dari Bapak/Ibu, sekali lagi
terima kasih pak/bu…..
34. Saya mohon pamit pak/bu ….. semoga kedepan kita bisa bekerja sama, dan saya berharap kedepan bisnis
Bapak/Ibu semakin sukses.
35. Kalau ada yang perlu ditanyakan kembali, saya mohon jangan segan-segan untuk menghubungi kami,
dengan senang hati kami akan berusaha membantu.

21

Anda mungkin juga menyukai