Anda di halaman 1dari 22

Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|187

ISSN (Print) : 1412‐7601


ISSN (Online) : 2654‐8712
Volume 9, No. 2 September 2022 EKONOBIS
http://www.ekonobis.unram.ac.id

AKAD MURABAHAH DAN AKAD MUSYARAKAH


MUTANAQISAH PADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN
RUMAH DI BSI KANTOR CABANG MATARAM
PEJANGGIK 1

Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih.
Universitas Mataram
ARTICLE INFO
Keywords: ABSTRACT : This study aims to determine the comparison of murabahah contracts
Murabahah, Musyarakah and musyarakah mutanaqisah contracts on home ownership financing at BSI
Mutanaqisah Mataram Pejanggik Branch Office 1. The type of research used is descriptive
qualitative. Data collection techniques used are observation, interviews and
documentation on the object of research conducted. It can be concluded that the
comparison of murabahah and musyarakah mutanaqisah contracts can be seen
from the differences, advantages, and disadvantages that exist in each contract.
As well as the comparison of murabahah contracts and musyarakah mutanaqisah
contracts, it can be seen the large number of customers who use murabahah
contracts compared to musyarakah mutanaqisah contracts, because in a
murabahah contract direct home ownership on behalf of the customer is different
from a musyarakah mutanaqisah contract which is joint ownership between the
customer and the bank, the customer will have the right full ownership of the
house when paying the bank portion and rental fees in accordance with the
agreed term.
Kata Kunci: ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan akad murabahah
Murabahah, Musyarakah dan akad musyarakah mutanaqisah pada pembiayaan kepemilikan rumah di BSI Kantor
Mutanaqisah Cabang Mataram Pejanggik 1. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang
bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi pada objek penelitian yang dilakukan. Dapat disimpulkan
perbandingan akad murabahah dan musyarakah mutanaqisah dapat diketahui dari
perbedaan, kelebihan, serta kekurangan yang ada didalam setiap akad. Serta
perbandingan akad murabahah dan akad musyarakah mutanaqisah dapat diketahui
banyaknya jumlah nasabah yang menggunakan akad murabahah dibandingkan akad
musyarakah mutanaqisah, dikarenakan pada akad murabahah kepemilikan rumah
langsung atas nama nasabah berbeda dengan akad musyarakah mutanaqisah yang
kepemilikan bersama antara nasabah dan pihak bank, nasabah akan memiliki hak
kepemilikan seutuhnya pada rumah ketika membayar porsi bank dan biaya sewa sesuai
dengan jangka waktu yang telah disepakati.
Corresponding Author : Nur Aeda, M.E.
Alamat : Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Jln. Majapahit No.
62 Mataram.
e‐mail: nur.aeda@uinmataram.ic.id

2022, EKONOBIS All right reserved


|188 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

PENDAHULUAN
Latar Belakang kinerjanya dengan bertahap dan dalam
Bank syariah di Indonesia mulai berdiri bentuk penyesuai.
sejak pemerintahan menegaskan UU No. 7 PT. BSI KC Mataram Pejanggik 1
tahun 1992. Bank syraiah di Indonesia merupakan salah satu perbankan syariah
adalah Bank Muamalah Indonesia. yang memiliki tempat yang strategik,
Dengan adanya hukum tersebut bank dimana dapat dijangkau oleh masyarakat,
syariah terus berkembang. Perkembangan serta segala bentuk kegiatannya
bank syariah tersebut disempurnakan berlandaskan pada prinsip syariah. Serta
dalam UU No. 10 tahun 1998. Hingga dalam melakukan pelayanan kepada para
diakhirnya disahkannya UU No. 21 tahun nasabah tidak lupa menggunakan ciri
2008. Dengan adanya penyempurnaan khasnya yaitu dikenal dengan tiga S
tersebut dapat membuktikan perbankan (Salam, Sapa dan Senyum). PT. BSI KC
syariah semakin berkembang. Mataram Pejanggik 1, merupakan salah
Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 satu perbankan yang menawarkan produk
menyatakan bahwa perbankan syariah yang sama dengan perbankan syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut lainnya, yang dimana salah satu
tentang bank syariah dan unit usaha produknya yaitu produk pembiayaan
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan kepemilikan rumah yang menggunakan
usaha, serta cara dan proses dalam akad murabahah dan akad musyarakah
melaksanakan kegiatan usahanya. mutanaqisah.
Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan Perbandingan merupakan suatu cara
penggabungan dari ketiga perbankan untuk menunjukkan kesamaan‐kesamaan
syariah yang ada di Indonesia diantaranya dan perbedaan antara dua obyek atau
BNI Syariah, BRI Syariah dan Mandiri lebih terhadap suatu permasalahan yang
Syariah, secara resmi mulai efektif berlaku diteliti. Kata akad yaitu mengacu pada
pada senin tanggal 01 bulan Februari terjadinya dua perjanjian atau lebih yaitu
tahun 2021, yang dimana segala bentuk bila seseorang mengadakan janji tersebut
kinerja dari ketiga perbankan syariah yang sehingga ada sua orang yang terikat pada,
di gabungkan menjadi Bank Syariah perjanjian tersebut. Akad secara
Indonesia tersebut melakukan bentuk konseptual adalah hubungan atau
keterikatan antara ijab dan kabul dalam
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|189

perjanjian yang dibenarkan secara syariat dengan pendapatan rata‐rata. Karena itu,
yang berpengaruh kepada objek akad. usaha untuk mendapatkan rumah saat ini
Pembiayaan adalah penyediaan uang yang tidak hanya dengan uang tunai, tetapi
didasarkan pada persetujuan atau juga dengan kegiatan pembiayaan. Dalam
kesepakatan antara pihak bank dengan hal ini bank syariah melihat tingkat
pihak lain yang pengembaliannya sesuai kebutuhan rumah tersebut menjadi
dengan jangka waktu dan hasil yang telah sebuah peluang untuk menciptakan
disepakati sebelumnya sesuai syariah pembiayaan kepemilikan rumah (KPR)
islam. Pembiayaan disini dilakukan yang inovasi dan kompetitif.
dengan akad murabahah yang didalam BSI Griya Hasanah adalah fasilitas
perbankan didefinisikan sebagai jasa pembiayaan konsumtif yang diberikan
pembiayaan dengan mengambil bentuk kepada anggota masyarakat untuk
transaksi jual beli barang antara bank dan membeli, membangun, merenovasi
nasabah dengan cara pembayaran rumah (termaksud ruko, rusun, rukan,
angsuran. Bank membiayai pembeli apertemen dan sejenisnya), dan membeli
barang yang dibutuhkan nasabah dengan tanah kavling serta rumah ident, yang
membeli barang tersebut dari pemasok, besarnya disesuaikan dengan kebutuhan
kemudian menjualnya kepada nasabah pembiayaan dan kemampuan membayar
dengan menambahkan margin kembali masing‐masing calon nasabah.
keuntungan yang telah disepakati. BSI Griya iB Hasanah dalam akadnya
Perumahan dan pemukiman adalah menggunakan akad murabahah (jual beli)
sebuah permasalah yang terus meningkat yang merupakan akad jual beli barang
dengan seiring bertambahnya jumlah dengan menyatakan perolehan dan
penduduk, dinamika kependudukan, serta keuntungan (margin) yang disepakati oleh
tuntutan sosial ekonomi yang makin penjual dan pembeli. Akad ini merupakan
bertambah. Sehingga salah satu keinginan kepastian pembiayaan baik dari segi
rumah adalah keinginan masyarakat. jumlah maupun waktu, cash flownya bisa
Dalam usaha untuk memiliki rumah saat diprediksi dengan relatif pasti, karena
ini bukan hal yang mudah. Dikarenakan sudah disepakati oleh kedua belah pihak
jumlah lahan yang semakin terbatas yang bertransaksi di awal akad . Dan BSI
membuat harga rumah mahal, menjadi Griya Musyarakah Mutanaqisah iB
tidak mungkin terjangkau oleh masyarakat Hasanah dalam akad musyarakah
|190 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

mutanaqisah (kerja sama ) adalah kepemilikan rumah (KPR). Penelitian ini


pembiayaan konsumtif yang diberikan menggunakan metode mixed methods
kepada anggota masyarakat untuk research design, Teknik pengumpulan
membeli properti atau rumah tinggal data yang digunakan yaitu, wawancara,
dengan menggunakan konsep kongsi dokumentasi, studi kepustakaan dan
kepemilikan rumah antara Nasabah dan analisis data yang digunakan adalah
Bank yang secara bersama‐sama Analiytic Hierarcy Process (AHP). Adapun
menyerahkan modalnya untuk membeli hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
proporti tersebut dengan akad pembiayaan KPR dengan akad murabahah
musyarakah mutanaqisah yang dapat dijadikan alterntif pilihan yang
selanjutnya nasabah sepakat untuk cukup baik dibandingkan dengan akad
menyewah manfaat atas property musyarakah mutanaqisah dengan bobot
tersebut dengan menggunakan akad nilai 0,641 dan Incansistencry 0,07. Dalam
Ijarah. hal ini dapat diartikan bahwa akad
Berdasarkan uraian tersebut peneliti murabahah dinilai lebih cocok dalam
tertarik untuk mengambil judul. Akad pembiayaan KPR.
Murabahah Dan Akad Musyarakah Kerangka Teori
Mutanaqisah Pada Pembiayaan Tinjauan Umum Akad Murabahah
Kepemilikan Rumah di BSI Kantor Cabang Kata murabahah berasal dari kata ribbun
Mataram Pejanggik 1. yang artinya mengguntungkan.
KAJIAN PUSTAKA Murabahah adalah jual beli barang
Telaah Pustaka dengan tambahan harga atau cost plus
Analisis Perbandingan Akad Murabahah atas dasar harga pembelian yang pertama
dan Akad Musyarakah Mutanaqisah secara jujur. Sayid Sabiq, mengartikan
Terhadap Pembiayaan Kepemilikan murabahah sebagai penjualan dengan
Rumah (KPR) Dengan Metode AHP (Studi harga pembelian barang berikut
Pada Bank Negara Indonesia Syariah keuntungan yang diketahui. Sementara
Kantor Cabang Buah Batu). Dalam Hasbi As‐Shiddiq menganggap murabahah
penelitian tersebut memfokuskan untuk adalah menjual barang dengan
mengetahui perbandingan akad keuntungan (laba) tertentu. Sedangkan
murabahah dan akad musyarakah menurut Al‐Jundiy, jual beli murabahah
mutanaqisah pada pembiayaan adalah pembelian oleh satu pihak untuk
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|191

kemudian dijual kepada pihak lain yang “Nabi bersabda, ada tiga hal yang
mengajukan permohonan pembelian mengandung berkah: jual beli secara
terhadap suatu barang dengan tunai, muqaradhah (muqaradhah), dan
keuntungan atau tambahan harga yang mencampur gandum dengan jerawat
transparansi. untuk keperluan rumah tangga, bukan
Berdasarkan pengertian tersebut, maka untuk dijual.” (HR. Ibnu majah dan
dapat dirumuskan bahwa murabahah Shuhaib).
adalah akad jual beli barang dengan Rukun dan Syarat Murabahah
menyatakan perolehan dan keuntungan Rukun adalah sesuatu yang wajib ada
(margin) yang disepakati oleh penjual dan dalam suatu transaksi, misalnya ada
pembeli. Akad ini merupakan salah satu penjual dan pembeli. Tanpa adanya
bentuk natural certaintycontract, yakni penjual dan pembeli, maka jual beli tidak
memberikan kepastian pembiayaan baik akan ada. Para ekonomi‐ekonomi Islam
dari segi jumlah maupun waktu, cast dan ahli‐ ahli fiqh, menganggap
flownya bisa diprediksi dengan relatif murabahahsebagai bagian dalam jual beli,
pasti, karena sudah disepakati oleh kedua maka secara umum kaidah yang
belah pihak yang bertransaksi di awal digunakan adalah rukun jual beli. Adapun
akad. rukun jual beli ada tiga, yaitu akad (ijab
Landasan Hukum Akad Murabahah qabul), al‐aqidain (orang‐orang yang
Ayat‐ayat Al‐Qur’an yang secara umum berakad: penjual dan pembeli) dan
membolehkan jual beli, salah satunya ma’qud’alaih (obyek akad).
adalah firman Allah SWT dalam surah Al‐ Syarat adalah sesuatu yang
Baqarah ayat 275: keberadaannya untuk melengkapi rukun.
َ َ ُ ‫َوأ َﺣ ﱠﻞ‬
‫ﷲ اﻟ َﺒ ْﻴ َﻊ َوﺣ ﱠﺮ َم اﻟ ﱢ ﺎ‬ Contohnya, pelaku transaksi haruslah
“Dan Allah menghalalkan jual beli dan orang yang cakap hukum. Menurut
mengharamkan riba” (QS. Al‐Baqarah mazhaf Hanafi, bila rukun sudah terpenuhi
ayat 275). tapi syarat tidak terpenuhi, maka rukun
Hadist Nabi: menjadi tidak lengkap sehingga transaksi
ُ ٌ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫ﱠ ﱠ‬
:‫ ﺛ ﺛ ِﻔ ْﻴ ِﻬ َﻦ اﻟ َ َ ﺔ‬:‫ﺎل‬ ‫ﷲ ﻋﻠ ِﻪ وﺳﻠﻢ ﻗ‬ ‫أن اﻟﻨ ِ ﱠ َﺻ‬ tersebut menjadi rusak.
َ
،‫اﻟﺒ ْﻴ ُﻊ ِإ أﺟ ٍﻞ‬
َ Adapun beberapa syarat jual beli antara
َ ‫ﱠ‬ ُ َ ُ َ َ ُ َ
‫ َوﺧﻠﻂ اﻟ ُ ﱢ ِ ﺎﻟﺸ ِﻌ ْ ِﻟﻠ َﺒ ْ ِﺖ ِﻟﻠ َﺒ ْﻴﻊ )رواە‬،‫اﻟﻤﻘ َﺎرﺿﺔ‬ ‫و‬ lain:
(‫اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻋﻨﺼﻬ ﺐ‬.
|192 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

1) Penjual harus memberi tahu biaya pihak memberikan kontribusi dana atau
modal kepada nasabah amal dengan kesepakatan bahwa
2) Kontrak pertama harus sah sesuai keuntungan dan risiko akan ditanggung
dengan rukun yang ditetapkan bersama sesuai dengan kesepakatan.
3) Kontrak harus bebas dari riba Istilah lain dari musyarakah adalah
4) Penjual harus menjelaskan kepada syarikah atau syirkah. Sedangkan akad
pembeli bila terjadi cacat atas barang musyarakah merupakan transaksi
sesudah pembeli penanaman dana dari dua atau lebih
5) Penjual harus menyampaikan semua pemilik dana atau barang untuk
hal yang berkaitan dengan pembelian. menjalankan usaha tertentu sesuai
Bentuk‐bentuk Akad Murabahah syariah dengan pembagian hasil usaha
1) Murabahah sederhana antara kedua bela pihak berdasarkan
Murabahah sederhana adalah bentuk nisbah yang disepakati, sedangkan
akad murabahah ketika penjual kerugian berdasarkan proporsi modal
memasarkan barangnya kepada pembeli masing‐masing. Sedangkan mutanaqisah
dengan harga sesuai harga perolehan berarti penyusustan modal milik bank
ditambah margin keuntungan yang karena dibayar oleh nasabah dengan cara
diinginkan. diangsur.
2) Murabahah kepada pemesan Musyarakah Mutanaqisah merupakan
Bentuk murabahah ini melibatkan tiga musyarakah atau syirkah yang
pihak, yaitu pemesan, pembeli dan kepemilikan asset (barang) atau modal
penjual. Bentuk murabahah ini juga salah satu pihak (syarik) berkurang
melibatkan pembeli sebagai perantara disebabkan pembelian secara bertahap
karena keahliannya atau karena oleh pihak lainnya. Musyarakah
kebutuhan pemesan akan pembiayaan. Mutanaqisah juga dapat disebut
Bentuk murabahah inilah yang diterapkan Musyarakah menurun yang artinya
perbankan syariah dalam pembiayaan. musyarakah dengan ketentuan bagian
Tinjauan Umum Akad Musyarakah dana salah satu mitra akan dialihkan
Mutanaqisah secara bertahap kepada mitra lainnya
Musyarakah adalah akad kerja sama sehingga menjadi pemilik penuh usaha
antara dua pihak atau lebih untuk suatu tersebut.
usaha tertentu di mana masing‐masing
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|193

Musyarakah menurun (musyarakah kerja sama anatara dua pihak atau


mutanaqisah) sebagai teknik pembiayaan, lebih untuk kepemilikan suatu barang.
yang merupakan akad jenis baru yang 2) Kepemilikan salah satu pihak terhadap
diusulkan oleh fuqaha kontemporer barang secara bertahap akan
dengan tetap mengingat permasalahan berkurang sedangkan hak kepemilikan
yang dirasakan ketika membahas prinsip pihak lainnya bertambah.
musyarakah dalam perspektif 3) Perpindahan porsi kepemilian kepada
perekonomian yang lebih luas. Hal ini salah satu pihak terjadi melalui
melibatkan konsep musyarakah, yang mekanisme pembayaran.
berarti kepemilikan yang tidak terbagi Landasan Hukum Akad Musyarakah
atas suatu aset oleh rekannya. Semua Mutanaqisah
rekanan pemilik adalah pemilik setiap Al‐Qur’an
‫ﱠ‬ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ‫َ ﱠ‬
bagian properti bersama secara ‫ْﻌﺾ ِإ‬ ‫ْﻌﻀﻬ ْﻢ ﻋ‬ َْ
ِ ‫و ِ ن ﻛ ِﺜ ا ِﻣﻦ اﻟﺨﻠﻄ ِﺎء ﻟﻴ‬
َُ َ
proposional dan seorang rekanan tidak ‫آﻣﻨﻮا‬ ‫اﻟ ِﺬﻳﻦ‬
ُْ َ ٌ ْ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ
dapat menuntut bagian spesifik dari ‫ﺎت وﻗ ِﻠ ﻞ م ﻫﻢ‬ ِ ‫وﻋ ِﻤﻠﻮ اﻟﻀ ِﺎﻟﺤ‬.
properti yang bersangkutan serta “Dan sesungguhnya kebanyakan dari
memberikan bagian lain kepada rekanan orang‐orang yang berserikat itu
lain. Selain itu diperbolehkan pula sebahagian lain, kecuali orang‐orang yang
menyewakan musyarakah ke rekanan beriman dan mengerjakan amal yang
pemilik bersama lain. Musyarakah saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.”
menurun (musyarakah mutanaqisah) [QS. Shad ayat: 24).
dapat dengan mudah digunakan untuk Hadits riwayat Abu Daud dari Abu
tujuan pembiayaan aset tetap oleh bank Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
ْ ‫ َ َ ُ ﱠ‬:ُ ُ َ َ َ َ ‫ﱠ‬
Islami. Aset tersebut diantaranya ‫ْ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ‬ ‫ِإن ﷲ ﺗﻌﺎ ﻘﺔل أﻧﺎ ﺛ ِﺎﻟﺚ اﻟ‬
pembiayaan rumah, pembiayaan
ُ
‫ﺎﺣ َ ﻪ‬ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ‫َ ُﺨ ْﻦ أ َﺣ ُﺪ ُﻫ َﻤﺎ َﺻ‬
ِ ‫ ﻓ ِﺈذا ﺧﺎن أﺣﺪ ﻫﻤﺎ ﺻ‬،،‫ﺎﺣ ﻪ‬ ِ
َْ ْ ُ ْ َ
gedung/bagunan dan pembiayaan aset ‫ ﻋﻦ‬،‫ ﺻﺤﺤﻬﺎﻟﺤﺎ ﻢ‬,‫ﺧ َﺮﺟﺖ ِﻣﻦ ﺑ ِﻨ ِﻬ َﻤﺎ )رواە أﺑﻮداود‬
tetap lainnya. (‫أ ﻫ ﺮة‬.
Dari pengertian‐pengertian diatas dapat “Allah S.W.T berfirman: Aku adalah pihak
disimpulkan bahwa musyarakah ketiga dari dua orang yang bersyarikat
mutanaqisah: selama salah satu pihak tidak
1) Merupakan produk turunan mengkhianati pihak yang lain. Jika salah
musyarakah, dan merupakan bentuk satu pihak telah berkhianat, Aku keluar
|194 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang boleh dipinjamkan, disumbangkan


dishahihkan oleh al‐Hakim, dari Abu atau dihadiakan kepada pihak lain,
Hurairah). kecuali atas dasar kesepakatan.
Rukun dan Syarat Akad Musyarakah b. Kerja yang dimana dalam kerja
Mutanaqisah sama diperbolehkan menerima
Rukun musyarakah menurut jumhur perwakilan. Para pihak yang
ulama adalah: bekerjasama harus mempunyai
1) Shigatal‐aqd, yakni rukun akad yang hak untuk ikut serta dalam hal
terpenting, karena melalui akad inilah memberi dan menerima
diketahui maksud setiap pihak yang perwakilan.
melakukan akad (transaksi). Shigatal‐ c. Keuntungan dan kerugian. Dalam
aqd dinyatakan melalui ijab dan kabul. keuntungan dibagi menurut
2) Palaku akad yaitu pihak‐pihak yang kesepakatan yang ditentukan
melakukan akad harus cakap hukum sebelelumnya dalam akad sesuai
seperti berkomponen dalam dengan proporsi modal yang
memberikan atau diberikan kekuasaan disertakan. Begitula pula dengan
perwakilan. Selain itu juga setiap mitra kerugian yang dialami, senuanya
harus menyediakan dana dan harus sesuai dengan jumlah modal
pekerjaan. Selain itu juga mitra kerja yang diberikan.
boleh mewakilikan kerjanya kepada Jenis‐jenis Akad Musyarakah
mitra yang lain dengan perjanjian yang Musyarakah dibagi menjadi dua jenis
disepakati bersama. diantaranya adalah sebagai berikut:
3) Obyek akad, rukun yang menyangkut 1) Musyarakah Pemilikan yaitu tercipta
tentang obyek akad meliputi modal, karena warisan, wasiat, atau kondisi
kerja, keuntungan dan kerugian lainnya yang mengakibatkan pemilikan
dengan beberapa syarat sebagai satu aset oleh dua orang atau lebih.
berikut: Dalam musyarakah ini, kepemilikan
a. Modal yaitu harta serikat yang dua orang atau lebih berbagai dalam
tidak mesti dari barang yang sama, sebuah aset nyata dan berbagi pula
boleh saja berupa uang dan dari keuntungan yang dihasilkan aset
barang. Modal bersama yang tersebut.
sudah terkumpul tersebut tidak
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|195

2) Musyarakah Akad, tercipta dengan e. Syirkah Al‐Mudharabah adalah


cara kesepakatan di mana dua orang kontrak kerja sama antara dua
atau lebih setuju bahwa tiap orang pihak dimana pihak pertama
dari mereka memberikan modal (shahibul maal) menyediakan
musyarakah. Merekapun sepakat seluruh modal, sedangkan pihak
berbagi keuntungan dankerugian. lainnya menjadi pengelolah.
Musyarakah akad itu sendiri dibagi Keuntungan usaha secara
menjadi lima bagian diantaranya mudharabah dibagi menurut
adalah: kesepakatan yang dituangkan
a. Syirkah al‐inan adalah kontrak dalam kontrak.
antara dua orang atau lebih. Setiap Tinjauan Umum Pembiayaan
pihak memberikan suatu porsi dari Kepemilikan Rumah (KPR)
keseluruhan dana dan Pembiayaan merupakan aktivitas bank
berpartisipasi dalam kerja. syariah dalam menyalurkan dana kepada
b. Syirkah Mufawadhah adalah kepada pihak lain selain bank berdasarkan
kontrak kerja sama antara dua prinsip syariah. Penyaluran dana dalam
orang atau lebih. Setiap pihak bentuk pembiayaan didasarkan pada
memberikan porsi dari kepercayaan yang diberikan oleh pemilik
keseluruhan dana dan dana kepada pengguna dana. Pemilik
berpartisipasi dalam kerja. dana percaya kepada penerima dana,
c. Syirkah A’maal adalah kontrak bahwa dana dalam bentuk pembiayaan
kerja sama dua orang seprofesi yang diberikan pasti akan terbayar.
untuk menerima pekerjaan secara Penerima pembiayaan mendapatkan
bersama dan berbagi keuntungan kepercayaan dari pemberi pembiayaan,
dari pekerjaan itu. sehingga penerima pembiayaan
d. Syirkah Wujuh adalah kontrak berkewajiban untuk mengembalikan
antara dua orang atau lebih yang pembiayaan yang telah diterimanya
memiliki reputasi dan presite baik sesuai dengan jangka waktu yang telah
serta ahli dalam bisnis. Mereka dioerjanjikan dalam akad pembiayaan.
membeli barang secara kredit dari Pembiayaan yang diberikan oleh bank
suatu perusahaan dan menjual syariah berbeda dengan kredit yang
barang tersebut secara tunai. diberikan oleh bank konvesional. Dalam
|196 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

perbankan syariah, return atas KPR iB jual beli (Murabahah) dan KPR iB
pembiayaan tidak dalam bentuk bunga, kepemilikan bertahap (Musyarakah
akan tetapi dalam bentuk lain sesuai Mutanaqisah).
dengan akad‐akad yang disediakan di METODE PENELITIAN
bank syariah. Dalam UU Perbankan No. 10 Dalam Penelitian ini menggunakan
Tahun 1998, kredit adalah penyediaan pendekatan kualitatif yang bersifat
uang atau tagihan yang dapat deskriptif, yang dimana langkah peneliti
dipersamakan dengan itu, berdasarkan harus mendeskripsikan suatu obyek,
persetujuan atau kesepakatan pinjam fenomena, atau setting sosial yang akan
meminjam antara bank dan pihak lain dituangkan dalam tulisan yang bersifat
yang mewajibkan pihak meminjam untuk naratif. Dalam penulisan laporan kualitatif
melunasi utangnya setelah jangka waktu berisi kutipan‐kutipan data (fakta) yang
tertentu dengan pembiayaan bunga. diungkapkan di lapangan untuk
Pembiayaan KPR Syariah adalah memberikan dukungan terhadap apa yang
pembiayaan yang digunakan untuk disajikan dalam laporan.
pembelian rumah secara kredit. KPR Teknik pengumpulan data yang digunakan
syariah memiliki berbagai kelebihan antara lain: observasi, wawancara dan
dibandingkan dengan KPR Konvensional dokumentasi. Dengan Teknik Analisa data
sistem yang digunakan oleh Syariah Islam dengan reduksi data (data reduction),
jauh lebih unggul dan lebih aman, bebas penyajian data (data display) dan
riba serta tidak ada pihak yang dirugikan. penerikan kesimpulan (verification). Dan
Perbedaan pokok antara KPR metode keabsahan data menggunakan
konvensional syariah terletak pada triangulasi sumber, dan metode.
akadnya. Pada bank konvensional, kontrak PEMBAHASAN
KPR didasarkan pada suku bunga tertentu Akad murabahah dan akad musyarakah
yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan mutanaqisah pada pembiayaan
KPR syariah bisa dilakukan dengan kepemilikan rumah di PT. Bank Syariah
beberapa pilihan akad alternatif sesuai Indonesia Kantor Cabang Mataram
dengan kebutuhan nasabah, diantaranya Pejanggik 1
Table 4.1 Perbedaan Akad Murabahah Dan Akad Musyarakah Mutanaqisah Pada
Pembiayaan Kepemilikan Rumah
Aspek Perbandingan Murabahah Musyarakah Mutanaqisah
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|197

Hubungan Bank dengan Penjual dan pembeli Kemitraan (kepemilikan


Nasabah Bersama atas rumah)
Karakteristik Perjanjian Akad Hanya menggunakan satu Menggunakan tiga akad
akad yaitu jual beli (ba’i) yaitu musyarakah
(kemitraan), jual beli (ba’i)
dan sewa (ijarah)
Angsuran Angsuran murabahah Angsuran musyarakah
bersifat tetap sepanjang mutanaqisah direview 2
kontrak tahun sekali pada harga
sewa
Nilai Rumah Harga Beli + margin Sesuai dengan harga beli
Pelunasan lebih awal Sisa angsuran dari harga beli Sisa angsuran dari harga beli
+ margin dan sewa pada saat
pelunasan
Diskon pelunasan lebih awal Ada, sesuai kebijakan Bank Tidak ada
Keuntungan Bank Ditentukan di awal kontrak Keuntungan didapatkan dari
berdasarkan harga beli harga sewa (ijarah) yang di
rumah secara tunai dan review 2 tahun sekali
biaya perolehan rumah memberikan bagi hasil yang
tidak pasti
Peralihan dan kepemilikan Beralih diawal pelaksanan Beralih penuh kepada
objek pembiayaan kontrak nasabah setelah habis
kontrak
Resiko kerugian Besar Kecil
Table 4.2 Kelebihan Akad Murabahah Dan Akad Musyarakah Mutanaqisah Pada
Pembiayaan Kepemilikan Rumah
Murabahah Musyarakah Mutanaqisah
1. Bagi bank, dapat menentukan margin 1. Ada bagi hasil antara bank dan nasabah
keuntungan di awal perjanjian yaitu dari uang sewa atas porsi
2. Bagi nasabah, angsuran tetap sehingga kepemilikan bank
nasabah tidak memikirkan kenaikan 2. Pembayaran awal untuk Kerjasama
harga pasar kepemilikan lebih murah dibandingkan
3. Bagi bank, tingkat keuntungan pertahun pembiayaan awal murabahah murabahah
umumnya lebih besar. yaitu minimal 10% dari harga transaksi.
4. Bagi nasabah, lebih mudah untuk 3. Kepemilikan rumah milik Bersama
mendapatkan rumah yang diiginkan sehingga bank dan nasabah sama‐sama
dengan cara mengangsur. saling menjaga asset tersebut
4. Bagi nasabah jika ingin melunasi lebih
awal, nasabah hanya membayar sisi porsi
kepemilikan bank ditambah sewa pada
bulan pelunasan saja.
|198 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

Table 4.3 Kekurangan Akad Murabahah Dan Akad Musyarakah Mutanaqisah


Pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah
Murabahah Musyarakah Mutanaqisah
1. Bagi Bank, tidak bisa mengikuti harga 1. Risiko terjadinya pelimpahan atas beban
pasar karena harga ditentukan di awal biaya transaksi dan pembayaran pajak,
kontrak baik pajak atas hak tanggungan atau pajak
2. Bagi Bank, risiko penjualan rumah oleh atas bangunan, serta biaya‐biaya lain yang
nasabah lebih besar karena rumah mungkin dapat menjadi beban atas asset
suudah jadi milik nasabah. tersebut
3. Pembiayaan awal (DP) pada akad 2. Bagi Bank, dapat mengurangi pendapatan
murabahah lebih besar yaitu minimal bank atas margin dari waktu ke waktu
20% dari jumlah transaksi akibat pembelian porsi bank oleh nasabah
4. Bagi nasabah, jika nasabah ingin melunasi 3. Bagi nasabah, cicilan atas beban angsuran
lebih awal maka nasabah harus di tahun‐tahun pertama akan terasa
membayar sisa angsuran sesuai kontrak memberiakan bagi nasabah dan menjadi
awal ringan ditahun‐tahun.
5. Bagi nasabah, secara sistematis total
angsuran yang dibayar nasabah lebih
besar jika dibandingkan akad musyarakah
mutanaqisah

Mekanisme Pembiayaan Kepemilikan


Rumah dengan Menggunakan Akad
Murabahah
Gambar 4.1 Skema Akad Murabahah

BANK 2. Negosiasi
Nasabah
1. Akad Murabahah

4. beli rumah sebagai


3. Beli Rumah wakil bank

DEVELOPER

5. Memberikan
RUMAH
6. Bank
Menjual rumah
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|199

Keterangan Gambar: untuk membeli barang seperti rumah


1. Nasabah dan pihak Bank bernegosiasi dari waktu ke waktu pada tingkat
mengenai pembiayaan dan margin tertentu yang ditambahkan
persyaratan uang harus dipenuhi dari biaya perolehan barang.
2. Nasabah memilih dengan akad Perjanjian ini dapat mendapatkan
murabahah, dan Bank sepakat batas waktu fasilitas pembiayaan ini.
memberikan pembiayaan dengan 2) Ketika barang tertentu seperti bahan
akad murabahah material rumah yang dibutuhkan oleh
3. Bank membelikan rumah yang nasabah, Bank menunjuk nasabah
diinginkan nasabah kepada developer sebagai agennya untuk membeli
dan rumah menjadi milik bank. barang tersebut atas nama Bank dan
4. Bank juga dapat menunjuk nasabah membuat perjanjian wakalah yang
sebagai wakil untuk membeli rumah ditanda tangani oleh kedua belah
atas nama Bank. Dengan perjanjian pihak.
wakalah antara bank dan nasabah 3) Nasabah membeli barang tersebut
5. Developer menyerahkan rumah atas nama Bank dan mengambil alih
kepada bank penguasaan barang sebagai agen
6. Bank menjual rumah kepada nasabah Bank.
dan harga jual bank adalah harga beli 4) Nasabah mengonfirmasikan kepada
ditambah margin keuntungan sesuai Bank bahwa dia telah membeli barang
dengan kesepakatan bersama. tersebut atas nama Bank, dan pada
Prosedur dan Dokumen Akad Murabahah saat yang sama menyampaikan
Prosedur pembiayaan dengan penawaran untuk membeli barang
menggunakan akad murabahah pada tersebut dari bank.
umumnya yang dilakukan Bank syariah, 5) Bank menerima penawaran tersebut
yaitu: dan proses jual beli selesai Ketika
1) Nasabah dan Bank menandatangani kepemilikan dan risiko barang telah
perjanjian umum ketika Bank berjanji beralih ke tangan nasabah. Namun,
untuk menjual dan nasabah berjanji jika Bank membeli barang langsung
|200 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

dari supplier, maka perjanjian Kantor Cabang Mataram Pejanggik 1


keagenan (wakalah) tidak diperlukan. antara lain:
Dalam hal ini tahap kedua tidak 1. Risiko Pasar. Pembiayaan kemilikan
diperlukan dan pada tahap ketiga, rumah dengan menggunakan akad
Bank akan membeli barang langsung murabahah merupakan suatu kegiatan
kepada supplier, dan tahan keempat jual beli dimana bank menjual kembali
nasabah menyampaikan penawaran rumah yang telah dibeli bank kepada
untuk membeli barang tersebut. nasabah dengan ditambah margin
Dokumen‐dokumen yang umum keuntungan yang telah disepakati
dibutuhkan dalam pembiayaan dengan diawal. Penetapan keuntungan diawal
menggunakan akad murabahah antara ini merupakan risiko bagi bank, karena
lain: fluktuasi harga rumah bisa saja terjadi,
1. Surat persetujuan prinsip (Offering jika harga pasaran rumah naik setelah
Letter) bank sudah menjual kepada nasabah
2. Akad Jual Beli (Murabahah) maka bank tidak bisa mengubah harga
3. Perjanjian Pengikatan Jaminan jual beli tersebut Ketika akad sudah
4. Surat Permohonan Realisasi disepakati dan ditandatangani. Oleh
Murabahah karena itu, bank dalam menetapkan
5. Tanda Terima Uang/Bukti Pembayaran keuntungan pada pembiayaan
kepada supplier/Developer Tanda kepemilikan rumah dengan akad
Terima barang dari Bank yang murabahah harus memperkirakan
ditandatangani. segala kemungkinan di masa depan
6. Tanda Terima barang dari Bank yang yang dapat terjadi.
ditandatangan oleh Nasabah 2. Risiko Kredit Risiko pembiayaan bisa
Risiko Pembiayaan Kepemilikan Rumah disebabkan karena nasabah tidak bisa
dengan menggunakan Akad Murabahah membayar angsuran bulananya
Semua pembiayaan pastilah tidak jauh disebabkan ketidak mampuan
dari risiko dan suatu akad pada nasabah tersebut, akan tetapi nasabah
pembiayaan juga memiliki risiko akan dikenai denda, dendan tersebut
didalamnya, risiko akad murabahah pada akan dimasukan kedalam zakat bukan
pembiayaan kepemilikan rumah di BSI tambahan dari angsuran tersebut.
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|201

3. Risiko Kepemilikan. Pembiayaan diinginkannya. Dan ada negosiasi harga


kepemilikan rumah dengan akad antara bank dan nasabah karena bank
murabahah dimana rumah yang dibeli menjual rumah tersebut dengan harga
langsung atas nama nasabah dan beli dan ditambah margin keuntungan
kepemilikanpun milik nasabah bank. Keuntungan bagi nasabah tersendiri
sehingga kemungkinan rumah yang adalah rumah tersebut langsung atas
dijadikan objek pembiayaan dijual nama nasabah. Sedangkan risiko bagi
oleh nasabah karena nasabah dapat bank yaitu Ketika harga pasaran rumah
melakukan apapun terhadap asset naik pada saat kontrak telah dibuat maka
miliknya tersebut, termaksud untuk bank tidak bisa menaikan harga. Dan
menjualnya. Jika terjadi demikian resiko lainnya nasabah juga bisa menjual
risiko default semakin besar. rumah tersebut karena rumah sudah atas
Jadi pembiayaan kepemilikan rumah nama nasabah, sehingga resiko default
dengan akad murabahah merupakan semakin besar.
transaksi jual beli kredit yang didalamnya Mekanisme Pembiayaan Kepemilikan
bank membelikan rumah yang dibutuhkan rumah dengan Munggunakan Akad
nasabah atau nasabah menjadi wakil bank Musyarakah Mutanaqisah
untuk membeli rumah yang
Gambar 4.2 Skema Akad Musyarakah Mutanaqisah

(3)

(2) Nasabah
BANK

(5) AKAD MUSYARAKAH


(6) MUTANAQISAH

(1)

DEVELOPE

RUMAH
|202 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

Prosedur dan Dokumen dalam Akad


Musyarakah Mutanaqisah (Musyarakah
menurun)
Menurut Nadratuzzam Hosen prosedur
pembiayaan musyarakah mutanaqisah
untuk pengadaan suatu barang antara
lain:
1) Nasabah mengajukan permohonan
kepada bank untuk menjadi mitra
dalam pembiayaan/pembelian suatu
Keterangan Gambar: barang yang dibutuhkan nasabah
1) Nasabah mencari rumah yang dengan menjelaskan data nasabah,
diinginkan diantaranya berkaitan dengan
2) Nasabah mengajukan pembiayaan pendapatan perbulan nasabah,
kepemilikan rumah dengan akad sumber pengembalian dana untuk
musyarakah mutanaqisah pelunasan kewajiban nasabah, serta
3) Bank dan Nasabah sepakat dengan manfaat dan tingkat kebutuhan
akad musyarakah mutanaqisah, dan nasabah, serta manfaat dan tingkat
masing‐masing saling kebutuhan nasabah atas barang
mengontribusikan dana untuk tersebut. Pengajuan permohonan
pembelian rumah dilengkapi dengan persyaratan
4) Bank dan Nasabah membeli rumah administrasi pengajuan pembiayaan
yang diinginkan nasabah dengan yang berlaku pada masing‐masing
didampingi notaris. bank dan yang telah ditentukan dalam
5) Nasabah setiap bulannya membeli pembiayaan syariah.
secara bertahap (mengangsur) porsi 2) Petugas bank akan menganalisa
kepemilikan Bank. kelayakan nasabah untuk
6) Nasabah juga membayar sewa rumah mendapatkan barang tersebut
setiap bulannya atas porsi kepemilikan kualitatif maupun kuantitatif
bank sesuai kesepakatan bersama. 3) Apabila permohonan nasabah layak
disetujui oleh komite pembiayaan,
maka bank menerbitkan surat
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|203

persetujuan pembiayaan (Offering melanjutkan menyerahkan barang


Letter) yang didalamnya antara lain: tersebut kepada pihak nasabah dengan
a. Spesifikasi harga yang disepakati menerbitkan surat tanda terima barang
b. Harga barang dengan penjelasan spesifikasi barang yang
c. Jumlah dana bank dan dana atas telah disepakati.
nasabah yang disertakan Sedangkan dokumentasi dalam
d. Jangka waktu pelunasan kesepakatan musyarakah menurun
pembiayaan (musyarakah mutanqisah) pada
e. Cara pelunasan (model angsuran) umumnya, seperti digunakan oleh institusi
f. Besarnya angsuran dan biaya sewa finansial islami untuk bisnis pembiayaan
yang dibebankan nasabah. perumahan dengan berbasis kemitraan
4) Apabila nasabah menyetujui berdasarkan kepemilikan.
persyaratan yang dicantumkan dalam a. Penciptaan kepemilikan Bersama
offering letter tersebut, maka pihak melalui kesepakatan musyarakah,
bank dan nasabah dapat menghubungi nasabah dan Institusi Keuangan
distributor/agen untuk ketersediaan Islami (Bank) menjadi sesame
barang tersebut sesuai dengan pemilik dalam property bersama.
spesifikasi. b. Perjanjian penyewaan, kedua
5) Dilakukan akan musyarakah belah pihak menyetujui bahwa
mutanaqisah antara bank dan nasabah bank akan menyewakan bagiannya
yang memuat persyaratan penyetaan yang penuh kepada rekanan
modal (kemitraan), persyaratan sewa nasabahnya untuk suatu uang
menyewa dan sekaligus pengikatan sewa yang akan diatur di bawah
jaminan berupa barang yang peraturan ijarah. Perjanjian ini
diperjualbelikan tersebut serta ditandatangani setelah perjanjian
jaminan tambahan lainnya. musyarakah. Perjanjian ini
Penyerahan barang dilakukan oleh mengandung perincian mengeani
distributor/agen kepada bank dan uang sewa, formula perhitungan,
nasabah, setelah bank dan nasabah dan jadwal untuk periode
melunasi harga pembelian barang kepada penyewaan.
distributor/agen. Setelah barang diterima c. Melakukan pembelian unit dari
bank dan nasabah, pihak bank akan dari bagian bank dalam properti
|204 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

Bersama. Hal ini merupakan janji adalah nasabah mengangsur bagian


sepihak yang hanya mengikat kepemilikan bank setiap bulannya. Hal
pembuat janji ini. ini bisa saja terjadi wanprestasi dari
Risiko Pembiayaan Kepemilikan Rumah nasabah dimana ia tidak mampu
dengan menggunakan Akad Musyarakah membayar angsuran setiap bulannya,
Mutanaqisah risiko ini berakibat pada gagal kontrak
Pembiayaan Kepemilikan Rumah dengan yang tentu saja akan merugikan pihak
menggunakan Akad Musyarakah bank. Akan tetapi jika nasabah
Mutanaqisah juga memiliki risiko, antara melunasi bagian bank lebih cepat dari
lain: waktu yang ditentukan, maka nasabah
1. Risiko Kepemilikan. Risiko kepemilikan hanya membayar sisa porsi
dalam pembiayaan kepemilikan rumah kepemilikan bank dan membayar uang
dengan menggunakan akad sewa hanya pada saat pelunasan.
musyarakah mutanaqisah terletak Karena risiko tersebut nasabah
pada status kepemilikan atas rumah mendapatkan keuntungan dari harga
tersebut, karena belum terjadi sewa.
pembelian sepenuhnya bagian 3. Risiko Pasar. Pembiayaan kepemilikan
kepemilikan bank, maka status rumah dengan menggunakan akad
kepemilikan masih milik bersama musyarakah mutanaqisah ini
antara bank dengan nasabah. Risiko didalamnya terdapat sewa (ijarah)
baru beralih sepenuhnya kepada atas pemanfaatan bagian kepemilikan
nasabah setelah pembelian bank atas rumah. Harga sewa rumah
keseluruhan bagian pembagian sifatnya fluktuatif sesuai dengan
kepemilikan bank. Peralihan risiko ini situasi dan kondisi pasar. Harga sewa
ditandai dengan pemberian sertifikat tersebut juga akan berdampak pada
rumah kepada nasabah sekaligus juga bagi hasil antara nasabah dan bank.
berakhirnya angsuran nasabah. 4. Risiko Regulasi. Dalam akad
2. Risiko Pembiayaan. Risiko pembiayaan musyarakah mutanaqisah untuk
terjadi apabila dalam proses pembiayaan kepemilikan rumah
pembiayaan kepemilikan rumah terkait dengan peraturan atau regulasi
dengan akad musyarakah yang berlaku. Salah satu regulasi yang
mutanaqisah yang seharusnya terjadi diberlakukan untuk akad musyarakah
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|205

mutanaqisah adalah masalah Dari penjelasan tersebut dapat menarik


pembebanan Pajak Pertambahan Nilai kesimpulan bahwa. Akad murabahah
pada kepemilikan rumah. merupakan transaksi jual beli yang
Jadi pembiayaan kepemilikan rumah didalamnya bank membelikan rumah yang
dengan menggunakan akad musyarakah dibutuhkan nasabah atau nasabah
mutanaqisah merupakan suatu akad kerja menjadi wakil bank untuk membeli rumah
sama bank dan nasabah untuk yang diinginkannya. Sedangkan akad
kepemilikan suatu rumah dengan masing‐ musyarakah mutanaqisah merupakan
masing saling mengontribusikan dana, suatu akad kerja sama bank dan nasabah
sehingga kepemilikan rumah tersebut untuk kepemilikan suatu rumah dengan
menjadi milik bersama, akan tetapi masing‐masing saling mengontribusikan
kepemilikan rumah bisa sepenuhnya jadi dana, sehingga kepemilikan rumah
milik nasabah ketika nasabah melunasi tersebut menjadi milik bersama, akan
porsi kepemilikan bank. tetapi kepemilikan rumah bisa
Dengan begitu akad musyarakah sepenuhnya jadi milik nasabah ketika
mutanaqisah ini memberi kemudahan nasabah melunasi porsi kepemilikan bank.
bagi nasabah dengan mengansur porsi Perbandingan dari kedua akad tersebut
kepemilikan bank dengan ditambah uang dapat diketahui dari perbedaan, kelebihan
sewa atas kepemilikan bank yang dipakai dan kekurangan dari akad murabahah
nasabah. Karena dalam hal ini rumah maupun akad musyarakah mutanaqisah.
tersebut yang memakai hanya nasabah. Selain itu dapat diketahui dari banyaknya
Sehingga resiko yang timbul adalah ketika perbandingan jumlah nasabah yang
pasaran harga sewa naik pada saat di menggunakan akad murabahah lebih
review maka sewa yang dibayarkan banyak dibandingkan akad musyarakah
nasabah naik akan tetapi bagi hasil untuk mutanaqisah. Dikarenakan pada akad
nasabah juga semakin bertambah jika murabahah kepemilikan atas rumah
pada saat itu porsi nasabah lebih banyak langsung beralih atas nama nasabah
dari pada porsi bank. Karena kepemilikan berbeda dengan akad musyraakah
masih milik bersama maka risiko mutaanqisah yang dimana kepemilikan
kepemilikan ditanggung bersama. bersama, yang dimana pihak nasabah
PENUTUP tersebut harus mengebalikan porsi bank
Kesimpulan
|206 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

dan biaya sewa barulah terjadi pengalihan hak secara keseluruhan milik nasabah.

DAFTAR PUSTAKA
Albi Anggiono, Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Suka Bumi: CV Jejak, 2018,
cetakan kesatu.

Abdul Rahman Shaleh. Psikologi Suatu Pengantar: Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada
Media, 2004.

Adiwarman A. Karim. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014.

Asep Hermawan. Penelitian bisnis Paradigma Kuantitatif, Jakarta: PT Gramedia, 2005,


cetakan kesatu.

Agung, Neneng, Mohamad. “Analisis Perbandingan Akad Murabahah dan Akad Musyarakah
Mutanaqisah Terhadap Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Metode
AHP”, Jurnal Ekonomi, Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung, Volume 4 No. 2,
Tahun 2018.

Al‐Hafizh Ibnu Hajar Al‐Asqalani. Bulugh Al Maram Min Adillat Al Ahkam, terj. Abdul Rosyad
Siddiq, Terjemah LengkapBulughul Maram, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,2009.

Ainun Imronah. “Musyarakah Mutanaqisah” Jurnal EkonomiFakultas Ekonomi dan Bisnis


Islam, Syufyan tsauri Majenang Cilacap, Volumen. 4. No. 1, Maret 2018.

Abdul Rahman Ghazaly, dkk. Fiqh Muamalah, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, cetakan
kesatu.

Ascarya. Akad Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

http://www.bsi.co.id/did/personal/bsigriyaihasanah diakses tanggal 21 Maret 2021.

Djaali. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Eko Budiharjo. Kota dan Lingkungan: Pendekatan Baru Masyarakat Berwawasan Ekologi,
Jakarta: Pustaka LPJES,2015.

Firdaus, Fakhry Zamzam. Aplikasi Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Deepublish: 2018, hlm.
103.

Etta Mamamng Sangadji dan Sopiah. Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis, Yogyakarta: Cv
AndiOffset, 2013.

Gorys Keraf. Eksposisi dan Deskripsi: Komposisi Lanjutan II, 1981, hlm. 16.

Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta:
Ekonosia, 2013.
Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …|207

Helaluddin, Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray,
2019, cetakan kesatu.

Hadi Yugo parwanto, Tapowijono, Achmad Husaini. “Analisis Sistem dan prosedur
Pembiayaan GriyaiB Hasanah Dengan Akad Murabahah Dalam Mendukung
pengendalian Intern”, Jurnal Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya malang, Vol.
33 No. 2 april 2016.

http://amp. Kompas .com /money/read/2021/02/01/103000826/ tiga‐bank ‐syariah‐


merger‐ini‐perubahan‐layanan‐nasabah‐di‐masa‐transisi. Pada tanggal 12 Februari
2021.

Ismail. Perbankan Syariah, Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2011, cet. Ke‐1.

Ikhsan Dwitama. Studi Penerapan Akad Musyarakah Mutanaqisah Pada KPR Muamalah iB
Kongsi Bank Muamalah, (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Padjajaran,
2018).

Ibnu Hajar Al‐Asqalani. Bulughul Maram Min’ Adillati Ahkam, terjemahan M. Zaenal Arifin,
Kitab Bulughul Maram Kumpulan hadits Hukum dan Akhlak, Jakarta: Khatulistiwa
Press, 2014.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta: Cetakan Ketiga Tahun 1990.

Kasmir. Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 2014, cet. Ke‐10.

Karmi Handini. Minat Masyarakat Terhadap Kredit pemilikan Rumah Menggunakan Akad
Murabahah Di BRI Syariah KCP Metro Lampung, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Metro, 2019.

Muhammad Harfin Zuhdin. Muqaranah Fiqh Mu’amalah, Mataram: Senabil, 2017, cetakan
kesatu.

Muhammad Syafii Antonio. Bank Islam dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001,
cetakan kesatu.

Maulana Hasanudin dan Jail Mubarok. Perkembangan Akad Musyarakah, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012.

Muhammad Ayub. Understanding Islamic Finance, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2007.

Muhammad Harfin Zuhdin. Muqaranah Fiqh Mu’amalah, Mataram: Senabil, 2017, cetakan
kesatu.

Mardawani. Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar Dan Analisis Data Dalam Perspektif
Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), cetakan kesatu.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: Raja Wali Pers, 2014.
|208 Nur Aeda, Yunia Ulfa Variana, Adhitya Bagus Singandaru, Syafrani Ningsih / Akad Murabahah dan Akad …

Nadratuzzaman Hosen. “Musyarakah Mutanaqisah”. Jurnal Al‐Iqtishad, Fakultas syariah dan


Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, Vol. 1, No. 2, Juli 2019.

Ujang Syahrul Mubarrok. Penenrapan SWOT Balanced Scorecard Pada Perencanaan Strategi
Bisnis, Surabaya: CV. Jakad Publishing, 2018.

Philip Kotler dan Geri Amstrong. Prinsip‐prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2006, cetakan
kesatu.

Panji Anoraga. Manajemen Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Soebardhy, dkk. Kapital Selekta Metodologi Penelitian, Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media,
cetakan kesatu.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: ALFABETA, CV,
2013, cet. Ke‐19.

Syofiah Siregar. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfaberta, 2017.

Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2016, cetakan
kesatu.

Suryani Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang
Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2015, hlm. 109.

Wangsawidjaja. pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Kompas Gramedia Building, 2012.

Anda mungkin juga menyukai