Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

Disusun Oleh :
Nama : 1. Hotmariho Hardianto Hutabarat (20/22234/BP)
2. Steven Saputra Jaya Sirait (20/22229/BP)
3. Bobby Mahenda Malik (20/22235/BP)
4. Trisma Dian Saputra (20/22223/BP)
5. Hardofen Frans Dino Pardede (20/22232/BP)
6. Misael Matondang (20/22222/BP)
Kelas : SMART
Kelompok :4
Jurusan : Budidaya Pertanian
Acara 6 : Kadar Bahan Organik Tanah
Co.Ass : Ryan Prasetio

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2021
A. ACARA VI : Kadar Bahan Organik Tanah
B. TANGGAL : 24 Maret 2021
C. TUJUAN : Menetapkan kadar bahan organic
D. METODE :Walkley dan Black
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Labu takar 50ml
b. Pipet tetes
c. Pipet ukuran 10ml dan 5 ml
d. Pipet volume 50ml
e. Timbangan analistis
f. Elenmeyer 100ml atau 125ml
g. Buret dan statis
h. Sprayer
2. Bahan
a. Contoh tanah kering angin diameter 0,5mm
b. Aquadest
c. Diphenylamine
d. K2Cr2O7 1N
e. H2SO4 pekat (min 96%)
f. H3PO4 85%
g. FeSO4 1N
F. CARA KERJA
1. Ditimbang contoh tanah seberat 1gram
2. Contoh tanah dimasukkan dalam labu takar dan ditambahkan 10ml
K2Cr2O7 pekat
3. Dikocok dengan gerakan mendatar dan memutar.Warna harus tetap warna
merah jingga,kalau warna berubah menjadi warna hijau atau biru tambahkan
lagi K2Cr2O7 1N dan H2SO4 dan setiap penambahan blanko harus sama
banyak.
4. Larutan tanah didiamkan selama kurang lebih 30 menit/sampai larutan dingin
5. Setelah dingin ditambahkan 5ml H3PO4 85% dan 1ml diphenyl-amine
kemudian di tambahakan aquadest sampai batas terra
6. Larutan tanah di kocok dengan cara membolak balik sampai homogeny dan
di biarkan mengendap.
7. Ambil dengan pipet volume 5ml larutan yang jernih,Kemudian di masukkan
kedalam elenmeyer dan tambahkan 15ml aquadest
8. Kemudian di titrasi dengan FeSO4 1N hingga warna menjadi kehijauan,dan
di catat volum titrasinya(Langkah 7 dan 8 di ulang sebanyak 3 kali)
9. Langkah 1-8 di ulang tanpa contoh tanah untuk keperluan blanko
G. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
• Berat tanah (a) gram = 1 gram
Hasil titrasi:
• Baku I = 4,2 ml
• Baku II = 3,7 ml
• Rata-rata baku (A) = 3.95 ml
• Blanko I = 1,3 ml
• Blanko II = 1,5 ml
• Rata-rata blanko (B) = 1,4 ml
• n =1
2. Rumus
(𝐴−𝐵 ) 𝑋 𝑛 𝑋 3 100
𝐶= 100 𝑥 10 𝑥 𝑥100%
𝑋𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 77
100+𝐾𝐿 0,5 𝑚𝑚

BO = [C] X 100/58
3. Perhitungan
(2,55) 𝑋 1 𝑋 3 100
𝐶= 100 𝑥 10 𝑥 𝑥100%
𝑋1 77
100+10,31

= 8,44 X 10 X 100/77 X 100%


= 109,61 %
H. PEMBAHASAN
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-
bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang
merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu,
yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan.
(Yulipriyanto,2010)
Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang
optimum jika komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral dan
5% bahan organik. Atas dasar perbandingan ini, nampak kebutuhan tanah terhadap
bahan organik adalah paling kecil. Namun demikian kehadiran bahan organik
dalam tanah mutlak dibutuhkan karena bahan organik merupakan bahan penting
dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi
biologi tanah (Lengkong dan Kawulusan, 2008).
Dari
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks
yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil
humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk
juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya
(Nabilussalam, 2011).
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem
kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang
terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena
dipengaruhi oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah
semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan
organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan
organik yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah
mineral biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah
gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-
organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir (Fadhilah, 2010).
Pada proses perombakan bahan sisa, tumbuhan dihancurkan menjadi bentuk
melarut atau menguap yang dapat hilang dari tanah. Kandungan bahan organik
tanah bisanya di ukur berdasarkan kandungan C-organik. Kandungan karbon (C)
bahan organik bervariasi antara 45%-60% (rerata 50%) dan konversi C-organik
menjadi bahan organik = % C-organik x 1,724. Kandungaan C termaksuk
perakaran dan edafon yang masih hidup sehingga tidak rancu dengan kandungan
humus. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh aras akumulasi bahan asli dan
aras dekomposisi dan humufikasi yang sangat tegantung kondisi lingkungan
(vegetasi, iklim, batuan,timbulan, praktik pertanian) (Sutanto, 2005).
Dari hasil perhitungan terhadap tanah regosol dengan KL 0,5 mm didapatkan
bahwasanya kadar C- karbon nya sebasar 109,61 % sedangkan bahan organiknya
sebesar 1.89
Bahan organik sangat penting dalam menetukan banyak jasad renik bermanfaat
dalam tanah, yang dpat membantu mengurai sisa-sisa makhluk hidup menjadi hara
tanah. Bahan organik juga berperan juga dalam menyerap unsur hara yang di
tambahkan kedalam tanah dengan kandungan bahan organik yang rendah, ketika
diberi pupuk, akan seperti ember penuh lubang yang di beri air. Lebih banyak
terbuang percuma dibandingkan yang dapat dimanfaatkan (Winarso, 2005).
Terdapat beberapa pengertian mengenai C-organik yakni merupakan bagian
dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber
dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus
menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi,
fisika, dan kimia. C-organik juga merupakan bahan organik yang terkandung di
dalam maupun pada permukaan tanah yang berasal dari senyawa karbon di alam,
dan semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah,
fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di
dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus (Supryono dkk, 2009).
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Dasar Ilmu Tanah pada Acara Enam. yang berjudul
“Kadar Bahan Organik Tanah” dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit bumi
2. Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang
optimum jika komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral
dan 5% bahan organik.
3. Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi,
4. Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem
kompleks dan dinamis,
5. Kandungan bahan organik tanah bisanya di ukur berdasarkan kandungan
C-organik.
DAFTAR PUSTAKA

Fadhilah. 2010. Pengertian Tanah Bertalian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Press.
Lengkong, J, E. 2008. Pengelolaan Bahan Organik Untuk Memelihara Kesuburan
Tanah, Environment Vol 6 no. 2. Jakarta.
Nabilussalam. 2011. C- Organik dan Pengapuran. Malang : Pesantren Luhur Malang.
Sutanto, R. 2005. Pertanian Organik. Yogyakarta : penerbit Kanisius.
Winarso, S. (2005). Kesuburan Tanah : Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah.
Yogyakara : Gava Media.
Yulipriyanto H. (2010). Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai