NPM : 1710401051
Agroteknologi B
PISANG
1. Klasifikasi Buah Pisang:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Varietas : Musa sapientum Musa acuminata Cavendish Subgroup, Musa sapientum,
Musa x paradisiaca, Misa acuminata x balbisiana, Ravenala madagascariensis
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Tanaman pisang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada daerah yang
memiliki iklim tropis basah, lembab dan panas. Walaupun demikian tanaman pisang
masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Selain itu pada kondisi tanpa air, pisang
masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya
sangat sedikit. Curah hujan optimal adalah 1,520–3,800 mm/tahun dengan 2 bulan
kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah
tidak tergenang
b. Media Tanam
Syarat media tanam untuk pertumbuhan tanaman pisang yaitu tanah yang kaya
humus dan mengandung kapur atau tanah berat. Air harus selalu tersedia tetapi 11
tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diairi dengan intensif.
Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50-200 cm, di daerah setengah basah 100-
200 cm dan di daerah kering 50-150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak
akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air dan
tanaman pisang tidak dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang mengandung
garam 0,07%.
c. Ketinggian Tempat
Tanaman pisang cukup toleran terhadap ketinggian dan kekeringan. Di
Indonesia, umumnya tanaman dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan
setinggi 2.000 mdpl. Sedangkan untuk pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik
sampai ketinggian 1.000 mdpl.
3. Perbanyakan
a. Perbanyakan dengan anakan
Bahan yang paling baik digunakan adalah anakan pedang (tinggi 41-100 cm),
daunnya berbentuk seperti pedang dengan ujung runcing. Anakan rebung (20-40 cm)
kurang baik jika ditanam langsung karena bonggolnya masih lunak dan belum
berdaun sehingga mudah kekeringan. Sedangkan anakan dewasa (tinggi >100 cm)
terlalu berat dalam pengangkutan dan kurang tahan terhadap cekaman lingkungan
karena telah memiliki daun sempurna.
Bibit anakan setelah dipisahkan harus segera ditanam, jika terlambat akan
meningkatkan serangan hama penggerek dan kematian di kebun. Apabila pada saat
tanam kekurangan air dalam waktu yang cukup lama, bibit akan layu dan mati bagian
batangnya, tetapi bonggol yang tertimbun dalam tanah masih mampu untuk tumbuh
dan memulai pertumbuhan kembali membentuk bonggol baru di atas bonggol yang
lama.
Untuk menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam anakan dipotong 5
cm diatas leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm dibawah permukaan
tanah.
1. Klasifikasi Rambutan:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kela : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Spindaceae
Genus : Nephelium
Spesies : Nephelium lappaceum L.
Varietas : Nephelium lappaceum,
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Curah hujan yang dikehendaki rambutan yaitu 1500-2500 mm dan turun
sepanjang tahun. Tanaman rambutan tumbuh baik pada suhu 25̊C yng diukur pada
siang hari. Kelembaban udara yang dibutuhkan relatif rendah.
b. Tanah
Rambutan tumbuh subur pada tanah gembur yang mengandung sedikit pasir dan
juga mengandung bahan organik atau tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir.
Derajat keasaman pH sekitar 6-6,7. Kandungan air dalam tanah antara 100-15- cm
dari permukaan tanah.
c. Ketinggian Tempat
Rambutan dapat tumbuh pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500
mdpl. Pada ketinggian 30 mdp rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik
hasilnya.
3. Perbanyakan
a. Okulasi
Perbanyakan bibit rambutan dengan teknik okulasi diawali dengan melakukan
penyemaian biji. Persemaian biji dilakukan di polybag, dengan media tanam berupa
campuran tanah dengan pupuk organic (pupuk kandang atau kompos) dengan rasio 1:1.
Pada saat biji berkecambah, anda bisa menambahkan nutrisi tanah menggunakan pupuk
ZA 2 gram, dan NPK 2 gram dengan cara pemberian berselang-seling tiap 2 minggu sekali.
Ketika bibit sudah tumbuh hingga iameter penampang batangnya 1,5 cm, bibit rambutan
anda siap untuk diterapkan teknik okulasi.
b. Penempelan
Pada umumnya penempelan rambutan pada batang bawah yang telah berumur 7-8
bulan.Pemilihan mata tempel sangat penting diperhatikan sebelum pelaksanaan okulasi.
Posisi mata tempel pada penempelan dapat dilakukan dengan cara okulasi biasa.
Pemakaian zat pengukur tumbuh berpengaruh baik dalam meningkatkan keberhasilan
penempelan. Penggunaan Benzyl Adenin 600 ppm dan Kinetin 9 ppm dapat mempercepat
saat pecahnya mata tunas.
c. Penyambungan
Sampai sekarang penyambungan seperti sambung pucuk dan sambung sisi pada
rmbutan masih sulit dilakukan dan belum memberikan hasil yang menggembirakan. Akan
tetapi cara penyusunan dapat memberikan persentase keberhasilan yang tinggi. Hanya saja
cara ini kurang efesien untuk pengadaan bibit dalam jumlah banyak.
STROBERI
1. Klasifikasi tanaman stroberi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Subfamili : Rosoideae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria x ananassa Duchesne
Varietas :Sweet Charlie, Oso Grande, Tristar, Nyoho, Hokowaze, Rosa Linda,
Chandler
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Stroberi beradaptasi dengan baik didaerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun
dengan lama penyinaran 8-10 jam setiap harinya. Menghendaki suhu 17-20̊C
dengan kelembaban antara 80-90 %. Derajat keasaman sekitar 6.5-7.0.
b. Tanah
Tanah yang baik untuk stroberi adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara yang baik. Pertumbuhan
stroberi baik bila berada pada tanah yang datar atau sedikit miring.
c. Ketinggian Tempat
Stroberi baik ditanam pada tempat dengan ketinggian 1000-1300 mdpl. Akan
tetapi di Indonesia stroberi dapat tumbuh pada ketinggian 600 mdpl dengan suhu
dan sinar matahari penuh pada pagi hari
3. Perbanyakan
a. Anakan dari rumpun
Setelah stroberi dewasa, anakannya akan tumbuh membentuk rumpun. Rumpun inilah
yang akan dipisahkan dari induknya dan digunakan sebagai bibit. Rumpun yang
dipisahkan dari induknya telah memliki akar dan siap untuk ditanam. Pilih anakan yang
pertumbuhannya sehat dan kokoh.
b. Anakan dari rumpun
Setelah stroberi dewasa, anakannya akan tumbuh membentuk rumpun. Rumpun inilah
yang akan dipisahkan dari induknya dan digunakan sebagai bibit. Rumpun yang
dipisahkan dari induknya telah memliki akar dan siap untuk ditanam. Pilih anakan yang
pertumbuhannya sehat dan kokoh.
c. Pembibitan meggunakan crown (bongkaran tanaman stroberi)
Crown adalah batang utama pada stroberi yang berukuran sangat pendek. Bongkaran
tanaman stroberi berasal dari pembongkaran tanaman stroberi yang masa produksinya
sudah menurun.
d. Pembibitan menggunakan stolon (sulur tanaman stroberi)
Stolon adalah tunas yang tumbuh dari bonggol batang yang menjalar hingga mencapai
30 centimeter. Stolon atau yang biasa disebut dengan sulur terdiri dari stolon primer,
stolon sekunder, dan stolon tersier. Stolon yang baik digunakan untuk pembibitan adalah
stolon yang terdapat pada urutan pertama dan kedua (stolon primer dan stolon sekunder)
karena memiliki perakaran yang bagus, sedangkan sulur pada urutan yang ketiga (tersier)
biasanya memiliki perakaran yang kurang baik dan produksinya juga kurang baik. Bibit
stolon lebih banyak muncul di musim hujan dan lebih banyak tumbuh pada tanaman baru.
Pada satu induk tanaman biasanya terdapat 3 sampai dengan 4 stolon (anakan).
ANGGUR
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Tanaman anggur merupakan tanaman yang memerlukan cahaya penuh hingga
naungan sebagian. Musim yang cocok untuk anggur yaitu musim panas dan kering
serta musim dingin yang ringan. Curah hujan yang cocok yaitu 800 mm per tahun.
b. Tinggi tempat
Anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 mdpl atau dataran rendah.
Untuk jenis Vitis vinivera menghendaki ketinggian tempat yang optimum yaitu 1-300
mdpl.
c. Tekstur Tanah
Pohon anggur menyukai tekstur tanah lempung-berpasir yang poros, dan kurang
menyukai tipe tanah yang menyimpan terlalu banyak air. Tanah yang padat dan
mengandung banyak air akan menghambat pertumbuhan anggur secara signifikan dan
juga dapat menyebabkan serangan busuk akar yang memicu kematian.
3. Perbanyakan
a. Stek batang
Stek batang membutuhkan waktu berproduksi lebih cepat, kemudian dalam jangka
waktu singkat bisa menghasilkan bibit yang banyak dan berkualitas selain itu buah yang
dihasilkan sama dengan induknya.
b. Penyambungan
Sambung untuk tanaman anggur yang banyak dilakukan adalah pada bagian tunas muda
(tunas pucuk). Tahapan penyambungannya adalah dengan memotong tunas anggur
sepanjang 5 ̶ 10 cm, membelah bagian tengah tunas sedalam 1 ̶ 2 cm, memotong tunas
(entres) sepanjang 5 ̶ 10 cm (2 ̶ 3 mata), menyayat tunas bagian bawah membentuk huruf
V seperti pada tanaman avokad (Supriyanto & Tegopati 1986), memasukkan entres dalam
belahan tunas batang bawah, mengikat dengan tali plastik mulai dari bawah sampai atas,
dan menyungkup dengan plastik untuk menjaga kelembapan bidang sambungan. Kendala
yang dialami dalam perbanyakan penyambungan adalah dua kali dalam pelaksanaan,
karena harus menyiapkan tanaman batang bawah terlebih dahulu sehingga memerlukan
waktu yang lebih lama.
DUKU
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun
200-400 mm/bulan. Salak membutuhkan tingkat kelembaban yang tingi. Salak
kurang mampu beradaptasi pada musim kering terlalu lama. Salak kurang
menyukai sinar matahari secara langsung. Suhu yang baik untuk salak sekitar 20̊-
30̊ C.
b. Tanah
Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab. Derajat
keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5. Kebun
salak tidak tahan dengan genangan air. Membutuhkan kelembabab tinggi untuk
pertumbuhannya.
c. Ketinggian Tempat
Ketinggian tanah yang sesuai untuk tanaman salak tumbuh adalah 0-700 m diatas
permukaan laut. Yang terbaik berkisar antara 1-400 mdpl. Batas toleransi
keinggian yang masih memungkinkan adalah 900 mdpl.
3. Perbanyakan
a. Cangkok
Proses pencangkokan dilakukan pada anakan salak dengan cara memisahkan anakan
atau tunas dari tanaman induknya. Anakan atau tunas muncul pada pangkal batang (dari
dalam tanah) atau tunas yang muncul pada pangkal batang di bawah pangkal daun
b. Perbanyakan Salak Dari Tunas Anakan
Perbanyakan bibit salak dari tunas anakan adalah cara perbanyakan vegetative yaitu
mengambil bagian tumbuh dari indukan,dalam hal ini adalah tunas anakan dari pohon
indukan salak.
c. Biji
Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik
diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah
sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap
serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.