Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI JENIS DAN KARAKTERISTIK PUPUK SERTA


MEMBUAT PUPUK CAMPURAN
(KESUBURAN TANAH PKD-1214)

DISUSUN OLEH :

LENITA ROZA NAOMI SIBARANI 22721071


INDRA YOGI SARAGI 22721067

DIKI MIRANDA 22721061


JESSEN FRISMA BIJAKSANA P.W. 22721069

PUTU ANDRIAN W.D. 22721091

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


TA 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur hara yang ada pada tanah belum bisa memenuhi kebutuhan unsur
hara tanamanyang cenderung komplek. Untuk memnuhi unsur hara, tanah
perlu dilakukan pemupukan.Pemupukan yang tepat akan meningkatkan
produktivitas tanaman.Pupuk dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik
dan anorganik. Pupuk organik diperoleh dari bahan alami, sedangkan pupuk
anorganik bisanya dibuat oleh pabrik. Petani di Indonesia umumnya lebih
suka menggunakan pupuk anorganik karena tidak butuh waktu yang lama
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasilnya juga lebih jelas,
karena bisa terukur.Namun akhir-akhir ini banyak petani yang sulit
mendapatkan pupuk anorganik. Pupukanorganik mengalami kelangkaan.
Akibatnya harga pupuk menjadi mahal. Untukmengatasi masalah ini
dengan pencampuran pupuk. Selain menghemat biaya,pencampuran juga
akan mengoptimalkan unsur hara tanaman yang komplek.Pencampuran pupuk
ini perlu dilakukan secara hati-hati dan teliti karena ada bebrapapupuk yang
tidak bisa dicampur karena akan menghasilkan pupuk yang akan menguapbila
dicampurkan.

1.2 TUJUAN
1. Pembuatan pupuk campur adalah membuat pupuk campur
daripupuk yang ada.
2. Untuk mendapatkan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara.
3. Dapat pula menghematan waktu, tenaga, dan biaya.
BAB II

PEMBAHASAN

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,
kimis, ataubiologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. (Rosmarkan danYuwono, 2002). Pupuk merupakan kunci dari kesuburan
tanah karena berisi satu atau lebihunsur untuk menggantikan unsur yang habis
terisap tanaman (Lingga, 2002).
Berdasarkan unsur hara yang dikandungnya, pupuk terdiri dari pupuk
tunggal dan pupuk majemuk (Sabiham et al., 1989). Pupuk tunggal adalah pupuk
yang mengandung satu jenis hara tanaman seperti N atau P atau K saja, sedangkan
pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara
tanaman. Contoh pupuk majemuk antara lain seperti NP,NK, dan NPK. Pupuk
majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang
mengandung unsure hara makro yang penting bagi tanaman. Menurut Imran (2005),
pupuk NPK mengandung tiga senyawa penting antara lain ammonium nitrat
(NH4NO3), amonium dihidrogenfosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl).
Pupuk campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis pupuk
tunggal yangdicampur secara fisik saja. Jenis pupuk yang dicampur dapat terdiri
dari beberapa pupuksesuai dengan kebutuhan.
Pupuk majemuk NPK yang siap pakai harganya amat mahal
ketimbang pupuk tunggal. Supaya harga ini tidak terlalu mencekik, ada baiknya
membuat sendiri dengan cara mencampur pupuk tunggal. Untuk mendapatkan
NPK yang dikehendak, tinggalmenjumlahkan masing-masing pupuk tunggal
itu dan itu berarti kita memperoleh NPK sebanyak yang diinginkan sesuai
perbandingan (Lingga, 1989).
Perbandingan antara N, P, dan K untuk memperoleh pupuk campur dihitung
dengan rumus perhitungan nilai pembanding dibagi kadar unsur tunggal dan
kemudian dikali jumlahpupuk yang akan dibuat. Perbandingan menentukan tingkat
kemampuan tanaman dalammenyerap unsure yang diperlukan. Dalam
pembuatan pupuk campur, hal-hal harus diperhatikan ialah kadar unsure pupuk
tunggal harus tepat. Setelah itu barulah ditentukan jumlah masing-masing pupuk
tunggal (Lingga, 2001).
Pemberian pupuk atau pembuatan pupuk campur harus sesuai dengan
perbandingan,karena pemberian pupuk harus diberikan dalam jumlah yang tepat.
Apabila pemberian pupuk berlebihan maka proses atau metabolism tanaman untuk
tumbuh terganggu. Perbandinganharus sesuai agar tingkat pemupukan seimbang
dan dapat memenuhi semua unsure yang dibutuhkan tanaman.
Penggunaan pupuk campur lebih menguntungkan bagi patani karena lebih
menghemat biaya. Selain itu, penggunaan pupuk campuran bias menambah
kreatifitas patani dalampemupukan. Cara pembuatan pupuk campur mudah dan
keuntungan yang diperoleh pun besartanpa mengurangi kualitas NPK buatan
sendiri itu (Lingga, 1989).Pencampuran pupuk harus dilakukan dengan hati-hati
karena beberapa pupuk akan menjadi rusak jika dicampur atau tidak dapat
disimpan lama setelah pencampuran.
Pencampuran pupuk yang baik dilakukan berdasarkan hasil analisis sesuai
dengan kebutuhankandungan unsur hara N, P, dan K yang dibutuhkan tanaman
(Sutedjo, 2007).
Tujuan pembuatan pupuk campur adalah untuk mendapatkan pupuk
yang mengandung lebih dari satu unsur hara. Hal ini merupakan penghematan
waktu, tenaga danbiaya. Dengan sekali pemberian pupuk, kita sudah dapat
memasok 2 atau lebih hara yangdibutuhkan oleh tanaman. Pembuatan pupuk
campur dengan suatu grade tertentu, biasanyajumlah pupuk yang dicampurkan
tidak sesuai dengan pupuk campur yang diinginkan. Untukitu, perlu bahan
tambahan yang disebut pengisi (filler). Bahan yang dapat digunakan sebagaifiller
harus memenuhi syarat, yakni tidak higroskopis, tidak bereaksi dengan pupuk,
dandapat membantu dalam pemakaian pupuk (Afandhie dan Nasih, 2002).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 13 Maret 2023 pukul 13.00 WIB
di Laboratorium Tanah
3.2 Alat dan Bahan Praktikum

A. Alat
- Timbangan
- Straples
- 2 Lembar Plastik
- Tumbukkan
B. Bahan
- Pupuk yang mengandung N, P, dan K yaitu Urea, SP-36, dan KCl
- Pasir Halus

3.3 Prosedur Praktikum

 Siapkan Pasir halus (Filler), dan pupuk tunggal N, P, dan K


 Haluskan seluruh pupuk menggunakan Tumbukan
 Hitung kebutuhan pupuk dan Filler berupa pasir halus jika;

a. formula = N:P:K (15:10:10)


b. Persentase pupuk = Urea (46%), SP-36 (36%), dan KCl (50%)

Rumus kebutuhan masing-masing pupuk:

 %pupuk = (Formula x 100) : besar %pupuk


 ∑pupuk = Total hasil seluruh pupuk
 Filler = 100 - ∑Pupuk

Diperoleh;
a. Urea (46%) = (5x 100) : 46 = 10,86 gram
b. SP-36(36%) = (10x 100) : 36 =27,77 gram
c. KCL (50%) = (5x 100) : 50 =10 gram
∑Pupuk=10,40 gram
d. Filler = 100 - ∑Pupuk = 100 –10,40 gram = 89,6 gram
Filler/Campuran

 Setelah data setiap pupuk dan filler nya diperoleh, maka siapkan
timbangan (untuk menimbang kandungan pupuk sesuai dengan
perhitungan data) dan 2 plastik (untuk tempat pupuk setelah ditimbang).
 Setelah pupuk dimasukkan kedalam plastik,masukkan pasir halus (filler)
sebanyak 55,24 gram ke masing-masing plastik lalu aduk hingga merata
dan di straples.
 Timbang berat masing-masing plastik campuran pupuk dengan pasir.
 Letakkan campuran pupuk dengan filler yang ada dalam plastik masing-
masing di tempat kering dan tempat lembab
 Lakukan pengamatan setiap 1minggu 1 kali setelah 2 minggu praktikum.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

LOKASI PERLAKUAN
WAKTU PENGAMATAN
KERING LEMBAB
Tekstur Awal Tidak Keras Tidak Keras
MINGGU KE- 1 Warna Awal Coklat Coklat
Berat Awal 100 100
Tekstur Tidak Terlalu Keras Tidak Terlalu Keras
MINGGU KE- 2 Warna Coklat Coklat
Berat 103,5 103,7
Tekstur Tidak Terlalu Keras Tidak Terlalu Keras
MINGGU KE- 3 Warna Coklat Coklat
Berat 104,2 103,9

3.2 Pembahasan
(Pembahasan ada pada kertas polio)
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
1. Pupuk campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis pupuk
tunggal yangdicampur secara fisik.
2. Tidak semua pupuk dapat di campur, karena ada pula beberapa pupuk yang
apabila dicampur dapat menimbulkan kerugian diantaranya sebagai berikut.
Pupuk Campuran memiliki higroskopisitas tinggi yang menyebabkan
terjadinya penggumpalan sehinggasukar digunakan atau ditabur. Campuran
kehilangan kendungan haranya ( N menguap sebagai NH3 ). Terbentuk
senyawa baru, sehingga hara menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
3. Pembuatan pupuk campur dibuat dengan mencampurkan Urea 46% SP-36
36%, KCL 50% serta abu gosok.
4. Penambahan abu gosok yaitu sebagai filler. Tujuan penggunaan abu gosok
adalah agarratio kevtilizer dapat sesuai dengan keinginan serta agar mudah
disebar secara merata.
5. Selain abu gosok bisa juga menggunakan bahan lain seperti pasir, sekam
padi, serbuk gergaji atau kapur.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Nurhajati Hakim., M. Yusuf Nyakpa., A.M. Lubis., Sutopo Ghani Nugroho.,


Rusdi Saul., M. Amin Diha., Go Ban Hong., H.H. Bailey. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, 488 hlm.

Nurhajati Hakim., M. Yusuf Nyakpa., A.M. Lubis., Mamat Anwar Pulung, A.


Ghaffar Amrah, Ali Munawar, Go Ban Hong, 1988. Kesuburan
Tanah. Universitas Lampung, 258 hlm.

Poerwowidodo, 1992. Teleah Kesuburan Tanah Angkasa, Bandung.

Rosmarkam, A., dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan


Tanah. Kanisius,224 hlm.

Sarwono Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.


Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Bratara Karya Aksara, Jakarta, 788 him.

Anda mungkin juga menyukai