Disusun Oleh:
200110200318
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
DAFTAR ISI
BAB II ................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
2.1.5 Sikap dan Persepsi Masyarakat terhadap Konsumsi Susu Sapi .................... 6
KESIMPULAN................................................................................................................. 11
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang cocok untuk
pengembangan agribisnis sapi perah. Karena terlihat dari jumlah populasi sapi perah
yang menempati urutan ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara itu,
untuk produksi susunya Jawa Barat menempati urutan kedua setelah Jawa Timur.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Tingkat produksi susu segar belum memenuhi konsumsi susu segar di dalam
negeri sehingga sisanya diharuskan untuk diimpor dalam bentuk skim milk powder,
butter milk powder, dan anhydrous milk fat dari berbagai negeri, seperti Selandia Baru,
Australia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Produksi susu segar sapi perah di Kabupaten Bandung sampai tahun 2010
telah memberikan kontribusi sebesar 23,86% terhadap produksi susu tingkat nasional.
Pada tahun 2019, konsumsi susu tercatat sebesar 8,33 kilogram per kapita. Dari
kondisi tersebut, masih banyak peluang bagi peternak sapi perah untuk memproduksi
susu lebih banyak lagi. Peluang pasar pun sangat terbuka lebar, sehingga peternak
diharapkan untuk mengembangkan populasi ternaknya.
Ibu rumah tangga memiliki peranan dalam memutuskan produk pangan yang
akan dibeli termasuk dalam mengonsumsi susu. Tingkat pendidikan merupakan faktor
yang mempengaruhi penyerapan pengetahuan, cara berpikir, cara pandang, dan
persepsi terhadap konsumsi susu. Tingkat pendidikan ibu menjadi modal utama dalam
menunjang perekonomian dan konsumsi susu di rumah tangga.
Susu segar sapi perah perlu ditingkatkan konsumsinya karena susu dapat
mendorong peningkatan pendapatan peternak lokal yang akhirnya berdampak positif
bagi pembangunan pertanian. Selain itu, susu sapi segar mengandung nutrisi yang
hampir sempurna. Kandungan gizi susu dapat mendorong peningkatan kualitas
kesehatan dan kecerdasan. Peningkatan konsumsi susu segar juga dapat mendukung
ketahanan pangan. World Health Organization (WHO) merekomendasikan jumlah
konsumsi susu yaitu 200 kg/kapita/tahun. Pengetahuan konsumen merupakan salah
satu faktor utama rendahnya konsumsi susu segar.
Saat ini Kabupaten Bandung memiliki tujuh peternakan sapi perah dan menjadi
salah satu penyuplai susu segar untuk memenuhi konsumsi susu segar di dalam
negeri. Peternakan sapi perah tersebut bekerja sama dengan pemerintah, KUD dan
KPBS, termasuk juga industri. Sentra pengembangan dan peternakan sapi perah
tersebut yaitu di Kecamatan Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali,
Cilengkrang, Arjasari dan Kecamatan Kertasari.
Koperasi susu merupakan salah satu koperasi yang paling maju di Indonesia.
Hal tersebut karena koperasi susu dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi
terhadap GDP. Pada dasarnya koperasi bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
kepada para anggotanya, namun produksi susu harus meningkat agar tujuan dapat
tercapai. Rata-rata hampir 90% usaha peternakan sapi perah yang terletak di
Kabupaten Bandung dilaksanakan oleh peternakan skala rakyat yang mendapatkan
binaan dalam wadah koperasi susu. Jumlah kelembagaan di Kabupaten Bandung
tercatat 10 buah, yaitu berada di Kecamatan Cilengkrang, Ciwidey, Arjasari,
Pasirjambu, Kertasari dan Pangalengan.
Pendistribusian Susu
2016 2017 2018 2019 2020
Segar
PT. Frisian Flag Indonesia 51,8% 43,9% 45,81% 26,50% 33,15%
PT. Ultra Jaya 36,9% 37% 38,16% 58,50% 52,88%
PT. Indolakto 3,3% 2,9% 2,13% 2,00% 1,57%
Unit Pengolahan 5,9% 13,8% 12,35% 11,10% 10,80%
Home Industri 2,1% 1,5% 12,35% 1,80% 1,60%
PT. Isam - 0,95% 1,55% 0,10% -
Sumber: Laporan RAT KPBS Pangalengan Tahun 2016-2020
Menurut analisis usaha yang telah dilakukan oleh Rusdiana, dkk. (2021), bahwa
diversifikasi usaha sapi perah dan jagung dapat menjamin perkembangan populasi dan
meningkatkan nilai tambah bagi peternak. Maka dari itu, diversifikasi usaha sapi perah
akan memperoleh produksi susu segar yang lebih tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dari makalah yang berjudul “Kajian Sosial Ekonomi Konsumsi Susu
Sapi Perah di Kabupaten Bandung” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pada tahun 2019, konsumsi susu tercatat sebesar 8,33 kilogram per kapita.
2) Daya beli susu segar di Kabupaten Bandung termasuk rendah. Padahal
penjualan dalam negeri tinggi. Hal tersebut disebabkan karena daya jangkau
masyarakat untuk membeli susu di beberapa wilayah tidak merata.
3) Pendapatan rumah tangga memiliki peran pada penentuan pola konsumsi susu
segar, semakin besar pendapatan, persentase untuk memenuhi kebutuhan
pokok akan semakin menurun.
4) Pengetahuan konsumen dan konsumsi susu sapi segar memiliki hubungan
yang signifikan kecuali pengetahuan harga.
5) Kabupaten Bandung memiliki tujuh peternakan sapi perah yaitu di Kecamatan
Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Cilengkrang, Arjasari dan
Kecamatan Kertasari.
6) Koperasi susu merupakan salah satu koperasi yang paling maju di Indonesia.
Rata-rata hampir 90% usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Bandung
dilaksanakan oleh Peternakan skala rakyat yang mendapatkan binaan dalam
wadah koperasi susu.
7) Diversifikasi usaha sapi perah dan jagung dapat menjamin perkembangan
populasi dan meningkatkan nilai tambah bagi peternak. Maka dari itu,
diversifikasi usaha sapi perah akan memperoleh produksi susu segar yang
lebih tinggi.
8) Hasil kajian perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan produksi dan
produktivitas susu sapi agar konsumsi susu segar terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S. (2014, Februari 9). Kabupaten Bandung Miliki Tujuh Sentra Sapi Perah.
Antara Jabar News. Diambil kembali dari
https://jabar.antaranews.com/berita/47369/kabupaten-bandung-miliki-tujuh-
sentra-sapi-perah
Anggraeni, A., & Iskandar, S. (2008). Peran Budidaya Sapi Perah Dalam Mendorong
Berkembangnya Industri Persusuan Nasional. 57-67.
BPS (Badan Pusat Statistik). (2020). Statistik Produksi Susu Segar Indonesia.
Jakarta. BPS
BPS (Badan Pusat Statistik). (2020). Jumlah Penduduk di Kabupaten Bandung (Jiwa),
2017-2019. Kabupaten Bandung. BPS.
BPS (Badan Pusat Statistik). (2021). Hasil Sensus Penduduk 2020 di Kabupaten
Bandung.
Gultom, G. S., & Suharno. (2014). Kinerja Usaha Ternak Sapi Perah di Kelurahan
Kebon Pedes, Kota Bogor. 47-66.
Kab. Bandung Pasok Susu Nasional Hingga 23,86%. (2011, April 27).
Martindah, E., & Saptati, R. A. (2020). Peran dan Upaya Koperasi Peternak Sapi Perah
Dalam Meningkatkan Kualitas Susu di Jawa Barat. Semiloka Nasional Prospek
Indsutri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas, 476-483.
Nugraha, H., Hidayat, U., & Rahmasari, M. (2021). Pemberian Pakan Konsentrat Ideal
Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Hasil Susu Sapi Perah.
Populasi Sapi Perah Berdasarkan Kabupaten/Kota di Jawa Barat. (2021, Oktober 10).
(Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan) Dipetik April 14, 2022, dari Open
Data Jabar: https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset/populasi-sapi-perah-
berdasarkan-kabupatenkota-di-jawa-barat
Putri, A. S., & Andi, A. (2020). The Role and Effort of Dairy Farming Cooperation to
increase Milk Quality in West Java Related papers. Semiloka Nasional Prospek
Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas.
Rahmah, U. I., & Yuliandri, L. A. (2021). Pola dan Upaya Peningkatan Konsumsi Susu
Rumah Tangga Peternak Sapi Perah di Kabupaten Kuningan. Jurnal Ilmu
Pertanian dan Peternakan, 9(1), 88-95.
Rusdiana, S., Praharani, L., Ishak, A. B., & Talib, C. (2021). Peningkatan Nilai Ekonomi
Peternak Melalui Diversifikasi Usaha Sapi Perah. Jurnal Veteriner, 22(4), 583 -
598.
Silia, N., Hellyward, J., & Noer, M. (2022). Hubungan Antara Pengetahuan Konsumen
dan Konsumsi Susu Sapi Segar di Sumatera Utara. Jurnal Agrisep, 21(1), 1-12.
Sugandi, D., Santoso, K. N., & Hakim, D. W. (2021). Hasil Sensus Penduduk 2020 di
Kabupaten Bandung. Badan Pusat Statistik (BPS).