Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Latar belakang diadakan Studi Kelayakan Bisnis pada usaha produksi susu bubuk
ini adalah untuk mengetahui apakah usaha produksi ini layak atau tidak dijadikan
usaha dengan menguntungkan secara terus menerus, selain itu untuk memudahkan
perencanaan dalam emperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang
dapat mempermudah kamivuntuk melakukan perencanaan. Seperi berapa jumlah
dana yang diperlukan, Kapan usaha tersebut akan Anda jalankan, Di mana lokasi
usaha tersebut akan di dirikan atau dibangun, Siapa yang akan melaksanakannya,
Bagaimana cara menjalankannya, siapa terget pasarnya seperti apa segmentasi
pasarnya, Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh, siapa pesaing utama
bisnis kami dsb.

Alasan kami memilih usaha susu bubuk ini karena kami melihat adanya peluang
yang besar untuk memasuki dan mendominasi supply susu nasional yang selama
ini kebutuhan susu nasional dipenuhi oleh bahan baku susu import. Hal ini
didukung data bps yang menyebutkan bahwa susu import masih mendominasi
pemenuhan kebutuhan susu nasional pertahun di indonesia yaitu sekitar 82% dan
sisanya 18% dipenuhi oleh susu lokal. Berikut tabel data konsumsi dan import susu
nasional. Tabel 1. Jumlah produksi, konsumsi, dan impor susu (ton) di Indonesia
tahun 2012-2016

NO TAHUN PRODUKSI KONSUMSI IMPOR

1 2012 959.732 3.120.000 2.160.268

2 2013 786.871 3.334.162 2. 547.291

3 2014 800.751 3.278.142 2.477.391

4 2015 835.125 3.831.925 2.996.800

5 2016 852.915 4.400.000 3.547.049

Sumber: Neraca Bahan Makanan Kementrian Pertanian 2016 dan Pusdarin 2016
Kemudian juga berdasarkan produksi susu terbesar di 5 provinsi teratas
diindonesia untuk mengetahui sebaran produsen yang membutuhkan pasokan
susu bubuk berikut datanya

Table 2. Produksi susu bubuk teratas di 5 provinsi teratas di Indonesia

Provinsi Tahun (Ton)

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa 554.312 416.419 426.254 472.213 481.399


Timur

Jawa Barat 281.438 255.548 258.999 249.947 256.206

Jawa 105.516 97.579 98.494 95.513 97.214


Tengah

DI 6.019 4.912 5.870 6.187 6.221


Yogyakarta

DKI 5.345 5.439 5.265 5.170 4.769


Jakarta

Sumber : BPS 2016

Berdasarkan tabel tersebut provinsi penghasil susu terbesar berasal dari jawa
timur, pada 2012 sampai 2016 rata-rata prduksi susu bubuk di jawa imur sebesar
55,50% dari produksi nasional, urutan kedua adalah provinsi jawa barat denan
fluktuasi mencapai 30,47 %, kemudian jawa tengah uutan ketiga dengan rata-rata
produksi mencapai 11,67%, sementara provinsi lain hanya berkontribusi sebesar
kurang dari satu persen.
Dengan alasan itu kami melihat peluang untuk merebut pasar yang dikuasai
importir selama ini selain itu pertumbuhan pabrik susu di indonesia sangat cepat
dalam beberapa tahun terakhir. Provinsi Bandung merupaka daerah kedua yang
menjadi sentral produksi susu di Indonesia, selain itu jawa barat juga memiliki
pelaku industri susu yang lengkap mulai dari peternakan, pabrik pakan dan pabrik
pengolahan susu yang relatif maju dan memiliki kapasitas yang cukup tinggi, iklim
nya cocok untuk peternakan sapi perah. Hal inilah yang membuat kami membuka
usaha produksi susu dibandung karena cocok untuk peternakan sapi perah selain
itu banyak nya pabrik-pabrik susu membuat kami mudah dalam mensupply
pabrik-pabrik tersebut serta seluruh hasil produksi susu bubuk kami akan
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik/lokal. Dan hal ini pula
mendasari kami memilih kota Bandung Jawa Barat supaya dekat dengan
distributor kami dan agar saat kami mensupply bahan baku susu kami menghemat
biaya pengiriman atau distribution cost.
1.2 Visi dan Misi
Visi :
Menguasai segmentasi pasar dan target pasar industri susu import
Misi:

1. Menjadi industri penyedia susu dengan bahan baku unggulan dalam


memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Meluaskan daerah distribusi susu bubuk di seluruh indonesia terutama di kota-
kota besar
3. Memperkuat posisi “merek yang disukai”, dipikirkan para pelanggan susu di
seluruh Indonesia.
1.3 GAMBARAN UMUM USAHA
Identitas Perusahaan:

a. Nama Perusahaan : PT. Milkindo Anugerah Alam


b. Nama Brand : Milkindo Milky
c. Lokasi Perusahaan : Jln. Cigaritri Kabupaten Bandung Kota
d. Telepon perusahaan : 089456752001
Identitas Produk

a. Produk : Susu bubuk


b. Bentuk Produk : Dikemas dalam kemasan karton 800 gram.
BAB II
ANALISIS PASAR DAN PERSAINGAN
2.1 Segmentasi Pasar

Dalam menganalisis pasar dan persaingan kami melakukan segmentasi pasar atau
memilah dan mengelompokan sasaran pasar yang ingin dicapai, supaya strategi
pemasaran menjadi lebih terarah dan untuk tercapainya visi dan misi pada usaha
produksi kami dan memberikan kepuasan kepada konsumen, maka kami membagi
pemasaran kami ke berbagai segmentasi yang berdasarkan aspek berikut ini:

a. Aspek Geografis
Tempat pendistribusian produk bahan baku susu kami yaitu merata diseluruh
wilayah Indonesia, tetapi kami lebih banyak mendistribusikannya dipulau jawa
dan sumatera karena disana lebih banyak yang mengkonsumsi susu dan karena
daerah tersebut pertumbuhan pabrik susu semakin meningkat, sehingga kami
lebih banyak mensupply kedaerah tersebut dimana 65% seluruh produk kami
akan didistribusikan disana sementara 35% produksi kami didistribusikan ke
daerah Indonesia timur. Berikut tabel daerah yang paling banyak
mengkonsumsi susu bayi per tahun.

Nama Daerah Jumlah kebutuhan per kg susu


2016 2017 2018
Jakarta 21.000 23.000 24.000
Jawa Timur 18.500 18.550 19.000
Jawa Barat 20.500 21.000 21.450
Jawa Tengah 17.000 17.850 18.210
Sumatera Barat 16.500 16.850 16.900
Sumatera Selatan 17.000 17.330 17.540
Sumatera Utara 18.540 19.000 18.500

b. Aspek demografi
Segmentasi pasar kami berdasarkan aspek demografi yaitu dengan melhat
banyaknya pertumbuhan jumlah bayi setiap tahunnya di pulau jawa dan pulau
sumatera serta jumlah produsen susu yang sudah memnuhi kebutuhan susu
bayi, dengan data tersebut kami bisa mengetahui berapa jumlah produksi susu
yang bisa kami produksi.
Berikut ini tabelnya:
Nama daerah Jumlah bayi usia Jumlah Jumlah
4 bulan-3tahun kebutuha pemenuh
n susu per an susu
kg per kg
2016 2017 2018 2018 2018
Jakarta 21.500 23.100 24.200 464.640 440.000
Jawa Timur 18.700 18.550 19.000 364.800 364.300
Jawa Barat 20.500 21.000 21.550 413.760 413.040
Jawa Tengah 17.000 17.950 18.310 351.552 340.300
Sumatera 16.800 16.950 17.000 326.400 326.000
Utara
Sumatera 17.200 17.340 17.640 338.688 332.000
Barat
Sumatera 18.640 19.300 19.500 374.400 374.000
Selatan
Jumlah 130.340 134.190 137.200 2.634.240 2.589.640

Berdasarkan tabel data, jumlah kebutuhan susu per kg sebesar 2.634.240 dan
produsen yang sudah ada hanya mampu memenuhi sebsar 2.589.640, sehingga
kami bisa memenuhi kebutuhan yang belum dipenuhi produsen lain sebesar
1.053.600 kg, yang nanti nya akan kami produksi dalam setahun.

c. Aspek Psikologi
Kami melihat dari aspek psikologi para orang tua konsumen(bayi), dalam hal
ini kami mendapat informasi bahwa orangtua yang lebih berperan dalam
menentukan jenis susu bayi adalah ibunya, dimana ketika berbelanja produk
susu di tempat retail seperti supermarket, ibu yang memilihkan susu untuk
bayinya, pertama kali dilihat oleh ibu dari produk susu adalah harganya,
mayoritas ibu yang memilih susu untuk bayinya tidak mau memilih susu yang
harganya paling murah karena asumsinya bahwa susu murah, kualitasnya pun
rendah, sehingga ibu memilih susu dengan harga yang tidak murah tetapi juga
tidak terlalu mahal karena anggapannya susu tersebut berkualitas tinggi,
kecuali produk susu itu memang sudah terkenal atau sudah menjadi top brand
dan mampu membeli susu tersebut maka akan dipilihnya, dengan begitu pada
produk susu bayi kami nanti, kami menjual dengan harga yang tidak murah
namun juga tidak teralalu mahal dengan kualitas terbaik.

d. Aspek perilaku
Berdasarkan aspek perilaku pembeli susu bayi, para pembeli akan membeli
produk tersebut di awal bulan dengan jumlah yang banyak, karena perilaku
belanja bulanan sekali untuk sebulan dan waktu pembelian susu tidak sama
dengan waktu susu tersebut dikonsumsi, namun bisa disimpan sesuai
kebutuhan bayi . Maka distribusi kami nantinya akan sudah siap dijual pada
awal bulan, supaya produk kami cepat habis terjual.
2.2 Target Pasar

Menurut data BPS kebutuhan susu nasional dipenuhi oleh bahan baku import
menguasai 82% kebutuhan susu nasional sisanya 18% dipenuhi oleh produsen
dengan bahan baku lokal.

Target Pasar

target dikuasai sisa produksi


Dari diagram tersebut dapat dilihat daerah warna biru menunjukan kebutuhan akan
susu bayi yaitu sebesar 2.634.240kg per tahun. Daerah warna merah menunjukan
jumlah susu bayi yang sudah di produksi oleh produsen lain yaitu sebesar 2.589.640kg.
Sedangkan daerah warna hijau menunjukan sisa jumlah produksi susu bayi yang belum
dipenuhi. Sehingga produksi kami bisa memenuhi daerah tersebut atau memenuhi sisa
kebutuhan susu yang belum dipenuhi sebesar 1.053.600 kg per tahun dan merupakan
acuan kami dalam menentukan kisaran produksi susu yang akan kami produksi dalam
setahun.
2.3 Analisis SWOT
a. Strength

1. Produk kami merupakan produk yang berkualitas, dengan bahan baku susu
yang sesuai Standar Kecukupan Gizi Nasional.
2. Tersedianya SDM yang berkecukupan dan kompeten serta dapat bekerjasama
dalam tim.
3. Menggunakan teknologi modern dan sistem terencana untuk proses produksi.
4. Dari aspek keuangan, cash flow baik serta pendanaan untuk investasi tersedia.
5. Penjualan dapat dilakukan secara online maupun datang langsung
6. Transaksi penerimaan bisa melalui cash maupun via transfer seperti mobile
banking, alfamart, dan juga aplikasi pembayaran keuangan lainnya seperti
dana, ovo dll. Transaksi penerimaan juga bisa dilakukan melalui aplikasi yang
nanti akan kami buat.
b. Weekness
1. Kurangnya inovasi terhadap varian rasa produk susu.
2. Produk kami merupakan produk baru, dimana belum terkenal dari produk
pesaing yang sudah terlebih dahulu memasuki pasar.
3. Harga nya lebih mahal dari produk susu pesaing tetapi kualitas produk kami tinggi

c. Opportunities
1. Produk lebih mudah dipasarkan karena seluruh kegiatan jual beli maupun
promosi bisa diakses secara online.
2. Pertumbuhan angka kelahiran yang terus meningkat di indonesia dan kebutuhan
nutrisi yang bergizi tinggi bagi balita mengingat penurunan kuantitas dan
kualitas pemberian ASI kepada balita akibat kondisi ibu yang kurang gizi.
d. Threats
1. Mulai kesadaran dari ibu muda, bahwa air susu lebih bagus dari susu bubuk.
2. Banyaknya kompetitor produk sejenis, seperti Morinaga, Nutricia, Wyeth.
3. Masyarakat banyak mengkonsumsi produk susu dari leader brand dan top brand
2.3 Positioning
1. Produk
Produk susu bubuk yang susu bubuk yang dijual dan dipasarkan merupakan susu bubuk
yang dikemas dalam kemasan karton dengan ukuran kemasan 800gram dengan tertera
tahapan usia bayi seperti kemasan karton berwarna merah dengan tulisan milkindo gold
formula 1+ yang artinya untuk bayi usia 4 bulan sampai 1 tahun Memiliki fungsi
sebagai asupan nutrisi untuk tumbuh kembang bayi usia
Muat quality packaging sama function.
2. Price
Kebijakan harga apa dibawah diatas atau sama dengan pesaing
Harga pokok dan keuntungan
3. Promotion
Strategi promosi apakah melalui media tv, online media sosial
4. Places

Channel of Dstribution kami yaitu pertama kami mendistribusikan nya ke


produsen lain seperti pabrik-pabrik susu ada di pulai jawa, sumatera dan Sulawesi,
kemudian produsen tersebut mendistribusikan produk kami ke distributor lain
seperti toko susu dan baby shop, kemudian dari sana di distribusikan lagi ke usaha
retail seperti supermarket, alfamart, dan indo grosir lainnya kemudian dari usaha
retail langsung di distribusikan ke konsumen.
2.4 Strategi Harga

Strategi harga yang kami gunakan adalah kami menargetkan pada keluarga yang
memiliki penghasilan 3 juta keatas perbulan, karena produk susu kami per 800
gram seharga 140 ribu. Dimana harga tersebut setara dengan harga produk susu
pesaing yang unggul dengan kualitas yang sama.
Bab III
Analisis Teknologi dan Produksi

3.1 Analisis Teknologi

Susu bubuk berbeda dengan susu cair, susu bubuk berasal dari susu segar yang
dikeringkan dengan kandungan uap air yang rendah, sednagkan susu cair
berasal dari susu segar yang di pasteurisasi yang bertujuan membunuh mikroba
(SNI, 2009)

Produk susu bubuk yang dihasilkan kemudian di beri inovasi rasa melalui
berbagai varian seperti rasa, coklat, vanilla, dan original, produk susu bubuk
dikemas menggunakan kertas karton tersedia dalam kemasan ekonomis 800
gram. Proses pengemasasan nya di kemas dengan packaging yang berstandar.
Tingkat higenis yang tinggi serta ramah lingkungan adapun kemasan dalam
terbuat dari alumunium foil yang dapat menajga susu bubuk dari kerusakan dan
tidak mudah robek atau pecah, kemudian diberi kemasan luar yang terbuat dari
kertas karton yang telah berstandar nasional (SNI) sehingga aman digunakan
untuk kemasan makanan dan minuman.
Teknik tahapan produksi:

Susu bubuk adalah adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu
bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak
perlu di simpan dilemari pendingin karena kandungan uap airnya rendah.
Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak mungkin
kandungan air susu dengan cara pemanasan ( pengeringan). Tahap-tahap
pembuatan susu bubuk adalah perlakuan pendahuluan, pemanasan
pendahuluan, pngeringan dan pengepakan. Pada perlakuan pendahuluan yang
harus dikerjakan adalah penyaringan, separasi dan standarisasi.
Penyaringan bertujuan memisahkan benda-benda asing misalnya debu, pasir,
bulu dan sebgaianya yang terdap pada susu.

Separasi bertujuan memisahkan krim dan susu skim, terutama dikerjakan


apabila ingin membuat bubuk krim atau bubuk skim

Tujuan pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air yang


terkandung oleh susu, sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50 % saja. Alat
yang digunakan untuk pemanasan adalah evaporator.

Standarisasi adalah membuat susu menjadi sama komposisinya. Hasil susu dari
perternak yang berbeda komposisinya dicampur sampai homogen yaitu dengan
cara menagduk ataupun dengan menuang susu dari wadah yang satu ke wadah
yang lainnya.
Tahapan proses produksi susu bubuk:

1. Separation/ Standardization
2. Preheating/pemanasan
3. Evaporation
4. Spraydrying
5. Packaging
3.2 Analisis produksi
Perhitungan perencanaan kapasitas produksi

1. Target produksi = 1.053.600kg pertahun


87.800kg perbulan atau 2.927kg per 11jamkerja; 1 jam kerja menghasilkan
225kg
2. Berat susu per kemasan= 800gram atau 0.8kg
3. Target susu kemasan per kg = 1.317.000 pertahun
109.750 perbulan
4. Target sehari 2.927kg dibagi 2 shift terdiri dari 11 jam jadi masing2 shift
harus mencapai 1.464kgpershift atau utk shift pagi 1.464/5=293 kg perjam
shift sore = 1.464/6 = 244kg
5. Kapasitas mesin pengolah susu bubuk = 75kg per jam target sejam 225kg
sehingga memakai 3 mesin
6. Jam kerja perhari = 13 jam perhari dikurangi 2 jam utk istirahat
7. Hari kerja perbulan = 30 hari
8. Waktu pembagian kerja = shift pagi jam 08.00 s.d 16.00; shift sore jam
16.00 s.d 11.00 dengan waktu istirahat masing2 shift satu jam
9. Jumlah mesin = 3 mesin
10.

Varian jenis produk berdasarkan rasa

1. Coklat
2. Stroberi
3. Keju
4. Original

BAB VI
ANALISIS ORGANISASI DAN MANAJEMEN
4.1 Struktur Organisasi

PEMILIK

MANAGER

SUPERVISOR SUPERVISOR STAF BAGIAN ADMINISTRASI &


PEMASARAN & IT PRODUKSI KEUANGAN SDM

PROMOSI
PENJUALAN REKRUITMEN
BAHAN BAKU STOK KASIR
DISTRIBUSI PURNA KARYAWAN DAN
PRODUKSI PEMBUKUAN
JUAL PENGAWASAN,
PERALATAN AKUNTANSI
DAN TEKNOLOGI REWARD
INFORMATIKA

4.2 Kebutuhan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang akan dipekerjakan sebanyak 40 tenaga kerja yang


terlatih dan handal jumlah tenaga kerja terdiri atau 1 manager, 3 orang
supervisor, 10 orang yang akan menangani proses produksi, bagian keuangan
dan bagian sdm sedangkan untuk bagian pemasaran/ marketing dan IT akan
memperkerjakan 10 orang, kemudian didukung oleh tenaga operator produksi
sebanyak 5 orang, 8 orang tenaga lepas dan security sebanyak 4 orang.
4.3 Balas jasa Tenaga Kerja

Balas jasa atas kinerja yang dilakukan oleh seluruh staff/ karyawan
berupa gaji pokok, asuransi, dan insentif yang proporsional, adapun rincian
gaji pokok yang dikeluarkan sebagai berikut:

1. Manager : Rp.3.500.000
2. Supervisor : Rp. 3.000.000
3. Operator : Rp. 2.800.000
4. Security : Rp. 2.500.000
5. Tenaga Lepas : Rp. 1.800.000

BAB V
ANALISIS RISIKO

Analisis risiko usaha adalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
mengurangi tingkat kerugian suatu perusahaan. Analisis risiko yang dilakukan
yakni dengan mengamati indicator vital dalam proses produksi, indicator yang
diamati meliputi:
1. Kenaikan harga bahan baku
2. Kenaikan upah tenaga kerja
3. Penurunan penjualan
4. Kerusakan alat-alat produksi
Berdasarkan asumsi tersebut langkah-langkah antisipasi dalam mengatasi
kemungkina tersebut adalah:
1. Pembelian stok bahan baku dan bahan penolong
Perusahaan akan membeli stok bahan baku melalui kontrak kerjasama
dengan perusahaan rekanan membuat MoU yang menguntungkan,untuk
menghindari kenaikan harga secra tiba-tiba, kontrak kerjasama pemenuhan
kebutuhan bahan baku selama satu tahun. Khusus bahan baku susu,
perusahaan juga memberlakukan kerjasama yang menguntungkan dengan
peternak
2. Membuat kontrak dengan Tenaga Kerja
Kontrak dengan tenaga kerja dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan
upah tenaga kerja
3. Memperluas distribusi wilayah pemasaran
4. Membuat produk dengan inovasi baru dan promosi pemasarn produk
5. Melakukan maintenance secara berkala
Hal ini sangat oenting dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan-
kerusakan alat produksi. Maintenance dilakukan secara berkala akan
membantu perusahaan dalam mengoptimalkan kinerja alat produksi
sehingga dapat memperpanjang usia produksi.

Anda mungkin juga menyukai