BAB I
PENDAHULUAN
merupakan “dasar dari sekian banyak aktivitas keseharian kita.”1 Melalui akad
seorang lelaki disatukan dengan seorang wanita dalam suatu kehidupan bersama,
dan melalui akad juga berbagai kegiatan bisnis dan usaha kita dapat dijalankan.2
kepentingannya yang tidak dapat dipenuhinya sendiri tanpa bantuan dan jasa
orang lain. Karenanya dapat dibenarkan bila dikatakan bahwa akad merupakan
sarana sosial yang ditemukan oleh peradaban umat manusia untuk mendukung
Kenyataan ini menunjukkan bahwa betapa kehidupan kita tidak lepas dari
apa yang namanya perjanjian (akad), yang memfasilitasi kita dalam memenuhi
peradaban manusia yang pernah muncul pasti memberi perhatian dan pengaturan
1
Henry R. Cheeseman, 2000,Contemporay Busines Law, cet. Ke‐3 (New jersey: Prentice Hall,),
hlm.187.
2
Syamsul Anwar, 2007,Hukum Perjanjian Syariah,Rajawali Pers, Jakarta
3
Pound, 1982,Pengantar Filsafat Hukum, alih bahasa Mohamad Radjab Bhratara Karya Aksara ,
hlm. 144.
2
abad ke abad sehingga membentuk apa yang kini disebut hukum perjanjian
syariah.4
syariah Islam. Di satu sisi bank syariah adalah lembaga keuangan yang
berbagai produknya. Secara umum bank syariah dapat didefinisikan sebagai bank
dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya,
produk bank konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar, dan masysir.5
Muamalat sendiri Istilah KPRS adalah Kongsi Pemilikan Rumah Syariah dimana
Istilah Kongsi sama dengan Kerjasama, tujuannya adalah agar Bank Muamalat
rumah ini maka nasabah akan serasa dipermudah memiliki rumah sendiri
4
Syamsul Anwar, Op cit,
5
Ascarya , 2006,Akad & Produk Bank Syariah, Rajawali Pers, Jakarta hal.8
3
Pada kondisi perekonomian Indonesia saat ini dimana tingkat suku bunga
Bank Indonesia perlahan mulai merangkak naik dan tingkat suku bunga KPR
Konvensional pun ikut naik dan tidak ada seorangpun yang bisa memperkirakan
sampai kapan tingkat suku bunga itu akan berhenti mengalami kenaikan karena
memang sifat dari tingkat suku bunga itu sendiri memang sulit diprediksikan.
Oleh karena itu KPR syariah menjadi alternatif bagi anggota masyarakat yang
ingin memiliki rumah melalui KPRS yang bebas dari fluktuasi bunga.
Bank syariah sama sekali tidak memungut bunga pada KPR syariah, akan
tetapi memungut margin (selisih harga beli dengan harga jual) apabila KPR
syariah tersebut memakai cara murabahah (jual beli) atau memungut harga sewa
produk favorit di beberapa bank syariah. Sedangkan KPR Syariah dengan model
perbankan syariah.
antara pihak nasabah dengan pihak bank syariah. Dimana pihak nasabah
4
memohon kepada pihak bank untuk membelikan rumah yang diinginkan. Setelah
negoisasi selesai dan berujung pada kata mufakat antara nasabah dan bank
syariah, maka pihak bank syariah melakukan pembelian rumah secara tunai
kepada developer.
dipengaruhi oleh fluktuasi(naik turun) harga, karena cicilan dibayarkan secara flat
. Dalam hal ini, bank syariah dan pihak nasabah sama-sama merasakan adanya
margin KPR Syariah, sedangkan nasabah tidak direpotkan oleh cicilan yang
bersifat floating (mengembang), Risiko floating suku bunga yang biasa dialami
oleh nasabah KPR konvensional tidak akan terjadi dalam pembiayaan murabahah
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau aset.
Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak,
kepemilikan ini melalui mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan yang lain.
Bentuk kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada
pihak lain.
5
Disini penulis lebih memfokuskan pada akad yang digunakan oleh bank
KPR santer diberitakan bahkan sempat menjadi produk yang paling banyak
diminati dari pada yang lainnya. Terbukti dengan banyaknya perumahan saat ini
mengenai akad perjanjian Kongsi Pemilikan Rumah syariah diatas maka penulis
MALANG)”
B. Pemasalahan
sebagai berikut:
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat Penelitian
Malang
a. Bagi penulis
E. Metode Penelitian
6
Bambang Sunggono,1997,Metodologi Penelitian Hukum,Rajawali Pers,Jakarta, hlm.68.
8
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Wawancara
7
Bisri Hasan, 2003,Metode Wawancara,Jakarta, hal 42
9
b. Dokumentasi
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Cabang Malang
11