Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR TEKNOLOGI PRODUK KULIT

Assembling Tech

Disusun oleh Kelompok :

BAYU SETIA NUGRAHA

NIM : 1602019

DWI HENDRIK SUPRIYANTO

NIM : 1602034

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Basuki DA (2010), sepatu adalah suatu jenis alas kaki (footwear)
yang biasanya terdiri bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan lidah. Biasanya juga
terbuat dari kanvas atau kulit yang menutupi semua bagian mulai dari jari jemari,
punggung kaki hingga bagian tumit, seiring perkembangan teknologi telah membawa
banyak perubahan dalam dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih yang di tunjang
dengan kemampuan untuk menerima teknologi dengan cepat membuat produksi
barang dan jasa meningkat baik dalam jumlah, kualitas maupun jenisnya.

Pada saat ini, pembuatan sepatu dalam jumlah banyak sudah tidak dapat
menggunakan proses manual, tetapi harus menggunakan proses mesin dari mulai
mesin pemotong pola hingga lasting karena harus menghasilkan produksi dalam
jumlah yang banyak dengan waktu yang terbatas sesuai target perusahaan. Oleh
karena itu, sebagai pengrajin harus mempunyai ketekunan, ketelitian, kesabaran dan
keseriusan dalam proses pembuatannya agar hasilnya baik sesuai dengan anatomi dan
ergonomi. Bentuk desain akan mempengaruhi proses pembuatan (manufacturing) dan
kualitas sepatu menurut Basuki DA (2010:4), Jadi dalam pembuatan desain sepatu
harus benar-benar memperhatikan dan memperhitungkan bagaimana nanti sepatu
akan diproduksi. Banyak jenis atau model sepatu yang di produksi dari isdutri
berskala besar ataupun industri rumahan, seperti sepatu casual, sport, boot ataupun
sepatu anak.

Assembling merupakan proses penggabungan antara shoe upper dan shoe bottom
dengan menggunakan acuan (last) sebagai media yang menyerupai kaki dan
menjadikan produk sepatu. Pada proses inilah sebagai tolak ukur bagaimana kualitas
sepatu dan tentunya aspek teknologi merupakan unsur pokok yang perlu di
perhitungkan dalam mengembangkan industri sepatu menurut Basuki DA (2010:4),
agar menghasilkan produk sepatu yang tahan lama dan nyaman.

CARA KERJA DAN PROSES PERAKITAN

Proses perakitan bagian bawah sepatu

Tahapan pertama yaitu enyiapkan komponen-komponen shoe upper dan shoe


botttom, yang dapat dikelompokan dalam prefabricated shoe component, maka
langkah berikutnya adalah proses pengosolan / perakitan bagian bawah.

Dalam bagian ini urutan proes yang umum dikerjakan adalah : Tahap proses
persiapan, Pengopenan (Lasting), Pemasangan Out Sole dan Finishing.

 Tahap proses perakitan


1) Memilih, membersihkan dan melicinkan permukaan acuan
2) Pemasanngan sol dalam pada telapak acuan
3) Pengepresan sol dalam
4) Pengikatan tali pada mata ayam
5) Pemasangan penguat ujung (Toe Puff) dan pengeras belakang (Counter)
 Tahap pengopenan (Lasting)

Proses pengopenan (lasting) adalah proses pemasangan atau meletakkan


bagian atas sepatu (shoe upper) di atas acuan, kemudian menarik ke bawah lasting
allownces dari shoe upper tersebut sehingga shoe upper akan bertaut atau melekat
pada acuannya (thight to wood), kemudian direkatkan dengan sol dalam dengan cara
dipaku, dijahit atau di lem.

1) Pengopenan dengan tangan (Hand Lasting)


a) Drafting
b) Mengopen (Lasting)
2) Pengopenan dengan mesin (Lasting Machine)
 Tahap pemasangan out sole
Apabila membicarakan masalah pemasangan out sole, maka tidak akan lepas
dengan sistem kontruksi sepatu, yang bentuk dan jenisnya bermacam-macam

Tetapi, apabila dilihat dari lapisan sol yang digunakan, maka secara umum
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : Model sol tunggal (single sol) dan model sol
ganda (doube sol).

1) Model sol tunggal

Setelah proses lasting selesai, maka pada pembuatan sepatu sol tunggal, urut-
urutan prosesnya adalah sebagai berikut :

a) Merapikan tepi bagian pengopenan, kemudian melepas paku-paku yang


mengikat sol daam dengan acuan.
b) Memasang penguat tengah (arch brace) atau tamsin pada bagian pinggang
sepatu. Cara memasangnya adalah dengan memaku pada kedua ujung
penguat.
c) Memasang isin (filler)
d) Memasang sol luar
2) Model sol ganda

Pada dasarnya untuk sepatu model sol ganda, cara perakitan bagian bawah
tidak berbeda dengan sol tunggal, hanya ditambah sol tengah di antara sol dalam
dengan sol luar.

Setelah pengopenan, terus dipasang penguat tengah dan isian. Kemudian


dipasang sol tengah (midle sol). Untuk menambah kekuatan ikatan, maka perlu
dijahit rantai (chain stitch) yang mengikat sol dalam, bagian atas sepatu dan sol
tengah

Sole luar kemudian dipasang. Sebagai tambahan kekuatan maka antara sol tengah
dan sol luar kemduain dijahit kunci (loch stitch) berkeliling sepanjang tepi sol.
 Pemasangan hak
BAB II

PEMBAHASAN

PENERAPAN TEKNOLOGI

Setelah komponen-komponen bagian atas sepatu dirakit pada bagian closing


untuk dibentuk menjadi shoe upper maka proses berikutnya adalah proses perakitan
bagian bawah sepatu (assembling), yaitu bagian yang mengerjakan perakitan
(assembling) antara bagian atas sepatu (shoe upper) dengan bagian bawah sepatu
(shoe bottom). Basuki D A (2013:180)

 Shoe Upper

Memotong bahan untuk bagian atas sepatu (shoe upper) dengan tangan (hand
cutting) sekarang hanya digunakan pada industri kecil / kerajinan atau hanya untuk
membuat contoh / sampel sepatu saja

Industri sepatu besar dan modern banyak menggunakan mesin potong yang modern
seperti : water jet, laser, knife / dies cutting machine dan mill cutting table.

Memotong bahan dengan hydraulic revolution press atau traveling head automatic
press adalah mutlak perlu.

Untuk mesin jahit, pabrik-pabrik mesin jahit telah banyak mengembangkan


bermacam-macam jenis mesin jahit untuk keperluan yang khusus, seperti untuk jahit
ornamen, jahit binding, jahit zig-zag dan lain-lain. Apabila akan menggunakan mesin
jahit jenis baru, sebaiknya ditunjukan pula contoh-contoh jahitan yang diinginkan,
bahan upper leather, linning leather dan benang yang dibutuhkan, agar supaya dapat
memberikan hasil jahitan yang maksimal.

Untuk menghilangkan atau mengurangi perbandingan antara jumlah jam kerj


yang dibutuhkan dengan jumlah tenaga kerja, serta menghindari bottle nech yang
sering timbul pada bagian jahit (closing room), yang tidak selalu dapat dipecahkan
dengan penambahan jumlah tenaga kerja ataupun permesinan, maka perusahaan-
perusahaan sepatu di negara-negara maju memcahkan masalah terebut dengan
membeli shoe upper dari negara-negara berkembang dengan harga lebih murah,
karena biaya tenaga kerjanya cukup murah (lowe laborcost)

Untuk memproduksi shoe upper secara massal dan pengaturan proses lebih
baik, maka dapat menggunaan mesin jahit dengan Micro Processoe Controlled
Stitcher (MPCS). Mesin ini dapat dengan cepat dan ekonomis menghasilkan produk
yang high quality. Agar shoe upper tersebut kualitasnya terjamin, diperlukan bahan
yang seragam dan harus diberi penguat dengan bahan soft interlining. Penempelan
penguat tersebut menggunakan lem latex atau thermal injection backing machine.
Dengan penempelan yang baik akan memudahkan pada proses lasting dan hal ini
dapat meningkatkan kualitas shoe upper.

 Toe Box

Toe box atau toe puff (penguat ujung) yang memenuhi syarat akan menjaga
bentuk begian ujung sepatu setelah acuan dilepas, memberi kekuatan bagian ujung
sepatu, menjaga bentuk sepatu selama dipakai dan dapat membuat sepatu fleksibel.
Sepatu-sepatu militer, safety, kerja dan sepatu khusus (athletic) mempunyai penguat
ujung yang berbeda. Basuki D A (2013:182)

Toe box dibuat dengan dipotong dan diseset dari bahan lembaran (sheet) yang
disesuaikan dengan permintaan perusahaan sepatu, dijual dengan bermacam-macam
ketebalan dan ukuran, seusian untuk sepatu-sepatu pria, wanita, dan anak-anak.

Berikut adalah beberapa jenis bahan yang digunakan untuk toe box :

1) Fabric / Blace
2) Bahan di-impregnasi dengan Rubber dan Thermoplastic
3) Bahan di-impregnasi dengan Latex
4) Solvernt Activated Polystryrene Box Tene
 Counter

Fungsi dari counter adalah dalam upaya untuk menjaga bentuk bagian
belakang sepatu (bagian tumit) agar tetap fit dan tetap bentuknya selama sepatu
dipakai.

Counter dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti : sole leather,


leatherboard sheet, polystyrene counter material, thermoplastic counter material dan
polysthylene plastic counter.

1) Sole Letaher
2) Sole Board
3) Polystyrene Counter
4) Thermoplastic Counter
5) Polysthylene
 Insole

Insole adalah salah satu bahan terpenting pada prefabricated shoe component
dan kebutuhannya harus sesuai dengan bentuk telapak acuan, disamping itu untuk
memasak shank agar stabil posisinya dan bentuknya harus mempunyai tingkat presisi
yang tinggi selama proses assembling.

Untuk sepatu dengan standar mutu tinggi dan agar enak dalam pemakaian
menggunakan insole dari bahan sole leather dan split leather. Insole leather board
ternyata kurang baik apabila disimpan terlalu lama, karena akan mengkerut. Dari
pengalam menunjukan bahwa insole yang tidak melekat atau bertaut dengan baik
pada acuan akan menyebabkan kesulitan proses lasting, pada proses pengkasaran dan
kedudukan outsole akan menjadi miring. Insole dari bahan leather board sekarang
telah diganti oleh Texon, Bontex dan bahan-bahan cellulase yang lain. Bahan-bahan
tersebut tersedia dalam bermacam-macam ketebalan dan kualitas dan ekonomis
apabila diproduksi.
 Outsole

Pada pembuatan sepatu secara tradisional maka cara pemasangan outsole


adalah sebagai berikut : outsole dipotong dengan diberi kelebihan, bahannya dari
sole leather atau lembaran karet, kemudian di lem, dijahit, diskurp (wood-pegged
shoes) atau dipaku, kemudian bagian pinggirnya di finishing.

Ketika permesinandan perakitan untuk memproduksi karet telah tersedia dan


bermacam-macam jenis karet telah diproduksi secara besar-besaran, maka
vulkanisasi press digunakan pada direct outsole mouldingatau vulkanisasi press
untuk membuat molde outsole with triming allowances.

 Tahapan pengopenan (Lasting)

Proses pengopenan (lasting) adalah proses pemasangan atau meletakkan bagian atas
sepatu (shoe upper) di atas acuan, kemudian menarik ke bawah lasting allownces
dari shoe upper tersebut sehingga shoe upper akan bertaut atau melekat pada
acuannya (thight to wood), kemudian direkatkan dengan sol dalam dengan cara
dipaku, dijahit atau di lem

1. Pengopenan dengan tangan (Hand Lasting)

Pekerjaan mengopen dengan tangan pada umumnya dilakukan dalam 2 (dua) tahap
iaah : Drafting dan Lasting

a) Drafting

Drafting dilakukan dengan sejumlah tarikan menggunakan tang pengopenan


arah yang berbeda-beda sesuai dengan arah kemuluran kulit dan bentuk acuan
sedemikian rupa sehingga tegangan yang merata dan sama dapat diperoleh serta
tercetaknya bagian atas dengan baik dan apabila nantinya sepatu telah diambil dari
acuannya, maka shoe upper akan tetap mempertahankan bentuk yang telah diberikan
kepadannya.
b) Mengopen (Lasting)

Setalah pekerjaan drafting dengan melakukan tarikan-tarikan untuk


menyempurnakan pekerjaan mengopen.

Untuk mendapatkan bentuk yang bagus, perlu diberikan pukulan-pukulan


pada bagian atas sekeliling garis featherline dari acuan. Makin lama sepatu pada
acuan akan makin baik, karena akan lebih mempertahankan bentuknnya. Setelah
bagian atas sepatu siap dipasang di atas acuan, maka pengipenan dengan tangan
dikerjakan. Urut-urutan prosesnya adalah sebagai berikut :

1) Menarik bagian ujung bersama-sama dengan peneras ujung dan lapisnya,


kemudian dipaku
2) Menarik bagian samping kemudian dipaku dan samping luar juga dipaku
3) Menarik bagian tumit belakang
4) Menarik bagian tumit sebelah samping dalam
5) Menarik bagian tumit sebelah samping luar. Kemudian juga dipaku dengan
arah saling berhadp-hadapan dengan paku
6) Pada bagian pnggang, pengopenannya diatur dengan menarik bagian
pinggang lar, dengan arah tarujan berhadapan lurus dengan paku
7) Demikian juga bagian pinggang, ditarik lurus searah dengan paku
8) Terakhir adalah menarik bagian pinggang yang kemudian dipaku
2. Pengopenan dengan mesin (Lasting Machine)

Untuk lasting dengan mesin, Industri / pabrik biasanya menggunakan 3 jenis mesin
lasting, yaitu :

a. Mesin pengopenan bagian ujung (Toe lasting machine)


b. Mesin pengopenan bagian pinggang (Side / with lasting machine)
c. Mesin pengipenan bagian tumit (Heel seat lasting machine)
Secara umum ketiga mesin lasting tersebut sitem dan mengoprasikannya
sama, hanya dibedakan pada fungsi penggunaanya.

 Karakteriistik mesin lasting sistem lem

Terdapat dua tipe mesin lasting dengan lem (adhesive / cement) yaitu :

a. Tipe mesin dengan thermo cement dalam kabel (string form)


b. Tipe mesin dengan thermo cement dalam bentuk pellet atau disimpan dalam
crushed form (tempat pencair lem).

Pada operasinya, acuan akan dijepit di anatara last support (pendukung) dan
last rest (penyangga). Thermoplastic adhesive diinjeksikan selama proses
berlangsung melalui pipa injeksi (seperti tangan dapat berputar mendatar dan
vertikal) yang pada bagian ujungnya terdapat nozzle. Nozzle kemudian ditekankan
pada sol dalam untuk menyuntikan adhesive.
Lasting Machin, Toe Lasting Machine, Lasting Machine tipe Thermo Cement
BAB III

KESIMPULAN

Pada dasarnya proses perakitan bawah bawah sepatu (assembling) merupakan


proses yang sangat penting dan perlu diperhatika. Diantaranya penggunaan teknologi
dan juga peranannya. Semuanya harus sesuai dengan manfaat dan keguaan, dengan
begitu proses perakitan akan berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan produk-
produk yang berkualitas. Dalam proses perakitannya, pada masa sekarang haruslah
ditunjang dengan teknologi-teknologi yang modern, hal ini dikarenakan dapat
mempermudah proses produksi dan juga memaksimalkan hasil produksi.

Aspek-aspek yag harus dipahami dalam hal ini adalah bagaimana penggunaan
teknologi tetap harus disesuaikan dengan standart yang berlaku, mulai dari cara kerja
teknologi itu sendiri hingga pengoptimalan teknologi haruslah sesuai dengan
kebutuhan perusahan. Beberapa teknologi yang digunakan dalam insdutri
persepatuan teknologi yang digunakan seperti : Mesin jahit, Mesin pembuatan
outsole, mesin pengopenan (lasting), dan juga mesin pres.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, D.A., 2010, Teknologi Sepatu I, Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta.

---------------., 2013, Teknologi Sepatu II, Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai