Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TENTANG EKONOMI DIGITAL

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Literasi Teknologi
Informasi yang Diampu oleh Bapak Hen Hen Lukmana, S.Pd, M. Kom.

Disusun oleh:

Kelompok 4

Irman Maulana Awaludin : 235001004

Althaf Raya Adriano : 235001007

Mohammad Reza F M : 235001063

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan ridhodan kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah Ekonomi
Digital.

Makalah ini disusun untuk membantu dan mempermudah mahasiswa


dalam melatih dirinya untuk menyelesaikan teori yang dijelaskan dari tiap pokok
bahasan pada mata kuliah EKONOMI DIGITAL.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula
dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah LITERASI TEKNOLOGI


INFORMASI yaitu Bapak Hen Hen Lukmana, S.Pd, M. Kom. yang telah membimbing
kami dalam tersusunnya makalah ini. Besar harapan kami untuk memperoleh kritik
dan saran yang menyangkut cara penyelesaian makalahini demi untuk penyempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1. Latar belakang ...................................................................................................... 1
2. Rumusan masalah................................................................................................ 3
3. Tujuan ................................................................................................................... 3
BAB II ISI ................................................................................................................... 4
A. PENGERTIAN EKONOMI DIGITAL ............................................................... 4
B. KARAKTERISTIK EKONOMI DIGITAL ........................................................ 7
1.PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) ................................................................ 7
2.SERBA DIGITAL (DIGITALIZATION) .......................................................... 8
3.SERBA VIRTUAL (VIRTUALIZATION) ........................................................ 8
4.MENJADI MOLEKUL KECIL (MOLECULARIZATION) ............................ 8
5.TERINTEGRASI (INTEGRATION/INTERNETWORKING) ........................ 9
6.TANPA PERANTARA (DISINTERMEDIATION) .......................................... 9
7.MENYATU (CONVERGENCE)....................................................................... 9
8.PENUH INOVASI (INNOVATION) ................................................................. 9
9.PRODUSEN SEKALIGUS KONSUMEN (PROSUMPTION......................... 9
10.SERBA SEKETIKA (IMMEDIACY) ............................................................. 9
11.MENDUNIA (GLOBALIZATION) ................................................................ 9
12.PERPECAHAN (DISCORDANCE) ............................................................. 10
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL ......................... 10
D. MANFAAT EKONOMI DIGITAL ................................................................... 15
E. IMPLEMENTASI EKONOMI DIGITAL ......................................................... 16
F. CONTOH EKONOMI DIGITAL ...................................................................... 17
BAB III PENUTUPAN ............................................................................................ 21
A. Kesimpulan........................................................................................................ 21
B. Saran .................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 ekonomi digital .................................................................................................... 2

Gambar 2. 1 ekonomi digital ................................................................................................... 4

Gambar 2. 2 ponsel digital ....................................................................................................... 6

Gambar 2. 3 alasan konsumen menggunakan layanan digital................................................ 13

Gambar 2. 4 solusi digital ...................................................................................................... 14

Gambar 2. 5 bidang transportasi (gojek) ................................................................................ 17

Gambar 2. 6 bisnis digital ...................................................................................................... 19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Ekonomi digital terus berkembang dan menunjukkan peningkatan seiring


kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0. Era tersebut merupakan fase
revolusi teknologi yang mengubah cara beraktivitas manusia dalam skala, ruang
lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya
ataupun kondisi hidup yang sedang dihadapi. Prinsip dasar revolusi industri 4.0
adalah menggabungkan mesin, alur kerja, dan sistem dengan menerapkan jaringan
cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi. Hal ini bertujuan untuk
mengendalikan satu sama lain secara mandiri. Perkembangan teknologi yang pesat
akan mendorong perubahan perilaku masyarakat, dan peningkatan kebutuhan akan
mendorong berubahnya dan terciptanya peluang bisnis dan pekerjaan baru.

Perubahan dan peluang bisnis yang baru didorong dengan perkembangan


penggunaan internet. Dimana peluang ini juga disadari pelaku bisnis untuk
memanfaatkan internet dalam proses berbisnis. Penggunaan internet dalam proses
berbisnis akan terus mengalami perkembangan. Mulai dari pertukaran informasi
secara elektronik ke aplikasi strategi bisnis, pemasaran, penjualan, hingga
pelayanan pelanggan. Internet juga akan mendukung komunikasi dan kerja sama
global antara karyawan, konsumen, penjualan, dan rekan bisnis yang lainnya.
Selain itu internet juga memungkinkan orang dari suatu organisasi atau lokasi yang
berbeda dapat bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, dan memelihara produk atau pelayanan.

Ekonomi digital telah menjadi salah satu pendorong utama perubahan ekonomi
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi serta internet, yang secara tak terduga telah diakselerasi oleh kehadiran
pandemi, dalam sekejap mengubah kehidupan sosial dan perekonomian. Era
Revolusi Industri 4.0 membawa transformasi digital ke dalam kehidupan ekonomi
dan masyarakat dan melahirkan sebuah ekonomi digital. Perkembangan teknologi

1
saat ini makin pesat ke arah serba digital. Era digital telah membuat manusia
memasuki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan.

Gambar 1. 1 ekonomi digital


Ekonomi digital lahir dan berkembang seiring penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi yang juga semakin mengglobal di dunia. Menurut Dalle (2016)
sejarah ekonomi dunia telah melalui empat era dalam hidup manusia yaitu era
masyarakat pertanian, era mesin pasca revolusi industri, era perburuan minyak, dan
era kapitalisme korporasi multinasional. Empat gelombang ekonomi sebelumnya
berkarakter eksklusif dan hanya bisa dijangkau oleh kelompok elite tertentu.
Gelombang ekonomi digital hadir dengan topografi yang landai, inklusif, dan
membentangkan ekualitas peluang. Karakteristik ini memiliki konsep kompetisi
yang menjadi spirit industri yang dengan mudah terangkat oleh para pelaku startup
yang mengutamakan kolaborasi dan sinergi. Karena itu pula ekonomi digital
merupakan ‘sharing economy’ yang mengangkat banyak usaha kecil dan menengah
untuk memasuki bisnis dunia.

Saat ini pemerintah sedang mencanangkan Indonesia sebagai largest digital


economy pada 2020 dan ditargetkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Salah
satu landasan pembangunan nasional dalam pencanangan ini adalah sektor digital.
Pemerintah menargetkan transaksi ecommerce mencapai senilai US$ 130 miliar
dan menciptakan 1000 teknopreneur dengan nilai bisnis US$ 10 miliar pada tahun
2020. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan peta jalan membuka akses
berbagai macam sektor bisnis untuk masuk, bergabung, dan memperkuat bangunan

2
ekosistem ekonomi digital. Salah satunya dengan mengetahui potensi pertumbuhan
ekonomi digital di Indonesia serta benchmark e-mommerce negara-negara lain.

Tidak dipungkiri beragam masalah dalam pencapaian target ini cukup banyak,
diantaranya perubahan model bisnis berbagai sektor dari konvensional ke digital.
Faktor sosiokultur masyarakat yang tidak dengan cepat dapat mengadopsi sistem
ekonomi digital. Faktor lain adalah kendala yang dialami pelaku startup, masalah
internasionalisasi (perusahaan-perusahaan nasional yang diakusisi oleh perusahaan
asing), perlindungan konsumen, serta regulasi dari transaksi online itu sendiri yang
berhubungan erat dengan sektor industri digital dimasa sekarang dan akan datang

2. Rumusan masalah

2.1 Bagaimana perkembangan ekonomi digital di Indonesia?

2.2 Apa saja karakteristik ekonomi digital?

2.3 Apa saja contoh ekonomi digital?

3. Tujuan

3.1 Umtuk mengetahui tentang definisi ekonomi digital.

3.2 Mengetahui karakteristik ekonomi digital.

3.3 Mengetahui sejarah dan perkemangan ekonomi digital.

3.4 Mengetahui conroh dan implementasi ekonomi digital.

4. Manfaat

4.1 Memberikan informasi tentang perkembangan ekonomi digital

4.2 Menciptakan pengetahuan tentang ekonomi digital

3
BAB II

ISI

A. Pengertian Ekonomi Digital

Gambar 2. 1 ekonomi digital


Istilah ekonomi digital, pertama kali muncul pada pertengahan 1990-an dalam
buku Don Tapscott yang berjudul “The Digital Economy: Rethinking Promise and
Peril in the Age of Networked Intelligence”. Tapscott menggambarkan era di mana
mesin cerdas dan orang-orang mulai terhubung melalui teknologi.

Pada tahun 2000 Eric Brynjolfsson dan Brian Kahin dalam buku mereka
Understanding the Digital Economy: Data, Tools, and Research, menggunakan
istilah ekonomi digital untuk menggambarkan ‘transformasi terbaru dan sebagian
besar masih belum terealisasi dari semua sektor ekonomi dengan digitalisasi
informasi yang diaktifkan komputer’.

Definisi ekonomi digital selanjutnya diusulkan oleh OECD (2012) dan para
ahli di Komisi Eropa (2013) yang cenderung menyamakan ekonomi digital dengan
ekonomi internet. OECD mengakui bahwa ekonomi digital ‘memungkinkan dan
melaksanakan perdagangan barang dan jasa melalui perdagangan elektronik di

4
Internet’, sementara Komisi Eropa menyatakan bahwa itu adalah ‘ekonomi
berdasarkan teknologi digital (kadang-kadang disebut ekonomi internet)’.

Definisi dan pengertian terbaru dari ekonomi digital disampaikan oleh Harald
Øverby dan Jan Arild Audestad dalam bukunya yang berjudul “Introduction to
Digital Economics: Foundations, Business Models and Case Studies” yang
diterbitkan pada tahun 2021. Menurut mereka ekonomi digital didasarkan pada
teknologi informasi dan komunikasi seperti Internet, telepon pintar, jaringan seluler
dan nirkabel, jaringan optik, Internet of Things (IoT), penyimpanan awan dan
komputasi awan, layanan berbagi, aplikasi, dan mata uang kripto. Ukuran dan
dampak ekonomi digital didorong oleh adopsi teknologi ini oleh masyarakat secara
global.

Ekonomi digital muncul melalui proses transformasi digital yang tak terhitung,
beragam, tersebar, dan tidak merata, yang terdiri dari perubahan cara konsumen,
karyawan, pasar, perusahaan, dan fungsi organisasi lainnya. Ekonomi digital
dimungkinkan oleh pengembangan dan peluncuran teknologi terobosan (baru)
untuk memproduksi, mengumpulkan, memproses, menganalisis dan menggunakan
data, seperti perangkat digital seluler yang terhubung, Internet of Things komputasi
awan, dan di atas semua itu ada algoritma kecerdasan buatan.

Informasi yang diperoleh dari data yang melimpah dianalisis lebih murah,
cepat, dan efisien oleh algoritma cerdas membangun lapisan ekonomi baru, yaitu
ekonomi digital melalui pengenalan produk digital baru dan lebih personal (barang
dan jasa) dan pengembangan model bisnis baru berdasarkan jaringan yang terus
berkembang dari orang-orang yang terhubung, organisasi, dan mesin (seperti
platform) dan manajemen yang memprioritaskan aturan ‘data-first, AI-first’.

Di Indonesia, masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya ekonomi digital,


terlebih dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Tentunya ada kelebihan dan
kekurangan tersendiri dalam memanfaatkan layanan tersebut. Di satu sisi, ekonomi
digital memberikan keuntungan lebih bagi para pelaku usaha baik produk maupun
jasa, namun di sisi lain layanan tersebut dapat menambah angka pengangguran bagi
masyarakat yang belum memahami ekonomi digital.

5
Selain itu, dengan layanan ekonomi digital masyarakat dapat menemukan
metode usaha yang baru. Terbukti dengan adanya digital ekonomi mulai terbentuk
berbagai usaha yang menguntungkan seperti layanan belanja online, ojek online,
jasa pembayaran online, dan sebagainya. Maka dari itu layanan ekonomi digital
dapat mempermudah siapa saja yang ingin menjadi pengusaha.

Dalam bidang produksi, para pengusaha tidak perlu memproduksi barangnya


sendiri untuk dijajakan kepada konsumen, melainkan bisa menggunakan metode
dropship. Dalam metode tersebut para pelaku usaha dapat mengirimkan barang
secara langsung kepada pelanggan dari pemasok. Maka dari itu semua masyarakat
berkesempatan untuk menjadi seorang pengusaha bukan menjadi konsumen saja.
Dengan semakin banyaknya para pengusaha, akan semakin menguatkan
perekonomian Indonesia di masa depan.

Akan tetapi, di sisi lain adanya layanan ekonomi digital dapat mengancam
bertambahnya jumlah pengangguran. Sebagai contoh, para pengusaha yang
menyerap tenaga kerja sebagai penjaga toko ataupun kasir akan diberhentikan. Hal
itu dikarenakan dengan adanya layanan ekonomi digital, penjual bisa bertransaksi
langsung melalui layanan yang ada dengan cara yang mudah. Pada gerbang tol,
yang semula melakukan transaksi pembayaran melalui penjaga tol, saat ini hanya
menggunakan kartu e-toll untuk membayarnya.

Gambar 2. 2 ponsel digital


Masyarakat yang belum bisa memanfaatkan layanan ekonomi digital akan
semakin terpinggirkan dan sulit mencari penghasilan. Saat ini, orang yang memiliki

6
keahlian bekerja tapi tidak diimbangi dengan kecerdasan menggunakan layanan
ekonomi digital akan sulit bersaing dengan mereka yang bisa menggunakan layanan
tersebut. Bisa kita lihat di sekitar kita, masyarakat lebih memilih jasa taksi atau ojek
online untuk bepergian daripada jasa taksi atau ojek biasa.

Layanan ekonomi digital dihadapkan pada masalah yaitu kurangnya


kepercayaan masyarakat. Dalam e-commerce misalnya, masih sering ditemukan
insiden kecurangan oleh oknum pekerja. Selain itu, data yang ditampilkan oleh para
pengguna layanan ekonomi digital sebagian kurang valid dan mengenai kerahasiaan
data pribadi juga masih bermasalah karena belum ada regulasi mengenai jaminan
data dan sistem transaksi elektronik.

Digital ekonomi sebenarnya bagus untuk dikembangkan di Indonesia. Namun,


walaupun pengguna internet di Indonesia cukup tinggi tapi pemanfaatan layanan
ekonomi digital masih tergolong rendah. Hal itu dikarenakan kebanyakan
masyarakat Indonesia masih menggunakan internet hanya untuk main game atau
bermain media sosial. Oleh karena itu, untuk lebih memaksimalkan layanan
ekonomi digital maka perlu adanya pengenalan mengenai ekonomi digital. Dari
pengenalan tersebut juga berguna untuk menekan jumlah masyarakat yang tidak
bisa menggunakan layanan ekonomi digital. Untuk lebih efektif, pemerintah juga
harus meningkatkan infrastruktur seperti akses internet dan kelistrikan yang baik,
di samping membuat regulasi mengenai ekonomi digital yang jelas.

B. Karakteristik Ekonomi Digital

1. Pengetahuan (Knowledge)
a. Pengetahuan dalam ekonomi digital mencakup pemahaman tentang
bagaimana teknolog dan inovasi digital mempengaruhi dan mengubah
cara bisnis dan kegiatan ekonomi dilakukan. Ada beberapa konsep
penting dalam ekonomi digital.
b. Transformasi digital: Adalah proses sebuah perusahaan atau organisasi
mengadopsi teknologi digital untuk mengubah model bisnis mereka,
proses operasional, dan interaksi dengan pelanggan.
a. E_commerce: Merupakan aktivitas jual beli barang dan jasa yang
dilakukan secara online melalui platform e-commerce.

7
b. Big data: merujuk pada jumlah besar data yang dihasilkan oleh aktivitas
digital seperti mrdia sosial, sensor, transaksi online. Dalam ekonomi
digital, analisis big data digunakan untuk mendapatkan wawasan yang
berharga tentang perilaku konsumen, tren pasar, dan pola bisnis.
c. Analitik data: Melibatkan penggunaan algoritma dan teknik analisis
untuk menggali wawasan dan informasi berharga dari data.
d. Keamanan cyber: Memahami ancaman keamanan yang berkaitan
dengan teknologi digital.
e. Inovasi teknologi: Memahami tren teknologi terkini seperti Internet of
Things (IoT) yang dapat menciptakan peluang bisnis baru.
f. Regulasi dan kebijakan: Memahami kerangka hukum dan kebijakan
yang mengatur ekonomi digital.

2. Serba Digital (Digitalization)


Digitalisasi adalah proses mengubah informasi atau aktivitas menjadi
format digital. Ini melibatkan pengguna teknologi digital untuk mengelola,
mentransmisikan, menyimpan, dan memproses data.

3. Serba Virtual (Virtualization)


Virtualisa adalah proses membuat versi virtual atau simulasi dari suatu
sumber daya fisik, seperti perangkat keras komputer, infrastruktur
jaringan, atau perangkat lunak.

4. Menjadi Molekul Kecil (Molecularization)


Molecularization mengacu pada fenomena dimana aktifitas ekonomi
terfragmentasi menjadi unit-unit kecil yang dapat diukur, dikontrol, dan
dieksekusi secara digital.

5. Terintegrasi (Integration/Internetworking)
Internetworking merujuk pada proses menghubungkan berbagai
sistem, jaringan atau platfrom digital yang berbeda menjadi satu kesatuan
yang terintegrasi.

8
6. Tanpa Perantara (Disintermediation)
Disintermediation merujuk pada proses dimana perantara tradisional
antara produsen dan konsumen dihapuskan atau dikurangi secara
signifikan.

7. Menyatu (Convergence)
Converegence mengacu pada proses peggabungan teknologi, jaringan,
dan platfrom yang sebelumnya terpisah menjadi satu kesatuan yang
terintegrasi.

8. Penuh Inovasi (Innovation)


Inovation mengacu pada kemampuan suatu entitas, seperti perusahaan
atau industri, untuk terus mengembangkan dan menerapkan ide-ide baru,
teknlogi, atau model bisnis yang menghasilkan nilai tambah dan
memberikan keunggulan kompetitif.

9. Produsen Sekaligus Konsumen (Prosumption)


Prosumption mengacu pada peran ganda individu atau kelompok
sebagai produsen dan konsumen secara bersamaan.

10. Serba Seketika (Immediacy)


Immediacy mengacu pada kemampuan teknologi digital untuk
menyajikan akses instan, komunikasi real-time, dan pengiriman produk
atau layanan secara tepat.

11. Mendunia (Globalization)


Globalization merujuk pada proses integrasi dan interkoneksi yang
semakin kuat antara ekonomi, bisnis, dan pasar diseluruh dunia, yang
didorong oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

9
12. Perpecahan (Discordance)
Discordance merujuk pada ketimpangan atau kesenjangan yang terjadi
dalam distribusi manfaat dan keuntungan dari kemajuan ekonomi digital.

C. Sejarah Dan Perkembangan Ekonomi Digital

1. Sejarah Ekonomi Digital


Era ekonomi digital pertama kali muncul pada periode tahun 1980-an.
Teknologi yang digunakan untuk efisiensi bisinis pada periode ini
adalah komputer pribadi dan internet. Perdagangan elektronik juga
berkembang melalui penggunaan komputer pribadi dan internet. Setelahnya
muncul era ekonomi yang baru. Era baru ini ditandai dengan
berkembangnya teknologi seluler, akses internet tanpa batas, dan munculnya
teknologi komputasi awan. Ketiga jenis teknologi ini yang kemudian dipakai
dalam proses ekonomi digital pada era yang baru.

2. Perkembangan Ekonomi Digital


Memasuki revolusi industri 4.0, teknologi digital menjadi salah satu
modal utama yang dibutuhkan oleh para pelaku industri untuk
mengembangkan lini usaha mereka. Kehadiran industri 4.0 pun menjadi bukti
bahwa saat ini perkembangan industry tidak dapat terlepas dari perkembangan
teknologi. Perkembangan sektor industri yang beriringan dengan
perkembangan teknologi tentunya dapat membawa dampak yang positif pada
suatu negara, salah satunya dampak positif pada peningkatan perekonomian
negara tersebut. Dengan adanya teknologi digital, suatu negara dapat
mendorong perekonomiannya ke arah ekonomi digital. Era ekonomi digital,
sebenarnya, sudah berlangsung mulai dari tahun 1980-an, dengan
menggunakan personal.

Computer (PC) dan internet sebagai teknologi kunci yang digunakan


untuk e_siensi bisnis. Penggunaan teknologi seperti PC dan internet ini pun
menjadi awal dari perkembangan e-commerce atau perdagangan elektronik.
Seiring dengan perkembangan teknologi, era old digital economy akhirnya
memasuki era new digital economy, ditandai dengan adanya mobile

10
technology, akses internet yang tidak terbatas, serta kehadiran teknologi cloud
yang digunakan dalam proses ekonomi digital (Van Ark, Erumban, Corrado,
& Levanon, 2016).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar


untuk perkembangan ekonomi digital. Google dan TEMASEK (2018) dalam
hasil penelitiannya, menyebutkan bahwa salah satu hal yang mendukung
perkembangan internet ekonomi di Indonesia adalah banyaknya jumlah
pengguna internet di Indonesia. Beberapa fakta lain yang mendukung
perkembangan ekonomi digital di Indonesia antara lain sebagai berikut
(McKinsey&Company, 2018):

Indonesia diperkirakan memiliki pasar perdagangan online sebesar 5


Miliar untuk perdagangan online formal, dan lebih dari 3 Miliar untuk
perdagangan online informal. Indonesia diperkirakan memiliki 30 juta pembeli
online pada tahun 2017 dengan total populasi sekitar 260 juta. Pada tahun 2025,
ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan menciptakan 3.7 juta pekerjaan
tambahan. Menghasilkan pertumbuhan pendapatan hingga 80% lebih tinggi
untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Memberikan tambahan 2% per tahun
dalam pertumbuhan PDB dengan meningkatkan tingkat penetrasi broadband
dan penggunaan teknologi digital oleh UKM.

Ekonomi digital di Indonesia memang dapat membawa banyak dampak


positif, namun hal ini juga menjadi tantangan pemerintah dalam membuat
kebijakan. Dengan adanya perkembangan ekonomi digital dapat
memungkinkan munculnya model bisnis baru, integrasi antar sektor bisnis,
serta perubahan model bisnis pada sektor yang sudah ada. Pada tahun 2016,
Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Balitbang SDM)
Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan studi terkait ekonomi
digital di Indonesia. Salah satu hasil dari studi ini menunjukkan bahwa terlihat
ada perubahan model bisnis yang mungkin terjadi di berbagai sektor.

Munculnya beragam aplikasi digital sebagai alat pembayaran


merupakan salah satu bukti yang menunjukkan perkembangan sektor nansial

11
di era ekonomi digital ini. Tidak hanya sistem pembayaran, aplikasi-aplikasi
digital yang berkaitan dengan system pembiayaan pun mulai banyak
dikembangkan dan digunakan oleh masyarakat. Tidak heran, saat ini, topik
terkait nancial technology atau sering disebut sebagai Fintech menjadi salah
satu topik yang sering dibahas oleh para pelaku ekonomi digital. Sektor
kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang
banyak memanfaatkan teknologi digital dalam inovasi produknya.

Melalui platform e-commerce banyak produk-produk hasil budaya dan


kreatitas masyarakat lokal Indonesia yang diperjual-belikan. Tidak hanya itu,
teknologi digital pun dimanfaatkan untuk membangun digital platform yang
dapat dipakai untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Aplikasi-aplikasi
seperti Traveloka, Pegi-Pegi, dan Tiket.com merupakan salah satu contoh dari
bentuk inovasi dan perkembangan sektor kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi
kreatif di era ekonomi digital saat ini

Digitalisasi Koperasi dan UMKM sejalan dengan tantangan Revolusi


Industri 4.0 yang mengharuskan semua kegiatan ekonomi bergeser dari
konvensional menjadi modern. Pandemi Covid-19 turut mempercepat
pergeseran tersebut, dimana kegiatan usaha dan ekonomi yang semula offline
berubah menjadi online. Hal ini menjadikan penggunaan teknologi digital
menjadi lebih masif.

Pandemi memberikan peluang meningkatnya ekonomi digital dalam


mendukung pertumbuhan transaksi UMKM. Tercatat telah ada 16,4 juta pelaku
UMKM yang hadir pada platform digital. Angka ini tumbuh lebih dari 100%
sejak awal pandemi. Sampai dengan tahun 2024, Pemerintah menargetkan
UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital mencapai 30 juta UMKM.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan bahwa


berdasarkan riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek, proyeksi ekonomi
digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai
transaksi mencapai Rp1.700 triliun.

12
Pelaku UMKM yang jumlahnya terus meningkat dalam ekosistem
digital tidak lain karena beralihnya konsumen yang mulai menggunakan
platform digital dalam memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan data dari
economy SEA 2021, Indonesia memiliki 21 juta konsumen digital baru selama
pandemi pada tahun 2020 dan paruh tahun 2021.

Pengguna yang telah menjadi konsumen sebelum pandemi rata-rata


menggunakan layanan digital 3,6 lebih banyak sejak pandemi melanda. Dan di
antara konsumen tersebut, tingkat kepuasan terhadap layanan digital mencapai
87% di semua sektor. Diprediksi para konsumen digital ini akan terus
menggunakan layanan digital kedepannya.

Gambar 2. 3 alasan konsumen menggunakan layanan digital

Hadirnya layanan keuangan digital juga menjadi sektor pendukung


yang penting. Pelaku UMKM sudah semakin banyak yang mulai mengadopsi
metode pembayaran menggunakan e-wallet atau uang elektronik berbasis
aplikasi. Selain itu UMKM juga sudah menggunakan solusi digital untuk
berinteraksi dengan pelanggannya, dengan 69% penjual berencana untuk
meningkatkan penggunaan solusi digital marketing dalam 5 tahun ke depan.

Dampak positif yang dirasakan pelaku UMKM dengan keberadaan e-


wallet atau uang elektronik ini adalah membaiknya pertumbuhan dari sisi
transaksi, pencatatan keuangan yang lebih teratur, dan meningkatkan literasi
keuangan dengan membuka akses terhadap layanan keuangan perbankan dan

13
digital. Berubahnya UMKM menuju ekosistem digital memang semakin tidak
terhindarkan. Namun demikian, jelas tidak cukup hanya mempercepat
hadirnya UMKM di platform digital. Perlu adanya pendekatan yang mencakup
proses bisnis dari hulu ke hilir, serta pendampingan kepada pelaku UMKM
untuk dapat mengoptimalkan platform digital secara maksimal.

Gambar 2. 4 solusi digital

Dampak positif yang dirasakan pelaku UMKM dengan keberadaan e-


wallet atau uang elektronik ini adalah membaiknya pertumbuhan dari sisi
transaksi, pencatatan keuangan yang lebih teratur, dan meningkatkan literasi
keuangan dengan membuka akses terhadap layanan keuangan perbankan dan
digital.

Berubahnya UMKM menuju ekosistem digital memang semakin tidak


terhindarkan. Namun demikian, jelas tidak cukup hanya mempercepat
hadirnya UMKM di platform digital. Perlu adanya pendekatan yang mencakup
proses bisnis dari hulu ke hilir, serta pendampingan kepada pelaku UMKM
untuk dapat mengoptimalkan platform digital secara maksimal.

Pada bidang ekonomi konvensional maupun digital, Indonesia


merupakan pasar yang potensial. Selain karena letaknya yang berada pada jalur
perdagangan, populasi penduduk di Indonesia yang besar dan mampu

14
menerima perkembangan teknologi menjadi faktor tambahan. Apabila
menyebut ekonomi digital, yang pertama kali terlintas dipikiran kita adalah

e-commerce. Hal ini disebabkan karena dari berbagai sektor yang akan
membangun ekonomi digital di Indonesia didominasi oleh e-commerce.

Dengan jumlah pengguna internet yang semakin banyak, Indonesia


menjadi negara yang diprediksi akan memiliki pertumbuhan ekonomi digital
yang pesat. Melansir dari Kemenkeu, ekonomi digital Indonesia akan terus
bertumbuh bahkan hingga 8 kali lipat. Pada tahun 2030, Indonesia dipandang
akan menjadi bagian dari lima negara yang memiliki ekonomi terkuat.

Ada banyak faktor yang akan menentukan keberhasilan Indonesia


dalam memanfaatkan ekonomi digital 8 tahun mendatang. Beberapa teknologi
yang harus dimanfaatkan serta dikembangkan oleh Indonesia seperti cloud
computing, jaringan 5G, IoT (Internet of Things), blockchain, dan AI (Artificial
Intelligence). Selain itu, Indonesia masih perlu meningkatkan sumber daya
manusia untuk mengisi bidang AI, virtual reality, dan big data analyst.

D. Manfaat Ekonomi Digital


Ada beberapa manfaat ekonomi digital yang dapat dirasakan masyarakat,
salah satunya lapangan kerja yang tersedia melimpah. Seiring dengan hal tersebut,
peluang untuk membuka bisnis juga akan semakin melebar.

1. Kersediaan informasi yang lebih besar


Internet memungkinkan konsumen mempunyai lebih banyak informasi
dan pilihan. Selain itu, mereka juga akan lebih mudah mencari merk terbaik
yang mereka inginkan serta membandingkan harga dari satu toko dengan
toko lain.

2. Lebih menghemat waktu


Sebelumnya jika grameds ingin membeli perlengkapan kantor, grameds
harus ke kota untuk membelinya. Sekarang, pemesanan dan pembayaran

15
bisa dilakukan dari rumah dan grameds tinggal menunggu saja. Ini tentu
sangat menghemat biaya dan waktu.

3. Menghemat biaya
Bagi sebuah perusahaan dan ekonomi digital membantu menghemat
sewa gedung karena sebagian aktivitas dapat dilakukan melalui internet.
Ekonomi digital juga memungkinkan perusahaan memotong aspek ritel dan
mengirim barang sesuai dengan kebutuhan pelanggan langsung dari pabrik
atau gudang supplier atau produsen, bukan dari toko. Ini memungkinkan
biaya yang lebih rendah dan menghasilkan harga jual yang lebih murah.

4. Menurunkan hambatan
Di beberapa sektor industri, ekonomi digital memudahkan perusahaan
baru untuk masuk. Jika grameds mempunyai ide inovatif yang menarik,
kamu bisa menciptakan produk baru yang menantang perusahaan
tradisional. Hadirnya ekonomi digital telah membawa banyak layanan baru
yang tidak terbayangkan sebelumnya, mulai dari layanan pesan antar ke
rumah untuk bahan makanan hingga aplikasi kencan.

E. Implementasi Ekonomi Digital


Penerapan ekonomi digital ini menggunakan bantuan internet untuk
memperlancar proses transaksi dan interaksi antara penjual dan pembeli pada
kegiatan ekonomi. Perkembangan kegiatan transaksi ini memberikan kemudahan
bagi pelaku usaha karena peluang bisnis sangat besar.

Selain memberi kemudahan bagi pelaku usaha, perkembangan teknologi di


bidang ekonomi ini juga memudahkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya. Peluang ekonomi digital ini sudah dibuktikan oleh beberapa
marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Zalora, Lazada,
Blibli dan masih banyak lagi. Keberadaan ekonomi digital didukung oleh pengguna
internet usia 15 hingga 39 tahun.

16
Perkembangan dalam inovasi teknologi hampir terjadi pada seluruh bidang
dunia bisnis, salah satunya di sektor keuangan. Hal ini ditandai dengan munculnya
berbagai perusahaan menjalankan bisnis di sektor jasa keuangan. Dalam
menghadapi hal tersebut, sektor perbankan terus melakukan inovasi teknologi.

Perkembangan ekonomi digital melahirkan berbagai macam transaksi secara


online, seperti dompet digital, jual beli online, dan sebagainya. Di era revolusi 4.0
ini hampir semua sektor perekonomian menggunakan teknologi digital sehingga
memudahkan dalam distribusi informasi dan membuat pertumbuhan ekonomi
semakin cepat.

F. Contoh Ekonomi Digital


Berikut ini ada beberapa contoh ekonomi digital yang berkembang di
Indonesia, antara lain:
1. Bidang Transportasi

Gambar 2. 5 bidang transportasi (gojek)

Di bidang transportasi, contoh ekonomi digital adalah layanan


ojek. Dulu jika akan menggunakan jasa ojek, orang harus datang ke
pangkalan dan menunggu tukang ojek yang tidak sedang menarik
penumpang. Namun, sekarang hanya tinggal menunggu dirumah, orang
tetap bisa menggunakan layanan ojek bahkan dijemput di tempat yang
diinginkan.

17
Hal tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan smartphone dan
layanan internet. Di Indonesia, layanan yang cukup populer yaitu Gojek
dan Grab. Bahkan, kini layanan mereka tidak hanya sebatas pada antar
jemput penumpang, melainkan juga pesan antar makanan dan barang–
barang tertentu.

2. Bidang Kesehatan

Gambar 2. 6 bidang kesehatan halo dokter

Sebelumnya orang harus pergi ke klinik atau rumah sakit untuk


mendapatkan layanan kesehatan. Mereka perlu menemui dokter untuk
mengkonsultasikan keluhan yang diderita. Namun, sekarang pertemuan
antara dokter dan pasien bisa dilakukan secara virtual.

Jadi, dalam bidang kesehatan, contoh ekonomi digital adala ap-


likasi layanan kesehatan seperti Halodoc. Dengan adanya aplikasi sema-
cam ini, pasien tidak perlu lagi mengantri di fasilitas kesehatan jika men-
galami keluhan sakit. Mereka bisa berkonsultasi dengan dokter secara vir-
tual bahkan mendapatkan obat yang dibutuhkan.

3. Bidang Perbankan
Seiring berkembangnya transaksi secara digital, industri perbankan
juga perlu menyesuaikan diri terhadap hal ini. Hal ini karena untuk

18
Gambar 2. 7 dompet digital

menuntaskan sebuah transaksi dibutuhkan alat pembayaran. Uang tetap-


menjadi alat pembayaran yang sah, namun sekarang bentuknya sudah beru-
bah menjadi digital. Gambar 2. 7 dompet digital

Dalam bidang perbankan, contoh ekonomi digital adalah produk–


produk dompet digital yang dapat digunakan untuk bertransaksi di banyak
Gambar 2. 7 dompet digital
tempat, seperti ebanking, OVO, Gopay, dan sebagainya. Selain dompet
digital, ada juga produk perbankan seperti kartu debit dan kredit yang bisa
dimanfaatkan untuk bertransaksi.
Gambar 2. 7 dompet digital

4. Bidang Bisnis

Gambar 2. 7 dompet digital

Gambar 2. 7 dompet digital

Gambar 2. 7 dompet digital


Gambar 2. 6 bisnis digital

Gambar 2. 7 dompet digital

19

Gambar 2. 7 dompet digital


Contoh lain ekonomi digital adalah perubahan di bidang bisnis.
Dapat dikatakan perubahannya cukup signifikan. Seperti telah dijelaskan
di atas, dahulu jika seseorang ingin memulai usaha harus mempunyai toko
fisik karena calon pelanggan akan membeli di toko fisik tersebut.

Namun, sekarang siapapun dapat memulai usaha tanpa perlu


mengandalkan toko fisik. Orang dengan modal minim dapat mulai ber-
wirausaha dengan menjual dagangannya secara online. Dengan begitu,
uang yang harus dikeluarkan untuk membangun toko fisik dapat dialokasi-
kan untuk keperluan lain atau menambah modal.

20
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Istilah ekonomi digital, pertama kali muncul pada pertengahan 1990-an dalam
buku Don Tapscott yang berjudul “The Digital Economy: Rethinking Promise and
Peril in the Age of Networked Intelligence”. Pada tahun 2000 Eric Brynjolfsson
dan Brian Kahin dalam buku mereka Understanding the Digital Economy: Data,
Tools, and Research, menggunakan istilah ekonomi digital untuk menggambarkan
‘transformasi terbaru dan sebagian besar masih belum terealisasi dari semua sektor
ekonomi dengan digitalisasi informasi yang diaktifkan komputer’. Definisi
ekonomi digital selanjutnya diusulkan oleh OECD (2012) dan para ahli di Komisi
Eropa (2013) yang cenderung menyamakan ekonomi digital dengan ekonomi
internet. OECD mengakui bahwa ekonomi digital ‘memungkinkan dan
melaksanakan perdagangan barang dan jasa melalui perdagangan elektronik di
Internet’, sementara Komisi Eropa menyatakan bahwa itu adalah ‘ekonomi
berdasarkan teknologi digital (kadang-kadang disebut ekonomi internet)’.

Definisi dan pengertian terbaru dari ekonomi digital disampaikan oleh Harald
Øverby dan Jan Arild Audestad dalam bukunya yang berjudul “Introduction to
Digital Economics: Foundations, Business Models and Case Studies” yang
diterbitkan pada tahun 2021. Menurut mereka ekonomi digital didasarkan pada
teknologi informasi dan komunikasi seperti Internet, telepon pintar, jaringan seluler
dan nirkabel, jaringan optik, Internet of Things (IoT), penyimpanan awan dan
komputasi awan, layanan berbagi, aplikasi, dan mata uang kripto.

Ekonomi digital muncul melalui proses transformasi digital yang tak terhitung,
beragam, tersebar, dan tidak merata, yang terdiri dari perubahan cara konsumen,
karyawan, pasar, perusahaan, dan fungsi organisasi lainnya. Ekonomi digital
dimungkinkan oleh pengembangan dan peluncuran teknologi terobosan (baru)
untuk memproduksi, mengumpulkan, memproses, menganalisis dan menggunakan
data, seperti perangkat digital seluler yang terhubung, Internet of Things komputasi
awan, dan di atas semua itu ada algoritma kecerdasan buatan. Informasi yang

21
diperoleh dari data yang melimpah dianalisis lebih murah, cepat, dan efisien oleh
algoritma cerdas membangun lapisan ekonomi baru, yaitu ekonomi digital melalui
pengenalan produk digital baru dan lebih personal (barang dan jasa) dan
pengembangan model bisnis baru berdasarkan jaringan yang terus berkembang dari
orang-orang yang terhubung, organisasi, dan mesin (seperti platform) dan
manajemen yang memprioritaskan aturan ‘data-first, AI-first’.

Di satu sisi, ekonomi digital memberikan keuntungan lebih bagi para pelaku
usaha baik produk maupun jasa, namun di sisi lain layanan tersebut dapat
menambah angka pengangguran bagi masyarakat yang belum memahami ekonomi
digital. Terbukti dengan adanya digital ekonomi mulai terbentuk berbagai usaha
yang menguntungkan seperti layanan belanja online, ojek online, jasa pembayaran
online, dan sebagainya. Hal itu dikarenakan dengan adanya layanan ekonomi
digital, penjual bisa bertransaksi langsung melalui layanan yang ada dengan cara
yang mudah.

Saat ini, orang yang memiliki keahlian bekerja tapi tidak diimbangi dengan
kecerdasan menggunakan layanan ekonomi digital akan sulit bersaing dengan
mereka yang bisa menggunakan layanan tersebut. Selain itu, data yang ditampilkan
oleh para pengguna layanan ekonomi digital sebagian kurang valid dan mengenai
kerahasiaan data pribadi juga masih bermasalah karena belum ada regulasi
mengenai jaminan data dan sistem transaksi elektronik. Oleh karena itu, untuk lebih
memaksimalkan layanan ekonomi digital maka perlu adanya pengenalan mengenai
ekonomi digital.

Untuk lebih efektif, pemerintah juga harus meningkatkan infrastruktur seperti


akses internet dan kelistrikan yang baik, di samping membuat regulasi mengenai
ekonomi digital yang jelas.

a. Pengetahuan dalam ekonomi digital mencakup pemahaman tentang bagaimana


teknolog dan inovasi digital mempengaruhi dan mengubah cara bisnis dan
kegiatan ekonomi dilakukan.

22
b. Transformasi digital: Adalah proses sebuah perusahaan atau organisasi
mengadopsi teknologi digital untuk mengubah model bisnis mereka, proses
operasional, dan interaksi dengan pelanggan.

Globalization merujuk pada proses integrasi dan interkoneksi yang


semakin kuat antara ekonomi, bisnis, dan pasar diseluruh dunia, yang didorong
oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Ketiga jenis teknologi ini yang kemudian dipakai dalam proses ekonomi
digital pada era yang baru.

Seiring dengan perkembangan teknologi, era old digital economy akhirnya


memasuki era new digital economy, ditandai dengan adanya mobile
technology, akses internet yang tidak terbatas, serta kehadiran teknologi cloud
yang digunakan dalam proses ekonomi digital (Van Ark, Erumban, Corrado, &
Levanon, 2016). Google dan TEMASEK (2018) dalam hasil penelitiannya,
menyebutkan bahwa salah satu hal yang mendukung perkembangan internet
ekonomi di Indonesia adalah banyaknya jumlah pengguna internet di
Indonesia.

Beberapa fakta lain yang mendukung perkembangan ekonomi digital di


Indonesia antara lain sebagai berikut (McKinsey&Company, 2018): Indonesia
diperkirakan memiliki pasar perdagangan online sebesar 5 Miliar untuk
perdagangan online formal, dan lebih dari 3 Miliar untuk perdagangan online
informal. Dengan adanya perkembangan ekonomi digital dapat
memungkinkan munculnya model bisnis baru, integrasi antar sektor bisnis,
serta perubahan model bisnis pada sektor yang sudah ada.

Munculnya beragam aplikasi digital sebagai alat pembayaran merupakan


salah satu bukti yang menunjukkan perkembangan sektor ¬nansial di era
ekonomi digital ini. Sektor kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif
merupakan salah satu sektor yang banyak memanfaatkan teknologi digital
dalam inovasi produknya. Tidak hanya itu, teknologi digital pun dimanfaatkan
untuk membangun digital platform yang dapat dipakai untuk mempromosikan
pariwisata Indonesia. Aplikasi-aplikasi seperti Traveloka, Pegi-Pegi, dan

23
Tiket.com merupakan salah satu contoh dari bentuk inovasi dan perkembangan
sektor kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif di era ekonomi digital saat
ini Digitalisasi Koperasi dan UMKM sejalan dengan tantangan Revolusi
Industri 4.0 yang mengharuskan semua kegiatan ekonomi bergeser dari
konvensional menjadi modern.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan bahwa


berdasarkan riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek, proyeksi ekonomi
digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai
transaksi mencapai Rp1.700 triliun. Pelaku UMKM yang jumlahnya terus
meningkat dalam ekosistem digital tidak lain karena beralihnya konsumen
yang mulai menggunakan platform digital dalam memenuhi kebutuhannya.
Dampak positif yang dirasakan pelaku UMKM dengan keberadaan e-wallet
atau uang elektronik ini adalah membaiknya pertumbuhan dari sisi transaksi,
pencatatan keuangan yang lebih teratur, dan meningkatkan literasi keuangan
dengan membuka akses terhadap layanan keuangan perbankan dan digital.
Dampak positif yang dirasakan pelaku UMKM dengan keberadaan e-wallet
atau uang elektronik ini adalah membaiknya pertumbuhan dari sisi transaksi,
pencatatan keuangan yang lebih teratur, dan meningkatkan literasi keuangan
dengan membuka akses terhadap layanan keuangan perbankan dan digital.

Dengan jumlah pengguna internet yang semakin banyak, Indonesia


menjadi negara yang diprediksi akan memiliki pertumbuhan ekonomi digital
yang pesat. Penerapan ekonomi digital ini menggunakan bantuan internet
untuk memperlancar proses transaksi dan interaksi antara penjual dan pembeli
pada kegiatan ekonomi. Dalam bidang perbankan, contoh ekonomi digital
adalah produk–produk dompet digital yang dapat digunakan untuk bertransaksi
di banyak tempat, seperti ebanking, OVO, Gopay, dan sebagainya.

B. Saran

Dengan adanya perkembangan ekonomi berbasis digital masyarakat


mengharapkan terciptanya lapangan pekerjaan baru yang lebih banyak, serta
berkurangnya angka kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran. Juga dalam
memudahkan masyarakat dalam bertransaksi secara online.

24
DAFTAR PUSTAKA

Kewsuwun, Nawapon. "The Digital Economy: Rethinking Promise and Peril


in the Age of Networked Intelligence (2nd)." Journal of Information
Science 38.2 (2020): 84-92.
Zainudin, Ahmad, Ida Anisah, and Melki Mario Gulo. "Implementasi Fog
Computing Pada Aplikasi Smart Home Berbasis Internet of
Things." CESS (Journal of Computer Engineering, System and
Science) 6.1 (2021): 127-132.
Aryani, Yulya, Wina Andari, and Suhindarto Suhindarto. "Pengaruh teknologi
informasi dan e-Commerce terhadap perdagangan Indonesia ke negara
ASEAN." Jurnal Ekonomi Indonesia 9.1 (2020): 53-66.
A'yun, Qanitah An Nabila, et al. "Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam
Transaksi Jual Beli Online Pada E-Commerce Popular Di
Indonesia." JPSDa: Jurnal Perbankan Syariah Darussalam 1.2
(2021): 166-181.
Sri Adiningsih, S. E. Transformasi ekonomi berbasis digital di Indonesia:
lahirnya tren baru teknologi, bisnis, ekonomi, dan kebijakan di
Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, 2019.
Pujianto, Agung, Awin Mulyati, and Rachmawati Novaria. "Pemanfaatan Big
Data Dan Perlindungan Privasi Konsumen Di Era Ekonomi
Digital." Majalah Ilmiah BIJAK 15.2 (2018): 127-137.
Urika, Urika. "ANALISIS SEKTOR POTENSIAL EKONOMI DIGITAL DI
INDONESIA." Jurnal Manajemen dan Retail 3.01 (2023): 36-50.
Asnawi, Anita. "KESIAPAN INDONESIA MEMBANGUN EKONOMI
DIGITAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0." Journal of Syntax
Literate 7.1 (2022).
Maria, Nugroho Sumarjiyanto Benedictus, and Tri Widayati. "Dampak
perkembangan ekonomi digital terhadap perilaku pengguna media
sosial dalam melakukan transaksi ekonomi." JKBM (Jurnal Konsep
Bisnis Dan Manajemen) 6.2 (2020): 234-239.

25
Ganar, Dafrosa Cindy, and Ahmad Zafrullah. "Perkembangan Ekonomi
Digital Di Indonesia." (2019).
Kumala, Sindy Lita. "Perkembangan Ekonomi Berbasis Digital Di
Indonesia." Journal of Economics and Regional Science 1.2 (2021):
109-117.
Arianto, Bambang. "Pengembangan UMKM digital di masa pandemi covid-
19." ATRABIS: Jurnal Administrasi Bisnis (e-Journal) 6.2 (2020):
233-247.
Septiana, Mega Dwi. "Proses Transformasi ke Ekonomi Digital Masyarakat
Indonesia." Sospoli 1.1 (2021): 47-63.
Pudhail, Muhammad, and Imam Baihaqi. "Strategi pengembangan ekosistem
ekonomi digital indonesia." Jurnal Ilmiah-Vidya 25.1 (2017).

26

Anda mungkin juga menyukai