Fakta Lapangan
Proses pengambilan sampah di Bandung saat ini dilakukan
dengan menggunakan cara pengambilan bak rute dan
container.
Cara pertama dikenal dengan nama pengumpulan
sampah bak, dimana truk mendatangi beberapa tempat
pembuangan sampah (TPS) untuk dilakukan pemuatan
sampah kedalam truk. Setelah penuh truk menuju tempat
pembuangan akhir (TPA) untuk melakukan proses
unloading. Selanjutnya jika waktu masih mencukupi truk
kembali lagi ke TPS untuk melakukan proses loading.
Cara kedua atau pengumpulan sampah dengan sistem
kontainer besar dikenal dengan direct shipping. Truk
dengan kontainer kosong menuju lokasi untuk menurunkan
kontainer yang kosong dan mengambil kontainer yang
sudah penuh untuk dibawa ke TPA. Jika waktu masih cukup
truk kembali ke TPS lainnya untuk melakukan hal yang
sama sampai waktunya selesai.
Masalah
Permasalahan yang terjadi pada proses
pengumpulan sampah adalah adanya TPA yakni
intermediate facility yang harus dilewati oleh
setiap rute sebelum kembali ke depo.
Intermediate facility mempengaruhi proses
pengumpulan sampah sehingga perlu model
khusus.
Penggunaan waktu kerja yang tidak efisien.
Penggunaan kapasitas muat kendaraan yang
tidak tepat.
Rute pengangkutan yang tidak efisien.
Tingkah laku petugas.
Aksesibilitas yang kurang baik.
Pengangkutan Sampah
Proses pengumpulan sampah merupakan kontributor
terbesar dalam biaya pengelolaan sampah. Rute
pengumpulan sampah adalah faktor penentu biaya
pengelolaan sampah. (Lisye Fitria, Susy Susanty, dan
Suprayogi, 2009)
Rute pengumpulan sampah dapat dibuat dengan
memperhatikan keterbatasan yang ada seperti: jumlah
kendaraan, waktu angkut dan sistem pengangkutan yang
dilakukan. (Lisye Fitria, Susy Susanty, dan Suprayogi, 2009)
Tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan atau
langsung dari sumber sampah menuju ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir).
Pada prinsipnya pengangkutan sampah: menjauhi sumber
sampah.
Kriteria Pengangkutan
Sampah
Peralatan yang digunakan untuk mengangkut
sampah adalah truk terbuka, DumpTruck,
Arm Roll Truck, dan Compaction Truck.
Umur teknis peralatan antara 5 sampai 7 tahun
Daerah pelayanan tetap dan dilayani oleh
peralatan angkutan yang tepat dan dalam
kondisi bagus.
Pemilihan jenis truk ditentukan oleh kondisi
jalan daerah operasi, jarak tempuh,
karakteristik sampah, tingkat persyaratan
sanitasi yang dibutuhkan, daya dukung
pemeliharaan dan sebagainya.
Persyaratan Pengangkutan
Persyaratan
a.Sampah harus tertutup selama pengangkutan,
minimal ditutup dengan jaring.
b.Tinggi bak maksimal 1,6 m
c. Sebaiknya ada alat ungkit
d.Tidak bocor, agar lindi tidak berceceran selama
pengangkutan
e.Disesuaikan dengan kondisi jalan yang akan
dilalui
f. Disesuaikan dengan kemampuan dana
pengadaan dan teknik pemeliharaan
Pemilihan Pemakaian
Peralatan
Dari segi kemudahan, peralatan tersebut
harus dapat dioperasikan dengan mudah dan
cepat, sehingga biaya operasional jadi murah.
Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut
harus kuat dan tahan lama serta volume yang
optimum, sehingga biaya investasi semurahmurahnya.
Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan
tersebut harus dapat mencegah timbulnya
lalat, tikus atau binatang-binatang lain dan
tersebarnya bau busuk serta kelihatan indah
atau bersih.
Spesifikasi Truk
Frekuensi Pengangkutan
Frekuensi pengangkutan bervariasi tergantung
kebutuhan, misalnya 1 - 2 kali sehari, 2 hari sekali
atau bahkan 3 hari sekali. Hal ini tergantung dari
kondisi komposisi sampah yaitu semakin besar
prosentase sampah organik, semakin kecil
frekuensi pelayanan. (Tchobanoglous, 1977)
Frekuensi biasanya ditentukan berdasarkan waktu
pembusukan sampah, yaitu kurang lebih setelah
berumur 2 - 3 hari, yang berarti frekuensi
pengangkutan sampah dilakukan minimal 3 hari
sekali. Makin sering semakin baik, namun biaya
operasinya lebih mahal. Penentuan frekuensi
pengangkutan akan bergantung dari jumlah
timbunan sampah dengan kapasitas truk
pengangkut yang melayani. (Tchobanoglous, 1977)
Pola Pengangkutan
Jika pengumpulan dan pengangkutan sampah
menggunakan sistem pemindahan (transfer
depo) atau sistem tidak langsung.
Proses pengangkutannya dapat menggunakan
sistem kontainer angkat (Hauled Container
System = HCS) ataupun sistem kontainer tetap
(Stationary Container System = SCS).
Sistem kontainer tetap dapat dilakukan secara
mekanis maupun manual. Sistem mekanis
menggunakan truk compactor dan kontainer
yang kompatibel dengan jenis truknya,
sedangkan sistem manual menggunakan
tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak
sampah atau jenis penampungan lainnya.
Kosong
C(0)
Isi
C(1)
Kosong
C(1)
7
6
3
TPA
TPA
Tanpa
Kontaine
r
Pool
Kosong
C(n)
2
1
Isi
C(2)
1
0
Menuju ke isi
dulu,
kemudian
dikembalikan
ke TPA
Mekanisme Cara 1
Kendaraan dari garasi (pool) menuju
kontainer isi pertama untuk mengangkut
sampah ke TPA.
Kontainer kosong dikembalikan ke tempat
semula
Menuju ke kontainer isi berikutnya untuk
diangkut ke TPA
Kontainer kosong dikembalikan ke tempat
semula
Demikian seterusnya sampai rit terakhir
4
3
Hampir sama
seperti Cara 1
b. Selalu
dikembalikan
ke TPA
Mekanisme Cara 2
Kendaraan dari garasi (pool) menuju
kontainer isi pertama untuk mengangkat
sampah ke TPA.
Dari TPA kendaraan tersebut dengan
kontainer kosong menuju ke lokasi kedua
untuk menurunkan kontainer kosong dan
membawa kontainer isi untuk diangkut ke
TPA. Demikian seterusnya sampai pada rit
terakhir.
Pada rit terakhir dengan kontainer kosong
dari TPA menuju ke lokasi kontainer pertama
Tanpa
Kontaine
r
Pool
Isi
C(1)
Kosong
C(1)
Isi
C(1)
Kosong
C(2)
Isi
C(2)
TPA
TPA
Sama seperti
Cara 1a. Selalu
dikembalikan ke
TPA
Mekanisme Cara 3
Kendaraan dari garasi (pool) dengan
membawa kontainer kosong menuju ke
lokasi kontainer isi untuk
mengganti/mengambil dan langsung
membawanya ke TPA.
Kendaraan dengan membawa
kontainer kosong dari TPA menuju ke
kontainer isi berikutnya.
Demikian seterusnya sampai dengan
rit terakhir.
Trip HCS
Waktu per trip:
THCS = PHCS + h + s; dimana: h = a + bx
menjadi:
THCS = PHCS + a + bx + s ; dimana: PHCS = pc + uc + dbc
THCS = pc + uc + dbc + h + s = pc + uc +
dbc + a + bx + s
menjadi:
di mana :
pc = waktu mengambil kontainer penuh, j/trip
uc = waktu utk meletakkan kontainer kosong, j/trip
dbc = waktu antara lokasi, j/trip
Hubungan antara
a = empirical haul time constant, h/trip
Waktu dengan
b = empirical haul time constant, h/trip
x = jarak rata-rata, mil/trip
Jarak Menuju
Lokasi yang
Terdapat
Kontainer
Truck
Compact
or
TPS 2
(bak/kontainer
)
TPS 3
(bak/kontainer
)
TPS 4
(bak/kontainer
)
TPA
Mekanisme Cara 4
Kendaraan dari garasi (pool) menuju
kontainer pertama, sampah
dituangkan ke dalam truk compactor
dan meletakkan kembali kontainer
yang kosong.
Kendaraan menuju ke kontainer
berikutnya sehingga truk penuh, untuk
kemudian langsung ke TPA.
Demikian seterusnya sampai dengan
rit terakhir.
di mana :
Kriteria
Jumlah Alat Angkut dan Pekerja
Jenis Alat
Angkut
HCS
-Hoist truck
-Tilt-frame
-Tilt-frame
SCS
- Compactor
- Compactor
Metoda
bongkarmuat
Waktu untuk
mengangkat,
Factor
mengosongkan
pemadatan (r) dan meletakkan
kontainer = pc +
uc (jam/trip)
Mekanis
0,067
Mekanis
Mekanis
2,0 4,0
0,40
0,40
Mekanis
Manual
2,0 2,5
2,0 2,5
Waktu untuk
mengosongkan
kontainer
(jam/trip)
Waktu di
lokasi
(jam/trip)
0,008 0,05
0,053
0,127
0,133
0,1
0,1
Kecepatan rata-rata
Jumlah waktu (h =
pergi (km/trip)
(km/jam)
x/y) (jam/trip)
(x)
(y)
(h)
y=
x / (a
+bx)
17
2/17 = 0.12
28
32
0.25
12
36
0.33
16
40
0.40
20
42
0.48
25
45
0.56
5/28 = 0.18
x/y =
h=a
+ bx
Analisis
Analisis konstanta a dan b
Sebelum menghitung kebutuhan trip/hari yang berarti
kebutuhan jumlah alat angkut, terlebih dahulu
ditentukan beberapa konstanta dengan menggunakan
data sebenarnya di lapangan.
W aktu Pengangkutan
(J/trip)
0,6
0,4
0,2
Linear (h)
0
0
10
20
30
2
3
15
menit
20
menit
6
menit
15,5
km
Kalkulasi
Tentukan waktu pengangkatan/penurunan :
PHCS = pc + uc + dbc
Gunakan pc + uc = 0,4 jam/trip (Lihat tabel
kriteria jumlah alat angkut dan pekerja)
dbc = 6 menit / (60 menit/jam) = 0,1 jam/trip
(diketahui)
PHCS = 0,4 + 0,1 = 0,5 jam/trip
Tentukan waktu pengangkutan per trip:
THCS = PHCS + a + bx + s
THCS
= 0,5 jam/trip + [0,08 + 0,02 (31)
jam/trip] + 0,133
THCS
= 1,333 jam/trip
Pulang-Pergi
15,5 km x 2
8 menit/(60
menit/jam)
Kalkulasi
3
2
1
Total
2
4
26
32
Total
jumlah
kontainer
Jumlah
trip
2
4
26
32
6
8
26
40
Sel
2
6
8
4
4
8
Rabu Kam
2
6
8
Analisis !
8
8
Jum
2
4
2
8
Tugas
Menghitung kembali dengan melihat
referensi untuk pola HCS cara 1,2
dan 3, serta SCS.
Bandingkan dan buat tabel
Kontainer yang Dikosongkan
Inspirasi Penelitian
KP: Analisis Pola Pengangkutan
Sampah Kota A
TA:
Kajian Strategi Penanganan
Pengangkutan Sampah Kota A
dengan Pola HCS dan SCS
dst