Anda di halaman 1dari 13

ANALISA PERANCANGAN SISTEM PRODUKSI

“INDUSTRI MEBEL KAYU”

DOSEN
Dr. Ir. I Ketut Gede Wirawan, MT

DISUSUN OLEH :
I Komang Gede Agus Diva Wiguna (2105571008)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI

2021
DAFTAR ISI

JUDUL……............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 6

1.3 Tujuan................................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………10

2.1 Proses Perancangan ......................................................................…… 10

2.1.1 Proses Perancangan dan Analisis Kerja ......................................……..10

2.1.2 Ergonomi Kerja .......................................................................………11

Bab III PENUTUP…………………........................................................................ 109

5.1 Kesimpulan……..............................................................................109

5.2 Saran .............................................................................110

LAMPIRAN FOTO ………………………......................................................... 111


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara sekarang ini sedang aktif menggalakkan sektor industrinya.


Pengembangan industri pada saat ini tidak hanya bergantung pada industri dengan
skala besar saja melainkan juga diperhatikan peranan industri kecil. Tidak hanya di
negaranegara berkembang melainkan juga di negara-negara maju seperti Eropa,
Amerika Serikat dan Jepang, usaha kecil mempunyai peran yang sangat penting,
terutama sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta
sebagai sumber inovasi (Tambunan, 2002 : 1).

Dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang ada di Kota Tabanan maka


kegiatan ekonomi akan meningkat pula sehubungan dengan usaha untuk memenuhi
kebutuhan dengan berbagai permintaan pada barang dan jasa. Oleh karena itu,
pembangunan sektor industri menjadi salah satu upaya agar dapat memenuhi
permintaan masyarakat tersebut. Contohnya permintaan akan produk mebel akan
terus meningkat seiring meningkatnya taraf hidup masyarakat. Untuk itu, diperlukan
upaya dalam meningkatkan nilai produksi agar dapat memenuhi permintaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1) Proses perancangan produk

2) Proses perancangan dan analisis kerja

3) Ergonomi kerja
1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui masalah pada proses perancangan produkdan solusinya.

2) Untuk mengetahui masalah pada proses perancangan produk, analisis kerja


dan solusinya.

3) Untuk mengetahui masalah pada ergonomi kerja dan solusinya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Perancangan

Dalam proses perancangan terdapat berbagai aspek seperti produk, promosi,


tempat dan harga yang sangat penting didalam menjalankan suatu usaha industri,
maka dari itu diperlukan identifikasi ke empat hal tersebut untuk pengoptimalan suatu
proses perancangan, salah satunya dengan metode marketing mix:

1. Produk

Di dalam pembuatan produk UD Dharma Jaya juga perlu melakukan beberapa


tahapan agar produk yang ditawarkan diterima oleh konsumen:

a. Perencanaan produk

b. Pengembangan produk

c. Pedagangan

2. Promosi Perusahaan juga harus melakukan beberapa promosi untuk mengenali


produk yang perusahaan produksi:

a. Sales promotion (promosi penjualan)

b. Personal selling (penjualan secara pribadi)


3. Tempat

Setelah barang selesai diproduksi maka tahap selanjutnya adalah tempat dimana
barang yang diproduksi akan dipasarkan dan juga untuk menyalurkan barang ke
pasar. Hal ini juga menyangkit tentang strategi penyaluran dan termasuk didalam
pemelihan saluran distribusi.

4. Harga Didalam menetukan harga untuk produk yang selesai di produksi maka
perusahaan harus malakukan kebijakan demi tercapainya tujuan perusahaan.

1. Keadaan perekonomian

2. Penawaran dan permintaaan

3. Persaingan

Berdasarkan dari hasil analisis data yang dilakukan sehingga dapat dilihat
bagaimana gambaran secara umum mengenai proses perancangan pelaku industri
mebel dalam menghadapi persaingan revolusi industri 4.0. Dari identifikasi ini
terdapat bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi. Untuk
proses produksi didalam menjalankan sebuat produk perusahaan UD Dharma Jaya
dinilai cukup efektif didalam mengembangkan produknya.Hal ini dapat
dikembangkan dari banyaknya model produk yang dibuat oleh perusahaan.Selain
model yang perusahaan buat sesui dengan kebutuhan dan selera konsumen
perusahaan juga mengikuti tren pasar.

Dalam proses pembuatan, perusahaan memilih kayu yang tepat untuk bahan
utama didalam pembuatan produk supaya kualiatas yang perusahaan UD Dharma
Jaya buat tidak sama 15 dengan produk yang perusahaan lain karena itu akan
menambah nilai plus bagi perusahaan, selain itu perusahaan juga menyediakan
produk tanpa pesanan. Didalam menetapkan biaya harga jual produk adalah dua kali
harga pokok penjualan (HPP). Harga pokok penjualan dilihat dari jumlah biaya
produksi dengan ditambah biaya bahan baku. Harga merupakan elemen yang
fleksibel dimana harga suatu saat akan stabil dalam waktu tententu dan juga seketika
dapat menurun. Sehingga pengertian secara luas adalah harga merupakan biaya
keseluruhan dari biaya produk yang ditukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
keuntungan dari kepemilikan barang.

Kegiatan selanjutnya yaitu promosi, setelah barang selesai dibuat maka tahap
berikutnya bagaimana produk yang dibuat perusahaan dikenali oleh banyak
masyarakat salah satunya dengan menggunakan promosi, perusahaan menggunakan
dua cara didalam melakukan promosi diantaranya, sales promotion (promosi
penjualan) dimana perusahaan memasarkan produknya dengan mengikuti pameran
atau sejenisnya. Kedua yaitu personal selling(penjualan secara pribadi) perusahaan
sudah mulai berinteraksi langsung atau bertemu langsung dengan konsumen atau
melakukan pembelian secara langsung.

Kebanyakan masalah pelaku industri mebel yang sekarang kita ambil contoh
UD Dharma Jaya memiliki masalah dalam sektor promosi, karena investasi untuk
promosi di era revolusi industri 4.0 memerlukan dana yang besar sehingga
menimbulkan kenaikan harga suatu produk. Untuk pemecahan masalah ini diperlukan
peran pemerintah untuk ikut serta menaikkan value dari industri mebel di Tabanan
dengan membantu mempromosikan hasil produksinya. Tahap selanjunya yaitu
penyaluran barang, dimana barang yang selesai akan siap untuk dipasarkan, didalam
pendistribusian ada dua yaitu distribusi langsung dan distribusi tidak langsung
tergantung dari bagaimana perusahaan didalam memasarkan produk. Sebelum barang
siap untuk di distribusikan maka perusahaan sudah menentukan harga yang tepat
untuk masing-masing produk yang sudah dibuat dengan melihat dari bahan baku dan
lain sebagainya.
2.2 Proses Perancangan dan Analisis Kerja

Perancangan dan analisis kerja bertujuan untuk melakukan perbaikan metode


kerja disetiap bagian untuk meningkatkan produktivitas kerja, sehingga diperlukan
optimalisasi antar manusia, mesin, material, peralatan kerja dan serta lingkungan
kerja. Ada beberapa tahapan proses kerja yang dilakukan UD Dharma Jaya untuk
menghasilkan produk

Setelah melakukan observasi dalam proses perancangan dan sistem kerja


ditemukan masalah dalam hal sumber daya manusia, waktu penegerjaan dan mesin
untuk membuat produk tersebut, dari hal sumber daya manusia pelaku industri mebel
di Bali kebanyakan masi menggunakan SDM diluar daerah sehingga pengerjaan
terhalang acara-acara diluar dari perkiraan seperti pulang kampung dll, otomatis hal
tersebut mengganggu pengoptimalan waktu yang sudah ditentukan oleh perusahaan,
solusi dari hal ini adalah diperlukan pembentukan SDM daerah yang sama-sama
unggul dan pengawasan terhadap SDM yang sering menghambat jalannya produksi.

Hal kedua adalah mesin, jika dilihat dari proses pembuatan mebel diperlukan
banyak alat mesin yang sangat berguna untuk mempercepat waktu pengerjaan suatu
produk, tetapi karena sering kurangnya kesadaran dalam hal pengecekan mesin, maka
hal tersebut akan sangat berbahaya baik bagi pekerja maupun perusahaan, pemecahan
masalah yang didapat dari hal ini adalah, Perusahaan harus melakukan pengawasan dan
perawatan mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi agar mesin tersebut dapat
selalu dipakai secara maksimal dan tepat waktu dalam proses produksi, serta melakukan
pengawasan terhadap kinerja karyawan agar setiap karyawan dapat bekerja maksimal
menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu.

2.3 Ergonomi Kerja

Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA)


dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto,
2008). Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).
Contoh bagian dari Ergonomi adalah sebagai berikut :

2.3.1 Postur Kerja


Postur kerja atau sikap kerja adalah posisi kerja secara alamiah
dibentuk oleh tubuh pekerja akibat berinteraksi dengan fasilitas yang digunakan
ataupun kebiasaan kerja. Sikap kerja yang kurang sesuai dapat menyebabkan
keluhan fisik berupa nyeri pada otot (Musculoskletal Disorder). Dengan
demikian perlu dirancang sebuah postur kerja dan fasilitas kerja yang
ergonomis untuk memberikan kenyamanan kerja untuk mencegah keluhan
penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas. Ada beberapa
metode untuk membantu menganalisis postur kerja yang optimal dalm hal
mewujudkan ergonomic yang baik.
A. Metode REBA
REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat
untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan
tangan dan kaki seorang operator.
B. Metode RULA
Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu metode
yang memaparkan analisis postur kerja bagian tubuh atas pekerja.

Dalam melakukan observasi di UD Dharma Jaya terdapat karyawan mebel


kayu yang bisa kita identifikasi menggunakan metode REBA dan RULA.

Pengamatan dengan metode RULA didapat skor akhir yaitu 5, dimana berada
pada action level 3 sehingga perlu segera di lakukan pemeriksaan dan perubahan (saat
itu juga). Pengamatan dengan menggunakan metode REBA didapat skor akhir yaitu
5, maka termasuk dalam kategori skor REBA dengan interval 4-7. Dengan level
resiko yang sedang maka memiliki arti perlu dilakukan perbaikan. Rekomendasi yang
tepat untuk operator adalah operator perlu melakukan istirahat yang cukup dan dalam
melakukan pekerjaannya tidak memaksakan diri. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan sejauh ini pekerja belum merasakan keluhan cedera pada tulang belakang.

Solusi dari hal tersebut adalah Pemilik usaha harus melakukan perbaikan
sistem kerja dalam rangka meningkatkan produksi terlebih agar tidak terjadi cedera
pada saat melakukan pekerjaan dan dibuatlah produk yakni alat untuk membantu
mengangkut barang yang diproduksi yakni berupa meja agar mudah dalam
melakukan proses pemindahan barang.

2.3.2 Lingkungan Kerja

Menurut Mardiana (2005) “Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana


pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan kerja yang kondusif
memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja
optimal.
a. Suhu
Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang
besar. Dengan demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah
penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan di mana suhu diatur
sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat
diterima setiap individu.

b. Kebisingan
Bukti dari telaah-telaah tentang suara me nunjukkan bahwa suara-suara
yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan
penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari su ara-suara yang tidak
dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan mengganggu
konsentrasi pegawai.

c. Penerangan
Bekerja pada ruangan yang gelap dan samara-samar akan menyebabkan
ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu
pegawai dalam mempelancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari
intensitas cahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi
kerja pada tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk
pegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda.

d. Mutu Udara
Merupakan fakta yang tidak bisa diabai kan bahwa jika me nghirup udara
yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi.
Udara yang tercemar dapat menggangu kesehatan prib adi pegawai.
Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan sa kit
kepala, mata perih, kelelahan, lekas marah, dan depresi.

Pada saat melakukan pengamatan lingkungan kerja di UD Dharma Jaya


ditemukan bahwa bahwa vibrasi dan kebisingan mempengaruhi pekerja dalam
pembuatan titik paku pada meja. Nilai kebisingan tertinggi pada proses pembuatan
titik paku adalah 71,2 db sedangkan kebisingan terendah 58,8 db. Nilai vibrasi
tertinggi sebesar 3,2 m/s2 dan nilai vibrasi terendah sebesar 2,7 m/s 2. Adapun nilai
output yang dihasilakan tertinggi dalam pembuatan titk paku sebanyak 8 buah dan
terendah 6 buah titik paku. Solusi dari permasalahan ini adalah Dalam melakukan
pekerjaannya, pekerja perlu memperhatikan keamanan. Terutama pemakaian alat
pelindung seperti memakai sarung tangan untuk mengurangi getaran dan
menggunakan earplug pada telinga dengan maksud untuk mengurangi kebisingan
yang dapat mengakibatkan gangguan pada telinga pekerja.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan perusahaan UD Dharma Jaya yang berada


disekitar saya, mempunyai beberapa masalah dalam bagian proses perancangan,
perancangan dan analisis kerja, dan ergonomi. Sehingga dengan dibuatnya tugas ini,
kita dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan solusi – solusi seperti

1. Investasi dalam sektor promosi agar bisa bersaing didalam Revolusi Industri
4.0
2. Peran pemerintah dalam mempromosikan produk daerah
3. Pembentukan SDM daerah yang unggul
4. Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja perlu memperhatikan keamanan.
Terutama pemakaian alat pelindung seperti memakai sarung tangan untuk
mengurangi getaran dan menggunakan earplug pada telinga dengan maksud
untuk mengurangi kebisingan yang dapat mengakibatkan gangguan pada
telinga pekerja.
5. Melakukan perbaikan sistem kerja dalam rangka meningkatkan produksi
terlebih agar tidak terjadi cedera pada saat melakukan pekerjaan dan dibuatlah
produk yakni alat untuk membantu mengangkut barang yang diproduksi yakni
berupa meja agar mudah dalam melakukan proses pemindahan barang, dll.

Anda mungkin juga menyukai