LAPORAN PROPOSAL
Disusun Oleh:
Trisgar
(0514204001)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 SEPATU
Sepatu sebagai alas kaki memiliki tujuan tersendiri dari para penggunanya,
berbagai jenis sepatu dengan model desain yang berbeda telah banyak di
kembangkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan performa saat
beraktivitas, sebagai alat keselamatan, maupun menunjang penampilan
penggunanya yang tetap memasukan unsur ergonomis. Macam-macam
sepatu menurut fungsinya terlihat dalam Gambar 2.1 dibawah.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
A. Bahan Kulit
B. Bahan Kanvas
Bahan kanvas merupakan bahan yang terbuat dari kain. Biasa diterapkan
pada sepatu anak sekolah, bermain, jalan atau sepatu wanita untuk santai
karena warnanya yang mudah di variasikan sehingga cocok untuk
keperluan santai.
B. Bahan Karet
Sepatu yang di design dengan bahan ini, biasanya sepatu yang di fungsikan
agar pembawaanya ringan. Biasanya untuk sepatu yang paling sering
digunakan sehari-hari baik di rumah ataupun diluar rumah.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
a) Polyurethane
c) NR Rubber
Nitrile Rubber lebih tahan dari karet alam untuk minyak dan asam,
tapi memiliki kekuatan dan fleksibilitas lebih rendah. Nitrile
Rubber umumnya tahan terhadap hidrokarbon alifatik. Nitrile,
seperti karet alam, dapat diserang oleh ozon, hidrokaarbon
aromatic, keton, ester dan aldehida.
2. Vamp: Komponen bagian atas sepatu yang terletak dibagian depan, dimulai
dari tumpuan lidah ke muka sampai pada ujung, menyebar ke
samping berbatasan dengan kedua ujung sebelah samping.
4. Upper: Bagian atas sepatu di atas sol, terdiri dari bagian depan, bagian
samping, lapis yang direkatkan pada sol sepatu.
6. Collar: Pita dari kulit, tekstil atau bahan lain yang dipasang di sekeliling
tepi atas (leher) sepatu berfungsi memperkuat dan mendapatkan
kenampakan yang baik pada tepi atas sepatu.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
7. Eyelet stay: Komponen bagian atas yang dipasang pada sebelah depan
quarter, untuk memperkuat kedudukan mata lubang tali.
8. Lining: Kulit imitasi atau tekstil yang melapisi bagian dalam dari
sepatu.
9. Foam Lining: Busa dari bahan karet atau plastik yang terletak di bagian
depan sepatu di bawah pengeras depan, berfungsi untuk
menambahkan kenyamanan pakai.
10. Steel Toe Cap: Pengeras depan dari baja yang dipasang pada bagian depan
sepatu, berfungsi memperkuat bagian depan dan melindungi
jari-jari kaki.
11. Eyelet: Cincin dari logam atau bahan lain yang dipasang pada tepi
atas sepatu, berfungsi memperkuat lubang tali sepatu.
13. Feather Line: Garis batas antara bagian atas sepatu dengan sol luar.
15. Sol luar: Bagian bawah sepatu yang kontak langsung dengan tanah
atau disebut outsole.
16. Sol tengah: Bagian bawah sepatu yang menyatu dengan sol luar guna
menambah kenyamanan pakai pada sol dua lapis.
17. Insole: Sole bagian dalam tempat dudukan kaki dan melekatkan
bagian atas sepatu dalam pengoperasian.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
18. Cleated Sol: Kembangan sol, merupakan bagian yang menonjol dari sol
luar dengan berbagai motif, berfungsi agar pemakai tidak
mudah tergelincir.
19. Stock Lining: Tatakan atau pelapis sepatu yang melapisi bagian telapak
kaki.
22. Arch brace: Penguat tengah, Penguat yang dipasang di antara sol dalam
dan sol luar pada bagian pinggang sol berfungsi memperkuat
kedudukan sepatu.
Klasifikasi safety shoes seperti pada Tabel 2.1 dibawah, disesuaikan dengan
potensi bahaya yang sering terjadi di tempat kerja.
terhadap air, bersifat anti statis, dan penyerapan energi pada tumit
minimal 20 Joule
Sama seperti S4, plus ketahanan penetrasi benda tajam pada mid-
S5
sole dan cleated outsole
(Sumber: SafetySign.co.id,2018)
Tabel 2.2 dibawah merupakan persyaratan tambahan lulus uji sertifikasi ISO.
Tabel 2.3 dibawah adalah panduan memilih sepatu pengaman sesuai potensi
bahaya yang ada ditempat kerja sesuai standar ISO.
1.Sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet sistem cetak vulkanisasi sesuai
SNI 12-0111-1987 HS 6403.40.00.00.
2.Sepatu pengaman dari kulit dengan sistem Goodyear Welt, mutu dan cara
uji, sesuai SNI 12-7037-2004 HS 6403.40.00.00.
3.Sepatu pengaman dari kulit dengan sol Poliuretan (PU) dan Termoplastik
Poliuretan (TPU) sistem cetak injeksi, sesuai SNI 12-7079-2005 HS
6403.40.00.00.
Formulasi strategi ada tiga tahap yang harus dilalui (David, 2002) yaitu: 1)
tahap masukan (input stage), 2) tahap pemaduan (matching stage), 3) tahap
pengambilan keputusan (decision stage). Pada tahap masukan, dilakukan
eksplorasi informasi terhadap faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal
organisasi. Pada tahap pemaduan, dilakukan pemaduan antara sumberdaya dan
kemampuan internal dengan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
organisasi. Sedangkan pada tahap pengambilan keputusan, diputuskan strategi
berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan didukung oleh intuisi yang tepat
sehingga strategi yang dihasilkan tidak bersifat kaku, melainkan adaptif
terhadap perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan misi dan tujuan
organisasi.
Target Pasar
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen
2. Memilih segmen-segmen pasar
Market Positioning
1. Mengidentifikasikan konsep positioning yang
memungkinkan bagi masing-masing segmen pasar.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
Produk ini merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk
kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya. Jadi
manfaat produk itulah yang diharapkan oleh konsumen.
paling tepat dalam arti dapat memberikan keuntungan yang paling baik.
Harga juga dapat menunjukkan posisi perusahaan dalam persaingan.
Harga merupakan faktor yang cukup penting dalam memasarkan produk
sehingga perusahaan harus berhati-hati dan mempertimbangkan banyak
faktor dalam penetapan harga ini. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam penetapan harga antara lain mengenal
permintaan produk dan persaingan, target pasar yang hendak diraih atau
dilayani, strategi marketing mix, produk baru, reaksi pesaing, biaya
produk dan perilaku biaya, kebijakan pemerintah dan peraturan yang
berlaku dan faktor lingkungan (Assauri, 1999).
1. Pemasaran
2. Sumberdaya Keuangan
3. Sumberdaya Manusia
4. Produksi
5. R & D
1. Sektor Sosioekonomi
Sektor sosioekonomi terdiri dari faktor ekonomi, demografi, dan
sosial yang akan membantu atau menghambat perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Faktor-faktor yang umumnya dianalisis dalam
lingkungan pemasaran adalah tahap siklus bisnis, inflasi dan deflasi,
kebijakan keuangan, kebijakan fiskal, dan neraca pembayaran
(Glueck dan Lawrence, 1996). Terdapat beberapa kondisi penting
dalam faktor demografi yang dapat mempengaruhi lingkungan
pemasaran. Kondisi tersebut terutama disebabkan oleh adanya
jumlah penduduk dan distribusi umur penduduk karena populasi
penduduklah yang membentuk sebuah pasar dan merangsang
perusahaan untuk tumbuh dan berkembang untuk dapat memasarkan
produk sebagai cerminan permintaan yang ada di dalamnya. Faktor
sosial erat kaitannya dengan penilaian dan sikap orang baik
konsumen maupun karyawan yang dapat mempengaruhi strategi.
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah
kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup (Pearce dan
Robinson,1997).
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
2. Sektor Teknologi
Perubahan dalam bidang teknologi sangat berpengaruh terhadap
keadaan produk barang dan jasa. Kecepatan perubahan teknologi
yang diterima antara masing-masing sektor mungkin tidak akan
sama. Kecenderungan-kecenderungan dalam teknologi, kesempatan
inovasi yang tidak terbatas, anggaran penelitian dan pengembangan
yang bervariasi dan regulasi yang meningkat akibat perubahan
teknologi (Kotler, 1997)
3. Sektor Pemasok
Pemasok memiliki peran sebagai penyedia bahan baku bagi
perusahaan, yang meliputi bahan mentah maupun bahan jadi dan
setengah jadi. Pemasok memiliki beberapa kekuatan relatif yang
dapat mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan strategi yang
digunakan. Porter (1995), menyatakan bahwa kekuatan masing-
masing pemasok bergantung pada sejumlah karakteristik situasi
pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif penjualan atau
pembeliannya dalam industry tersebut dibandingkan dengan
keseluruhan bisnisnya.
Kelompok pemasok kuat apabila:
a) Kelompok ini didominasi oleh sedikit perusahaan dan lebih
terkonsentrasi daripada industri tempat mereka menjual produk.
b) Produk pemasok bersifat unik atau setidaknya terdiferensiasi,
atau terdapat biaya pengalihan (switching cost). Biaya
pengalihan merupakan biaya tetap yang harus ditanggung
pembeli jika berganti pemasok. Hal ini timbul karena adanya
spesifikasi produk pembeli yang terikat pada pemasok tertentu,
pembeli telah menginvestasikan dana besar untuk peralatan
khusus dan atau menguasai cara mengoperasikan peralatan dari
pemasok atau lini produksinya terkait dengan fasilitas produksi
pemasok.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
4. Sektor Pesaing
Sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada
lima kekuatan atau faktor-faktor yaitu ancaman pendatang baru,
daya tawar-menawar pembeli, daya tawar-menawar pemasok,
ancaman produk subtitusi dan persaingan diantara anggota industri
(Porter, 1995). Menyusun rancangan strategi menghadapi kekuatan-
kekuatan ini, suatu perusahaan harus memahami bagaimana cara
kerja kekuatan-kekuatan tersebut dalam industri dan bagaimana
pengaruh mereka terhadap perusahaan dalam suatu industri tertentu.
5. Sektor Pemerintah
Tindakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap berbagai pilihan
strategi yang dapat meningkatkan peluang maupun hambatan usaha.
Keuntungan ekonomi merupakan salah satu alasan bagi pemerintah
untuk memberikan bantuan kepada perusahaan-perusahaan, di
samping alasan keamanan, tenaga kerja dan lainnya (Swastha dan
Diana, 2003). Bantuan tersebut berupa subsidi, proteksi, pembelian
dalam jumlah besar serta kebijakan yang mendukung bisnis
perusahaan.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
Secara general ada 2 (dua) macam metode analisis yang umumnya digunakan
dalam penelitian yaitu (1) Analisis data secara Kualitatif, (2). Analisis data
Secara Kuantitatif. Metode analisis yang digunakan pada penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif tidak menggunakan alat statistik, namun
dilakukan dengan menginterpretasi tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka
yang ada kemudian melakukan uraian dan penafsiran. Sedangkan Analisis data
secara Kuantitatif adalah metode analisis yang digunakan pada penelitian
dengan pendekatan analisis kuantitatif dan menggunakan alat statistik.
a) Kecocokan/kesesuaian metode.
b) Kehandalan/ketangguhan.
c) Kepekaan.
d) Kecepatan/kemudahan.
e) Kepraktisan / fleksibel.
f) Keamanan.
a) Menetapkan tujuan.
b) Jenis metode.
c) Kemungkinan penggunaan metode.
d) Macam atribut metode yang digunakan.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode analisis adalah:
Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT,
bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang
ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang
mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa
ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang mudah bagi masalah-
masalah yang dihadapi oleh organisasi. Dua hal yang dapat
mempengaruhi analisisi SWOT yaitu pertama faktor Internal dan kedua
faktor eksternal. Analisa SWOT dipergunakan untuk mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang penting dalam mencapai tujuan.
Strategi WO Ciptakan
Strategi (SO)
strategi yang
Ciptakan strategi yang
Opportunity (O) meminimalkan
menggunakan kekuatan
(Peluang) kelemahan untuk
untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang
peluang.
Strategi ST Strategi WT
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Threats (T)
menggunakan kekuatan meminimalkan
Ancaman
untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman menghindari ancaman
(Sumber: Rangkuti, 2006)
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan
menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST
Strategi ini dibuat untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan dengan cara menghindari ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini dibuat berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada,
dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pda kegiatan yang bersifat defensif dan
ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman (Rangkuti, 2006).
1 = Kelemahan besar
3 = Kekuatan kecil
2 = Kelemahan kecil
4 = Kekuatan besar
1 = Respon jelek
2 = Respon rata-rata
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
2. 2. KELEMAHAN
Perlu peranan Pimpinan dalam
membangun kesadaran
budayaknowledge sharing dengan 0.086 4 0.344
menggunakan teknologi informasi.
Kemungkinan loss knowledgeatau
hilangnya pengetahuan sangat
mungkin karena terjadinya mutasi 0.062 3 0.186
dan knowledge di Yayasan masih
didominasi oleh tacit knowledge.
Yayasan Darunnajah belum melihat
dampak bottom line dari Investasi 0.073 2 0.146
SI/TI.
Yayasan kurang mengontrol
anggaran investasi Divisi TI. 0.086 3 0.258
Prosentasi lulusan Darunnajah yang
melanjutkan ke luar negeri masih 0.086 2 0.172
sedikit.
Pelayanan Divisi TI pada Yayasan
Darunnajah dalam menyelesaikan
keluhan pengguna dalam penggunaan 0.09 2 0.18
portal KS ini masih kurang cepat.
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
SUBTOTAL 1.286
TOTAL 2.654
(Sumber: David, 2006)
SUBTOTAL 1.37
4. 4. ANCAMAN
SUBTOTAL 1.301
TOTAL 2.671
Dari hasil perhitungan IFE dan EFE yang telah didapat di atas, maka dapat
dihubungkan ke matriks IE sebagai tahap pencocokan dari perumusan
strategi. Dengan nilai IFE sebesar 2,654 dan nilai EFE sebesar 2,671 maka
diketahui posisi Yayasan Darunnajah berada di sel ke lima yang berarti
Yayasan Darunnajah dalam keadaan cukup baik dan harus mempertahankan
dan memelihara proses knowledge sharing di Yayasan Darunnajah. Matriks
IE dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2.6.3 Matriks IE
Matriks IE (Internal-External) memposisikan berbagai divisi suatu
organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua
dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total
pada sumbu y. Setiap divisi dalam suatu organisasi harus membuat Matriks
IFE dan Matriks EFE dalam kaitannya dengan organisasi. Skor bobot total
yang diperoleh dari divisi-divisi tersebut memungkinkan susunan Matriks
IE di tingkat perusahaan. Pada sumbu x dari Matriks IE, skor bobot IFE total
1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2,0 sampai
2,99 dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa
dengannya, pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
rendah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor 3,0 hingga 4,0
adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang
mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda.
Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV
dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (grow and build).
Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke
depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-
divisi ini. Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat
ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold
and maintain); penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua
strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga,
ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah
panen atau divestasi (harvest or divest). Organisasi yang berhasil, mampu
mencapai portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I dalam
Matriks IE. (David, 2013).
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
Alternatif Strategi
Peluang
-
-
Ancaman
-
-\Kekuatan
-
-
Kelemahan
-
-
Jumlah
(Sumber: Purwanto,2008)
perusahaan tertentu pada kondisi dan situasi tertentu angka-angka itu dapat
diubah disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya karena perubahan standar
industri atau perubahan situasi ekonomi.
Keterangan: