Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH

Disusun oleh:
Nama : Annisa Ratna Hakim
NPM : 1710401041
Kelompok : B5
Asisten :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
1. ACARA 2 (MEMBUAT PUPUK CAMPUR)

2. Tujuan
2.1 Mengetahui cara membuat pupuk campur dengan grade yang ditentukan
2.2 Membuktikan bagan pembuatan pupuk campur
2.3 Menghitung besarnya filter yang dibutuhkan

3. Tinjauan Pustaka
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau
biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengertian ini
termasuk misalnya pemberian bahan kapur dengan maksut meningkatkan pH tanah yang
masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan, dan pemberian urea
dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Usaha-usaha
tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian, bahan kapur, legin, dan urea disebut
pupuk. Pada pengertian khususnya pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu
atau lebih hara tanaman. Berdasarkan asalnya pupuk dibagi menjadi dua kelompok besar
yaitu pupuk alam dan pupuk buatan dan berdasarkan senyawa yang terkandung pupuk juga
dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu organik dan anorganik (Rosmarkam dan Nasih,
2013).
Berdasarkan kandungan unsur haranya, pupuk digolongkan menjadi pupuk majemuk
dan pupuk tunggal. Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu
unsur hara, demikian disebut pupuk campuran atau majemuk (Gaeswono, Soepardi 1983).
Pupuk tunggal adalah pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa anorganik dengan
kandungan unsur hara utamanya (hara makro) satu macam, misalnya nitrogen (N), fosfor
(P), dan kalium (K).
Tanaman-tanaman membutuhkan 17 unsur hara untuk melengkapi siklus hidup
mereka. Tanaman penting nutrisi dibagi menjadi kelompok makro dan mikronutrien.
Makronutrien adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Mikronutrien termasuk seng
(Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), molibdenum (Mo), klorin (Cl), dan
nikel (Ni). Selanjutnya, esensialitas dari silikon (Si), natrium (Na), vanadium (V), dan
kobalt (Co) dianggap dimiliki oleh tanah tetapi belum ada kepastian akan pendapat tersebut.
Makronutrien diperlukan dalam lebih tinggi jumlah dibandingkan dengan mikronutrien.
Namun, sudut pandang esensialitas tanaman, semua nutrisi sama-sama penting untuk
pertumbuhan tanaman. Pertama tiga makronutrien (C, H, dan O) yang dipasok ke pabrik
melalui udara dan air. Oleh sebab itu ketersediaan unsur tersebut bagi tanaman tidak
menjadi masalah. Sisanya 14 nutrisi harus tersedia dalam media pertumbuhan tanaman
dalam jumlah dan proporsi yang memadai untuk pertumbuhan tanaman
(Bakhtiari dkk., 2014).
Berdasarkan jumlah unsur hara, terdapat 2 macam pupuk. Yaitu:
1. Pupuk tunggal
Yaitu pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk urea yang
hanya mengandung hara N dan TSP hanya mengandung unsur P saja.
2. Pupuk majemuk/pupuk campur.
Yaitu pupuk yang mengandung 2 atau lebih unsur hara tanaman. Misalnya: NPK dll.
Pupuk NPK disebut sebagai pupuk majemuk lengkap atau complete fertilizer. Salah
satu pupuk kimia yang beredar lebih banyak di pasar adalah pupuk pabrik. Pupuk kimia
buatan tersebut dibuat dari bahan kimia dasar yang dibuat dalam pabrik, sehingga sifat dan
karakter pupuk tersebut dapat diketahui dari hasil anlisis yang tercantum dalam setiap
kemasannya (Marsono dan Paulus Sigit, 2001)
Tujuan pembuatan pupuk campur adalah untuk mendapatkan pupuk yang mengandung
lebih dari satu unsur hara. Hal ini merupakan penghematan waktu, tenaga dan biaya.
Dengan sekali pemberian pupuk, kita sudah dapat memasok 2 atau lebih hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pembuatan pupuk campur dengan suatu grade tertentu, biasanya
jumlah pupuk yang dicampurkan tidak sesuai dengan pupuk campur yang diinginkan.
Untuk itu, perlu bahan tambahan yang disebut pengisi (filler). Bahan yang dapat digunakan
sebagai filler harus memenuhi syarat, yakni tidak higroskopis, tidak bereaksi dengan
pupuk, dan dapat membantu dalam pemakaian pupuk (Afandie dan Nasih, 2002).

4. Metode Praktikum
4.1.Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan dan kantong plastik
tebal ukuran 0,5 kg, sedangkan bahan bahan yang digunakan adalah macam macam
jenis pupuk, yaitu pupuk ZK, Urea, dan SP36, bahan filler pasir.
4.2.Cara Kerja
1. Menyiapkan masing-masing pupuk yakni dengan pupuk ZK:Urea:SP36
perrbandingan 15:11:14 gram dengan dosis seluruh pupuk 100 gram
2. Menghitung dengan rumus pupuk = Dosis (g/tanaman) x 100 %
Kadar unsur dalam pupuk
3. Menghitung hasilnya dengan menggunakan rumus tersebut.
4. Mencampurkan ketiga pupuk tersebut.
5. Menimbang kembali pupuk yang sudah dicampur.
6. Menambahkan filler pasir.
7. Mengamati keempat parameter berupa: warna campuran, tekstur/struktur,
konsistensinya, kemudian menimbang berat keseluruhan
8. Memasukkan pupuk campuran beserta fillernya ke dalam kantong plastik dan
memberi label
9. Menyimpan selama satu bulan dan mengamati kembali keempat parameter tersebut.

5. Hasil dan Pembahasan


5.1 Hasil

Berat Pupuk Campur Jenis Unsur Jenis hara pokok perhitungan


yang dibuar (gram) hara Pupuk (%) (gram)
100 N total Urea 46% 32,60
P2O5 SP36 36% 30,55
K2O ZK 50% 28
Jumlah 91,15
Filler yang dibutuhkan 8,85
PENGAMATAN
Setelah dicampur Setelah 1 bulan
1. Warna Campuran : Abu abu 1. Warna Campuran : Abu abu putih
2. Tekstur/struktur : Kasar 2. Tekstur/struktur : Sedang Kristal
3. Konsistensi : Tidak Lengas 3. Konsistensi : Tidak lekat
4. Berat : 99,89 gram 4. Berat : 102,31 gram

5.2 Pembahasan
Pencampuran pupuk yang baik dilakukan berdasarkan hasil analisis sesuai dengan
kebutuhan kandungan unsur hara N, P, dan K yang dibutuhkan tanaman. didalam
mencampur pupuk tidak sembarangan mencampur harus disesuaikan dengan
kandungan hara yang terdapat dalam masing-masing pupuk. Pupuk urea memiliki hara
pokok 46%, SP36 36%, dan ZK 50%, melalui perhitungan pupuk ZK:Urea:SP36
dengan perbandingan 15:11:14 Perbandingan tersebut dinamakan Fertilizer grade,
merupakan perbandingan jumlah kandungan yang terdapat dalam pupuk tersebut dalam
bentuk persen. Contoh: pupuk campur NPK mengandung 15:15:15 (N sebesar 15%,
P2O5 sebesar 15%, K2O sebesar 15%) (Lingga dkk., 2003).
Perhitungan pupuk dapat dihitung melalui rumus sehingga menghasilkan jumlah
Urea sebanyak 32,60 gram, 30,55 gram, dan 28 gram. Pembuatan pupuk campur dengan
suatu grade tertentu, biasanya jumlah pupuk yang dicampurkan tidak sesuai dengan
pupuk campur yang diinginkan. Untuk itu, perlu bahan tambahan yang disebut pengisi
(filler) (Afandie dan Nasih, 2002). Filler, bahan yang diberikan pada pupuk agar
memenuhi berat tertentu (sesuai yang dibutuhkan). Filler harus tidak mengandung
unsur hara (Lingga dkk., 2003).
Setelah 1 bulan, warna pupuk campuran berubah dari abu abu menjadi abu abu
putih, teksturnya dari kasar menjadi sedang Kristal, kemudian konsistensinya dari tidak
lengas menjadi tidak lekat. Berat dari pupuk campuran bertambah, berat awal adalah
99,89 gram menjadi 102,31. Hal ini dikarenakan oleh adanya higroskopisitas.
Higroskopisitas adalah kemampuan pupuk dalam menyerap air yang ada dalam udara.
Pupuk dengan higroskopisitas yang kurang baik perlu penyimpanan yang baik karena
mudah menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup. Pupuk biasanya akan mulai
menyerap air dari lingkungannya pada suhu kamar dan kelembaban nisbi sekitar 50%
dan di Indonesia mempunyai kelembaban rata-rata 80% sehingga pada suhu ruang
pupuk akan mencair. Untuk mengurangi tingkat higroskopisitas, pupuk dibuat dalam
butiran-butiran sehingga luas permukaan pupuk menjadi berkurang. Sebaliknya jika
pupuk disimpan pada tempat atau lingkungan kering, maka pupuk akan menjadi
bongkah yang keras (Hardjodinomo, 1970). Tidak semua pupuk dapat di campur,
karena ada pula beberapa pupuk yang apabila di campur dapat menimbulkan kerugian,
diantaranya sebagai berikut :
1. Pupuk campuran memiliki higroskopisitas tinggi yang menyebabkan terjadinya
penggumpalan sehingga sukar digunakan atau ditabur.
2. Pupuk campuran kehilangan kendungan haranya ( N menguap sebagai NH3 )
3. Terbentuk senyawa baru, sehingga hara menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Menghitung pupuk campur dengan rumus yang sudah ditentukan serta mengetahui
perbandingan pupuk, yaitu ZK:Urea:SP36 dengan perbandingan 15:11:14, dan dengan
rumus pupuk = (Dosis (g/tanaman)/Kadar unsur dalam pupuk) x 100 %, sehingga
diketahui pupuk urea sebanyak 32,60 gram, pupuk SP36 sebanyak 30,55 gram, dan
pupuk ZK sebanyak 28 gram.
2. Bagan pupuk campur dapat dibuktikan dengan melakukan pengamatan setelah satu
bulan, yaitu warna pupuk campuran berubah dari abu abu menjadi abu abu putih,
teksturnya dari kasar menjadi sedang Kristal, kemudian konsistensinya dari tidak lengas
menjadi tidak lekat. Berat dari pupuk campuran bertambah, berat awal adalah 99,89
gram menjadi 102,31.
3. Filler yang dibutuhkan adalah pasir sebanyak 8,85 gram

5. Daftar Pustaka
Afandie Rosmarkam dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.
Bakhtiari, M. R., O. Ghahraei., D. Ahmad., A. R. Yazdanpanah., and A. M. Jafari. 2014.
“Selection of fertilization method and fertilizer application rate on corn yield.”
Agriculture English International CIGR Journal. Vol. 16 (2): 10-14.
Gaeswono, Soepardi. 1983. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pusaka Buana:
Bandung.
Hardjodinomo, 1970. Ilmu Memupuk. Bina Cipta: Bandung.
Lingga, P, 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya: Jakarta.
Marsono & Sigit Paulus. 2001. Pupuk Akar Jenis & Aplikasi. PT. Penebar. Swadaya:
Depok
Rosmarkam, A. dan N. W. Tuwono. 2013. Ilmu Kesuburan Tanah. Edisi ke-8. Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.
LAMPIRAN

ZK SP36 Urea Filler

Setelah dicampur Setelah 1 bulan

Anda mungkin juga menyukai