Anda di halaman 1dari 15

 Struktur pasar yang hanya terdiri atas

sedikit perusahaan. Setiap perusahaan


memiliki kekuatan cukup besar untuk
mempengaruhi harga pasar.
a. Hanya sedikit Perusahaan dalam Industri (Few
number of Firm)
 Jumlah produsen dalam pasar antara 2
sampai 10. Kekuatan perusahaan-
perusahaan dalam industri dapat diukur
dengan menghitung berapa persen output
dalam pasar oligopoli dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan yang dominan.
 Apabila CR4 sebesar 60% , artinya 60 %
output dikuasai oleh 4 perusahaan terbesar.
Tahun CR4 CR8 TOTAL FIRM
1996 0.8109 0.9174 191
1997 0.8216 0.9071 190
1998 0.6807 0.8206 204
1999 0.7891 0.8206 206
Rata-rata 0.7756 0.8815

Sumber : Diolah dari data BPS

Keterangan :
Dari hasil perhitungan ternyata rata-rata konsentrasi industri
rokok kretek di Indonesia untuk CR4 yaitu 77.56 %. Adapun
4 perusahaan besar tersebut adalah PT Gudang Garam,Tbk,
PT Djarum, PT HM Sampoerna,Tbk dan PT Bentoel
b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi
(Homogen or Differentiated Product)
 Bentuk persaingan antar perusahaan di
pasar oligopoli adalah persaingan
harga (Pricing Strategy) dan Non-
Harga (Non-pricing Strategy).
 Contoh perusahaan oligopoly yang
menghasilkan produk diferensiasi
adalah industri mobil, rokok, film
kamera. Sedangkan yang
menghasilkan produk homogen adalah
industri baja, pipa dan kertas.
c. Pengambilan Keputusan yang Saling
Mempengaruhi (Interdepedence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan
harga dan jumlah output akan mempengaruhi
perusahaan lainnya, baik yang sudah ada
maupun yang masih di luar industri.

d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing


Competition) : Perusahaan tidak hanya
bersaing dalam harga, namun juga non harga.
Bentuk kompetisi non harga antara lain adalah
iklan untuk memberi informasi, membentuk
citra yang baik terhadap perusahaan dan
mempengaruhi perilaku konsumen.
 Efisiensi Skala Besar
Perusahaan yang bergerak pada industri oligopoli seperti
mobil, semen dan rokok banyak menggunakan teknologi
padat modal yang dibutuhkan dalam proses produksi
menyebabkan efisiensi harga baru tercapai bila output
diprduksi dalam skala sangat besar sehingga jika dihitung,
memerlukan investasi yang sangat besar bagi perusahaan
yang ingin memasuki industri oligopoli untuk bersaing
dengan perusahaan yang sudah ada.
 Kompleksitas Manajemen
Struktur industri oligopoli ditandai dengan kompetensi harga
dan non harga sehingga perusahaan harus cermat
memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan
reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing.
 Model ini dikembangkan oleh PM.Sweezy (th
1939) dengan dua pemikiran bahwa :
a. Harga dalam pasar oligopoli bersifat kaku
(inflexible prices)
b. Oligopolis mengambil kepputusan
berdasarkan sikap (skenario) pesimis
(pessimistic way)
 Permintaan sangat elastis bila harga
dinaikkan dan inelastis bila harga diturunkan
Keterangan
• Kurva Permintaan D1:
P Jika perusahaan
merubah harga,
perusahaan lain tidak
bereaksi
MC2 • Kurva Permintaan D2 :
MC1 Jika Perusahaan
merubah harga,
perusahaan lain
Pe E bereaksi

D1
MR1
MR2 D2
0 Qe Q
Gambar 1: Kurva Permintaan Perusahaan Oligopolis
 Sebuah perusahaan oligopolis menghadapi dua
permintaan yaitu :
 Q1 = 200 – 10 P adalah permintaan jika pesaing
tidak bereaksi terhadap keputusan perusahaan
 Q2 = 100 -4 P adalah permintaan jika pesaing
bereaksi terhadap keputusan perusahaan
a. Gambar kurva permintaan dan penerimaan
marjinal (MR) yang relevan bagi perusahaan
b. Pada harga jual berapa pesaing akan bereaksi
c. Hitunglah interval marginal cost yang
menyebabkan perusahaan tidak akan
mengubah output
 Dalam model ini perusahaan dominan mengambil inisiatif dalam
penentuan harga
 Tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan membentuk kolusi
secara implisit (implisit collusion)
 Dikatakan kolusi karena perusahaan dominan berharap perusahaan lain
mengikuti langkahnya.
 Dikatakan implisit karena kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal.
 Produsen dominan memberi sinyal harga (Price signaling), misalnya
dengan menggunakan media massa atau iklan.
 Perusahaan dominan memiliki posisi penentu harga (price setter),
sedangkan perusahaan lain sebagai penerima harga (Price taker).
 Contoh : Semen Holcim, Film Fuji, Mobil Toyota, Rokok Gudang Garam

 Kolusi Eksplisit (explisit collusion) : Perusahaan membentuk kerjasama


formal yang disebut KARTEL (cartel).
 Contoh : Kerjasama negara-negara penghasil minyak bumi ( OPEC )
 Syarat KARTEL : memiliki potensi monopolis (permintaan inelastis),
memelihara kekuatan dan stabilitas kerjasama (komitmen)
Sm
P
Em
Sm=Pd
P1
Sd=MC
Ed
Pd

Dd
MRd=Sd
Dm
MRd

0 Qs Qd Q1 Qm Q (Kuantitas)
 Dm = Kurva Permintaan pasar
 Sm = Kurva Penawaran pasar
 Dd = Kurva Permintaan perusahaan dominan
 MRd = Kurva marginal revenue perusahaan dominan
 Sd = Kurva Penawaran perusahaan dominan
 Qm = Total permintaan pasar
 Qd = Output perusahaan dominan
 Qs = Output perusahaan lainnya
 Dimana : Qm = Qd + Qs
 Analisis model ini dikembangkan oleh Peirro Sraffa,
Hotelling dan Zeuthen (th 1920-an) dan
disempurnakan lagi oleh Joan Robinson dan
Edward Chamberlain (th 1930-an)
 Diawali dari ketidakpuasan dalam analisis model
perfect competition dan monopoly
 Karakteristik pasar persaingan monopolistik mirip
seperti pasar persaingan sempurna namun produk
yang diperjualbelikan terdiferensiasi dan setiap
perusahaan memiliki daya monopoli walaupun
relatif terbatas.
 Contoh : Kosmetik, T-shirt
P

MC

AC
Pe E

C’
D
MR

0 Qe Q

Anda mungkin juga menyukai