Makalah
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Literasi Teknologi
Informasi yang Diampu oleh Bapak Hen Hen Lukmana, S.Pd, M. Kom.
Disusun oleh:
Kelompok 4
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan ridhodan kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah Ekonomi
Digital.
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula
dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mohon maaf atas segala kekurangannya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1. Latar belakang ...................................................................................................... 1
2. Rumusan masalah................................................................................................ 3
3. Tujuan ................................................................................................................... 3
BAB II ISI ................................................................................................................... 4
A. PENGERTIAN EKONOMI DIGITAL ............................................................... 4
B. KARAKTERISTIK EKONOMI DIGITAL ........................................................ 7
1.PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) ................................................................ 7
2.SERBA DIGITAL (DIGITALIZATION) .......................................................... 8
3.SERBA VIRTUAL (VIRTUALIZATION) ........................................................ 8
4.MENJADI MOLEKUL KECIL (MOLECULARIZATION) ............................ 8
5.TERINTEGRASI (INTEGRATION/INTERNETWORKING) ........................ 9
6.TANPA PERANTARA (DISINTERMEDIATION) .......................................... 9
7.MENYATU (CONVERGENCE)....................................................................... 9
8.PENUH INOVASI (INNOVATION) ................................................................. 9
9.PRODUSEN SEKALIGUS KONSUMEN (PROSUMPTION......................... 9
10.SERBA SEKETIKA (IMMEDIACY) ............................................................. 9
11.MENDUNIA (GLOBALIZATION) ................................................................ 9
12.PERPECAHAN (DISCORDANCE) ............................................................. 10
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL ......................... 10
D. MANFAAT EKONOMI DIGITAL ................................................................... 15
E. IMPLEMENTASI EKONOMI DIGITAL ......................................................... 16
F. CONTOH EKONOMI DIGITAL ...................................................................... 17
BAB III PENUTUPAN ............................................................................................ 21
A. Kesimpulan........................................................................................................ 21
B. Saran .................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Ekonomi digital telah menjadi salah satu pendorong utama perubahan ekonomi
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi serta internet, yang secara tak terduga telah diakselerasi oleh kehadiran
pandemi, dalam sekejap mengubah kehidupan sosial dan perekonomian. Era
Revolusi Industri 4.0 membawa transformasi digital ke dalam kehidupan ekonomi
dan masyarakat dan melahirkan sebuah ekonomi digital. Perkembangan teknologi
1
saat ini makin pesat ke arah serba digital. Era digital telah membuat manusia
memasuki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan.
2
ekosistem ekonomi digital. Salah satunya dengan mengetahui potensi pertumbuhan
ekonomi digital di Indonesia serta benchmark e-mommerce negara-negara lain.
Tidak dipungkiri beragam masalah dalam pencapaian target ini cukup banyak,
diantaranya perubahan model bisnis berbagai sektor dari konvensional ke digital.
Faktor sosiokultur masyarakat yang tidak dengan cepat dapat mengadopsi sistem
ekonomi digital. Faktor lain adalah kendala yang dialami pelaku startup, masalah
internasionalisasi (perusahaan-perusahaan nasional yang diakusisi oleh perusahaan
asing), perlindungan konsumen, serta regulasi dari transaksi online itu sendiri yang
berhubungan erat dengan sektor industri digital dimasa sekarang dan akan datang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
3
BAB II
ISI
Pada tahun 2000 Eric Brynjolfsson dan Brian Kahin dalam buku mereka
Understanding the Digital Economy: Data, Tools, and Research, menggunakan
istilah ekonomi digital untuk menggambarkan ‘transformasi terbaru dan sebagian
besar masih belum terealisasi dari semua sektor ekonomi dengan digitalisasi
informasi yang diaktifkan komputer’.
Definisi ekonomi digital selanjutnya diusulkan oleh OECD (2012) dan para
ahli di Komisi Eropa (2013) yang cenderung menyamakan ekonomi digital dengan
ekonomi internet. OECD mengakui bahwa ekonomi digital ‘memungkinkan dan
melaksanakan perdagangan barang dan jasa melalui perdagangan elektronik di
4
Internet’, sementara Komisi Eropa menyatakan bahwa itu adalah ‘ekonomi
berdasarkan teknologi digital (kadang-kadang disebut ekonomi internet)’.
Definisi dan pengertian terbaru dari ekonomi digital disampaikan oleh Harald
Øverby dan Jan Arild Audestad dalam bukunya yang berjudul “Introduction to
Digital Economics: Foundations, Business Models and Case Studies” yang
diterbitkan pada tahun 2021. Menurut mereka ekonomi digital didasarkan pada
teknologi informasi dan komunikasi seperti Internet, telepon pintar, jaringan seluler
dan nirkabel, jaringan optik, Internet of Things (IoT), penyimpanan awan dan
komputasi awan, layanan berbagi, aplikasi, dan mata uang kripto. Ukuran dan
dampak ekonomi digital didorong oleh adopsi teknologi ini oleh masyarakat secara
global.
Ekonomi digital muncul melalui proses transformasi digital yang tak terhitung,
beragam, tersebar, dan tidak merata, yang terdiri dari perubahan cara konsumen,
karyawan, pasar, perusahaan, dan fungsi organisasi lainnya. Ekonomi digital
dimungkinkan oleh pengembangan dan peluncuran teknologi terobosan (baru)
untuk memproduksi, mengumpulkan, memproses, menganalisis dan menggunakan
data, seperti perangkat digital seluler yang terhubung, Internet of Things komputasi
awan, dan di atas semua itu ada algoritma kecerdasan buatan.
Informasi yang diperoleh dari data yang melimpah dianalisis lebih murah,
cepat, dan efisien oleh algoritma cerdas membangun lapisan ekonomi baru, yaitu
ekonomi digital melalui pengenalan produk digital baru dan lebih personal (barang
dan jasa) dan pengembangan model bisnis baru berdasarkan jaringan yang terus
berkembang dari orang-orang yang terhubung, organisasi, dan mesin (seperti
platform) dan manajemen yang memprioritaskan aturan ‘data-first, AI-first’.
5
Selain itu, dengan layanan ekonomi digital masyarakat dapat menemukan
metode usaha yang baru. Terbukti dengan adanya digital ekonomi mulai terbentuk
berbagai usaha yang menguntungkan seperti layanan belanja online, ojek online,
jasa pembayaran online, dan sebagainya. Maka dari itu layanan ekonomi digital
dapat mempermudah siapa saja yang ingin menjadi pengusaha.
Akan tetapi, di sisi lain adanya layanan ekonomi digital dapat mengancam
bertambahnya jumlah pengangguran. Sebagai contoh, para pengusaha yang
menyerap tenaga kerja sebagai penjaga toko ataupun kasir akan diberhentikan. Hal
itu dikarenakan dengan adanya layanan ekonomi digital, penjual bisa bertransaksi
langsung melalui layanan yang ada dengan cara yang mudah. Pada gerbang tol,
yang semula melakukan transaksi pembayaran melalui penjaga tol, saat ini hanya
menggunakan kartu e-toll untuk membayarnya.
6
keahlian bekerja tapi tidak diimbangi dengan kecerdasan menggunakan layanan
ekonomi digital akan sulit bersaing dengan mereka yang bisa menggunakan layanan
tersebut. Bisa kita lihat di sekitar kita, masyarakat lebih memilih jasa taksi atau ojek
online untuk bepergian daripada jasa taksi atau ojek biasa.
1. Pengetahuan (Knowledge)
a. Pengetahuan dalam ekonomi digital mencakup pemahaman tentang
bagaimana teknolog dan inovasi digital mempengaruhi dan mengubah
cara bisnis dan kegiatan ekonomi dilakukan. Ada beberapa konsep
penting dalam ekonomi digital.
b. Transformasi digital: Adalah proses sebuah perusahaan atau organisasi
mengadopsi teknologi digital untuk mengubah model bisnis mereka,
proses operasional, dan interaksi dengan pelanggan.
a. E_commerce: Merupakan aktivitas jual beli barang dan jasa yang
dilakukan secara online melalui platform e-commerce.
7
b. Big data: merujuk pada jumlah besar data yang dihasilkan oleh aktivitas
digital seperti mrdia sosial, sensor, transaksi online. Dalam ekonomi
digital, analisis big data digunakan untuk mendapatkan wawasan yang
berharga tentang perilaku konsumen, tren pasar, dan pola bisnis.
c. Analitik data: Melibatkan penggunaan algoritma dan teknik analisis
untuk menggali wawasan dan informasi berharga dari data.
d. Keamanan cyber: Memahami ancaman keamanan yang berkaitan
dengan teknologi digital.
e. Inovasi teknologi: Memahami tren teknologi terkini seperti Internet of
Things (IoT) yang dapat menciptakan peluang bisnis baru.
f. Regulasi dan kebijakan: Memahami kerangka hukum dan kebijakan
yang mengatur ekonomi digital.
5. Terintegrasi (Integration/Internetworking)
Internetworking merujuk pada proses menghubungkan berbagai
sistem, jaringan atau platfrom digital yang berbeda menjadi satu kesatuan
yang terintegrasi.
8
6. Tanpa Perantara (Disintermediation)
Disintermediation merujuk pada proses dimana perantara tradisional
antara produsen dan konsumen dihapuskan atau dikurangi secara
signifikan.
7. Menyatu (Convergence)
Converegence mengacu pada proses peggabungan teknologi, jaringan,
dan platfrom yang sebelumnya terpisah menjadi satu kesatuan yang
terintegrasi.
9
12. Perpecahan (Discordance)
Discordance merujuk pada ketimpangan atau kesenjangan yang terjadi
dalam distribusi manfaat dan keuntungan dari kemajuan ekonomi digital.
10
technology, akses internet yang tidak terbatas, serta kehadiran teknologi cloud
yang digunakan dalam proses ekonomi digital (Van Ark, Erumban, Corrado,
& Levanon, 2016).
11
di era ekonomi digital ini. Tidak hanya sistem pembayaran, aplikasi-aplikasi
digital yang berkaitan dengan system pembiayaan pun mulai banyak
dikembangkan dan digunakan oleh masyarakat. Tidak heran, saat ini, topik
terkait nancial technology atau sering disebut sebagai Fintech menjadi salah
satu topik yang sering dibahas oleh para pelaku ekonomi digital. Sektor
kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang
banyak memanfaatkan teknologi digital dalam inovasi produknya.
12
Pelaku UMKM yang jumlahnya terus meningkat dalam ekosistem
digital tidak lain karena beralihnya konsumen yang mulai menggunakan
platform digital dalam memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan data dari
economy SEA 2021, Indonesia memiliki 21 juta konsumen digital baru selama
pandemi pada tahun 2020 dan paruh tahun 2021.
13
digital. Berubahnya UMKM menuju ekosistem digital memang semakin tidak
terhindarkan. Namun demikian, jelas tidak cukup hanya mempercepat
hadirnya UMKM di platform digital. Perlu adanya pendekatan yang mencakup
proses bisnis dari hulu ke hilir, serta pendampingan kepada pelaku UMKM
untuk dapat mengoptimalkan platform digital secara maksimal.
14
menerima perkembangan teknologi menjadi faktor tambahan. Apabila
menyebut ekonomi digital, yang pertama kali terlintas dipikiran kita adalah
e-commerce. Hal ini disebabkan karena dari berbagai sektor yang akan
membangun ekonomi digital di Indonesia didominasi oleh e-commerce.
15
bisa dilakukan dari rumah dan grameds tinggal menunggu saja. Ini tentu
sangat menghemat biaya dan waktu.
3. Menghemat biaya
Bagi sebuah perusahaan dan ekonomi digital membantu menghemat
sewa gedung karena sebagian aktivitas dapat dilakukan melalui internet.
Ekonomi digital juga memungkinkan perusahaan memotong aspek ritel dan
mengirim barang sesuai dengan kebutuhan pelanggan langsung dari pabrik
atau gudang supplier atau produsen, bukan dari toko. Ini memungkinkan
biaya yang lebih rendah dan menghasilkan harga jual yang lebih murah.
4. Menurunkan hambatan
Di beberapa sektor industri, ekonomi digital memudahkan perusahaan
baru untuk masuk. Jika grameds mempunyai ide inovatif yang menarik,
kamu bisa menciptakan produk baru yang menantang perusahaan
tradisional. Hadirnya ekonomi digital telah membawa banyak layanan baru
yang tidak terbayangkan sebelumnya, mulai dari layanan pesan antar ke
rumah untuk bahan makanan hingga aplikasi kencan.
16
Perkembangan dalam inovasi teknologi hampir terjadi pada seluruh bidang
dunia bisnis, salah satunya di sektor keuangan. Hal ini ditandai dengan munculnya
berbagai perusahaan menjalankan bisnis di sektor jasa keuangan. Dalam
menghadapi hal tersebut, sektor perbankan terus melakukan inovasi teknologi.
17
Hal tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan smartphone dan
layanan internet. Di Indonesia, layanan yang cukup populer yaitu Gojek
dan Grab. Bahkan, kini layanan mereka tidak hanya sebatas pada antar
jemput penumpang, melainkan juga pesan antar makanan dan barang–
barang tertentu.
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Perbankan
Seiring berkembangnya transaksi secara digital, industri perbankan
juga perlu menyesuaikan diri terhadap hal ini. Hal ini karena untuk
18
Gambar 2. 7 dompet digital
4. Bidang Bisnis
19
20
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Istilah ekonomi digital, pertama kali muncul pada pertengahan 1990-an dalam
buku Don Tapscott yang berjudul “The Digital Economy: Rethinking Promise and
Peril in the Age of Networked Intelligence”. Pada tahun 2000 Eric Brynjolfsson
dan Brian Kahin dalam buku mereka Understanding the Digital Economy: Data,
Tools, and Research, menggunakan istilah ekonomi digital untuk menggambarkan
‘transformasi terbaru dan sebagian besar masih belum terealisasi dari semua sektor
ekonomi dengan digitalisasi informasi yang diaktifkan komputer’. Definisi
ekonomi digital selanjutnya diusulkan oleh OECD (2012) dan para ahli di Komisi
Eropa (2013) yang cenderung menyamakan ekonomi digital dengan ekonomi
internet. OECD mengakui bahwa ekonomi digital ‘memungkinkan dan
melaksanakan perdagangan barang dan jasa melalui perdagangan elektronik di
Internet’, sementara Komisi Eropa menyatakan bahwa itu adalah ‘ekonomi
berdasarkan teknologi digital (kadang-kadang disebut ekonomi internet)’.
Definisi dan pengertian terbaru dari ekonomi digital disampaikan oleh Harald
Øverby dan Jan Arild Audestad dalam bukunya yang berjudul “Introduction to
Digital Economics: Foundations, Business Models and Case Studies” yang
diterbitkan pada tahun 2021. Menurut mereka ekonomi digital didasarkan pada
teknologi informasi dan komunikasi seperti Internet, telepon pintar, jaringan seluler
dan nirkabel, jaringan optik, Internet of Things (IoT), penyimpanan awan dan
komputasi awan, layanan berbagi, aplikasi, dan mata uang kripto.
Ekonomi digital muncul melalui proses transformasi digital yang tak terhitung,
beragam, tersebar, dan tidak merata, yang terdiri dari perubahan cara konsumen,
karyawan, pasar, perusahaan, dan fungsi organisasi lainnya. Ekonomi digital
dimungkinkan oleh pengembangan dan peluncuran teknologi terobosan (baru)
untuk memproduksi, mengumpulkan, memproses, menganalisis dan menggunakan
data, seperti perangkat digital seluler yang terhubung, Internet of Things komputasi
awan, dan di atas semua itu ada algoritma kecerdasan buatan. Informasi yang
21
diperoleh dari data yang melimpah dianalisis lebih murah, cepat, dan efisien oleh
algoritma cerdas membangun lapisan ekonomi baru, yaitu ekonomi digital melalui
pengenalan produk digital baru dan lebih personal (barang dan jasa) dan
pengembangan model bisnis baru berdasarkan jaringan yang terus berkembang dari
orang-orang yang terhubung, organisasi, dan mesin (seperti platform) dan
manajemen yang memprioritaskan aturan ‘data-first, AI-first’.
Di satu sisi, ekonomi digital memberikan keuntungan lebih bagi para pelaku
usaha baik produk maupun jasa, namun di sisi lain layanan tersebut dapat
menambah angka pengangguran bagi masyarakat yang belum memahami ekonomi
digital. Terbukti dengan adanya digital ekonomi mulai terbentuk berbagai usaha
yang menguntungkan seperti layanan belanja online, ojek online, jasa pembayaran
online, dan sebagainya. Hal itu dikarenakan dengan adanya layanan ekonomi
digital, penjual bisa bertransaksi langsung melalui layanan yang ada dengan cara
yang mudah.
Saat ini, orang yang memiliki keahlian bekerja tapi tidak diimbangi dengan
kecerdasan menggunakan layanan ekonomi digital akan sulit bersaing dengan
mereka yang bisa menggunakan layanan tersebut. Selain itu, data yang ditampilkan
oleh para pengguna layanan ekonomi digital sebagian kurang valid dan mengenai
kerahasiaan data pribadi juga masih bermasalah karena belum ada regulasi
mengenai jaminan data dan sistem transaksi elektronik. Oleh karena itu, untuk lebih
memaksimalkan layanan ekonomi digital maka perlu adanya pengenalan mengenai
ekonomi digital.
22
b. Transformasi digital: Adalah proses sebuah perusahaan atau organisasi
mengadopsi teknologi digital untuk mengubah model bisnis mereka, proses
operasional, dan interaksi dengan pelanggan.
Ketiga jenis teknologi ini yang kemudian dipakai dalam proses ekonomi
digital pada era yang baru.
23
Tiket.com merupakan salah satu contoh dari bentuk inovasi dan perkembangan
sektor kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif di era ekonomi digital saat
ini Digitalisasi Koperasi dan UMKM sejalan dengan tantangan Revolusi
Industri 4.0 yang mengharuskan semua kegiatan ekonomi bergeser dari
konvensional menjadi modern.
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Ganar, Dafrosa Cindy, and Ahmad Zafrullah. "Perkembangan Ekonomi
Digital Di Indonesia." (2019).
Kumala, Sindy Lita. "Perkembangan Ekonomi Berbasis Digital Di
Indonesia." Journal of Economics and Regional Science 1.2 (2021):
109-117.
Arianto, Bambang. "Pengembangan UMKM digital di masa pandemi covid-
19." ATRABIS: Jurnal Administrasi Bisnis (e-Journal) 6.2 (2020):
233-247.
Septiana, Mega Dwi. "Proses Transformasi ke Ekonomi Digital Masyarakat
Indonesia." Sospoli 1.1 (2021): 47-63.
Pudhail, Muhammad, and Imam Baihaqi. "Strategi pengembangan ekosistem
ekonomi digital indonesia." Jurnal Ilmiah-Vidya 25.1 (2017).
26