Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI TRANSAKSI INVESTASI

MUSYARAKAH
Definisi Musyarakah
IAI dalam PSAK no 106 mendefinisikan
musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dengan kondisi masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana, dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana.
Ketentuan Syar’i Transaksi
Musyarakah
Transaksi Musyarakah ada 2:
• Musyarakah hak milik(syirkatul amlak)
adalah persekutuan dua orang atau lebih
dalam kepemilikan salah satu barang
dengan salah satu sebab kepemilikan
seperti jual beli,hibah atau warisan.
• Musyarakah akad (syirkatul uqud) adalah
akad kerjasama dua orang atau lebih yang
bersekutu dalam modal atau keuntungan.
Berdasarkan perbedaan peran dan tanggungjawab para
mitra yang terlibat, musyarakah akad dapat diklasifikasikan
atas musyarakah ‘inan, musyarakah abdan, musyarakah
wujuh dan musyarakah muwafadhah.

a. Musyarakah ’inan adalah kerjasama antara dua orang


atau lebih dengan modal yang mereka miliki bersama
untuk membuka usaha yang mereka lakukan sendiri,
lalu berbagi keuntungan bersama. Kewenangan mitra
dalam musyarakah ‘inan bersifat terbatas pada
persetujuan mitra yang lain. Praktik musyarakah dalam
dunia perbankan umumnya didasarkan atas konsep
musyarakah ’inan.
b. Musyarakah abdan (syirkah usaha) yaitu kerjasama
antara dua pihak atau lebih dalam usaha yang
dilakukan oleh tubuh (praktik) mereka, seperti
kerjasama sesama dokter di klinik atau sesama tukang
jahit, sesama akuntan/konsultan

c. Musyarakah wujuh adalah kerjasama dua pihak atau


lebih, dengan cara mereka membeli barang dengan
menggunakan nama baik mereka dan kepercayaan
pedagang kepada mereka tanpa keduanya memiliki
modal uang sama sekali, menjualnya dengan pembagian
keuntungan mereka dan pedagang, lalu setelah dijual
bagian keuntungan mereka dibagi bersama.
d. Musyarakah mufawadhah adalah musyarakah dimana
para anggotanya memiliki kesamaan dalam modal,
aktivitas dan hutang piutang, dari mulai berdirinya
musyarakah hingga akhir (jika asas persamaan tidak
terpenuhi kategorinya masuk pada musyarakah inan).
Rukun Transaksi Musyarakah :
a. Dua pihak transaktor
b. Objek Musyarakah (modal dan usaha)
c. Ijab dan kabul yang menunjukkan
persetujuan pihak yang bertransaksi
Pengawasan syariah transaksi
musyarakah :
Pengawasan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia :
a. Meneliti apakah pemberian informasi secara lengkap
telah disampaikan oleh bank kepada nasabah.
b. Menguji apakah perhitungan bagi hasil telah dilakukan
sesuai prinsip syariah.
c. Memastikan adanya persetujuan para pihak dalam
perjanjian investasi musyarakah.
d. Memastikan terpenuhinya rukun dan syarat
musyarakah.
e. Memastikan bahwa biaya operasional telah dibebankan
pada modal bersama musyarakah
f. Memastikan bahwa kegiatan investasi yang dibiayai
tidak termasuk jenis kegiatan usaha yang bertentangan
dengan syariah
Alur Transaksi Musyarakah
Bank syariah 1. Negosiasi Nasabah
(Mitra pasif) dan akad (mitra aktif)
musyarakah

4a. Menerima
laba 2. Pelaksanaan 4b. Menerima
5 . Menerima usaha produktif porsi laba
kembalian modal

3. membagi hasil usaha


- keuntungan sesuai nisbah
- kerugian tanpa kelalaian nasabah
ditanggung sesuai modal
Teknis perhitungan dan penjurnalan
transaksi musyarakah
Contoh :
• Pada tanggal 2 Februari 20XA Bu Nasibah
menandatangani akad pembiayaan usaha penggilingan
padi (membeli padi, menggiling selanjutnya menjual
beras) dengan Bank Murni Syariah (BMS) dengan skema
musyarakah sebagai berikut:

- Nilai Proyek : Rp 80.000.000


- Kontribusi Bank : Rp 60.000.000 (pembayaran tahap
pertama sebesar Rp 35.000.000
dilakukan tanggal 12 Februari,
pembayaran tahap kedua sebesar Rp
25.000.000,- dilakukan tanggal 2
Maret)
- Kontribusi Bu Nasibah : Rp 20.000.000
• Nisbah bagi hasil : Bu Nasibah 75% dan
BMS 25%
• Periode : 6 Bulan
• Biaya administrasi : Rp 600.000 (1% dari
pembiayaan bank)
• Objek bagi hasil : Laba Bruto (selisih harga
jual beras dikurangi harga pembelian padi)
• Skema pelaporan dan pembayaran porsi bank :
Setiap tiga bulan (dua kali masa panen) pada
tanggal 2 Mei dan 2 Agustus 20XA
• Skema pelunasan Pokok : Musyarakah
permanen - dilunasi pada saat akad berakhir
tanggal 2 Agustus 20XA
Penjurnalan transaksi musyarakah
a. Saat akad disepakati
tanggal rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/02/XA Db. Pos lawan komitmen
administratif 60.000.000
pembiayaan
Kr. Kewajiban
60.000.000
komitmen administratif
pembiayaan
Db. Kas/Rek. Nasabah -
600.000
Bu Nasibah
Kr. Pendapatan
600.000
administrasi
b. Saat penyerahan investasi musyarakah
oleh bank kepada nasabah
Dalam kasus Bu Nasibah di atas misalkan
pada tgl 12 Februari Bank mentransfer
sebesar Rp 35.000.000 ke rekening Bu
Nasibah sebagai pembayaran tahap pertama.
Selanjutnya pada tgl 2 Maret, bank syariah
menyerahkan dana tahap kedua sebesar Rp
25.000.000
Jurnalnya adalah :
tanggal rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
12/02/XA Db. Investasi Musyarakah 35.000.000
Kr. Kas/Rek. nasabah 35.000.000
Db. Kewajiban komitmen
35.000.000
administrasi pembiayaan
Kr. Pos lawan komitmen
35.000.000
administratif pembiayaan
02/03/XA Db. Investasi Musyarakah 25.000.000
Kr. Kas/Rek. Nasabah 25.000.000
Db. Kewajiban komitmen
25.000.000
administratif pembiayaan
Kr. Pos lawan komitmen
25.000.000
administratif pembiayaan
c. Saat penerimaan bagi hasil bagian bank
Berikut adalah realisasi laba bruto usaha Bu Nasibah
selama 2 kali masa panen yang dilaporkan pada
tanggal 2 Mei 20XA dan 2 Agustus 20XA :
No Periode Jumlah laba Porsi bank Tanggal
bruto (Rp) 25% (Rp) pembayaran
bagi hasil
1 Masa panen I 14.000.000 3.500.000 2 Mei
2 Masa panen II 16.000.000 4.000.000 12 Agustus

Transaksi di atas dapat diklasifikasikan dalam 2 bentuk :


• Masa panen I, penerimaan bagi hasil yang pembayarannya
dilakukan bersamaan dengan pelaporan bagi hasil
• Masa panen II, penerimaan bagi hasil yang waktu
pembayarannya berbeda dengan tanggal pelaporan bagi hasil.
i. Penerimaan bagi hasil yang pembayarannya dilakukan
bersamaan dengan pelaporan bagi hasil
tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/05/XA Db. Kas/rek. nasabah 3.500.000
Kr. Pendapatan 3.500.000
bagi hasil musyrakah
ii. Penerimaan bagi hasil yang waktu pembayarannya berbeda
dengan tanggal pelaporan bagi hasil
tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/08/XA Db. Tagihan pendapatan 4.000.000
bagi hasil musyarakah
Kr. Pendapatan bagi 4.000.000
hasil musyarakah akrual
02/08/XA Db. Kas/rek. nasabah 4.000.000
Kr. Tagihan pendapatan 4.000.000
bagi hasil musyarakah
d. Saat akad berakhir
i. Nasabah pembiayaan mampu mengembalikan modal
musyarakah bank
Misalkan pada tgl 2 Agustus 20XA, saat jatuh tempo
Bu Nasibah melunasi investasi musyarakah sebesar Rp
60.000.000. Maka jurnal transaksi tersebut adalah:

tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


10/05/XA Db. Kas/rek. nasabah 60.000.000
Kr. Investasi musyrakah 60.000.000
ii. Nasabah pembiayaan tidak mampu mengembalikan
modal musyarakah bank.

Misalkan pada Bu Nasibah tidak mampu melunasi


modal musyarakah bank, maka jurnal pada saat
jatuh tempi tersebut adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Piutang investasi musyarakah 60.000.000
jatuh tempo
Kr. Investasi musyarakah 60.000.000
e. Investasi Transaksi
e. 1. Investasi musyarakah dengan menggunakan aset
non kas

Dalam kasus PT. UHR di atas, misalkan pembayaran


tahap pertama (tgl 12 Februari 20XA) dilakukan dalam
bentuk aset nonkas. Bank syariah menyerahkan
peralatan penggilingan padi untuk menambah kapasitas
produksi Bu Nasibah. Aset nonkas tersebut memiliki
nilai wajar Rp 35.000.000. Berdasarkan pencatatan
bank peralatan milik bank tersebut memiliki aset bank
dengan nilai buku Rp 34.000.000 (harga perolehan Rp
34.500.000 dan akumulasi penyusutan Rp 400.000).
Adapun bentuk jurnalnya adalah :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


02/03/XA Db. Investasi musyarakah 35.000.000
Db. Akumulasi penyusutan 400.000
Kr. Aset nonkas 34.500.000
Kr. Keuntungan tangguhan 900.000
Ket : penyerahan investasi
musyarakah berupa aset non kas
dengan nilai wajar lebih tinggi
dibanding nilai buku
Misalkan pada kasus di atas, dengan lama akad 6 bulan,
dan bank melakukan amortisasi setiap bulan, maka
jurnal amortisasi keuntungan setiap bulan adalah
sebagai berikut :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Keuntungan tangguhan 150.000
Kr. Keuntungan 150.000
Ket: Amortisasi= total keuntungan
tangguhan/jumlah periode amortisasi
Amortisasi = Rp 900.000 / 6
= Rp 150.000
e. 1. 2. Nilai wajar aset nonkas lebih rendah dari nilai
buku

Dalam kasus PT. UHR di atas, misalkan pembayaran


tahap pertama (tgl 12 Februari 20XA) dilakukan dalam
bentuk aset non kas. Bank syariah menyerahkan
peralatan penggilingan padi untuk meningkatkan
kapasitas produksi usaha Bu Nasibah. Aset non kas
tersebut memiliki aset non wajar Rp 33.500.000.
Berdasarkan pencatatan bank peralatan milik bank
tersebut memiliki aset bank dengan nilai buku Rp
34.100.000 (Harga perolehan Rp 34.500.000 dan
akumulasi penyusutan Rp 400.000).
Bentuk jurnalnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/03/XA Db. Investasi musyarakah 33.500.000
Db. Akumulasi penyusutan 400.000
Db. Kerugian 600.000
Kr. Aset non kas 34.500.000
Ket : penyerahan investasi
musyarakah berupa aset non
kas dengan nilai wajar lebih
rendah dibanding nilai buku.
e. 1. 2. Nilai wajar aset nonkas lebih rendah dari nilai
buku
i. Kerugian disebabkan bukan karena kelalaian pengelola
Misalkan pada bagi hasil panen II, dilaporkan pada 2
Agustus 20XA bahwa Bu Nasibah mengalami kerugian
karena terkena bencana alam banjir bandang yang mengenai
gudang penyimpanan berasnya. Sesuai dengan ketentuan
musyarakah, kerugian yang diakui bank adalah sesuai porsi
bank.
Perhitungan porsi tanggungjawab bank adalah:
investasi bank
Porsi tanggungjawab bank = X 1.000.000
Tot. investasi musyarakah
Rp 60.000.000
= X 1.000.000
Rp 80.000.000
= Rp 750.000
Jurnalnya adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Kerugian musyarakah 750.000
Kr. Penyisihan kerugian inves. msyarkah 750.000

Dengan demikian jurnal saat Bu Nasibah mengembalikan


modal musyarakah pada waktu jatuh tempo adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Db. Kas / rek. nasabah 59.250.000
Db. Penyisihan kerugian inves. musyarakah 750.000
Kr. Investasi musyarakah 60.000.000
ii. Kerugian disebabkan karena kelalaian
pengelola
Misalkan pada bagi hasil masa panen kedua,
dilaporkan pada tanggal 2 Agustus 20XA
bahwa Bu Nasibah mengalami kerugian Rp
1Jt. Setelah diteliti kerugian disebabkan
oleh kesalahan Bu Nasibah. Dalam hal ini
tidak ada jurnal karena kelalaian nasabah
dan kerugian ini tidak berpengaruh pada
pembayaran modal investasi musyarakah
pada bank syariah.
e.3. Pelunasan investasi musyarakah secara betahap
Misalkan pada kasus Bu Nasibah di atas di sepakati
bahwa pengembalian pokok dilakukan setiap tanggal 2
mulai bulan April hingga Agustus 20XA (5 bulan)
dengan jadwal dan realisasi pengembalian sebagai
berikut :
no Jadwal Jumlah pokok pembiayaan Tanggal
pengembalian yang dikembaliakn pembayaran
1 2 April 20XA Rp 15.000.000 2 April 20XA
2 2 April 20XA Rp 15.000.000 2 April 20XA
3 2 Juni 20XA Rp 15.000.000 2 Juni 20XA
4 2 Juli 20XA Rp 15.000.000 2 Juli 20XA
5 2 Agustus 20XA Rp 15.000.000 2 Agustus 20XA
Pengembalian pokok/bulan = Ttl pembiayaan/jml. Bln pelunasan
= Rp 60.000.000/5
= Rp 15.000.000
1. Jurnal pembayaran cicilan pokok pembiayaan
sesuai dengan dengan jadwal yang disepakati

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


02/07/XA Db. Kas / rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
Db. Kas / rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
Db. Kas / rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
2. Jurnal pembayaran cicilan pokok pembiayaan
melewati jadwal yang disepakati
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/07/XA Db. Piutang musyarakah jatuh 15.000.000
tempo
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
12/07/XA Db. Kas/rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Piutang musyarakah 15.000.000
jatuh tempo
02/08/XA Db. Piutang musyarakah jatuh 15.000.000
tempo
Kr. Investasi musyarakah 15.000.000
12/08/XA Db. Kas/rek. Nasabah 15.000.000
Kr. Piutang musyarakah 15.000.000
jatuh tempo
Sekian
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai