Dosen :
Dr. Putu Ayu Pramitha Purwanti, S.E., M.Si.
Kelas : EKI213 A2
Disusun oleh :
Kelompok 8
I
RINGKASAN
II
TOPIK & SUB TOPIK
1
kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kurva permintaan
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga
sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para
pembeli yang melambangkan skedul atau hukum permintaan.
2) Penawaran
2
Menurut Ahman (2009;98-99), “Penawaran diartikan sebagai
keseluruhan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam berbagai
kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode tertentu”.
Sedangkan menurut Rahardja (2008;32), “Penawaran adalah jumlah barang
yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama
satu periode tertentu”. Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa penawaran adalah keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
produsen ingin tawarkan pada berbagai tingkat harga yang berlaku di pasar
dalam satu periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah sebagai
berikut :
a) Harga barang itu sendiri
b) Harga barang lain yang berkaitan dengan produk tersebut
c) Harga faktor produksi
d) Biaya produksi
e) Keuntungan yang diharapkan
f) Persaingan
g) Teknologi produksi
h) Jumlah pedagang/penjual
i) Harapan/tujuan produsen
j) Kebijakan pemerintah (pajak dan subsidi)
3
Perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang
ditawarkan, yaitu jika harga naik maka penawaran akan meningkat, dan
sebaliknya jika harga turun maka penawaran juga akan turun dengan
asumsi ceteris paribus (Ahman,2009:102)
Data pada table dan kurva di atas menunjukkan bahwa makin tinggi
harga jeruk/kg makin tinggi jumlah jeruk yang ditawarkan. Pada harga Rp.
4.500,- hanya 50 kg jeruk yang ditawarkan, sedangkan jika harga Rp. 6.000-
sebanyak 110 biji yang ditawarkan.
4
sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua
unsur-unsur itu disebut faktor-faktor produksi. Jadi, semua unsur yang
menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang
disebut sebagai faktor-faktor produksi (Suherman Rosyid, 2009:55).
a) Tanah (Land)
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah disini bukanlah
sekedar tanah untuk ditanami atau untuk ditinggali saja, tetapi termasuk
pula di dalamnya segala sumber daya alam (natural resources). Itulah
sebabnya faktor produksi yang pertama ini sering kali disebut dengan
sebutan natural resources di samping itu juga sering disebut land. Dengan
demikian, istilah tanah atau land maksudnya adalah segala sesuatu yang
bisa menjadi faktor produksi dan berasal atau tersedia di alam ini tanpa
usaha manusia.
b) Tenaga Kerja (Labor)
Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja
manusia (labor) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk
mencangkul, menggergaji, bertukang, dan segala kegiatan fisik lainnya. Hal
yang dimaksud disini memang bukanlah sekedar labor atau tenaga kerja
saja, tetapi yang lebih luas yaitu human resources (sumber daya manusia).
Di dalam istilah human resources atau sumber daya manusia mencakup
tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi juga kemampuan
mental atau kemampuan non fisik, tidak saja tenaga terdidik tetapi juga
tenaga yang tidak terdidik.
c) Modal (Capital)
Faktor produksi yang ketiga adalah modal (capital) atau sebutan bagi
faktor produksi yang ketiga ini adalah real capital goods (barang-barang
modal riil), yang meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk
menunjang kegiatan produksi barangbarang lain serta jasa misalnya,
mesin, pabrik, jalan raya, pembangkit tenaga listrik serta semua
peralatannya. Pengertian capital atau modal, sebenarnya hanyalah
merupakan salah satu dari pengertian modal, sebagaimana yang sering
dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab modal juga mencakup arti
5
uang yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli mesin serta faktor
produksi lainnya.
d) Enterpreneur
Faktor produksi yang keempat ini adalah yang terpenting di antara
semua faktor produksi karena ia adalah intangible factor of production.
Entrepreneurship amat penting peranannya sehubungan dengan hasil
yang diproduksinya. Dengan demikian, entrepreneur merupakan faktor
produksi yang justru paling menentukan di dalam perkembangan
perekonomian masyarakat ( Suherman Rosyid, 2009:57). Menurut
(Suryana 2006:10) entrepreneur adalah mereka yang melakukan usaha-
usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan
menjalankan sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan
hidup.
3. Derivasi Permintaan Faktor Produksi Satu dan Lebih dari Satu Input
Variabel
1) Permintaan atas suatu Faktor Produksi ketika hanya satu input yang
bersifat variabel
Dalam pasar faktor produksi kompetitif dimana produsen
merupakan pengambil harga, permintaan pembeli untuk faktor produksi
ditujukkan dengan kurva Marginal Revenue Product (MRP). Kurva MRP
menurun terjadi karena marginal product of labour menurun setiap
peningkatan jam kerja. Jika produk yang dihasilkan produsen memiliki
kekuatan monopoli, maka permintaan terhadap faktor produksi akan
ditujukkan pula dengan kurva MRP. Namun dalam kasus ini, kurva MRP
menurun karena marginal product of labour dan marginal revenue
menurun.
Kurva yang lebih rendah adalah kurva MRPL ketika perusahaan
memiliki daya monopoli di pasar output. Ketika perusahaan memiliki
kekuatan monopoli, mereka menghadapi kurva permintaan miring ke
bawah dan karena itu harus menurunkan harga semua unit produk dalam
rangka untuk menjual lebih dari itu. Akibatnya, pendapatan marjinal selalu
kurang dari harga (MR < P). Ini menjelaskan mengapa kurva monopolistik
6
berada di bawah kurva kompetitif dan mengapa pendapatan marjinal jatuh
sebagai output meningkat. Sehingga kurva produk pendapatan marjinal
miring ke bawah dalam hal ini karena kurva pendapatan marjinal dan
kemiringan kurva produk marjinal ke bawah.
Produk pendapatan marjinal menunjukkan bahwa perusahaan harus
bersedia membayar untuk menyewa unit tambahan tenaga kerja. Selama
MRPL lebih besar dari tingkat upah, perusahaan harus mempekerjakan
lebih banyak tenaga kerja. Jika produk pendapatan marjinal kurang dari
upah tingkat, perusahaan harus berbaring pekerja. Hanya ketika produk
pendapatan marjinal sama dengan tingkat upah akan perusahaan telah
mempekerjakan memaksimalkan keuntungan jumlah tenaga kerja. Kondisi
memaksimalkan keuntungan oleh karena itu
MRPL = w
Permintaan untuk kurva tenaga kerja DL adalah tentang MRPL.
Jumlah tenaga kerja meningkat ketika tingkat upah menurun.
Upah
pekerja
w* SL
7
pasar dari W1 ke W2. Tingkat upah mungkin menurun jika lebih banyak
orang yang memasuki angkatan kerja mencari pekerjaan untuk pertama
kalinya. Kuantitas tenaga kerja yang dituntut oleh perusahaan awalnya L1,
di persimpangan MRPL dan S1.
Upah
pekerja
W1 S1
W2 S2
MRPL=DL
L1 L2
Jumlah tenaga kerja
8
2) Permintaan atas suatu Faktor Produksi ketika terdapat beberapa input
yang bersifat variabel
Upah
(ribu per
jam)
20
A
15 C
B
10 DL
5 MRPL1 MRPL2
9
tenaga kerja dalam proses produksi.
Q = f (K,L,M.......)
10
Kurva penawaran faktor input biasanya miring ke atas.
Penawaran pasar untuk untuk suatu barang yang di jual kepasar
kompetitif biasanya miring ke atas karena biaya marginal untuk
menghasilkan suatu barang meningkat.
11
Seperti contoh, ketika tingkat upah $10 per jam, Pekerja
memaksimalkan utilitas dengan memilih titik A, sehingga menikmati 16
jam waktu luang per hari (dengan 8 jam kerja) dan menghasilkan $ 80.
Ketika tingkat upah meningkat menjadi $ 30 per jam, garis anggaran
berputar tentang intersep horizontal untuk berbaris RQ. (Hanya 24 jam
waktu luang dimungkinkan.) Sekarang pekerja memaksimalkan utilitas
di B dengan memilih 19 jam waktu luang per hari (dengan 5 jam kerja),
sambil menghasilkan $ 150. Jika hanya efek substitusi ikut bermain,
semakin tinggi tingkat upah akan mendorong pekerja untuk bekerja 12
jam (pada C). efek pendapatan bekerja berlawanan arah dan
mengalahkan efek substitusi sehingga hari untuk bekerja dari 8 jam
menjadi 5 jam.
12
5. Keseimbangan Pasar Faktor Produksi
Tenaga kerja sebagai bagian dari faktor produksi memiliki peran besar
dalam mendukung keberlangsungan proses produksi (Hanifayah, Elfira, 2019).
Dalam Gambar di atas ini menunjukkan ekuilibrium untuk pasar tenaga kerja.
Pada titik A, tingkat upah ekuilibriumnya adalah w c dan ekuilibrium kuantitas
penawawarannya adalah Lc. Karena pekerja memiliki informasi sempurna
mereka menerima upah yang identik dimana pun mereka bekerja.
13
syarat MRPL=(P).(MPL) tidak berlaku lagi. Titik B adalah adalah upah
ekuilibrium wm dan ekuilibrium penawaran tenaga kerja L m. Ketika Lm tenaga
kerja dipekerjakan, biaya marginal wm bagi perusahaan lebih rendah
ketimbang manfaat marginal bagi konsumen vM. Meskipun perusahaan
memaksimalkan labanya, output berada di tingkat efisiensinya. Efisiensi
ekonomi akan meningkat apabila lebih banyak tenaga kerja digunakan pada
gilirannya, lebih banyak output yang diproduksi.
14
terhadap proses produksi.
Sekarang, perhatikan harga beli tanah dan modal. Harga sewa dan
harga beli jelas berhubungan: Para pembeli rela membayar lebih untuk tanah
atau modal jika dapat
2. Kekuatan Monopsoni
Kurva penawaran
faktor produksi yang ditunjukkan monopsoni adalah kurva penawaran pasar
yang menunjukkan berapa banyak pemasok faktor produksi yang bersedia
menjual ketika harganya meningkat. Karena monopsoni membayar harga yang
sama untuk setiap unit, kurva penawaran merupakan kurva pengeluaran rata-
ratanya. Kurva pengeluaran rata-rata berkemiringan positif karena keputusan
untuk membeli satu unit tambahan akan meningkatkan harga yang harus
dibayar atas seluruh unit, bukan hanya unit terakhir. Namun, untuk
perusahaan yang memaksimalkan laba, kurva pengeluaran marginal relevan
dalam memutuskan berapa banyak yang harus dibeli. Kurva pengeluara
marginal berada di atas kurva pengeluaran rata-rata. Ketika perusahaan
15
meningkatkan harga faktor produksi untuk memperoleeh lebih banyak unit,
perusahaan harus membayar seluruh unit pada harga yang lebih tinggi, bukan
saja unit terakhir yang dibeli.
3. Kekuatan Monopoli
16
ini mengagresikan produk pendapatan marginal dari perusahaan yang
bersaing untuk memperoleh tenaga kerja. Kurva penawaran tenaga kerja
menggambarkan bagaimana anggota serikat akan menawarkan tenaga kerja
apabila serikat tersebut tidak memiliki kekuatan monopoli. Dalam hal ini,
pasar tenaga kerja menjadi kompetitif, dan L* dipekerjakan pada upah w*, di
mana permintaan Dl, sama dengan penawaran Sl. Akan tetapi, akibat kekuatan
monopolinya, serikat pekerja dapat memilih tingkat upah berapa pun dan
kuantitas penawaran tenaga kerja yang sesuai, seperti halnya penjual output
monopolis memilih harga dan tingkat output yang serikat tersebut ingin
memaksimalkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan maka pihak serikat
pekerja akan memilih hasil kompetitif pada A. Namun apabila serikat pekerja
ingin memperoleh upah yang lebih besar ketimbang upah kompetitif, maka
pihaknya akan membatasi keanggotaan pada L 1, pekerja. Akibatnya,
perusahaan akan membayar upah pada w1. Meskipun anggota serikat yang
bekerja akan lebih sejahtera, mereka yang tidak bisa memperoleh pekerja
akan dirugikan.
17
KESIMPULAN
18
Daftar Refrensi
Avi Budi & Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti. 2011. Analisis Efisiensi
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usaha Tani Jagung Di Kabupaten Grobogan
Tahun 2008. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. Jejak, Volume. 4, Nomor 1, Maret 2011.
Hanifiyah Yuliatul & Elfira Maya. 2019. Pasar Tenaga Kerja : Sebuah Tinjauan
Dalam Persfektif Islam. The International Journal Of Applied Business Tijab Volume 3
Nomor 1.
Nisa, Yopi. 2014. Permintaan Dalam Ekonomi Mikro. Jurnal Edunomic Volume 2
No.1 Tahun 2014.
Nisa, Yopi. 2015. Penawaran Dalam Ekonomi Mikro. Jurnal Edunomic Volume 3
No.1 Tahun 2015.