Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

PERENCANAAN PRODUK DAN JASA

Nama Kelompok :
1. Indah Ilmi Puspita (21012010090)
2. Sherly Anindhya Merya L. T (21012010192)
3. Katherine Situmorang (21012010290)
4. Laura Geoveni Rumahorbo (21012010300)
5. Very Dwi Yulianto (21012010351)
6. Dyna Arofatul Baiyinah (21012010389)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN “JAWA TIMUR”
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii

A. Memahami langkah-langkah Pengembangan Produk dan Jasa....................................................... 1

1.1 Langkah-langkah pengembangan produk dan jasa ................................................................. 1

B. Memahami Penggunaan QFD dan HOQ untuk Rekayasa Nilai ..................................................... 5

1.2 Pengertian QFD ( Quality Function Deployment) .................................................................. 5

1.3 Manfaat dalam menerapkan QFD ........................................................................................... 8

C. Membuat Desain Produk dan Jasa .................................................................................................. 9

1.1 Desain Produk ......................................................................................................................... 9

1.2 Pemilihan Produk dan Jasa ..................................................................................................... 9

1.3 Kehidupan Suatu Produk ........................................................................................................ 9

1.4 Tahapan dalam Pengembangan Produk .................................................................................. 9

1.4.1 Hasil Desain Produk...................................................................................................... 10

1.4.2 Hasil Jasa Produk .......................................................................................................... 11

D. Studi Kasus pada Sepeda Motor Listrik ........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 18

ii
A. Memahami langkah-langkah Pengembangan Produk dan Jasa

1.1 Langkah-langkah pengembangan produk dan jasa

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, pengembangan produk adalah strategi
untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke
segmen pasar yang sekarang. Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk
meyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan.

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur bergantung pada kemampuan


untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau konsumen dan secara tepat
menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah.
Maka suatu perusahaan dapat melakukan pengembangan suatu produk atau jasa untuk
mencapai sasaran tepat. Dalam melakukan pengembangan produk dan jasa tersebut terdapat
langkah-langkah yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Analisis kebutuhan konsumen

Analisis kebutuhan konsumen dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada


umumnya. Hasil analisis pasar dapat berupa jenis, bentuk, dan kualitas produk yang
diinginkan oleh konsumen.

2. Pemunculan gagasan

Pemunculan gagasan berfungsi untuk mengumpulkan ide-ide baru untuk


mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang didiskusikan, yaitu desain produk.
Ketika dalam proses pemunculan gagasan ini, akan didapatkan garis besar desain
produk atau barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan
sebagainya. Misalnya, ketika membuat mesin penghisap debu, akan terbayang
dibutuhkannya motor, chasing atau wadah, filter atau saringan, mulut pipa, dan
sebagainya.

3. Penyaringan Ide dan Evaluasi

1
Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan dan
pengembangan produk baru. Suatu produk dikatakan berhasil ketika produk tersebut
dapat memuaskan kriteria manajemen untuk keberhasilan komersial. Manajemen
memerlukan suatu prosedur penyaringan dan evaluasi yang akan menghapus ide-ide
yang tidak akan menjanjikan sesegera mungkin. Tujuannya adalah untuk
mengeliminasi ide-ide yang paling tidak menjanjikan sebelum terlalu banyak waktu dan
dana yang dikucurkan ke dalamnya.

4. Analisis bisnis

Setelah mengumpulkan opini konsumen, adapun cara mengevaluasi usulan


dengan cara membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biaya produksi, dan
keuntungan yang diharapkan sesuai dengan sasaran perusahaan. Untuk memperkirakan
penjualan, perusahaan dapat melihat historis angka penjualan produk sejenis dan
melakukan survei untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan tersebut dapat
memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk memperkirakan jangkauan
risiko. Setelah mempersiapkan ramalan penjualan, manajemen dapat memperkirakan
biaya dan laba yang diharapkan dari produk tersebut, yang memasukkan biaya-biaya
pemasaran, penelitian, pengembangan, akuntansi, dan keuangan.

5. Pengembangan Strategi Pemasaran

Pengembangan strategi pemasaran sangat diperlukan ketika suatu perusahaan


akan melakukan pengembangan terhadap barang maupun jasa. Tujuan dari adanya
pengembangan strategi pemasaran pada suatu perusahaan adalah penyempurnaan
rencana lebih lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi pemasaran
untuk mengenalkan produk baru ke pasar. Dalam tahap ini perusahaan melakukan
pengembangan rencana strategi, dimana strategi pemasaran lebih dulu mengalami
penyaringan. Dalam melakukan pengembangan strategi pemasaran ada 3 bagian pokok,
yaitu:

1. Menjelaskan ukuran struktur, perilaku pasar sasaran, posisi produk yang


direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari lima tahun
pertama.
2. Menggambarkan harga, strategi distribusi, dan anggaran perusahaan yang di
rencanakan untuk produk tersebut dalam tahun pertama.

2
3. Menjelaskan jumlah penjualan, sasaran laba, dan strategi pemasaran selanjutnya.

6. Pengembangan Produk

Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan produk


bergerak menuju tahap pengembangan dan pengujian (development and testing).
Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan karakteristik fisik barang
dan jasa baru yang dapat diterima bagi para pelanggan. Tujuannya adalah
mengkonversikan gagasan ke dalam produk aktual yang aman, memberikan manfaat
bagi para pelanggan, dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan.

7. Pengujian Produk dan Pasar

Uji coba dilakukan sebelum dipasarkan. Dapat berupa pengujian terhadap


produk maupun pengujian pasar. Pengujian produk merupakan kelanjutan dari tahapan
pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk diantaranya:

1. Pengujian tentang konsep produk.

2. Pengujian desain produk.

3. Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk.

4. Pengujian laboratorium terhadap produk.

5. Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk.

Setelah manajemen perusahaan merasa puas dengan produknya (setelah


melakukan perubahan) maka untuk lebih lanjut adalah pengujian pada tujuannya yaitu
untuk mengetahui reaksi konsumen.

Contoh, produsen telepon seluler memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-
ponsel buatannya agar tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan, produk tersebut perlu didesain ulang. Sudah tentu hal-hal yang
memuaskan harus dilihat berdasarkan sudut pandang konsumen, bukan produsen. Pada
umumnya, produsen-produsen besar saat ini mengkaji produknya secara terus-menerus
agar nama produk yang dibuat tetap terjaga. Uji coba yang tepat dan akurat,
berimplikasi pada citra merek atau perusahaan. Pada akhirnya akan diminati oleh

3
konsumen.

8. Komersialisasi

Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan pemasaran
berskala penuh. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan komersial, harus sudah
mempersiapkan strategi penetapan harga dan keuntungan yang diharapkannya. Di
dalam tahapan ini, perusahaan sudah melaksanakan riset pemasaran terlebih dahulu,
terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan, selera, kepuasan para konsumen
yang akan dituju.

4
B. Memahami Penggunaan QFD dan HOQ untuk Rekayasa Nilai

1.2 Pengertian QFD ( Quality Function Deployment)

Quality Function Deployment adalah suatu gambaran matriks berkualitas yang


berisikan gagasan pengembangan produk. ( Ishak et al). Menurut Lou Cohen QFD
adalah metode terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan
pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen, serta mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Sedangkan menurut Toni Wijaya QFD adalah sebuah praktik menuju
perbaikan proses yang memungkinkan suatu perusahaan mencapai harapan konsumen.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diambil garis besarnya QFD merupakan
suatu terjemahan kebutuhan dan keinginan dari suara konsumen yang digambarkan
dalam matriks agar tercipta produk yang beresensi tinggi. Tujuan utama dari metode ini
tentunya menyerap aspirasi dari pelanggan sehingga tercapai sasaran target yang ingin
dicapai.
Tahapan

5
Tahap 1 : Product Planning
Pada metode ini, tahap pertama disebut tahap perencanaan produk. Menurut
Liu, pada tahap ini ada matriks HOQ (House of Quality). Sesuai istilahnya matriks ini
merupakan rumah dari suara-suara konsumen. Matriks ini berfungsi mengkonversi
voice of costume secara langsung terhadap persyaratan teknis.

 Bagian A: Data tersebut berdasarkan input penelitian dalam HOQ untuk mengidentifikasi
kebutuhan konsumen melalui wawancara.
 Bagian B : Berisikan tiga jenis data yaitu: Tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan
konsumen. Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk yang dibandingkan.
Tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan
 Bagian C : Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau jasa baru yang
akan dikembangkan. Data persyaratan teknis ini diturunkan berdasarkan “suara konsumen”
yang telah diperoleh pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis ditentukan satuan
pengukuran, dan target yang harus dicapai. Pengukuran terdiri dari 3, yaitu: Semakin besar
semakin baik (target maksimal tidak terbatas), Semakin kecil semakin baik (target

6
maksimal adalah nol) dan Target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan suatu nilai
nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut.
 Bagian D : Korelasi antara bagian c dengan bagian A ( suara konsumen ) yang ditunjukkan
melalui simbol-simbol.
 Bagian E : Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan
teknis yang lain yang terdapat pada bagian C. Korelasi antar persyaratan teknis tergantung
pada pengukuran dari setiap persyaratan teknis, ada dua kemungkinan: o Positive Impact
(Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan pengaruh positif terhadap
pengukuran persyaratan teknis 2) x Negative Impact (Perubahan pada persyaratan teknis 1
yang akan menimbulkan pengaruh negatif yang sedang terhadap pengukuran persyaratan
teknis 2).
 Bagian F : Berisikan tiga macam jenis data, yaitu: Tingkat kepentingan (ranking)
persyaratan teknis, technical benchmarking dari produk yang dibandingkan dan target
kinerja persyaratan teknis dari produk yang dikembangkan.

Tahap 2 Perencanaan Komponen (Part Deployment)


Part Deployment merupakan tahap kedua dalam metode QFD.

Tahap 3 Perencanaan Proses (Proses Deployment)


Operasi proses kunci ditentukan oleh karakter kualitas bagian dari matriks sebelumnya.

Tahap 4 Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)


Persyaratan produksi ditentukan dari operasi proses kunci. Pada fase ini dihasilkan
prototype dari peluncuran produk Proses QFD dimulai dari riset segmentasi pasar untuk
mengetahui siapa pelanggan produk perusahaan dan karakteristik serta kebutuhan
pelanggan, kemudian mengevaluasi tingkat persaingan pasar. Hasil dari riset pasar
diterjemahkan kedalam desain produk secara teknis yang sesuai atau cocok dengan apa
yang dibutuhkan pelanggan. Setelah desain produk dilanjutkan dengan desain proses, yaitu
merancang bagaimana proses pembuatan produk sehingga diketahui karakteristik dari
setiap bagian atau tahapan proses produksi. Kemudian ditentukan proses operasi atau
produksi dan arus proses produksi. Akhirnya disusun rencana produksi dan pelaksanaan
produksi yang menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Nasution, 2005).

7
1.3 Manfaat dalam menerapkan QFD

Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dengan menerapkan QFD adalah :


1. Memusatkan perancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan. Memastikan
kebutuhan pelanggan dipahami dan mendorong proses desain.
2. Mengutamakan kegiatan desain, memastikan proses desain dipusatkan pada kebutuhan
konsumen yang paling berarti.
3. Menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap kinerja pesaing-pesaing perusahaan yang
utama untuk memenuhi kebutuhan utama pelanggan.
4. Berfokus pada upaya perancangan sehingga meminimalkan waktu perancangan secara
keseluruhan. Pemikiran baru memperhatikan adanya penghematan 1/4 sampai 1/3
dibanding sebelum QFD dilakukan.

8
C. Membuat Desain Produk dan Jasa

1.1 Desain Produk


Apa yang dimaksud dengan Desain Produk?
Produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada
konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka perusahaan memfokuskan diri
pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis, diantaranya :
1. pembedaan (diferensiasi),
2. biaya rendah (kepemimpinan biaya) ,
3. respon cepat (rapid respon) atau
4. kombinasi diantara ketiga strategi tersebut.
Sedangkan, untuk Banyak pembahasan yg memusatkan perhatian pada yg disebut dengan
produk nyata yaitu barang. Di sisi lain terdapat produk yg tidak nyata yaitu jasa. Contoh
industri jasa adalah : perbankan, asuransi, transportasi, komunikasi.
Kunci dari desain produk jasa adalah mendefinisikan secara tepat barang-barang yang terikat
dalam jasa. Dalam merancang jasa, manajemen harus secara seksama membaca harapan-
harapan pelanggan.

1.2 Pemilihan Produk dan Jasa


Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk dapat disajikan kepada
pelanggan atau klien.

1.3 Kehidupan Suatu Produk


Siklus hidup produk (product life-cycle) terdiri atas 4 fase :
1. Pengenalan (Introduction)
2. Pertumbuhan (Growth)
3. Kedewasaan (Maturity)
4. Penurunan (Decline)

1.4 Tahapan dalam Pengembangan Produk


Dalam melakukan pengembangan produk dan jasa tersebut terdapat langkah-langkah yang
harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan konsumen
2. Pemunculan gagasan
9
3. Penyaringan ide dan evaluasi
4. Analisis bisnis
5. Pengembangan strategi pemasaran
6. Pengembangan produk
7. Pengujian produk dan pasar
8. Komersialisasi

1.4.1 Hasil Desain Produk

10
1.4.2 Hasil Jasa Produk

11
D. Studi Kasus pada Sepeda Motor Listrik
Di masa sekarang keberadaan mesin sebagai alat penunjang dalam semua lini pekerjaan
sangatlah penting. Karena dengan adanya mesin dapat mempercepat selesainya suatu
pekerjaan dan mengurangi tenaga manusia yang dibutuhkan. Dengan semakin
berkembangnya teknologi di bidang transportasi, beberapa produsen kendaraan berlomba–
lomba untuk menampilkan produksi unggulannya. Kali ini akan menampilkan sebuah
produk kendaraan yang ramah lingkungan dimana tenaga penggeraknya menggunakan
sebuah motor listrik dengan ditenagai sebuah baterai sebagai sumber tenaga utamanya.
Adapun nama produk tersebut adalah sepedat motor listrik sigesit yang sudah mulai dikenal
di Indonesia. Proses perancangan produk ini di dasari pada semakin terbatasnya energy fosil
di dunia,maka dari itu dirancanglah sebuah sepeda motor listrik yang di harapkan sebagai
pengganti sepeda motor yang ada selama ini. Adapun definisi dari perancangan produk ini
adalah merupakan cara untuk menghasilkan sejumlah barang dari suatu industri. Atau
produk-produk yang kita gunakan dan temui setiap hari, tentunya dibuat melalui
perancangan produk yang telah melalui proses beberapa tahapan yang berhubungan dengan
standar kelayakan suatu produk.
Produksi motor listrik di Indonesia semakin gencar. Kendaraan ramah lingkungan ini
mendapat sambutan baik pemerintah. Di samping itu, beberapa motor listrik dijual dengan
harga murah. Penggunaan motor listrik dinilai lebih unggul daripada motor berbahan bakar
fosil. Hal tersebut didasari oleh berbagai alasan, di antaranya suara mesin yang cenderung
lebih halus, efisiensi lebih tinggi, akselerasi spontan, perawatan yang mudah dan murah,
serta ramah lingkungan.
Ada banyak sekali motor listrik yang hadir dengan membawa beragam kelebihan, selain
menawarkan efesiensi bahan bakar yang semakin baik motor dengan tenaga listrik juga
memiliki desain yang tidak kalah dengan motor bergaya konfensional, salah satunya adalah
GEISTS type T1800.
Motor listrik Gesits menggunakan tenaga listrik dengan daya motor 5KW. Sekali pengisian
daya, motor listrik Gesits bisa digunakan untuk berkendara sejauh sekitar 50 kilomter untuk
baterai tunggal dan 100 kilometer untuk baterai ganda. Untuk performanya sendiri bisa
mencapai kecepatan maksimal kurang lebih 70 km/jam.

12
Untuk pengisian daya baterainya sendiri, ternyata terbilang sangat mudah dan cepat. Pengisian
daya baterai motor listrik Gesits hanya membutuhkan waktu 3-4 jam saja sampai baterai terisi
penuh.

Dalam pengembangan motor listrik GESIT maka dilakukan penelitian dan survey terhadap
koresponden terkait dengan aspek-aspek berikut:
 Aspek ekonomi :
1. harga motor si gesits sangat mahal
2. harga tidak sesuai kualitas produk
3. adanya biaya perawatan rutin
 Aspek ergonomi :
1. belum tersedianya stasiun pengisian batrai
2. motor si Gesits kurang nyaman dikendarai
3. si Gesits susah di operasikan
4. suspensi yang keras
 Aspek durability :
1. baterai si Gesits kurang awet
2. si Gesits kurang Tangguh dan kuat
 Aspek performance :
1. Memiliki jarak tempuh yang pendek dalam sekali pengisisan baterai
2. memerlukan perawatan rutin dan khusus
 Aspek fitur :
1. fitur yang tidak lengkap

13
2. tidak memiliki indicator kapasitas baterai

Metode Quality Function Deployment (QFD)


Implementasi QFD dibagi dalam tiga tahap dengan terlebih dahulu dilakukan tahap
perencanaan dan persiapan serta masing-masing tahap dapat diterapkan layaknya sebuah
proyek,
ketiga tahap tersebut adalah:
1. Tahap pengumpulan voice of customer.
2. Tahap penyusunan rumah kualitas (house of quality).
3. Tahap analisa dan interpretasi

14
Setelah memperoleh nilai TKK pada tiap nomer atribut, dilakukan perangkingan TKK dari
yang tertinggi 5,0 (rangking 1) dan seterusnya sehingga ke 13 nomer atribut mendapat
rangking.
Perencanaan karakter teknis dengan Quality Functional Development (QFD) Fase 1 House
of Quality pada metode QFD merupakan tahapan sistematis menerjemahkan “Voice of
Customer” menjadi persyaratan teknis dan operasional, kemudian mendokumentasikan dan
menggambarkan terjemahan tersebut dalam bentuk matrix. QFDFase I merupakan
tahapmenghubungkan kebutuhan konsumen (Voice of Customer) dengan karakteristik
Teknik (Technical Characteristic) dari produk yang akan dirancang.

1. Menentukan kebutuhan konsumen (Custumer Requirement)


Setelah melakukan pengumpulan suara konsumen (Voice of Customer), didapatkan atribut
yang termasuk kebutuhan konsumen, yaitu melalui perhitungan Tingkat Kepentingan
Konsumen (TKK) metode Kano (berdasarkan Tabel 3) yang tergolong dalam kategori one
dimensional(O), attractive (A), dan must-be (M).

15
Setelah dilakukan evaluasi terhadap penelitian yang dilakukan, Dari beberapa pengalaman
para pengemudi sigesit,khususnya yang digunakan oleh ojek online
maka didapatkan beberapa kekurangan pada produk ini yaitu:
1. Si gesit kurang nyaman dikendarai
2. Belum banyak tersedianya stasiun pengisi baterai
3. Baterai sigesit kurang awet
4. Si gesit kurang tangguh dikendarai
Untuk pengembangan produk selanjutnya, maka solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Perbaikan Suspensi Depan agar Lebih lembut saat menerjang jalan berlubang.
2. Secara bertahap melakukan penambahan stasiun pengisian batrai.
3. Memberikan kemudahan sistem tukar baterai dan diskon harga baterai untuk
penggantian baterai baru.
4. Menambah bobot berat kendaraan dan memperbaiki kualitas bahan terutama pada
bagian chasis motor.

16
Kesimpulan :
Dari tulisan diatas dapat disimpulkan, bahwa sebelum melakukan Perancangan sebuah
produk,sebaiknya dilakukan sebuah evaluasi dari produk tersebut melalui sebuah metode baik
itu metode Kano,Quality of deployment (QFD) dan sebagainya, dan dari hasil tersebut bisa
dilakukan analisa produk untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dari produk tersebut sebelum
di distribusikan secara komersial.

17
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana,2014. Manajemen Operasional. Bandung : CV Pustaka Indah


https://istanaumkm.pom.go.id/download/1055
https://katadata.co.id/safrezi/berita/6184df011c7ee/motor-listrik-di-indonesia-
perkembangan-dan-harganya
https://www.otomaniac.com/motor-listrik-indonesia/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/6184df011c7ee/motor-listrik-di-indonesia-
perkembangan-dan-harganya
https://www.researchgate.net/publication/362519769_Studi_Kasus_Penerapan_Metodelogi_
Perancangan_dan_Pengembangan_Produk

18

Anda mungkin juga menyukai