Anda di halaman 1dari 8

Pengantar Ekonomi Jilid 2, N.

Gregory Mankiw
Bagian VI Ekonomi Pasar Tenaga Kerja
Bab 18 Pasar Faktor Produksi
Ada tiga jenis faktor produksi yang terpenting, yakni tenaga kerja, tanah, dan modal.
Pendapatan total dari suatu perekonomian terdistriusikan di pasar faktor produksi.
Pernintaan terhadap faktor-faktor produksi tsb merupakan derivasi atau turunan dari
permintaan oleh perusahaan pemakai faktor produksi guna membuat berbagai barang dan
jasa. Perusahaan kompetitif yang memaksimalkan laba akan merekrut setiap jenis faktor
produksi sampai kesuatu titik dimana nilai produk marjinal dari masing-masing faktor
produksi itu sama dengan harganya.
Harga yang dibayarkan kepada setiap faktor produksi senantiasa menyesuaikan diri dalam
rangka menyeimbangkan penawaran dan permintaannya. Karena permintaan atas suatu
faktor produksi mencerminkan nilai produk marjinal dari faktor produksi itu sendiri, maka
dalam kondisi ekuilibrium setiap faktor produksi saling memberikan kompensasi sesuai
dengan kontribusi marjinalnya bagi kegiatan produksi barang dan jasa.
Karena faktor-faktor produksi itu digunakan secara bersamaan, maka besar kecilnya produk
marjinal dari satu jenis faktor produksi ditentukan pula oleh banyak sedikitnya ketersediaan
faktor faktor produksi lainnya. Sebagai kosekwensinya, perubahan penawaran salah satu
faktor produksi akan mengubah ekuilibrium pendapatan bagi semua faktor produksi lainnya.
Teori Distribusi Neoklasik : jumlah yang dibayarkan untuk setiap faktor produksi tergantung pada
penawaran dan permintaannya. Sedangkan tinggi rendahnya permintaan itu sendiri ditentukan oleh
produktivitas marjinal faktor produksi bersangkutan. Dalam kondisi ekuilibrium, masing-masing
faktor produksi memperoleh imbalan yang sama besarnya dengan kontribusi marjinalnya bagi
kegiatan produksi barang dan jasa.
Bab 19 Pendapatan dan Diskriminasi
Para pekerja menerima upah yang berlainan karena berbagai alasan. Sampai batas tertentu,
perbedaan upah itu merupakan kompensasi terhadap atribut atau sifat pekerjaan. Secara
umum, semakin sulit pekerjaan seseorang, atau semakin tidak menyenagkan pekerjaannya,
akan semakin besar pendapatan yang diterima dibandingkan dengan pekerjaan yang lebih
mudah atau menyenangkan.
Pekerja yang memiliki modal manusia lebih banyak akan memperoleh pendapatan lebih
besar ketimbang pekerja yang modal manusianya tidak terlalu banyak. Ibalan atas akumulasi
modal manusia itu terhitung besar, dan cenderung terus menerus meningkat selama
dasawarsa terakhir ini.
Sebagaimana diprediksikan oleh teori, tinggi rendahnya pendidikan dan karakteristik
pekerjaan sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan. Namun, masih ada variasi
pendapatan yang tidak dapat dijelaskan oleh hal-hal yang secara ekonomis dapat diukur.
Variasi pendapatan yang tidak terjelaskan ini umumnya disebabkan oleh kemampuan
alamiah (natural ability), upaya (effort), dan kesempatan (chance).
Sejumlah ekonom mengemukakan bahwa para pekerja yang lebih berpendidikan
memperoleh pendapatan lebih besar bukan karena pendidikan meningkatkan produktivitas
mereka, melainkan karena para pekerja yang memiliki kemampuan alamiah tinggi
menggunakan pendidikan sebaga cara guna mengirimkan sinyal tentang kemampuan
mereka itu kepada pihak majikan/perusahaan. Seandainya teori pengiriman sinyal ini benar,
tentunya peningkatan capaian pendidikan para pekerja tidak akan menaikkan keseluruhan
tingkat upah.
Sampai batas tertentu, perbedaan upah juga diakibatkan oleh praktek diskriminasi, baik
yang diskriminasi rasial, jenis kelamin, atau hal-hal lain. Namun, pengukurn tingkat
diskriminasi maupun dampak langsungnya sulitdlakukan sehingga cara yang lazim ditempuh
peneliti adalahmemisahkan lebih dulu dampak perbedaan modal manusia dan karakteristik
pekerjaan terhadap perbadaan upah, lalu sisanya baru dinyatakan sebagai dampak
diskriminasi.
Pasar-pasar kompetitif berpotensi membatasi dampak diskriminasi terhadap upah. Jika upah
sekelompok pekerja lebih rendah ketimbang pekerja lain semata-mata karena alasan-alasan
diluar produktivitas marjinal mereka, maka perusahaan yang tidak diskriminatif akan
diuntungkan dengan merekrut mereka. Karena upahnya lebih rendah maka perusahaan
perekrutnya akan lebih mampu bersaing dengan perusahaan diskriminatif yang harus
membayar upah pekerja lebih mahal. Jika tetap disriminatif, perusahaan itu akan kalah
bersaing dan bangkrut. Jadi, perilaku maksimalisasi laba oleh perusahaan secara alamiah
akan mengurangi perbedaan upah yag disebabkan oleh diskriminasi. Namun, diskriminasi itu
akan tetap bertahan, sekalipun pasrnya kompetitif, jika konsumen bersikap diskriminatif dan
mereka bersedia membayar untuk itu, atau jika pemerintah memberlakukan peraturan
yangmengharuskan perusahaan melakukan diskriminasi.
Bab 20 Distribusi Pendapatan
Data distribusi pendapatan menunjukkan ketimpangan pendapatan yang cukup tajam di
masyarakat AS. Seperlima keluarga terkaya di AS memperoleh penghasilan yang hampir
sepuluh kali lipat lebih besar daripada pendapatan yang diterima oleh seperlima penduduk
termiskin.
Karena transfer rupa-rupa, siklus hidup ekonomis, pendapatan transisi, dan mobilitas
ekonomi merupakan faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam mempelajari variasi
pendapatan, maka kita sulit mengandalkan data-data distribusi pendapatan dalam satu
tahun tertentu saja untuk memperkirakan sejauh mana ketimpangan pendapatan yang ada
disuatu masyarakat. Kalau faktor-faktor tadi kita masukkan dalam perhitungan, maka akan
muncul gambaran baru bahwa kesejahteran ekonomis sesungguhnya terdistribusikan secara
lebih adil daripada gambaran yang dimunculkan oleh data pendapatan tahunan.
Para filsuf politik berbeda pendapat tentang peran yang harus dimainkan oleh pemerintah
dalam mengubah distribusi pendapatan. Kaum utilitarian (seperti John Stuart Mill)
berpendapat bahwa pemerintah harus mengubah distribusi pendapatan dalam rangka
memaksimalkan total/penjumlahan utilitas dari setiap anggota masyarakat. Sedangkan
kaum liberal (seperti John Rawls) menegaskan bahwa upaya mengubah distribusi
pendapatan harus dipusatkan pada langkah-langkah untuk menciptakan suatu jaring
pengaman minimal agar tidak ada anggota masyarakat yang terlalu menderita karena
kemiskinan. Terakhir kaum libertarian (seperti Robert Nozick) berpendapat bahwa hal
terpenting yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menjamin berlangsungnya suatu
proses atau kesempatan memperoleh pendapatan secara adil, karena proses tersebut jauh
lebih penting daripada hasil distribusi pendapatan yang muncul darinya.
Terdapat berbagai macam kebijakan untuk membantu kalangan miskin, mulai dari ketentuan
upah minimum, kesejahteraan, pajak pendapatan negatif, dan transfer rupa-rupa. Setiap
kebijakan dapat membantu keluarga-keluarga miskin untuk melepaskan diri dari
kungkungan kemiskinan itu, namun tidak ada satu pun dari kebijakan-kebijakan itu yang
tidak menimbulkan efek sampingan negatif. Karena bantuan finansial biasanya berkurang
seiring dengan bertambahnya pendapatan suatu keluarga, maka keluarga miskin itu acapkali
menghadapi tingkat pajak marjinal efektif yang sangat tinggi. Tingkat pajak efektif yang
sangat tinggi inilah yang seringkali melemahkan semangat keluarga-keluarga miskin itu
untuk memperbaiki nasib mereka sendiri.
Bagian VII Topik Lanjutan
Bab 21 Teori Pilihan Konsumen
Garis kendala konsumen memperlihatkan berbagai kemunginan kombinasi konsumsi yang
dapat diperoleh konsumen, sesuai dengan harga barang-barang yang berlaku serta banyak
sedikitnya pendapatan konsumen itu sendiri. Besaran kemiringan (slope) garis kendala
anggaran sama dengan harga relatif dari barang-barang yang bersangkutan.
Kurva indiferen dari seorang konsumen pada intinya memperlihatkan preferensi si
konsumen yang bersangkutan. Sebuah kurva indiferen pada dasarnya memperlihatkan
berbagai kemungkinan kombinasi konsumsi yang dapat memberikan kepuasan yang sama
besarnya bagi konsumen. Titik-titik yang terdapat pada sebuah kurva indiferen (masing-
masing melambangkan kemungkinan kombinasi konsumsi) yang letaknya lebih tinggi lebih
disukai dari pada titik yang letaknya lebih rendah. Besaran kemiringan kurva indiferen pada
setiap titik melambangkan substitusi marjinal si konsumen, atau tingkatan sejauh mana
konsumen mau menukarkan suatu barang dengan barang lainnya.
Konsumen berusaha mencapai titik optimum dengan memilih salah satu titik pada kendala
anggarannya yang bersentuhan dengan kurva indiferen tertinggi. Pada titik tersebut,
besaran kemiringan kurva indiferen (tingkat substitusi marjinal antara barang-barang yang
bersangkutan) sam dengan besaran kemiringan garis kendala anggaran (harga relatif barag-
barang tersebut).
Ketika harga suatu barang turun, dampaknya terhadap pilihann konsumen dapat dipilih
menjadi dua, yakni efek pendapatan dan efek substitusi. Efek pendapatan adalah perubhaan
konsumsi yang terjadi karena penurunan harga tersebut meningkatkan kesejahteraan
konsumen. Adapun efek substitusi adalah perubahan konsumsi yang terjadi ketika
perubahan harga itu memungkinkan konsumen memperoleh lebih banyak barang yang
harganya menjadi lebih murah. Efek pendapatan diperlihatkan sebagai gerakan dari kurva
indiferen yang lebih rendah ke kurva indiferen yang lebih tinggi, sedangkan efek substitusi
ditunjukkan dengan gerakan disepanjang kurva indiferen yang sama ke suatu titik yang
besaran sudutnya berbeda.
Teori pilihan konsumen dapat diterapkan ke berbagai situasi. Teori ini dapat menjawab dan
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa kurva permintaan bisa mengarah
keatas; mengapa kenaikan upah tidak selalu meningkatkan penawaran tenaga kerja atau
mendorong seseorang bekerja lebih giat; mengapa kenaikan suku bunga juga tidak selalu
mendorong seseorang memperbesar tabungannya; dan mengapa kalangan miskin lebih
menyukai bantuan dalam bentuk transfer uang daripada bantuan dalam bentuk transfer
rupa-rupa.
Bagian VIII Data Makroekonomi
Bab 22 Perhitungan Pendapatan Suatu Negara
Setiap transaksi senantiasa melibatkan pihak pembeli dan pihak penjual. Oleh karena itu,
pengeluaran total dalam suatu perekonomian pasti sama dengan pendapatan totalnya.
Produk domestik bruto (GDP) mengukur pengeluaran total dari suatu perekonomian
terhadap berbagai barang dan jasa yang baru diproduksi pada suatu waktu, serta
pendapatan total yang diterima dari adanya seluruh produksi barang dan jasa tersebut.
Secara lebih rinci, GDP adalah nilai pasar dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di
suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
GDP dapat dipilah menjadi empat komponen utama pengeluran: yakni, konsumsi,
investasi,pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Konsumsi mencakup semua
pengeluaran ruta atas berbagai barang dan jasa (kecuali perumahan baru). Investasi meliputi
seluruh pengeluaran alat-alat produksi, inventori atau persediaan dagang, serta struktur
usaha, termasuk didalamnya pembalian rumah baru oleh rumah tangga. Pengeluaran
pemerintah menghimpun semua pengeluaran barang dan jasa yang dilakukan oleh
pemerintah dalam semua tingkatan (pusat, daerah, dan lain-lain). Sedangkan ekspor neto
adalah nilai pembelian oleh pihak asing atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi di
dalam negeri (ekspor) dikurangi oleh pembelian penduduk setempat atas berbagai barang
dan jasa yang diproduksi di luar negeri (impor).
GDP nominal menggunakan harga yang tengah berlaku untuk menilai produksi barang dan
jasa dari suatu perekonomian. Sedangkan GDP riil menghitung nilai produksi barang dan jasa
berdasarkan harga konstan atau harga yang berlaku ada tahun dasar. Adapun deflator GDP
adalah ukuran tingkat harga dalam perekonomian yang bersangkutan, yang diukur sebagai
rasio antara GDP nominal dan GDP riil.
GDP adalah sebuah ukuran yang baik tentang tingkat kesejahteraan ekonomi, karena GDP
dapat mencerminkan kenyataan bahwa orang-orang selalu, menginginkan pendapatan yang
lebih tinggi. Namun GDP bukanlah ukuran kesejahteraan yang sempurnakarena tidak dapat
mencakup banyak hal penting dalam hidup, seperti pentingnya bersantai dan nilai
kelestarian lingkungan hidup.
Bab 23 Perhitungan Biaya Hidup
Indeks harga konsumen memperlihatkan biaya sekeranjang belanjaan barang dan jasa
disuatu waktu dibandingkan dengan harga atau biayanya pada tahun dasar. Indeks ini
digunakan untuk mengukur keseluruhan tingkat harga dalam suatu perekonomian.
Persentase perubahan indeks harga konsumen inilah yang disebut laju inflasi.
Indeks harga konsumen (CPI) bukan merupakan ukuran sempurna biaya hidup karena tiga
alasan. Pertama, indeks ini tidak dapat memperhitungkan kemampuan konsumen
melakukan substitusi atau penggantian konsumsi ke barang atau jasa yang menjadi relatif
murah seiring dengan perjalanan waktu. Kedua, indeks ini juga tidak dapat
memperhitungkan peningkatan daya beli uang sehubungan dengan adanya produk-produk
baru. Ketiga, indeks harga konsumen juga tidak sepenuhnya mampu memperhitungkan
perubahan kualitas barang dan jasa. Akibat adanya kelemahan-kelemahan ini, maka CPI
cenderung memunculkan perkiraan inflasi 1 persentase poin lebih tinggi daripada yang
sebenarnya.
Meskipun deflator GDP juga mengukur keseluruhan tingkat harga dalam perekonomian,
konsep itu berbeda dari indeks harga konsumen karena deflator GDP berfokus ke barang
dan jasa yang diproduksi, bukan yang dikonsumsi. Oleh sebab itu, barang-barang impor akan
mempengaruhi indeksharga konsumen, namun tidak mempengaruhi deflator GDP. Selain
itu, kalau indeks harga konsumen mendasarkan nilainya pada sekeranjang belanjaan barang
dan jasa yang tetap, deflator GDP bertumpu pada himpunan barang dan jasa yang setiap
saat bisa berubah sesuai dengan perubahan komposisi GDP.
Jumlah atau angka-angka uang dari waktu yang berbeda tidak dapat diperbandingkan secara
langsung daya belinya. Untuk membandingkan daya beli atau nilai uang di suatu waktu di
masa lampau dengan nilai uang sekarang, maka angka uang di masa lampau tersebut harus
diinflasikan dahulu dengan menggunakan indeks harga konsumen.
Berbagai peraturan hukum dan kontrak swasta mewajibkan penggunaan indeks harga untuk
mengadakan koreksi terhadap dampak inflasi. Namun, ketentuan perpajakan (di AS) sampai
sejauh ini baru sebagian saja menerpakan indeksasi terhadap inflasi.
Koreksi terhadap dampak inflasi terutama penting dalam menyimak suku bunga. Suku bunga
nominal adalah suku bunga yang biasanya dilaporkan, dan ini pula yang ditawarkan oleh
kalangan perbankan bagi simpanan para nasabahnya. Sedangkan suku bunga riil adalah suku
bunga yang sudah memperhitungkan perubahan nilai atau daya beli uang dari waktu ke
waktu. Pada dasarnya, suku bunga riil sama dengan suku bunga nominal dikurangi laju
inflasi.
Bagian IX Perekonomian Riil Dalam Jangka Panjang
Bab 24 Produksi dan Pertumbuhan
Kemakmuran ekonomi, yang diukur oleh GDP per penduduk, bervariasi dari suatu negara ke
negara lain. Pendapatan rata-rata ngara-negara terkaya di dunia lebih dari 10 kali lebih besar
daripada pendapatan rata-rata negara-negara termiskin. Karena laju pertumbuhan GDP riil
juga sangat bervariasi, posisi relatif sebuah negara juga bisa berubah secara dramatis dari
waktu ke waktu.
Standar kehidupan suatu negara tergantung pada kemampuan negara tersebut
memproduksi barang dan jasa. Produktivitas, selanjutnya, tergantung pada jumlah modal
fisik, modal manusia, sumber daya alam, dan pengetahuan teknologis yang tersedia bagi
pekerja.
Kebijakan-kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dengan
berbagai cara: merangsang tabungan dan investasi, merangsang investasi dari luar negeri,
mendorong partisipasi pendidikan, melindungi hak kepemilikan, menciptakan stabilitas
politik, membuka diri terhadap perdagangan bebas, mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk, dan merangsang riset dan pengembangan teknologi-teknologi baru.
Akumulasi barang modal dicrikan oleh fenomena pengembalian yang menurun: semakin
banyak barang modal dalam perekonomian, semakin sedikit output tambahan yang bisa
diperoleh dari satu unit barang modal ekstra. Karena fenomena ini, tingkat tabungan yang
tinggi menciptakan laju pertumbuhan yang tinggi, tetapi tidak selamanya. Pertumbuhan
akhirnya akan menurun saat tingkat barang modal, produktivitas, dan pendapatan
mendekati sangat tinggi. Juga karena fenomena tersebut, tingkat pengembalian yang
semakin menurun atas barang modal cenderung tinggi di negara-negara miskin. Jika variabel
lain diasumsikan tidak berubah, negara-negra ini bisa tumbuh lebih cepat karena efek
pengejaran.
Bab 25 Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan
Sistem keuangan amerika terbentuk oeh banyak jenis institusi keuangan, seperti pasar
obligasi, pasar saham, bank, dan reksadana. Semua institusi ini bertindak menyalurkan suber
daya dari rumah tangga yang ingin menabung kepada ruta dan perusahaan yang ingi
mminjam.
Perhitungan pendapatan nasional menyingkap sejumlah hubungan penting antara variabel-
variabel makroekonomi. Secara khusus, bagi sebuah perekonomian tertutup, tabungan
nasional harus sama dengan investasi. Institusi-institusi keuangan merupakan pihak yang
mencocokkan tabungan seseorang dengan investasi orang lain.
Suku bunga ditetnukan oleh kuantitas penawaran dan permintaan dana. Penawaran dana
berasal dari ruta yang ingin menabung sebagian penghasilan mereka dan meminjamkannya.
Permintaan dana berasal dari ruta dan perusahaan yang ingin meminjam untuk berinvestasi.
Untuk menganalisis bagaimana setiap kebijakan atau peristiwa mempengaruhi suku bunga,
kita harus melihat bagaimana kebijakan atau kejadian tersebut mempengaruhi penawaran
dan permintaan dana.
Tabungan nasional sama dengan tabungan swasta ditambah tabungan publik. Defisit
anggaran pemerintah mewakili tabungan publik negatif, dan dengan demikian, mengurangi
tabungan nasional an penawaran dana yang tersedia untuk membiayai investasi. Karena
defisit anggaran pemerintah menurunkan investasi, defisit anggaran menurunkan
produktivitas dan GDP.
Bab 26 Tingkat Pengangguran Alamiah
Tingkat pengangguran adalah persentase dari pekerja yang ingin bekerja tetapi tidak
memiliki pekerjaan.
Tingkat pengangguran adalah ukuran yang tidak sempurna menyangkut tingkat
pengangguran aktual dalam sebuah negara. Sejumlah orang yang menyebut diri mereka
pengangguran mungkin sebetulnya tidak ingin bekerja, dan sejumlah orang yang ingin
bekerja mungkin telah meninggalkan angkatan kerja sesudah proses pencarian kerja yang
gagal.
Dalam perekonomian AS, sebagian besar orang yang menganggur bisa menemukan
pekerjaan dalam watu singkat. Meskipun begitu, sebagian besar pengangguran yang
teramati pada suatu waktu tertentu terkait dengan sejumlah kecil orang yang menganggur
untuk jangka waktu lama.
Salah satu alasan mengapa perekonomian kita memiliki pengangguran adalah peraturan
upah minimum. Dengan menaikkan upah bagi pekerja tidak berkeahlian dan pekerja tidak
berpengalaman di atas tingkat ekuilibriun, peraturan upah minimum menaikkan kuantitas
tenaga kerja yang ditawarkan dan mengurangi kuantitas tenaga kerja yang diminta.
Kelebihan penawaran ini merupakan pengangguran.
Alasan kedua munculnya pengangguran adalah kekutan pasar dari serikat pekerja. Saat
serikat pekerja memaksa upah berada diatas tingkat ekuilibrium dalam industri-industri
tertentu, mereka menciptakan kelebihan penawaran tenaga kerja.
Alasan ketiga terjadinya pengangguran dijelaskan oleh teori uapah efisiensi. Menurut teori
upah ini, pemberi kerja akan diuntungkan untuk membayar upah di atas tingkat ekuilibrium.
Upah yang tinggi bisa memperbaiki kesehatan pekerja, menurunkan perputaran pekerja,
menaikkan kerja keras pekerja, dan menaikkan kualitas pekerja.
Alasan keempat terjadinya pengangguran adalah waktu yang dibutuhkan pencari kerja untuk
mencari pekerjaan yang paling sesuai dengan preferensi dan keahlian mereka. Asuransi
pengangguran adalah sebuah program pemerintah yang, meskipun melindungi pendapatan
pekerja, menaikkan jaumlah pengangguran yang ditimbulkan oleh proses pencarian kerja.
Bagian X Uang dan Harga Dalam Jangka Panjang
Bab 27 Sistem Moneter
Istilah uang mengacu pada aset-aset yng biasa digunakan orang-orang untuk membeli
barang dan jasa.
Uang memiliki tiga fungsi. Pertama sebagai alat pertukaran, yakni wahana bertransaksi.
Kedua adalah sebagai satuan hitung, yakni patokan yang lazim digunakan untuk mengukur
nilai ekonomis dari sesuatu hal. Ketiga adalah sebagai penyimpan nilai, yakni wahana untuk
memindahkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.
Uang komoditi, mialnya emas, adalah uang yang memiliki nilai intrinsik. Artinya uang ini
tetap memiliki nilai sekalipun tidak digunakan sebagai uang. Sedangkan uang fiat, misalnya
lembaran kertas uang dolar, adalah uang yang tidak memiliki nilai intrinsik. Uang ini tidak
bernilai apa-apa kalau tidak digunakan sebagai uang.
Dalam perekonomian AS, uang bisa berbentuk uang tunai, bisa pula berbagai simpanan di
bank yang mudah dicairkan, misalnya rekening koran.
Federal reserve, bank sentral amerika serikat, bertangggungjawab meregulasikan sestem
moneter AS. FED mengendalikan penawaran uang, terutama melalui operasi-operasi pasar
terbuka, yakni pembelian obligasi resmi pemerintah AS dari publik untuk meningkatkan
penawaran uang. Fed juga dapat mengubah penawaran uang melalui pengubahan
ketentuan cadangan minimum atau tingkat diskonto.
Ketika bank-bank meminjamkan sebagian cadangannya, mereka ikut memperbesar kuantitas
uang dalam perekonomian. Sehubungan dengan kemampuan bank untuk turut
mempengaruhi penawaran uang inilah, maka kontrol Fed terhadp penawaran uang tidaklah
sempurna.
Bab 28 Inflasi: Penyebab dan Biayanya
Keseluruhan tingkat harga dalam suatu perekonomian bergerak guna menyesuaikan untuk
membawa penawaran uang dan permintaan uang kepada keseimbangan. Pada saat bank
sentral memutuskan untuk meningkatkan penawaran uang, tingkat harga juga akan naik.
Pertumbuhan penawaran uang yang berkelanjutan ini akan diikuti inflasi yang juga
berkelanjutan.
Prinsip netralitas uang menyatakan bahwa perubahan-perubahan kuantitas uang
mempengaruhi vriabel-variabel nominal, bukan variabel riil. Sebagian besar eknom meyakini
bahwa konsep netralitas uang tersebut dapat menggambarkan perilaku perekonomian
dalam jangka panjang.
Pemerintah dapat melunasi pembayaran atas sebagian pengeluarannya dengan mencetak
uang. Namun jika cara itu menjadi kebiasaan, akan terjadi inflasi besar-besaran.
Salah satu penerapan prinsip netralitas adalah efek fisher. Menurut dalil tersebut, jika
tingkat inflasi meningkat, suku bunga nominal akan meningkat pada besaran yang sama,
sehingga besar suku bunga riil tetap bertahan.
Banyak orang yang beranggapan bahw inflasi menyebabkan mereka lebih miskin karena
inflasi identik dengan kenaikan harga-harga barang. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya
benar karena inflasi juga meningkatkan pendapatan nominal mereka.
Para ekonom telah mengidentifikasi adanya enam jenis biaya atau kerugian yang acapkali
ditimbulkan oleh inflasi. Yakni: biaya atau kerugian sol sepatu yang dikaitkan dengan
berbagai kerepotan dalam rangka mengurangi uang tunai di tangan, kerugian menu yang
terkait dengan penyesuaian-penyesuaian harga yang harus lebih sering dilakukan,
peningkatan keragaman harga relatif, adanya tambahan beban pajak yang tidak terduga
karena belum diberlakukannya suatu indeksasi aturan pajak, kebingungan dan
ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan satuan hitung yang
menjadi tolok ukur dasar, serta redistribusi kekayaan di antara pemberi utang dan
pengutang. Banyak diantara kerugian-kerugian tersebut yang menjadi sangat besar pada
saat terjadinya inflasi besar-besaran, namun jangkauan atau ukuran kerugian yang
ditimbulkan oleh inflasi yang moderat belum diketahui dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai