Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS WIDYATAMA

MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI

MODUL 4

Nissa Syifa Puspani, S.T., M.T.


MODA TRANSPORTASI DAN KARAKTERISTIK [2]

4. Angkutan Laut

Sistem angkutan laut adalah jaringan pelayanan angkutan barang dan/atau penumpang dalam
jumlah terbesar dengan menggunakan kapal melalui laut. Infrastruktur kunci utama
transportasi laut adalah pelabuhan, alasannya adalah perjalanan kapal berawal dan berakhir di
pelabuhan, dan kegiatan alih muat (cargo handling) ataupun turun naik penumpang
berlangsung di pelabuhan.

Kapal kargo menurut tipe dan jenis muatan dapat dikemukakan sebagai berikut:

Dry bulk carrier


Kapal pengangkut muatan curah kering seperti grain, stone, ores, coal, dan phosphate.
Specialized heavy lift vesel
Kapal pengangkut muatan super berat dan besar, diantaranya kapal-kapal dockwise
atau jumbo carrier yang mengangkut alat-alat berat rakitan dari pabrik ke tempat user
(misal Rail-mounted gantry crane, kapal tunda, kapal nelayan, lokomotif).
Oil tanker
Kapal pengangkut muatan curah air berupa minyak mentah dalam jumlah besar dan
jarak jauh dari negara penghasil minyak ke negara pengimpor. Untuk pencegahan
resiko pencemaran lingkungan maritim, sejak kejadian kecelakaan VLCC. Exxon
Valdes tahun 1989 di Alaska, semua kapal pengangkut minyak mentah dibangun
dengan lambung kembar sehibgga tumpahan minyak ke laut dapat dihindarkan jikalau
terjadi tubrukan atau sebab-sebab lain.
Liquifield Natural Gas (LNG) vessel
Kapal pengangkut bahan bakar gas LNG dalam bentuk cair. Gas dicairkan untuk
memudahkan pengangkutan dalam volume yang kecil hingga rasio 1:600 kali lebih
kecil dengan jalan pendinginan sampai minus 162 oC. Kegiatan bongkar muat muatan
LNG dilaksanakan seperti halnya muatan curah cair yang lain. Kapal pengangkut
LNG berukuran besar mampu mengangkut 140.000-266.000 M3 gas cair.
Roll on Roll off (Ro-Ro) vessel
Kapal yang dirancang untuk mengangkut muatan di atas roda atau kendaraan
sehingga kegiatan bongkar muat berlangsung dengan metode naik dan/atau turun
sendiri melalui pintu jembatan (ramp door) dari/ke terminal.
Kendaraan yang diangkut Ro-Ro ship dapat berupa trailer berikut muatannya, trailer
bermuatan dapat langsung delivery segera setelah debarkasi dari kapal, begitu pula
sebaliknya tatkala tiba dari pengirim bisa langsung embarkasi. Pengangkutan trailer
bermuatan dengan kapal Ro-Ro seperti ini dinamakan Fishy-back dalam sistem
intermodal transport.
Break bulk freighter
kapal yang dirancang untuk mengangkut barang umum dari berbagai jenis dan
kemasan, jadi bukan kapal muatan curah kering ataupun curah cair. Kapal tipe break
bulk carrier umumnya dilengkapi dengan derek-derek berupa single-boom, union
purchase, dan/atau deck crane sebagai alat bongkar muat muatan. Pendayagunaan tipe
kapal seperti ini mulai kurang karena efisiensi waktu dan timbulnya claim kerusakan
atau kekurangan barang menyita banyak aktivitas dan sumber daya. Pengangkutan
general cargo dewasa ini berangsur-angsur beralih kepada sistem peti kemas.
Cellular container vessel
Kapal pengangkut peti kemas yang dilengkapi cells dalam ruang muatan untuk
menempatkan peti kemas secara aman atau firmly.
Efisiensi waktu bongkar muat yang signifikan, klaim yang relatif mendekati nol, dan
tahan terhadap pengaruh cuaca mendorong minat pemilik barang memakai sistem
angkutan kontainer.

5. Angkutan Perairan Pedalaman


Moda transport di perairan kepulauan, menyebrangi selat, pantai, teluk, sungai, danau,
dan terusan digunakan kapal tipe coastal dan tongkang (barge/ lighter) baik tongkang
non-propeller maupun tongkang dengan self propelled. Angkutan perairan pedalaman
(inland waterways) umumnya mengisi trayek sebagai pengumpan dan pengumpul
(feeder lines) ke pelabuhan utama terdekat. Kapal tongkang dapat digunakan
mengangkut muatan curah, break bulk, dan kontainer.
Kapal tipe LASH (Lighter Aboard Ship) adalah kapal mengangkut sejumlah tongkang
untuk diturunkan di area perairan pedalam yang dangkal, sementara kapal induk
(mother vessel) menunggu di lokasi yang kedalaman (accessibility)nya memadai.
Tongkang yang telah berisi muatan kembali ke kapal induk untuk diangkukt melalui
trayek deep sea menuju pelabuhan tujuan.
6. Pipa (Pipeline)
Moda transpor pipa adalah moda yang tidak mobile seperti halnya moda jalan
raya/rel, laut dan udara. Namun, barang berpindah dari tempat asal sampai tujuan
tanpa terhalang macet (traffic jam) dan keterampilan tenaga kerja bongkat muat
(TKBM). Kinerja operasi dan availability tinggi, dapat beroperasi 24 jam per hari dan
7 hari seminggu. Jaringan pipa difungsikan untuk mengalirkan bahan baku benda cair
berupa air, minyak mentah, dan gas. Pemanasan jaringan pipa dapat di lakukan di
permukaan atau ditanam di bawah tanah, dan di bawah laut guna menghubungkan
titik di daratan. Kecepatan alir dan garis tengah pipa merupakan faktor penentu
volume barang yang dikirim dengan tenaga pompa.

Anda mungkin juga menyukai