(GEL 3316)
Disusun oleh
Aprillia Christianawati (15/382299/GE/08069)
Dwiana Wulandari (15/382309/GE/08079)
Artha Gumilar (15/382303/GE/08073)
Elisabeth Supi A (15/382311/GE/08081)
Hendrikus Rizky V P (15/382318/GE/08088)
Victor Kusuma R (15/382347/GE/08117)
Bahan Baku
Sneaker atau sepatu karet merupakan jenis sepatu yang tidak asing di kalangan
masyarakat, terutama remaja atau pemuda. Sepatu berbahan dasar karet ini pernah
mencapai popularitas pada zamannya. Keberadaan sneaker bukan tanpa sebab,
melainkan mengandung sejarah tersendiri.
Berdasarkan laman http://www.madehow.com/Volume-1/Running-
Shoe.html,sneaker merupakan sepatu untuk berlari yang muncul pada tahun 1839.
dimanasneaker berasal dari kanvas yang dilapisi oleh karet pada pinggiran sepatu. Karet
awalnya tidak diperhatikan sebagai bahan sepatu, namun Goodyear memadukan karet
dengan belerang dan menghindarinya dari pengerasan dan pengurangan elastisitas pada
tahun 1900-an. Goodyear mencoba untuk memberi bantalan pada sepatu, namun tidak
bertahan lama dan akhirnya memilih karet sebagai material untuk running shoes.
Karet memiliki beberapa kelemahan, antara lain bukan bahan uang ideal dan
mengakibatkan luka pada kaki jika tidak diberi pelindung. Setelah muncul karet,
berbagai perusahaan berusaha mengembangkan sepatu yang terbaik dengan bahan yang
terbaik, mulai dari kulit kanguru hingga nilon dan kanvas. Secara umum, sepatu terdiri
dari kombinasi berbagai bahan.
Sol atau tapak sepatu memiliki tiga lapisan yang terdiri dari insole, midsole, dan
outsole. Insole merupakan lapisan tipis yang terbuat dari ethylene vinyl acetate (EVA),
sedangkan midsole terdiri dari polyurethane yang dicampur dengan liquid sillicone yang
mempengaruhi bantalan sepatu.Keberadaan polyurethane membantu memberikan
sirkulasi udara pada sepatu. Sementara itu, outsoles terbuat dari karet karbon yang keras,
meskipun para pelaku industri biasanya menggunakan bermacam-macam bahan untuk
menghasilkan tekstur yang berbeda pada outsole.
Tutup dari sepatu biasanya menggunakan bahan sintetis seperti kulit buatan atau
nilon dengan papan plastik yang membantu bentuk sepatu tetap sama. Tutupan sepatu
bisa saja dicampur dengan kulit dan nilon ataupun karet. Kombinasi bahan yang
menjadikan bentuk sepatu tercapai adalah perombakan yang terus terjadi dalam dunia
perindustrian sepatu. Shorten (2000) telah merangkum performa running shoes dari
tahun ke tahun.
Menurut Runner’s World Magazine (1970) dalam Shorten (2000), lebih dari 20
persen para pelari mengkritik tentang cedera lutut, 18 persen tentang Achilles tendinitis,
10 persen mengenai shin splints, dan tujuh persen tentang arch injury. Keluhan-keluhan
yang ada mengakibatkan sepatu-sepatu secara bersamaan dibuat dari bantalan busa
Ethylene Vinyl Acetate (EVA), bahan nilon untuk sol sepatu atas dan karet untuk
outsole. Bantalan dibuat untuk menguruskan guncangan pada kerangka tulang dan
mengurangi tekanan pada plantar.
Beberapa perusahaan memiliki bahan tersendiri untuk menjadikan sneakers mereka
menjadi unggul. Perusahaan seperti Nike telah menggunakan teknologi flyknit,, Adidas
dan Reebok menggunakan radar dengan edisi terbatas yang menghasilkan bahan
Dyneema atau serat yang dibuat dari Ultra High Molecular Weight Polyethylene,
dimana serat ini lebih kuat daripada besi namun dapat melayang di air. Tahun 2016
menjadi tahun yang fenomenal bagi pelaku industri sneakers karena terdapat bahan
bernama Graphene atau bahan dua dimensi yang terbentuk dari lapisan tunggal karbon
atom, diikat oleh kisi-kisi heksagonal yang keras. Graphene, menurut Jane (2017) telah
dibuat ke dalam industri garmen di seluruh dunia, termasuk perusahaan seperti Colmar
dan bertujuan untuk memperkuat dan menyekat material yang telah ada.
Manual Cutting
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper
sneakers. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong
(cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan
ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.
2. Stitching / Sewing
Upper Sewing
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian
dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sneakers. Dalam proses penjahitan ini
sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya
tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potongan
pola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sneakers yang selanjutnya disatukan
di proses perakitan.
3. Outsole Production
outsole
Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sneakers yang contact dengan tanah.
Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan
air. Untuk sebuah sneakers, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi
yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis
bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll.Proses
pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.
4. Insole production
Insole
Insole, merupakan bagian dalam sneakers, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang
dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sneakers.
5. Stock Fitting
Proses ini adalah merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari
bottom sneakers, yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi bottom
sneakers. Midsole yang berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan outsole yang
berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara mengelem/cementing.
Stock Fitting
6. Assembly
Pada bagian inilah perakitan sneakers dikerjakan. Bagian-bagian sneakers yang masih
berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sneakers. Hal-hal penting
dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut:
a. Laste
Untuk membentuk sneakers agar mengikuti kontur kaki digunakan laste.Setiap Merek
memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sneakers
untuk kaki orang asia tentunya memiliki laste yang berbeda dengan jenis kaki orang
Eropa.
Laste
d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.
e. Pendinginan
Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material. Proses
ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sneakers dilewatkan
dalam conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang
normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sneakers diletakkan diatas conveyor yang
melewati lorong dengan suhu chiller.
f. Finishing
Sneakers hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan di-
packing ke dalam dus karton sneakers yang kemudian disimpan di gudang final product.
Finishing
Pemasaran
Sebagai salah satu perusahaan multinasional, Nike menerapkan strategi bisnis yang
dikemukakan oleh Porter, yaitu Konsep Generic Strategies. Penulis melihat Nike
setidaknya melakukan dua strategi, yaitu overall cost leadership dan diferensiasi. Apa
yang dilakukan oleh Nike ini merupakan salah satu bentuk strategi bisnis seperti yang
dijelaskan oleh Porter untuk menekan biaya produksi dan memfokuskan pada pencitraan
pada produk yang dihasilkannya. Strategi Nike dengan tidak memproduksi sendiri
produknya melainkan dengan menyrahkan produksi kepada pabrik di negara
berkembang berhasil mengurangi biaya produksi itu sendiri. Nike dengan sangat baik
memanfaatkan harga buruh yang murah di negara-negara berkembang ini. Nike memilih
lebih memfokuskan pada pemasaran dengan menggunakan image dari seseorang atau
kelompok dalam dunia olahraga untuk memasarkan produk mereka dengan harga tinggi.
Strategi ini cukup berhasil menjadikan Nike sebagai apparel olahraga terbesar di dunia
mengalahkan pesaing-pesaingnya.
Nike biasanya membuat sebuah visualisasi menarik berupa foto atau video yang
kemudian di promosikan pada berbagai media baik cetak maupun elektronik. Media
pemasaran Nike yaitu televise, Koran, majalah, website, media social, youtube,
billboard, poster, dan baliho. Selain itu agar lebih dekat dengan pelanggannya nike
membuat toko resmi diberbagai Negara.
Strategi pemasaran nike secara garis besar dibagi menjadi 4 yaitu
- Nike Logo
Logo nike telah mengalami perubahan beberapa kali, dimana logo tersebut
mengikuti perkembanagan di zamannya. Logo nike yang simple memudahkan
masyarakat mengenali produk nike.
- Endorsements
Promosi produk melalui bintang-bintang di dunia hiburan diyakini oleh Nike
dapat meningkatkan pemasarannya.
- Sponsorships
Produk Nike yang merupakan produk olahraga, membuat tim pemasarannya
menarget tim-tim olahraga. Hal ini bertujuan agar produk Nike semakin dikenal
oleh pecinta Olahraga. Sistem yang dibuat Nike yaitu berupa penyediaan alat
olahraga suatu tim dengan timbal balik logo Nike dipasang pada bagian tertentu
dari alat olahraga tersebut.
- Word of Mouth
Melalui informasi dari mulut ke mulut Nike berusaha membuat produknya sering
di dengar oleh masyarakat. Selain itu Nike juga membuat tagline, sehingga
memiliki ciri khas tersendiri. Melalui cara ini diharapkan “nama Nike” tidak
asing lagi di masyarakat dan menyebar di seluruh lapisan masyarakat.
- Tagline
Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa positioning adalah apabila image
dari sebuah produk ada di dalam pikiran konsumen. Strategi dari positioning adalah
bagaimana menentukan segmentasi dan menyeleksi target pasar. Positioning
menyatakan konsep, arti, dan servis dari sebuah produk atau jasa dalam memenuhi
kebutuhan konsumen. Strategi positioning yang efektif sebaiknya memiliki dua makna
sekaligus. Pertama produk haruslah sesuai dengan kebutuhan pasar, namun juga tetap
melakukan persaingan.
Misi memberikan inspirasi dan inovasi pada atlit di dunia tetap dipegang oleh Nike
hingga saat ini. Image yang terkandung dalam misi ini membuat Nike selalu
menggunakan model iklan seorang atlit yang terkenal di dunia, seperti Michael Jordan,
Tiger Woods, dan Andrew Agassi. Schiffman dan Kanuk (2004) menyebutkan bahwa
positioning yang berhasil akan menghasilkan brand-image tersendiri pada konsumen.
Brand-image yang positif akan menghasilkan loyalitas konsumen, nilai positif, dan
keinginan untuk mencari produk. Strategi produsen dalam positioning akan
mempengaruhi kepercayaan konsumen pada merk dan harga yang mereka harus bayar.
Henry Assael (1983) menyatakan bahwa stimuli marketing adalah salah satu alat
komunikasi yang didisain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponennya
seperti kemasan, isi, dan penampilan fisik merupakan stimuli primer. Disain komunikasi
yang ditampilkan untuk mempengaruhi konsumen seperti penggunaan kata, gambar, dan
simbol yang dikaitkan dengan produk merupakan stimuli sekunder. Cara yang efektif
untuk mengkomunikasikan stimuli sekunder adalah melalui konsep produk. Konsep
produk adalah gabungan dari keunggulan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
beberapa kelompok konsumen. Elemen yang mendominasi dalam strategi marketing
adalah bagaimana cara mengkomunikasikan sebuah produk.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan bagi pekerjanya antara lain
pengembangan sumber daya manusia untuk memaksimalkan efektivitas individu
sehingga produktivitas meningkat. Dilakukan dengan cara memberikan umpan balik
langsung terhdap kinerja karyawan, tujuan kerja yang jelas, kontrol yang tidak ketat,
memiliki kebebasan dalam menjalankan tugas, komunikasi dua arah, dan adanya
keterlibatan dalam mengambil keputusan untuk mengurangi adanya kekecewaan dalam
menjalani pekerjaan.
Partisipasi pekerja dalam manajemen perusahaan juga diperlukan, agar tidak ada
perbedaan pandangan ketika perusahaan memutuskan sebuah keputusan. Partisipasi ini
memiliki fungsi melindungi kepentingan karyawan, terjadi kerjasama yang baik antar
perusahaan dan karyawan, sistem kontrol bagi karyawan dan perusahaan. Bentuk
partisipasi karyawan dalam manajemen antara lain perundingan secara kolektif,
pengambilan keputusan bersama, konsultasi, dan berbagi informasi yang terkait dengan
perusahaan.
Kesimpulan
Produk Sneakers melalui rantai supply yang sangat panjang dan melibatkan banyak
pihak didalamnya. Adanya supply chain dan beragam faktor produksi mempengaruhi
produk sneakers. Berbagai aktivitas manusia turut terpengaruh atas kehadiran sneakers.
Produksi sneakers dilakukan mulai dari proses desain hingga pengemasan produk jadi.
Strategi marketing dan advertising diaplikasikan pada produk ini hingga berhasil
merambah pasar global. Hal ini turut mempengaruhi perilaku konsumen dan gaya hidup
konsumsi manusia.
Sumber :
Cole, A. 2017. Raw Materials.https://u.osu.edu/nikeshoes/raw-materials/ diakses oleh
Aprillia Christianawati pada 21 November 2017 pukul 07.07 WIB.