Anda di halaman 1dari 14

Nama : Putri Camila Shofiy

NIM : 01011382126219

A. Teori

1. Jelaskan Musharakah, Mudharobah dan murabaha


A. Musyarakah
Musyarakah dalah akad kerja sama diantara para pemilik modal yang mencampurkan
modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan, bagi hasil atas usaha tersebut
diberikan sesuai dana yang diperoleh atau kesepakatan bersama. Adapun landasan
hukum syariah dari pembiayaan musyarakah, seperti yang tertera dalam Al-Qur’an dan
Al-hadist, yatu QS. Shaad:24, dan Hadis
B. Mudharabah
Mudharabah adalah kerjasama antara seorang patner yang memberikan uang kepada
patner lain untuk diinvestasikan ke perusahaan komersial. Pihak bank (sahibul maal)
berkewajiban memberikan dana 100% kepada nasabah (mudharib) dan mudharib
hanya mengelolah usaha yang sudah ditentukan oleh pihak bank (sahibul maal).
Adapun landasan hukum syariah dari pembiayaan mudharabah, seperti yang tertera
dalam Al-Qur’an dan Al-hadits, yatu Q.S Al-Baqarah : 198.
C. Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan
harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli
dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu.
Perbendaan antara harga jual dengan harga beli barang disebut dengan margin
keutungan. Adapun landasan hukum syariah dari pembiayaan murabahah, seperti yang
tertera dalam Al-Qur’an, yatu QS. Al-Baqarah:275.
2. Pengertian dan contoh dari Manajemen Perbankan Syariah

Manajemen Perbankan Syariah adalah kegiatan mengelola usaha jasa


Perbankan Syariah. Manajemen Perbankan Syariah mengelola tentang manajemen
umum, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia (MSDM),
manajemen operasional, manajemen keuangan dan manajemen risiko dari perbankan
syariah.

3. Perbedaan Perbankan Syariah dan Perbankan konvensional


A. Tujuan Pendirian
Latar belakang dan tujuan didirikan menjadi perbedaan bank syariah dan bank
konvensional pertama. Bank konvensional memiliki orientasi keuntungan dengan
bebas nilai atau menganut prinsip yang dimiliki oleh masyarakat umum. Berbeda
dengan bank syariah, tujuan pendiriannya tidak hanya berorientasi pada profit saja,
namun penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas keuangan perbankan
dilakukan tidak hanya melihat efek dunia saja, tetapi juga memperhatikan aspek
akhirat juga.
B. Prinsip Pelaksanaan
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional berikutnya yaitu penerapan
prinsip masing-masing bank. Prinsip pelaksanaan antara bank syariah dan
konvensional jelas berbeda. Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional
dengan acuan peraturan nasional dan internasional berdasarkan hukum berlaku.
Sementara, prinsip bank syariah berdasarkan hukum Islam mengacu dari Al-quran
dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga seluruh aktivitas keuangannya
menganut prinsip Islami.
C. Sistem Operasional
Sistem operasional juga menjadi perbandingan bank syariah dan bank
konvensional. Pada bank konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan
penerapan suku bunga dan perjanjian secara umum berdasarkan aturan nasional.
Akad antara bank dan nasabah bank banyak dilakukan berdasarkan kesepakatan
jumlah suku bunga. Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan bunga dalam
transaksinya. Menurut syariat Islam, bunga masuk dalam kategori riba. Sehingga
sistem operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah.
Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian keuntungan
dan melibatkan kegiatan jual beli.
D. Hubungan Antara Nasabah - Lembaga Perbankan
Peran nasabah dan lembaga perbankan juga mempengaruhi perbedaan bank
syariah dan bank konvensional. Dalam bank konvensional, hubungan antara
nasabah dan lembaga perbankan yaitu debitur dan kreditur. Nasabah bank
konvensional berperan sebagai kreditur, sementara perbankan berperan sebagai
debitur. Berbeda dengan bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi
menjadi 4 jenis, meliputi penjual-pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa. Dalam
penggunaan akad murabahah, istishna, dan salam, pihak bank berperan sebagai
penjual dan nasabah sebagai pembeli. Sementara akad musyarakah dan
mudharabah memperlakukan hubungan kemitraan. Akad ijarah memposisikan bank
sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa.
E. Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau
perjanjian formal antara nasabah dan pihak bank. Perbedaan bank syariah dan
bank konvensional ditinjau dari kesepakatan formal yaitu bank konvensional
melakukan perjanjian secara hukum nasional. Berbeda pada bank syariah
melakukan akad dengan memperhatikan hukum Islam juga. Beragam jenis akad
transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan hingga layanan jasa
sosial. Tidak hanya itu, dalam melaksanakan perjanjian, terdapat beberapa rukun
dan syarat sah yang harus ditunaikan untuk mengesahkan akad tersebut.
F. Pengawas Kegiatan
Perbedaan bank syariah dan konvensional juga ditinjau dari pengawas
kegiatannya. Meskipun keduanya sama-sama diatur oleh Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, tetapi pihak yang mengawasinya berbeda.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara
struktur pengawasan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya
dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional, dan dewan komisaris bank.
G. Proses Pengelolaan Dana
Karena bank syariah menerapkan prinsip Islam, maka berpengaruh juga
terhadap kebijakan pengelolaan dana. Sehingga perbedaan bank syariah dan bank
konvensional selanjutnya yaitu proses pengelolaan dana. Pada bank konvensional,
pengelolaan dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis menguntungkan di
bawah naungan Undang-Undang. Sementara, uang nasabah dalam bank syariah
harus dipergunakan sesuai aturan Islam. Bank syariah harus mengelola dana
nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Akibatnya, uang nasabah
tidak boleh diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha bertentangan dengan
nilai Islam, seperti perusahaan rokok, narkoba, dan sebagainya.
H. Sistem Bunga
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling menonjol terlihat dari
penerapan sistem bunga. Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan
dasar dan keuntungan. Sementara, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga,
tetapi imbal hasil atau nisbah. Bagi hasil diperoleh dari pembagian keuntungan
antara bank dan nasabah.
I. Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional.
Pada bank syariah, keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa,
dan kemitraan dengan nasabah. Tetapi bank konvensional mendapatkan
keuntungan dari suku bunga yang dibebankan pada nasabah.
J. Pengelolaan Denda
Perbandingan bank syariah dan bank konvensional adalah pengelolaan denda.
Ketika Anda terlambat melakukan pembayaran dalam bank konvensional, terdapat
denda yang dibebankan kepada nasabah. Bahkan besaran bunga bisa semakin
meningkat, bila nasabah tidak membayar hingga batas waktu ditetapkan.
Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah saat
terlambat atau tidak bisa membayar. Sebagai gantinya, bank akan melakukan
perundingan dan kesepakatan bersama. Meskipun beberapa bank syariah ada
yang menetapkan denda pada kasus tertentu, tetapi uang denda dari nasabah tidak
dinikmati oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai dana sosial.
B. Kasus
1. Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Musyarakah

Tanggal 7 Februari 2021 Bu Tari menandatangi akad pembiayaan usaha Konveksi


dengan Bank Palembang Syariah dengan skema musyarakah sebagai berikut :

1. Nilai proyek : Rp 80.000.000


2. Kontribusi Bank : Rp 40.000.000 Kontribusi bank dilakukan 2 kali pembayaran
tahap pertama tanggal 5 Mei sebesar Rp 20.000.000 dan pembayaran tahap
kedua tanggal 15 Mei sebesar Rp 20.000.000
3. Kontribusi Bu Tari : Rp 25.000.000
4. Nisbah bagi Hasil : Bu Tari 70% dan Bank 30%
5. Periode : 6 Bulan
6. Biaya administrasi : Rp 400.000 ( 1% dari pembiayaan bank)
7. Objek bagi hasil : Laba Bruto (harga jual – harga pembelian)
8. Skema peluasan pokok : Musyarakah permanen

Penjurnalan

A. Saat akad disepakati

Tanggal Uraian Debit Kredit


07/02/2021 Pos lawan komitmen 40.000.000
administratif pembiayaan
Kewajiban 40.000.000

komitmen administratif
pembiayaan
Kas/Rek. Nasabah- Bu 400.000
Tari
Pendapatan 400.000
Administratif
B. Saat penyerahan investasi musyarakah oleh bank kepada nasabah
Tangal 5 Mei Bank memberikan dana tahap pertama sebesar Rp 20.000.000
sebagai pembayaran tahap pertama.

Tanggal Uraian Debit Kredit


05/05/202 Pembiayaan Musyarakah 20.000.000
1
Kas/Rek. Nasabah 20.000.000
Kewajiban komitmen adm. 20.000.000
Pemb.
Musayarakah
Pos lawan komitmen adm. 20.000.000
Pemb.
Musyarakah

Tanggal 15 Mei Bank memberikan dana tahap dua sebesar Rp 20.000.000


Tanggal Uraian Debit Kredit
15/05/202 Investasi Musyarakah 20.000.000
1
Kas/Rek. Nasabah 20.000.000
Kewajiban komitmen adm. 20.000.000
Pemb.
Musayarakah
Pos lawan komitmen adm. 20.000.000
Pemb.
Musyarakah

C. Saat penerimaan bagi hasil bagian bank


Realisasi laba bruto usaha Bu Ningsih selama 2 kali masa panen pada tanggal 16
juni dan 20 Oktober
No Periode Jumlah laba Porsi bank 30% Tanggal pembayaran
bruto bagi hasil
1 Masa I Rp 10.000.000 Rp 3.000.000 16 Juni
2 Masa II Rp 20.000.000 Rp 6.000.000 20 Oktober

Pelaporan bagi hasil yang pembayarannya bersamaan dengan pelaporan bagi


hasil

Tanggal Uraian Debit Kredit


16/06/2021 Kas/Rek. Nasabah 3.000.000
Pendapatan bagi hasil 3.000.000
musyarakah
20/10/2021 Kas/Rek. Nasabah 6.000.000
Pendapatan bagi hasil 6.000.000
musyarakah

D. Saat akad berakhir


1. Misalkan pada tanggal 16 Juni saat jatuh tempo Bu Tari melunasi investasi
musyarakah sebesar Rp 60.000.000 maka jurnal transaksinya adalah :

Tanggal Uraian Debit Kredit


16/10/2021 Kas/Rek Nasabah 60.000.000
Investasi Musyarakah 60.000.000

2. Misalkan Bu Tari tidak mampu melunasi modal musyarakah bank, maka jurnal
pada saat jatuh tempo tersebut adalah :

Tanggal Uraian Debit Kredit


10/10/2021 Piutang investasi musyarakah 60.000.000
jatuh
tempo
Investasi Musyarakah 60.000.000

Kerugian Usaha Musyarakah

A. Kerugian yang disebabkan bukan karena kelalaian pengelola


Misalkan pada bagi hasil I yang di laporkan pada 16 Juni 2021 bahwa Bu Tari
mengalam kerugian senilai Rp 1.000.000 karena mesinnya rusak, sesuai dengan
ketentuan musyarakah, kerugian yang diakui bank adalah sesuai porsi bank.
Perhitungan porsi tanggung jawab bank adalah :
Porsi tanggung jawab bank :Investasi bank/total investasi musyarakah x Rp
2.000.000
: Rp 40.000.000/Rp 80.000.000 x Rp 2.000.000
: Rp 1.000.000

Maka jurnalnya :

Uraian Debit Kredit


Kerugian Musyarakah 1.000.000
Penyisihan kerugian Pemb. 1.000.000
Musyarakah

Jurnal pengembalian investasi :

Uraian Debit Kredit


Kas/Rek nasabah 79.000.000
Penyisihan kerugian pemb. Musyarakah 1.000.000
Investasi musyarakah 80.000.000

B. Kerugian disebabkan karena kelalai pengelola


1. Kerugian disebakan karena kelalaian pengelola dan dipandang masih mampu
melanjutkan usaha. Dalam hal ini tidak ada jurnal karena kelalaian nasabah dan
kerugian ini tidak berpengaruh pada pembayaran modal investasi musyarakah pada
bank syariah
2. Kerugian disebabkan kelalaian pengelola dan dipandang akan bangkrut. Kerugian
yang tejadi pada nasabah yang lalai sangat mungkin menyebakan nasabah tidak
mampu lagi melanjutkan usaha. Bank syariah juga dapat mengikuti kolektaabilitas
(Penggolongan) kulaitas pembiayaan menurut bank indonesia.

Pelunasan Investasi Musyarakah Menurun

Misalkan pada kasus Bu Tari disepakati bahwa pengembalian pokok dilakukan setiap
tanggal

16 di bulan Juni dan 20 di bulan Oktober denga jadwal realisasi pengembalian sebagai
berikut :

No Jadwal Jumlah pokok pembiayaan Tanggal


Pengembalian yang akan di kembalikan pembayaran
1 16 Juni Rp 12.500.000 16 Juni
2 16 Juli Rp 12.500.000 16 Juli
3 16 Agustus Rp 12.500.000 16 Agustus
4 16 September Rp 12.500.000 16 September
Pengembalian pokok per bulan = total pembiayaan / jumlah bulan pelunasan

= Rp 50.000.000/4

= Rp 12.500.000

A. Pembayaran cicilan pokok pembiayaan sesuai jadwal yang disepakati

Tanggal Uraian Debit Kredit


16/06/202 Kas/Rek Nasabah 12.500.000
1
Investasi Musyarakah 12.500.000
10/07/2021 Kas/Rek Nasabah 12.500.000
Investasi Musyarakah 12.500.000

B. Pembayaran cicilan pokok pembiayaan melwati jadwal yang telah di sepakati

Tanggal Uraian Debit Kredit


16/04/202 Piutang musyarakah jatuh Rp 12.500.000
1 tempo
Investasi Musyarakah Rp 12.500.000
12/06/2021 Kas/Rek Nasabah Rp 12.500.000
Investasi Musyarakah Rp 12.500.000
10/07/2021 Piutang musyarakah jatuh Rp 12.500.000
tempo
Investasi Musyarakah Rp 12.500.000
15/07/2021 Piutang musyarakah jatuh Rp 12.500.000
tempo
Investasi Musyarakah Rp 17.500.000

2. Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Mudharabah

Tanggal 1 Januari 2022 Bank Palembang Syariah (BPS) menyetujui pemberian


fasilitas mudharabah Muthalawah PT Nusantara Jaya yang bergerak di bidang biro
perjalanan umroh dan haji dengan kesepakatan sebagai berikut :
1. Plafon : Rp 1.500.000.000
2. Objek bagi hasil : Pendapatan (Gross profit sharing)
3. Nisbah : 60% PT Nusantara Jaya dan 40% BPS
4. Jangka waktu : 5 Bulan (jatuh tempo tanggal 10 Oktober 2022)
5. Biaya administrasi : Rp 15.000.000 (dibayar saat akad di tanda tangani)
6. Pelunasan : Pengembalian pokok di akhir periode
7. Keterangan : Moda dari BPS diberikan secara tunai tanggal 10 Januari
2022 pelaporan dan pembayaran begi hasil oleh nasabah dilakukan setiap
tanggal 10 mulai bulan Febuari.

A. Saat penandatanganan akad mudharabah :


Jurnal pada tanggal 1 Januari atau saat akad mudharabah ditandatangani terdiri
atas jurnal pembukaan rekening administratif komitmen pembiayaan PT Nusantara
Jaya dan jurnal pembebanan administrasi.

Tanggal Rekening Debit Kredit


1/1/22 Pos Lawan komitmen administratif 1.500.000.000
pembiayaan
Kewajiban komitmen 1.500.000.000
administrative pembiayaan
1/1/22 Kas/Rekening nasabahh – PT 1.500.000.000
Nusantara Jaya
Pendapatan adminitrasi 1.500.000.000

B. Penyerahan Pembiayaan Mudharabah


Tanggal 10 Januari 2022. BPS mencairkan pembiayaan sebesar Rp 1.500.000.000
untuk pembiayaan mudharabah

Tanggal Rekening Debit Kredit


10/1/22 Pembiayaan Mudharabah 1.500.000.000
Kas/Rekening nasabah 1.500.000.000
10/1/22 Kewajiban komitmen administratif 1.500.000.000
pembiayaan
Pos lawan komitmen 1.500.000.000
administrative pembiayaan

C. Penerimaan bagi hasil mudharabah


PSAK no. 105 paragraf 22 = “Pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam
praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan
usaha dari pengelola dana dan tidak diperkannakan mengakui pendapatan dari
proyeksi hasil usaha”.
PSAK no.105 paragraf 24 = “Apabila bagian usaha belum dibayar oleh pengelola,
maka bagian tersebut sebagai piutang”.
Realisasi laba bruto PT. Nusantara Jaya selama 5 Bulan yang dilaporkan tanggal
10 tiap bulan.

No Bulan Jumlah Laba Bruto Porsi Bank 40 % Tanggal


(Rp) (Rp) Pembayaran Hasil
1 Januari 22 75.000.000 30.000.000 10 Febuari 2022
2 Febuari 22 100.000.000 40.000.000 10 Maret 2022
3 Maret 22 95.000.000 38.000.000 10 April 2022
4 April 22 120.000.000 48.000.000 20 Mei 2022
5 Mei 22 135.000.000 54.000.000 25 Juni 2022

Transaksi diatas dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu :


1. Penerimaan bagi hasil yang pembayarannnya dilakukan bersamaan dengan
pelaporan bagi hasil (bulan Febuari, Maret, dan April).

Tanggal Rekening Debit Kredit


10/2/2022 Kas/Rek Nasabah 30.000.000
Pendapatan bagi hasil 30.000.000
mudharabah
10/3/2022 Kas/Rek Nasabah 40.000.000
Pendapatan bagi hasil 40.000.000
mudharabah
10/4/2022 Kas/Rek Nasabah 38.000.000
Pendapatan bagi hasil 38.000.000
mudharabah
2. Penerimaan bagi hasil yang waktu pembayarannya berbeda dengan tanggal
pelaporan bagi hasil ( bulan April dan Mei)

Tanggal Rekening Debit Kredit


10/4/2022 Piutang pendapatan bagi hasil 48.000.000
mudharabah
Pendapatan bagi hasil 48.000.000
mudharabah-akrul
20/5/2022 Kas/Rekening Nasabah 48.000.000
Piutang pendapatan bagi hasil 48.000.000
mudharabah
10/5/2022 Piutang pendapatan bagi hasil 54.000.000
mudharabah
Pendapatan bagi hasil 54.000.000
mudharabah - akrul
25/6/2022 Kas/Rekening Nasabah 54.000.000
Piutang pendapatan bagi hasil 54.000.000
mudharabah
D. Saat akad berakhir
A. Kemungkinan 1
Nasabah pembiayaan mampu mengembalikan modal mudharabah.
Misal, pada tanggal 10 Januari 2023, saat jatuh tempo PT. Nusantara Jaya
melunasi pembiayaan mudharabah sebesar 1.500.000.000. Jurnalnya :

Tanggal Rekening Debit Kredit


10/1/2023 Kas/ Rekening nasabah 1.500.000.000
Pembiayaan mudharabah 1.500.000.000

B. Kemungkinan 2
Nasabah pemmbiayaan tidak mampu mengembalikam modal mudharabah. Jika
akad mudharabah berakhir sebelum atau saat jatuh tempo dan belum dibayar oleh
pengelola dan, maka pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang. Missal,
pada tanggal 10 Januari 2022 saat jatuh tempo, PT. Nusantara Jaya tidak mampu
melunasi pembiayaan mudharabah, maka jurnalnya :

Rekening Debit Kredit


Piutang mudharabah jatuh tempo 1.500.000.000
Pembiayaan mudharabah 1.500.000.000

Anda mungkin juga menyukai