Anda di halaman 1dari 26

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN DESAIN

PRODUK TESPEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang baik
akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual. Hal ini, akan menimbulkan
kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena pengaruhnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut segitiga aspek
produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat.

Gambar 1 : Segitiga Aspek Produk


Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu
desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya rendah, serta
waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang
fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi produk, dapat
dilakukan dengan beberapa metode pendekatan, mulai dari metode yang sederhana hingga metode
yang advance
Salah satu produk yang dikembangkan adalah Tespen. Kemampuan Tespen tersebut adalah untuk
mengencangkan dan membuka mur serta mengetahui adanya arus listrik pada alat instalasi listrik atau
rangkaian lisrik. Dimana Tespen sekarang ini sudah memiliki berbagai macam ukuran dan dimensi.
Karena fleksibilitas dari Tespen tersebut, maka membuat jadi pilihan bagi konsumen baik konsumen
Primer maupun konsumen sekunder untuk memakainya dalam menunjang atau membantu kegiatannya
sehari-hari terutama yang berhubungan dengan kegiatan bengkel instalasi listrik, profesi yang berkaitan
dengan rangkaian listrik serta kegiatan perbaikan atau perawatan dalam rumah tangga.
B. Tujuan
Pada pengembangan Tespen ini , tentunya mempunyai tujuan sebagai berikut :
a.Merancang dan mengembangkan produk terbaru Tespen multifungsi untuk memenuhi keinginan
pelanggan.
b.Merancang dan mengembangkan produk Tespen multifungsi untuk memenangkan persaingan dari
produk sejenis yang ada di pasaran.
c.Merancang dan mengembangkan produk Tespen multifungsi yang memiliki kegunaan yang sangat
praktis dan otomatis (satu Tespen memiliki beberapa fungsi)
d.Menciptakan pasar yang lebih baik dengan produk unggulan produk Tespen multi fungsi.
C. Langkah-langkah Pengembangan
1. Menentukan produk yang akan dikembangkan beserta gambar produk yang ada di pasaran
2. Mendapatkan alasan pengembangan baik dari kemungkinan peluang-peluang yang ada maupun
dari kebutuhan pelanggan melalui proses interview.
3.Mengelompokkan interpretasi kebutuhan pelanggan untuk mempermudah pengidentifikasian.
4. Konsep Desain produk alternatif
5.Pemilihan Konsep Desain terbaik.
6.Menentukan spesifikasi dari produk yang terpilih
7.Membuat pernyataan misi dari konsep produk yang terpilih.
8.Menentukan prinsip kerja dari konsep produk yang terpilih

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk
merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian
diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab
bagian pemasaran, bagian manufaktur,attau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab
yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan
kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup
baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh
customer menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk
dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba
seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja
usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan
pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga
yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur
dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume
penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan
daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan
perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang
dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang
sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang
kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk,
pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian
produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk mempunyai fungsi –
fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu
fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.

Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
 Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi sekumpulan
output.Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu
perusahaan berusaha untuk menyusun , merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.
1.Proses Pengembangan Generik
Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap, yaitu:
a. Perencanaan :
kegiatan perencanaan ini sering dirujuk karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses
peluncuran pengembangan produk aktual.
b. Pengembangan Konsep :
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,alternatif konsep-konsep produk
dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan
lebih jauh.
c. Perancangan Tingkatan Sistem :
Fase perancangan tingkata sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
d. Perancangan Detail :
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan toleransi-toleransi dari
seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari
pemasok.
e. Pengujian dan perbaikan :
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi
awal produk.
f. Produksi awal :
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya.
2. Pengembangan Konsep : Proses Awal Hingga Akhir
Proses pengembangangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya secara
efektif kepada tim pengembangan.
b. Penetapan spesifikasi target.
Spesifikasi memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana produk bekerja.
c. Penyusunan Konsep
Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsep-konsep produk yang mungkin sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
d. Pemilihan Konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan secara berturut-turut
dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
e. Pengujian Konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi,
mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
f. Penentuan Spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan diawal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji.
g. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadual pengembangan secara rinci,
menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan dan mengidentifikasi sumber daya yang
digunakan untuk menyelesaikan proyek.
h. Analisis Ekonomi
Tim, sering didukung oleh analisis keuangan, membuat model ekonomis untuk produk baru.
i. Analisa Produk-Produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil
dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi.
j. Pemodelan dan Pembuatan Prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe.
Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataaan misi proyek terdapat lima tahapan proses
berikut :
1. Mengidentifikasi peluang
2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek
3. Mengalokasikan sumberdaya dan rencana waktu
4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek
5. Merefleksikan kembali hasil dan proses.
3. Membuat target spesifikasi
Target spesifikasi merupakan tujuan tim pengembangan yang berperan dalam menjelaskan produk agar
sukses di pasaran. Kemudian target spsesifikasi ini akan diperbaiki tergantung kepada batasan konsep
produk yang akhirnya dipilih.
Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah:
1. Menyiapkan gambar metrik dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan, jika diperlukan.
Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai produk yang memuaskan kebutuhan
pelanggan.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika membuat daftar metrik:
a. Metric harus komplit
b. Metric merupakan variabel yang berhubungan (dependent), bukan variabel bebas (independent)
c. Metrik harus praktis
d. Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metrik terukur.
2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing.
3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
Nilai ideal adalah hasil terbaik yang diharapkan tim. Nilai yang dapat diterima secara marginal adalah
nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.
4. Menentukan Spesifkasi Akhir
Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan berlawanan antara
dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih. Tahap paling sulit untuk
memperbaiki spesifikasi adalah memilih metode agar trade-off dapat terpecahkan.
5.Aktivitas Penyusunan Konsep
Konsep produk adalah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi , prinsip kerja, dan bentuk produk.
Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan.
6.Tahapan Penentuan konsep produk
1. Memperjelas Masalah
Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan sebuah
masalah menjadi submasalah.
2. Pencarian secara Eksternal
Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan submasalah yang
ditemukan selama langkah memperjelas masalah.
3. Pencarian secara Internal
Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari tim dan pribadi untuk
menghasilkan konsep solusi.
4. Menggali secara Sistematis
Penggalian secara sistematik ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup kemungkinan dengan
mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi yaitu yang merupakan solusi untuk sub-submasalah.
5. Merefleksikan pada Hasil dan Proses
Meskipun langkah refleksi diletakkan paling akhir, refleksi sebaiknya dilakukan pada keseluruhan proses.
7. Penyusunan fungsi produk.
Secara umum fungsi produk di bagi menjadi dua, yaitu ; fungsi utama (main function) dan fungsi
tambahan (sub-function). Seperti diketahui, bahwa suatu produk bisa terdiri dari 1 (satu) bagian (part)
atau lebih. Sedangkan sebuah bagian/part dapat terdiri dari satu atau lebih komponen. Komponen terdiri
dari beberapa elemen.
Berdasarkan atas struktur pembentukan suatu produk diatas, maka fungsi suatu produk dapat dibagi
menjadi fungsi utama (main function), fungsi bagian (part – function), fungsi komponen (component
function) dan fungsi elemen (element function). Tetapi secara umum fungsi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu
fungsi utama (overall function) dan fungsi bagian (sub-function).
Untuk itu, setiap industri dalam merancang dan mengembangkan produk yang baik, akan melakukan
langkah yang berbeda-beda tergantung dari jenis industri tersebut. Namun secara umum metode untuk
merancang dan mengembangkan produk dapat digambarkan seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Metode product design and development


IV. Alasan Pengembangan
a. Adanya Peluang
1.Keinginan masyarakat terhadap produk-produk yang multi fungsi
2.Prinsip kerja/cara penggunaannya sangat mudah dilakukan oleh siapa saja (user friendly)
3. Banyak terciptanya alat-alat teknologi yang menggunakan sistem rangkaian listrik.
4. Begitu pesat dan cepatnya media elektronika yang dimanfaatkan sebagai media sistem komunikasi.
III.1.2 Informasi Produk yang ada dipasaran

Tabel 2.1 Tabel beberapa alat bantu penerangan yang digunakan saat ini
NO Beberapa Gambar Spesifikasi
Produk Tespenyang saat ini ada

III.1.4 Proses pembuatannya Secara umum


1. Kebutuhan Pelanggan ( dari interview)
Pelanggan yang diinterview dibedakan menjadi dua, yaitu konsumen primer dan konsumen
sekunder.Konsumen primer adalah konsumen yang hampir setiap hari memakai tespen(Tukang servis
alat elektronik,karyawan PLN) sedangkan konsumen sekunder adalah kelompok rumah tangga.

Pelanggan 1 :
Tinggal didaerah Malang, Seorang Bapak rumah tangga biasa
Pelanggan : Bpk. Waluyo Pewancara :
Alamat : Malang Waktu: April 2010
Apakah bersedia di follow up : Ya Sekarang menggunakan: Tespen Biasa
Pertanyaan Pernyataan pelanggan Interpretasi kebutuhan
Penggunaan tertentu  Saya butuh mengetahui adanya arus  Penggunaan Tespen dapat
( Ketika mmperbaiki dalam instalasi mengetahui adanya arus
instalasi listrik) listrik.
 Saya butuh alat dalam
melakukan
mengencangkan atau
mengendorkan sekrup
pada suatu peralatan
rumah tangga yang ada, .
 Butuh alat Tespen yang
berkualitas(kuat). .

Hal-hal yang perlu  Saya menggunakan tespen yang bisa


disempurnakan digunakan untuk mengetahui besarnya
terhadap alat yang arus yang mengalir
sudah ada sekarang  Tespen multi fungsi bisa langsung dibaca
besar arusnya pada digit monetornya.
 Saya menggunakan tespen yang bisa
digunakan untuk mengetahui besarnya
tahanan sebuah transistor
 Tespen multi fungsi bisa langsung dibaca
besar tahanannya pada digit monetornya.
 Saya menggunakan tespen yang bisa  besar Tegangan listrik
digunakan untuk mengetahui besarnya dapat dibaca langsung
Voltase/tegangan listrik pada digit monetornya

 saya ingin megetahui juga posisi kabel


putus.
 Bisa langsung mendeteksi posisi kabel
yang putus
Usulan perbaikan  Adanya inovasi sehingga tespen juga bisa
digunakan untuk fungsi yang lainnya
 Tespen yang multi fungsi
 Baterai Dapat diganti bla sudh habis masa
pakaina
 Tespen dirancang dengan tambahan alat
bantu batarai.
o Bentuknya lebih simpel lagi dengan
warna yang menarik
o Tespen yang bentuknya simple dan
warnanya menarik.

Pelanggan 2 :
Seorang Tukang Servis alat elektronik
Pelanggan : Ibu Indah Pewancara : lely dan Etik
Alamat : Tropodo-Surabaya Waktu: April 2008
Apakah bersedia di follow up : Ya Sekarang menggunakan:
Pertanyaan Pernyataan pelanggan Interpretasi kebutuhan
Penggunaan  Saya menggunakan tespen yang bisa
tertentu digunakan untuk mengetahui besarnya arus
( Ketika listrik yang mengalir
mati dimalam  Emergency Lamp yang nyalanya tahan
hari) lama.
 Saya tinggal digang sempit yang panas dan
nyamuknya banyak
 Butuh alat bantu untuk
menghilangkan panas dan
mengusir nyamuk.
 Saya sering tidak bisa tidur
nyenyak karena gigitan dan
suara nyamuk yang sangat
mengganggu namun saya tidak
tahan terhadap asap obat
nyamuk bakar
 Membutuhkan alat bantu
pengusir nyamuk yang tidak
menimbulkan banyak asap.
Hal-hal yang  Ruangan saya menjadi sangat terang
disukai dibanding ketika saya menggunakan lilin
terhadap alat  Emergency Lamp dengan nyala lampu yang
yang ada terang.
sekarang  Lebih aman, sehingga saya tidak perlu
khawatir terjadinya kebakaran
 Emergency Lamp tidak
menyebabkan kebakaran.
 Saya bisa memindahkannya keruang tamu
ataupun kamar mandi dengan mudah
 Emergency Lamp mudah dipindahkan.
Hal-hal yang  Kadangkala saya tidak bisa memperkirakan  Emergency Lamp dilengkapi
tidak disukai apakah batrei yang saya charge sudah penuh dengan indikator penuh
terhadap alat atau belum tidaknya baterai ketika di
yang ada charge.
sekarang  Fungsinya kok hanya
menerangi saja, tidak ada fungsi
yang lain
o Emergency Lamp
sekaligus bisa difungsikan
untuk kebutuhan lainnya.
o Emergency lamp saya
tidak tahan lama, menyala
tidak lebih dari 2 jam
o Emergency Lamp yang
nyalanya tahan lama.
Usulan  Ada indikator apakah batreinya sudah penuh
perbaikan ketika dicharge atau belum.
 Terdapat indicator untuk mengetahui penuh
tidaknya baterai.
o Saya menginginkan emergency lamp ini
bisa multifungsi misalnya ada
tambahan kipas angin.
o Emergency Lamp yang multifungsi
(bisa untuk kipas angin)
 Saya membutuhkan alat pengusir
nyamuk dalam jangka waktu yang
lama yang bebas asap dan bila
listrik mati tetap bisa digunakan.
 Emergency Lamp dilengkapi
dengan alat pengusir nyamuk
yang tidak menimbulkan banyak
asap.

Pelanggan 3 :
Seorang mahasiswa yang kos di daerah perumdos ITS-Surabaya
Pelanggan : Dian Pewancara : lely dan Etik
Alamat : Perumdos-ITS -Surabaya Waktu: April 2008
Apakah bersedia di follow up : Ya Sekarang menggunakan: Emergency Lamp
Pertanyaan Pernyataan pelanggan Interpretasi kebutuhan
Penggunaan  Saya memerlukan cahaya yang terang untuk
tertentu belajar dan mengerjakan tugas, karena
( Ketika listrik mati kalau menggunakan lampu teplok mata
dimalam hari) saya cepat lelah ketika membaca.
 Emergency Lamp dengan nyala yang
terang
 Udara yang panas biasanya saya atasi
dengan menggunakan kipas tradisional, tapi
ini tidak berlangsung lama karena capai.
 Emergency Lamp yang bisa membantu
menghilangkan panas
 Saya sering tidak bisa belajar dengan tenang
karena banyak nyamuk yang menggigit
tubuh saya
 Emergency Lamp yang bisa membantu
mengusir nyamuk
Hal-hal yang disukai  Nyalanya terang bila dipakai untuk belajar  Emergency Lamp dengan
terhadap alat yang nyala lampu yang terang.
ada sekarang  Saya suka warna casingnya
yang menarik.
 Emergency Lamp dengan
warna casing menarik
 Ruangan saya tetap bersih,
beda ketika menggunakan
lampu teplok, langit-langit
kamar banyak jelaganya.
 Emergency Lamp tidak
meninggalkan bekas /
kotoran
Hal-hal yang tidak  Meskipun sudah menggunakan alat ini saya  Emergency Lamp
disukai terhadap tetap saja merasa tidak konsentrasi belajar dilengkapi dengan alat bantu
alat yang ada karena panas kipas
sekarang  Cahaya lampu ini justru
kadang-kadang malah
mengundang nyamuk
 Emergency Lamp
dilengkapi dengan alat bantu
pengusir atau pembunuh
nyamuk
 Hanya berfungsi sebagai
penerangan saja.
 Emergency Lamp yang
multifungsi
Usulan perbaikan  Saya ingin alat emergency seperti ini namun
yang multifungsi, misalnya bisa membuat
udara jadi sejuk sehingga saya lagi capai
menggunakan kipas tradisional.
 Emergency lamp yang multifungsi,
dilengkapi dengan kipas angin
 Saya sangat senang bila obat nyamuk
elektrik mempunyai prinsip kerja seperti
emergency lamp yang tetap bisa digunakan
ketika listrik mati
 Emergency Lamp dilengkapi dengan alat
pengusir nyamuk
 Saya menginginkan alat ini di buat lebih
simpel dan desainnya menarik.
 Emergency Lamp dengan desain simpel
dan menarik

Pelanggan 4 :
Seorang ibu rumah tangga yang mempunyai usaha sampingan berupa kios dedepan rumahnya. Ibu Nurul
tinggal di rungkut lor – Surabaya
Pelanggan : Ibu Nurul Pewancara : lely dan Etik
Alamat : rungkut lor – Surabaya Waktu: April 2008
Apakah bersedia di follow up : Ya Sekarang menggunakan: Emergency Lamp
Pertanyaan Pernyataan pelanggan Interpretasi kebutuhan
Penggunaan  Saya perlu penerangan yang  Emergency Lamp yang cukup
tertentu cukup menerangi ruangan.
( Ketika listrik mati  Saya mempunyai kios didepan rumah,
dimalam hari) saya capai memompanya ketika
menggunakan lampu petromak
 Emergency Lamp yang mudah
dioperasikan
 Saya tidak lagi bisa menggunakan kipas
angin, udara menjadi panas dan pengap
 Emergency Lamp yang dilengkapi
dengan kipas angin.
Hal-hal yang  Toko saya bisa tetap buka  Emergency Lamp dapat menerangi
disukai terhadap ruangan toko.
alat yang ada  Praktis dibawa kemana-mana untuk
sekarang mencari barang
 Emergency Lamp praktis dibawa
kemana-mana.
 Saya tidak perlu memompa lampu untuk
mendapatkan cahaya yang terang
 Emergency Lamp mudah digunakan.
Hal-hal yang tidak  Saya merasa kepanasan ketika  Emergency Lamp dilengkapi dengan
disukai terhadap melayani pembeli, meskipun kipas angin.
alat yang ada memang toko menjadi lebih  Kalau lupa charge batreinya tidak bisa
sekarang terang dipakai

 Emergency Lamp dilengkapi dengan


indikator baterai.
 Menurut saya harganya cenderung
mahal.
 Emergency Lamp yang harganya tidak
terlalu mahal.
Usulan perbaikan  Saya menginginkan emergency  Emergency lamp yang harganya
lamp dengan harga yang terjangkau.
terjangkau. o Saya ingin lampu emergency yang
lebih praktis dengan menambahkan
fungsi lainnya.
o Emergency Lamp yang praktis dan
multi fungsi.
 Bagaimana saya menggunakan
alat ini dan saya tidak merasa
kepanasan ketika melayani
pembeli.
 Emergency Lamp dilengkapi
dengan kipas angin.

 Kolom “list of requirement“; pada kolom ini adalah inti dari semuanya, yaitu pengidentifikasian
keinginan costumer kedalam bentuk teknik. Costumer biasanya hanya meminta suatu produk itu
mudah dipakai, tahan lama, harga murah atau yang lain sebagainya. Tetapi disini sebagai pihak
desainer (manufaktur) harus bisa menterjemahkan keinginan costumer ini kedalam bentuk teknis,
berupa angka – angka kuantitatif. Beberapa contoh apa saja yang bisa menjadi pertimbangan dalam
penyusunan list of requirementadalah:
o Bentuk Geometri, terdiri dari ukuran panjang, berat dll.
o Kinematik, yaitu type gerakan, kecepatan, percepatan dll.
o Ergonomi, antara lain mencakup hubungan orang dengan mesinnya, kenyamanan, penerangan
dll.
o Pemeliharaan, pemeriksaan atau testing dll.
o Harga, costumer akan mencari produk yang berharga lebih murah dengan kualitas yang baik
dll.
. Kebutuhan Pelanggan (hasil interview)
Nama Pelanggan : Rudi Haryanto Pewawancara : Tri Agus S.
Nasaruddin
Alamat : Jln Gajayana 530b Malang Waktu : 19 April 2009
Pertanyaan Pernyataan Pelanggan Interpretasi Kebutuhan
Saya butuh pelepas dan pengencang Kunci Inggris akan lebih fleksibel
baut/mur yang fleksibel terhadap
berbagai ukuran
Pengguna Tertentu Saya juga butuh untuk membuka Kunci Pipa dan End Spanner
dan memasang pipa, poros dan ring
ber alur
Hal-hal yang disukai terhadap alat Praktis penggunaannya Kunci Inggris yang enak di
yang sekarang genggam saat digunakan
Bahannya kurang kuat Bahan ringan dan kuat
Hal-hal yang tidak disukai Terbatas hanya untuk baut dan mur Ingin yang multi fungsi
terhadap alat yang sekarang Gagangnya licin Ada pelapis pada gagangnya
Kunci Inggris yang dapat
Ingin ditambah fungsinya membuka baut/mur, pipa dan
Usulan perbaikan ring yang beralur
Ingin gagangnya tidak licin Gagangnya diberi lapisan karet

c. Pengelompokan Interpretasi Kebutuhan Pelanggan


Fungsi  Kunci Inggris yang dapat digunakan untuk pipa dan pengunci yang beralur
 Kunci Inggris yang dilengkapi dengan kunci pipa dan end spanner
Kualitas  Bahan yang ringan dan kuat
 Tahan lama
Praktis  Mudah digunakan oleh siapa saja
 Mudah memasang dan melepas komponen tambahannya
Ergonomi  Ukuran tidak terlalu besar
 Bentuknya menarik
Estetika  Warna menarik
Lain-lain  Harga murah
b. Pengelompokan PKC:
Kelompok 1. Bentuk

1 Persegi panjang
2 Sumbu putaran
3 Bentuk rahang Pencekam kokoh

Kelompok 2. Fungsi
1 Mudah dipindahkan
2 Mudah dipasang
3 Mudah diperbaiki
4 Mudah dioperasikan secara manual
Kelompok 3. Bahan
1 Ringan
2 Anti korosi dan tahan aus
Kelompok 4. Umur pakai
1 Tahan lama

Kelompok 5. Harga
1 Murah

3.2.2. Pengelompokan umum PKC


3.2.3. Penyusunan prioritas PKC

Interpretasi Kebutuhan Pelanggan


Dari interpretasi kebutuhan penlanggan hasil interview, untuk lebih memudahkan dikelompokkan
sebagai berikut ( berdasarkan kondisi listrik mati) :
Fungsi  Emergency Lamp memberikan nyala yang cukup terang
 Emergency lamp dilengkapi dengan kipas yang befungsi untuk menghilangkan udara panas.
 Emergency lamp dilengkapi dengan pengusir dan pembunuh nyamuk.
 Emergency lamp yang dilengkapi dengan kipas dan atau pengusir nyamuk ( selanjutnya diseb
Emergency Kit ) dapat digunakan indoor maupun outdoor.
 Emergency Kit dilengkapi dengan indikator baterai yang berfungsi untuk mengetahui penuh
baterai.
 Emergency Kit diberikan bantalan kaki misalnya dari karet agar lebih stabil dan casing bagia
tidak cepat rusak.
 Emergency Kit dilengkapi dengan handle agar lebih mudah dipindahkan.
Quality  Emergency Kit tidak mudah rusak.
 Bahan untuk casing kuat (tidak mudah pecah dan tahan air)
 Bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang lama ( >3 jam).
Praktis  Emergency Kit yang multifungsi dimana kita bisa menggunakan ketiga fungsinya sekaligus at
salahsatu karena masing-masing dilengkapi dengan tombol on-off
 Mudah dibawa kemana-mana.
 Baterai dapat di charge ulang.
Ergonomi  Dimensi tidak terlalu besar sehingga memudahkan penyimpanan dan ketika dibawa tidak ter
 Bentuk simple.
 Mudah dioperasikan.
 Diberi Handle agar lebih memudahkan untuk dibawa.
Estetika  Pilihan warna yang banyak
 Bentuk atau model yang menarik
Others  Harga terjangkau
 Mudah diservis / Maintenancenya mudah.

III.2 GAMBAR DESAIN ALTERNATIF


Dari peluang-peluang yang ada dan interpretasi kebutuhan pelanggan dari hasil interview maka
didapatkan beberapa alternatif design untuk pengembangan emergency lamp yang selanjutnya
dinamakan emergency kit, antara lain :

III.3 GAMBAR MODEL DAN KONSEP HASIL PENGEMBANGAN


III.3.1 Perbandingan gambar sebelum dan sesudah pengembangan
Berdasarkan peluang yang ada, kebutuhan pelanggan dan hasil kesepakatan team desainn dalam
perusahaan “X” diasumsikan terpilih produk seperti gambar 3.1 sebagai produk hasil pengembangan,
dengan gambar sebagai berikut :
III.3.3 Desain alternatif yang dipilih memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Spesifikasi Produk
Dimensi (pxlxt) 41 x 12,5 x 25 cm
Berat Kurang dari 4 kg
Daya lampu 2 x 8 watt
Daya kipas 20 watt
Daya obat nyamuk elektrik 4 watt
Input voltage AC 220 V
Dry cell 12 V 25 AH, rechargeable
Charge time Sekitar 15 jam
Tahan hingga Sekitar 5 jam ( bila dinyalakan semua)
III.3.4 Pernyataan Misi
Berikut ini pernyataan misi dari desain alternatif yang dipilih :
Pernyataan Misi : Emergency Kit (Lampu, Kipas, Obat Nyamuk Elektrik)
Uraian produk  Portable & emergency tools, dengan fungsi untuk menerangi, mengipasi,
mengusir dan membunuh nyamuk pada saat listrik mati (terutama di malam hari)
atau pada tempat yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan aliran listrik dan
bersifat temporary.
 Drycell dapat di charge ulang.
Sasaran Bisnis Utama  Menjadi pilar bagi keunggulan perusahaan ‘X’ sebagai pelopor peralatan
emergency multifunction.
 Menghadirkan produk bantu emergency yang multifungsi dan praktis dengan
harga terjangkau
 Ramah lingkungan
 Menguasai 25% penjualan produk bantu /toolkit emergency pada tahun 2009
 Peluncuran perdana produk dilakukan pada Q3 – 2008
Pasar Utama  Rumah Tangga terutama di daerah panas, lebih pada ekonomi menengah
kebawah.
Pasar Kedua  Kost-kostan
 Bengkel
 Minimarket & Toko
 Fisher
 Camping
Asumsi-asumsi dan batasan  Perusahaan ‘X’ memproduksi lampu, kipas, elemen pemanas obat nyamuk beserta
elektrik partnya, Sedangkan komponen lain misal baling-baling kipas dan semua
casingnya diproduksi oleh perusahaan Y dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
perusahaan X
 Untuk menyimpan energi listrik digunakan drycell yang dapat di charge ulang
Stakeholder  Pembeli dan pengguna
 Bagian produksi
 Penyedia service
 Distributor dan penjual kembali
III.3.5 Prinsip kerja
III.3.6 Proses produksi yang akan dibuat
BAB IV
KESIMPULAN

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PRODUK

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain
produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan
produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain
saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut
segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat. Selanjutnya
segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu
desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya
rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan
secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci
tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC, MR,
Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen Keuangan (BEP).

B. TUJUAN PENULISAN
Pada penulisan makalah ini, tentunya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan pengembangan produk.
2. Untuk mengetahui proses perancangan produk.
3. Untuk mengetahui strategi pengenalan dan pengembangan prodBAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Produk


Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila
produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan,
distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung
jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan
tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan
produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer
adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan
produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan
menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang
dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep
produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan
pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada
saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
 Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi
sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-
kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.
B PERANCANGAN PRODUK
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk
biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa
didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat, adalah
proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari
proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang
akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang
untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan
sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk tersebut
yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai
tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable
price). Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan
dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan
dipakai.

4. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen yang
sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa
digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh
sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software
SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan yang
sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar produk biasanya lebih
mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan
brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul
ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi
disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk produk-
produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa
dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk
produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari
besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang
bisa berakibat fatal: barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain.
Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan
mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja
produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus
dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini
mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai menerima
barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut. Banyak
konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan ketenangan
dalam pemakaian produk.

C. JUMLAH PRODUK YANG AKAN DI PRODUKSI

1. Pendekatan Mikro

Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC) dan
otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka
nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga
ikut naik.

Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan marjinal = biaya marjinal), ini


merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.

Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari
penjualan satu unit produk lagi.

Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis)


Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan
pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu
keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut mempengaruhi harga di
pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun pendek. setiap perubahan permintaan
atau penawaran di pasar yag satu berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan
penawaran di pasar yang lain.

2. Linear programming (LP)


atau pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk menyelesaikan
suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan
dengan Linear Programming adalah dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas
jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal
(maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin
dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal
misalnya, bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi
minimal tetapi manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka
yang diinginkan ( Tarigan, 2005).

3. Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa yang
ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat
perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal
tidak mengalami kerugian.

Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus
dibuat.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau
dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
3. Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
4. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat
produksi.

5. Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu
produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran
awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai
berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan
kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali strategi


pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi ekonomi berubah, dan pesaing melancarkan

serangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan persyaratan
pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti

yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap
memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan
bertahan selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep
penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang
kompetitif.

Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan
memiliki kredibilitas yang tinggi. Siklus hidup produk menggambarkan tahap-tahap yang
berbeda dalam sejarah penjualan suatu produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan
dan masalah yang berbeda mengenai strategi pemasaran dan laba potensial.

Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu
produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat memformulasikan encana
pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah
menegaskan empat hal :

1. Produk memiliki umur terbatas

2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi
penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk

4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang
berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.

Gambar siklus hidup produk:

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap,
yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).

pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena
masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek
penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih
rendah.

2. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka
usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing
sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga
jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)


Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap
berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan
harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan
model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi
untuk menghadapi persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau
keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus
sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang
baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas'
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara
lain:

a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).

b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar
lebih efisien.

c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.

d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah
ada.

e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik
pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk
yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan
perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.

6. Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru

Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan munculnya
produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang akan hilang
dari pasar dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang
didefinisikannya. Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh
persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada
produknya yang sekarang. Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal
yang penting bagi perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru
atau penyempurnaan dari produk yang sudah ada.
Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan. Untuk
memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam
pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep - konsep yang
dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi saja, tapi juga dapat
berlaku bagi perusahaan secara umum.

Transformasi dari Invention menuju Innovation

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan Invention.
Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada. Sedangkan
Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation melibatkan peluang yang ada
di pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan tentang teknologi baru. Sebagai contoh,
temuan teknologibluetooth, yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless
dengan daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikan
dalam media telepon selular (handphone), sehingga para pengguna handphone dapat lebih mudah
saling bertukar data.

Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi adalah
salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan dikenal
luas. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi
untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru
yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola
Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas.
Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut
"Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan
inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi
kebutuhan pasar di Indonesia. Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu
dipertimbangkan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun
masyarakat. Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk
memunculkan ide dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat dimanfaatkan oleh
para konsumennya.

Peran Unit R&D

Hasil inovasi yang lahir dari suatu perusahaan akan ditindaklanjuti dengan proses pengembangan
produk atau jasa baru. Untuk itu perlu unit khusus yang menangani proses ini yaitu Unit
R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset penelitian dari hasil inovasi untuk
kemudian dikembangkan menjadi suatu produk atau jasa baru yang akan dilempar ke pasaran.
Perusahaan yang sudah mapan biasanya mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10 % dari sales
pada aktivitas R&D.Basic Research menuju kepada terciptanya invention,
sedangkan Product Development danengineering menuju kepada terciptanya Innovation.

Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya menerapkan
formulasi strategi, yaitu :
a) Kompetensi Teknis
b) Kebutuhan Pasar
c) Corporate Interest

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari researcher diperlukan untuk
melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di lain pihak produk jasa yang dikembangkan juga
harus memperhatikan kebutuhan pasar (memiliki commertial value) maupun kepentingan
perusahaan, keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari apa yang
dibutuhkan oleh pasar dan mencari invent-to-order bagi produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.

Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam Unit R&D untuk menunjang
keberhasilan suatu produk atau jasa baru agar sukses di pasaran. Sebagai contoh, TELKOM
R&D Center telah melakukan restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006 dan melahirkan
satu bidang baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang RoB tersebut meliputi 4
laboratorium dengan masing-masing fungsinya sebagai berikut :

1. Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan bisnis


2. Business Performance, melakukan evaluasi dan identifikasi performansi bisnis
3. Business Competitiveness, menyediakan data pasar, pelanggan dan kompetitor yang
kompetitif
4. Industrial Partnership, melakukan pengembangan hubungan kemitraan yang strategis dengan
institusi yang relevan.

Inovasi Technology Push VS Need Pull

Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu :

1. Menarik Pasar (Need


Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat dijual. Produk baru ditentukan
oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian
pasar & umpan balik pelanggan, dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan
menuju pada terbentuknya incremental innovation.

2. Mendorong Teknologi (Technology Push)


Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat anda buat. Produk baru
diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi,
dengan sedikit perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru
didorong atau dijual ke pasar (potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal
produk atau teknologi baru tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical innovation.

3. Antar fungsional (Interfunctional)


Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi, keterampilan teknik, dan
fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau
jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan
need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsideran dalam menciptakan peluang
bisnis baru yaitu : relevant problem, technology sources dan market demand.
Lead User Research

Lead User research adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat memberikan kunci sukses
bagi terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead User yaitu
spesifik konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului
dari konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri dari para
expert pada kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan inovasi yang sangat
berharga.

Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan inovasi baru antara lain :
- Protein untuk hair conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950 yang mempunyai
ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk tubuh agar lebih bersinar.
Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan customer
yang dapat diperoleh melalui traditional market research. Metode Lead User melengkapi
kebutuhan untuktraditional market research bukan menggantikan.

1. Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data konsumen yang
lebih baik.

3. Akselerasi proses pengembangan produk/jasa.

Tahapan Metodologi Lead User Research


Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User Research, yaitu :

Stage 1: Project Planning (4-6 minggu)


Membuat master plan
Mempelajari current market place
Merumuskan fokus projek

Stage 2: Trends/Needs Identification (5-6 minggu)


Melakukan studi literatur
Melakukan Interview kepada top expert.
Analisa data, dan menentukan kebutuhan yang lebih mengerucut

Stage 3: Preliminary Concept Generation (5-6 minggu)


Interview lead user dan expert
Pengumpulan data untuk bisnis case
Mendefinisikan kebutuhan produk/jasa baru (buat draft konsep)

Stage 4: Final Concept Development (5-6 minggu)


Perencanaan Workshop Lead user
Mengundang partisipan
Pelaksanaan workshop �> perbaikan konsep dengan melibatkan lead user/expert
Finalisasi konsep
8. Contoh Kasus dengan menggunakan Break Event Point:

Fixed Cost suatu Toko Sepatu MDA: Rp. 500.000,- Variable Cost Rp. 10.000,-/unit. Harga jual
Rp. 20.000,-/unit.

Maka BEP per unitnya adalah

BEP = Fixed Cost

Harga Jual – Variabel Cost

BEP = Rp.500.000
20.000 – 10.000

= 50 unit

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada
pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan.

Product Design
Rabu, 12 Oktober 2016

Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan Desain Produk

Desain Produk

Desain produk adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merancang atau mendesain suatu benda
untuk kebutuhan manusia yang mengutamakan unsur estetika, ergomoni dan fungsional dari benda
yang dirancang itu sendiri serta kenyamanan bagi penggunanya. Di bidang desain produk juga mencakup
perancangan yang berhubungan dengan benda-benda yang melekat pada tubuh manusia dan juga yang
ada di sekitar kita. Seorang desainer produk tidak hanya sekedar mengandalkan kreativitas dalam
membuat suatu bentuk yang baru, melainkan juga harus memikirkan tentang fungsi yang memudahkan
pekerjaan manusia dan juga kenyamanan agar penggunanya tidak mengalami kecelakaan. Seorang
desainer produk dibekali dengan pola pikir untuk mencari jalan yang lebih baik dan inovatif untuk
mengerjakan sesuatu.
Ruang lingkup Desain Produk

Ruang lingkup keilmuan desain produk meliputi rancang bangun peralatan atau perlengkapan rumah
tangga, medis, kantor, sports, komponen arsitektural, handicraft, alat transport, sarana perkotaan, dan
lainny. Para desainer produk juga dapat bekerja diluar lingkup sebuah produk, meliputi packaging,
pameran, interior, dan -pada beberapa kasus, dengan teknologi informasi yang semakin berkembang
menjadi kompleks, desainer produk juga dapat bekerja untuk menyederhanakan software yang
menjalankan berbagai macam produk. Dalam mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar,
kemauan mereka, kemampuan mereka, pola pikir mereka serta banyak aspek lain yang akhirnya mesti
diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kunci kesuksesan sebuah produk
menembus pasar adalah semua aspek desain tersebut diterima oleh pasar, baik berupa bentuk,
kenyamana dan keamanannya sudah sesuai dengan keinginan pasar. Kemampuan sebuah produk
bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan
perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut,
sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri.

Tujuan Desain Produk

Berdasarkan beberapa pemahaman diatas bahwa desain produk mempunyai tujuan untuk menciptakan
dan mengembangkan produk baru dan menjamin hasil produk sesuai dengan keinginan pengguna.
Tujuan itu sendiri dapat disimpulkan menjadi point point sebagai berikut :

 Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan mengutamakan kenyamanan dan
keamanan bagi para pengguna.
 Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
 Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya.
 Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku biayanya dengan
tanpa mengurangi nilai jual serta kualitas produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai