Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH GEOGRAFI INDUSTRI

(GEL 3316)

ANALISIS KOMODITAS “SNEAKERS”

Disusun oleh
Aprillia Christianawati (15/382299/GE/08069)
Dwiana Wulandari (15/382309/GE/08079)
Artha Gumilar (15/382303/GE/08073)
Elisabeth Supi A (15/382311/GE/08081)
Hendrikus Rizky V P (15/382318/GE/08088)
Victor Kusuma R (15/382347/GE/08117)

DEPARTEMEN GEOGRAFI LINGKUNGAN


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
Pendahuluan
Dunia industri era modern sangatlah berkembang dan banyak mempengaruhi
kehidupan manusia. Industri alas kaki (footwear manufacture) menjadi menarik untuk
dibahas karena kekhasan karaketristik, baik dari industri padat karya, kegiatan produksi
yang berdasarkan atas order yang diterima, sampai mesin produksi yang digunakan
merupakan mesin dengan middle-high technology.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, taraf hidup, gaya hidup, dan
kesadaran masyarakat akn pentingnya kesehatan, maka permintaan sepatu olah raga
(sport shoes) juga mengalami peningkatan. Kondisi ini mendorong tumbuhnya
perusahaan-perusahaan yang memproduksi sepatu olah raga. Industri sepatu nasional
dalam skala besar didominasi oleh merk–merk Internasional (branded shoes), seperti
Adidas, Nike, Reebok, Mizuno, Puma, New Balance, dll. Tidak berhenti sampai disini,
besarnya permintaan telah mendorong tumbuhnya merk nasional seperti Specs, League,
Tomkins, Piero, dll.
Sneakers, atau yang lebih lazim disebut sepatu kets dalam Bahasa Indonesia
banyak digunakan oleh masyarakat dalam beraktivitas sehari hari karena alasan cocok
untuk berbagai acara (formal maupun informal) serta nyaman digunakan. Definisi
sneakers sendiri sebetulnya merupakan sepatu yang menggunakan bahan sol karet,
dengan bahan nyaman dan fleksibel sebagai material sepatunya. Ibarat jeans, sneakers
memang iconic footwear yang sudah menjadi gaya hidup. Bahkan pemakaian sneakers
atau sepatu kets untuk bekerja sudah merambah luas ke berbagai kalangan.
Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga
Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Nike yang pada
awalnya dikenal sebagai Blue Ribbon Sports (RBS) didirikan pada 25 Januari 1964 oleh
Phil Knight dan Bill Bowerman. Seiring berkembangnya waktu perusahaan ini makin
berkembang dan berhasil merambah ke pasar global.

Bahan Baku
Sneaker atau sepatu karet merupakan jenis sepatu yang tidak asing di kalangan
masyarakat, terutama remaja atau pemuda. Sepatu berbahan dasar karet ini pernah
mencapai popularitas pada zamannya. Keberadaan sneaker bukan tanpa sebab,
melainkan mengandung sejarah tersendiri.
Berdasarkan laman http://www.madehow.com/Volume-1/Running-
Shoe.html,sneaker merupakan sepatu untuk berlari yang muncul pada tahun 1839.
dimanasneaker berasal dari kanvas yang dilapisi oleh karet pada pinggiran sepatu. Karet
awalnya tidak diperhatikan sebagai bahan sepatu, namun Goodyear memadukan karet
dengan belerang dan menghindarinya dari pengerasan dan pengurangan elastisitas pada
tahun 1900-an. Goodyear mencoba untuk memberi bantalan pada sepatu, namun tidak
bertahan lama dan akhirnya memilih karet sebagai material untuk running shoes.
Karet memiliki beberapa kelemahan, antara lain bukan bahan uang ideal dan
mengakibatkan luka pada kaki jika tidak diberi pelindung. Setelah muncul karet,
berbagai perusahaan berusaha mengembangkan sepatu yang terbaik dengan bahan yang
terbaik, mulai dari kulit kanguru hingga nilon dan kanvas. Secara umum, sepatu terdiri
dari kombinasi berbagai bahan.
Sol atau tapak sepatu memiliki tiga lapisan yang terdiri dari insole, midsole, dan
outsole. Insole merupakan lapisan tipis yang terbuat dari ethylene vinyl acetate (EVA),
sedangkan midsole terdiri dari polyurethane yang dicampur dengan liquid sillicone yang
mempengaruhi bantalan sepatu.Keberadaan polyurethane membantu memberikan
sirkulasi udara pada sepatu. Sementara itu, outsoles terbuat dari karet karbon yang keras,
meskipun para pelaku industri biasanya menggunakan bermacam-macam bahan untuk
menghasilkan tekstur yang berbeda pada outsole.
Tutup dari sepatu biasanya menggunakan bahan sintetis seperti kulit buatan atau
nilon dengan papan plastik yang membantu bentuk sepatu tetap sama. Tutupan sepatu
bisa saja dicampur dengan kulit dan nilon ataupun karet. Kombinasi bahan yang
menjadikan bentuk sepatu tercapai adalah perombakan yang terus terjadi dalam dunia
perindustrian sepatu. Shorten (2000) telah merangkum performa running shoes dari
tahun ke tahun.
Menurut Runner’s World Magazine (1970) dalam Shorten (2000), lebih dari 20
persen para pelari mengkritik tentang cedera lutut, 18 persen tentang Achilles tendinitis,
10 persen mengenai shin splints, dan tujuh persen tentang arch injury. Keluhan-keluhan
yang ada mengakibatkan sepatu-sepatu secara bersamaan dibuat dari bantalan busa
Ethylene Vinyl Acetate (EVA), bahan nilon untuk sol sepatu atas dan karet untuk
outsole. Bantalan dibuat untuk menguruskan guncangan pada kerangka tulang dan
mengurangi tekanan pada plantar.
Beberapa perusahaan memiliki bahan tersendiri untuk menjadikan sneakers mereka
menjadi unggul. Perusahaan seperti Nike telah menggunakan teknologi flyknit,, Adidas
dan Reebok menggunakan radar dengan edisi terbatas yang menghasilkan bahan
Dyneema atau serat yang dibuat dari Ultra High Molecular Weight Polyethylene,
dimana serat ini lebih kuat daripada besi namun dapat melayang di air. Tahun 2016
menjadi tahun yang fenomenal bagi pelaku industri sneakers karena terdapat bahan
bernama Graphene atau bahan dua dimensi yang terbentuk dari lapisan tunggal karbon
atom, diikat oleh kisi-kisi heksagonal yang keras. Graphene, menurut Jane (2017) telah
dibuat ke dalam industri garmen di seluruh dunia, termasuk perusahaan seperti Colmar
dan bertujuan untuk memperkuat dan menyekat material yang telah ada.

Gambar 1Adidas Ultra Boost With Dyneema


(Sumber : Jane, 2017)
Graphene berfungsi untuk menahan panas dan bahkan sebagai daya hantar listrik.
Beberapa inovasi lain telah dikembangkan oleh para peneliti di Amerika Serikat, antara
lain mengembangkan serat jalinan yang melibatkan sel matahari yang disusun bersama
serat polymer yang bisa mengukur berat sepatu, sistem anti-clog yang menghindarkan
dari lumpur karena terdapat sisi bawah sepatu bernama vibram.
Gambar 3Graphene
(Sumber : Jane, 2017)
Nike juga mengembangkan sepatu anti air dengan bahan filament sintetis yang
menggunakan high-tech weave. Sementara itu, Adidas menggunakan konsep 3D printing
yang mampu menyalin kaki ke dalam komputer. Beberapa bahan yang digunakan
merupakan bahan daur ulang dan limbah.
Nike menggunakan enam bahan utama untuk menghasilkan berbagai produk.
Pertama adalah polyester, dimaan 19 persen dari polyester didaur ulang dari 82 juta
bekas botol minum plastik. Botol plastik padat dipecah menjadi kepingan dan dicairkan
sehingga membentuk untaian polyester dengan produsen utama adalah China dan India.
Bahan kedua adalah karet yang ramah lingkungan dengan produsen utama adalah
Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Ketiga adalah busa EVA yang memang merupakan
bahan ramah lingkungan pada banyak sepatu, sehingga diproduksi di China.
Kapas menjadi bahan keempat dengan menggunakan kapas organik tanpa bahan
kimia. Kapas diperoleh dari China, India, Turki, dan Amerika. Kulit buatan menjadi
bahan kelima dengan dibuat oleh tangan manusia karena murah dan terlihat seperti kulit
asli. China dan Taiwan merupakan pemasok utama untuk kulit buatan. Sementara itu,
kulit asli dengan sertifikat LWG diperoleh dari China dan Vietnam, sehingga bahan-
bahan Nike diperoleh dari 1500 penjual bahan, pemasok, dan perusahaan yang berbeda.
Proses Produksi
Proses produksi dimulai dari pembuatan desain, pembuatan komponen sepatu,
hingga ke pengolahan menghasilkan produk jadi. Pembuatan pola sneakers
(pendesainan) dilakukan agar sneakers sesuai dengan yang kita inginkan. pendesainan
sneakers mengacu pada pola-pola yang sudah ada, atau menciptakan dan merombak pola
yang ada agar sesuai dengan keinginan pelanggan. Pembuatan desain bisa dijadikan pola
dengan dua cara:
1. Copy of last, yakni pembuatan desain mengunakan acuan.
2. Geometrikal. yaitu mengukur secara langsung seperti pembuat pakaian yang
mengukur pakaian untuk dipolakan berdasarkan ukuran tubuh.
Secara garis besar Sneakers terbagi atas 2 bagian yakni Upper dan Bottom.
1. Upper
Upper sneakers adalah bagian sneakers yang terdapat di bagian sisi atas, mulai
dari ujung depan sneakers, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai
dengan bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain
sintetic atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process).
2. Bottom
Bagian bottom dari sneakers adalah bagian alas atau bagian bawah dari
sneakers. Biasanya orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole,
midsole dan outsole. Dan ada juga yang menggunakanbahan Pu-Puck
(Polyurethane).

Gambar 3Komponen Sneakers


(Sumber : Turing dkk, 2017)
Alur Proses Produksi Sepatu

Gambar 4 Alur Produksi Sepatu Sneakers


Berikut akan dijelaskan tahapan dalam proses produksi Senakers secara lebih rinci

Upper Components Cutting

Manual Cutting

Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper
sneakers. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong
(cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan
ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.
2. Stitching / Sewing

Upper Sewing

Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian
dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sneakers. Dalam proses penjahitan ini
sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya
tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potongan
pola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sneakers yang selanjutnya disatukan
di proses perakitan.
3. Outsole Production

outsole

Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sneakers yang contact dengan tanah.
Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan
air. Untuk sebuah sneakers, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi
yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis
bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll.Proses
pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.
4. Insole production

Insole

Insole, merupakan bagian dalam sneakers, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang
dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sneakers.
5. Stock Fitting
Proses ini adalah merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari
bottom sneakers, yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi bottom
sneakers. Midsole yang berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan outsole yang
berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara mengelem/cementing.
Stock Fitting

6. Assembly
Pada bagian inilah perakitan sneakers dikerjakan. Bagian-bagian sneakers yang masih
berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sneakers. Hal-hal penting
dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut:

a. Laste
Untuk membentuk sneakers agar mengikuti kontur kaki digunakan laste.Setiap Merek
memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sneakers
untuk kaki orang asia tentunya memiliki laste yang berbeda dengan jenis kaki orang
Eropa.

Laste

b. Penyatuan Upper dan Midsole


Beberapa sneakers yang menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon disatukan
dengan menggunakan mesin Toelast – Healast. Toelasting machine menyatukan dengan
cara pengeleman dan Press dibagian ujung / Toe. Sedang Healast machine menyatukan
bagian belakang/heal dengan cara yang sama. Adapula sneakers jenis stroble, jenis ini
tidak menggunakan mesin toelast-healast karena Upper dan midsole disatukan dengan
cara di jahit.
Setelah proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses
pemanasan/ heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik sehingga
mengikuti kontur permukaan laste.

Healasting Machine Toelasting Machine

c. Treatment Upper - Bottom


Sebelum disatukan, permukaan kontak ( contact surface ) Upper dan Bottom harus di
Treatment terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk
membersihkan contact surface,membuka pori-pori permukaan bottom dengan
penyinaran ultra violet (UV), cementing, dan Heating.
Upper-Bottom Treatment

d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.
e. Pendinginan
Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material. Proses
ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sneakers dilewatkan
dalam conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang
normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sneakers diletakkan diatas conveyor yang
melewati lorong dengan suhu chiller.
f. Finishing
Sneakers hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan di-
packing ke dalam dus karton sneakers yang kemudian disimpan di gudang final product.

Finishing

Pemasaran
Sebagai salah satu perusahaan multinasional, Nike menerapkan strategi bisnis yang
dikemukakan oleh Porter, yaitu Konsep Generic Strategies. Penulis melihat Nike
setidaknya melakukan dua strategi, yaitu overall cost leadership dan diferensiasi. Apa
yang dilakukan oleh Nike ini merupakan salah satu bentuk strategi bisnis seperti yang
dijelaskan oleh Porter untuk menekan biaya produksi dan memfokuskan pada pencitraan
pada produk yang dihasilkannya. Strategi Nike dengan tidak memproduksi sendiri
produknya melainkan dengan menyrahkan produksi kepada pabrik di negara
berkembang berhasil mengurangi biaya produksi itu sendiri. Nike dengan sangat baik
memanfaatkan harga buruh yang murah di negara-negara berkembang ini. Nike memilih
lebih memfokuskan pada pemasaran dengan menggunakan image dari seseorang atau
kelompok dalam dunia olahraga untuk memasarkan produk mereka dengan harga tinggi.
Strategi ini cukup berhasil menjadikan Nike sebagai apparel olahraga terbesar di dunia
mengalahkan pesaing-pesaingnya.
Nike biasanya membuat sebuah visualisasi menarik berupa foto atau video yang
kemudian di promosikan pada berbagai media baik cetak maupun elektronik. Media
pemasaran Nike yaitu televise, Koran, majalah, website, media social, youtube,
billboard, poster, dan baliho. Selain itu agar lebih dekat dengan pelanggannya nike
membuat toko resmi diberbagai Negara.
Strategi pemasaran nike secara garis besar dibagi menjadi 4 yaitu
- Nike Logo
Logo nike telah mengalami perubahan beberapa kali, dimana logo tersebut
mengikuti perkembanagan di zamannya. Logo nike yang simple memudahkan
masyarakat mengenali produk nike.

- Endorsements
Promosi produk melalui bintang-bintang di dunia hiburan diyakini oleh Nike
dapat meningkatkan pemasarannya.
- Sponsorships
Produk Nike yang merupakan produk olahraga, membuat tim pemasarannya
menarget tim-tim olahraga. Hal ini bertujuan agar produk Nike semakin dikenal
oleh pecinta Olahraga. Sistem yang dibuat Nike yaitu berupa penyediaan alat
olahraga suatu tim dengan timbal balik logo Nike dipasang pada bagian tertentu
dari alat olahraga tersebut.

- Word of Mouth
Melalui informasi dari mulut ke mulut Nike berusaha membuat produknya sering
di dengar oleh masyarakat. Selain itu Nike juga membuat tagline, sehingga
memiliki ciri khas tersendiri. Melalui cara ini diharapkan “nama Nike” tidak
asing lagi di masyarakat dan menyebar di seluruh lapisan masyarakat.
- Tagline

Nike memproduksi peralatan-peralatan olahraga, seperti sepatu, pakaian, bahkan


tas. Roduk-produk Nike mengikuti tren perkembangan mode, sehingga Nike masih
dapat memasok barang untuk keperluan mode. Target Nike adalah konsumen yang lebih
mementingkan utilitas dan kualitas produk daripada harga, sehingga harga sepatu Nike
cenderung lebih mahal dibandingkan sepatu-sepatu yang lain. Hal ini mendorong pada
paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa produk Nike merupakan produk
mewah dengan kualitas yang baik dan harga yang tinggi. Nike bekerjasama dengan atlet-
atlet terkenal dalam memasarkan produknya, dimana atlet-atlet tersebut menjadi salah
satu trend center di kalangan anak-anak muda yang masih aktif mengikuti trend mode.
Tabel pendapatan 3 merk perusahaan peralatan olahraga ternama di dunia
menunjukkan bahwa grafik pendapatanNike naik dari tahun ke tahun, dengan
pendapatan diatas Puma dan Adidas. Hal ini menunukkan bahwa penjualan Nike terus
meningkat, meskipun harga produk Nike cukup mahal. Sneakers Nike menargetkan
produk kepada konsumen yang lebih mementingkan kualitas dan utilitas daripada harga,
sehingga mendorong nilai produk Nike ke tingkatan yang lebih tinggi. Konsumen yang
lebih mementingkan kualitas dan utilitas daripada harga memiliki kecenderungan untuk
membayarkan harga yang lebih tinggi. Setelah knsumen mengembangkan keintiman
mereka dengan produk, konsumen akan datang untuk mengasosiasikan diri mereka
dengan produk Nike, dan akan membayar berapapun harga yang dibutuhkan untuk
membeli produk Nike.

Konsumen dan Konsumsi


Sepatu sneaker nike memiliki konsumen hampir di seluruh pelosok dunia, karena
nike memiliki marketing yang bagus pad setiap regionnya. Dan juga tempat produksi
yang relatif dekat dengan daerah pemasaran. Konsumen sneaker nike biasanya adalah
orang menengah ke atas. Namun nike sendiri tidak keabisan akal untuk membuat
bagaimana barangnya akan dipilih oleh kosumen.

Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa positioning adalah apabila image
dari sebuah produk ada di dalam pikiran konsumen. Strategi dari positioning adalah
bagaimana menentukan segmentasi dan menyeleksi target pasar. Positioning
menyatakan konsep, arti, dan servis dari sebuah produk atau jasa dalam memenuhi
kebutuhan konsumen. Strategi positioning yang efektif sebaiknya memiliki dua makna
sekaligus. Pertama produk haruslah sesuai dengan kebutuhan pasar, namun juga tetap
melakukan persaingan.

Misi memberikan inspirasi dan inovasi pada atlit di dunia tetap dipegang oleh Nike
hingga saat ini. Image yang terkandung dalam misi ini membuat Nike selalu
menggunakan model iklan seorang atlit yang terkenal di dunia, seperti Michael Jordan,
Tiger Woods, dan Andrew Agassi. Schiffman dan Kanuk (2004) menyebutkan bahwa
positioning yang berhasil akan menghasilkan brand-image tersendiri pada konsumen.
Brand-image yang positif akan menghasilkan loyalitas konsumen, nilai positif, dan
keinginan untuk mencari produk. Strategi produsen dalam positioning akan
mempengaruhi kepercayaan konsumen pada merk dan harga yang mereka harus bayar.

Henry Assael (1983) menyatakan bahwa stimuli marketing adalah salah satu alat
komunikasi yang didisain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponennya
seperti kemasan, isi, dan penampilan fisik merupakan stimuli primer. Disain komunikasi
yang ditampilkan untuk mempengaruhi konsumen seperti penggunaan kata, gambar, dan
simbol yang dikaitkan dengan produk merupakan stimuli sekunder. Cara yang efektif
untuk mengkomunikasikan stimuli sekunder adalah melalui konsep produk. Konsep
produk adalah gabungan dari keunggulan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
beberapa kelompok konsumen. Elemen yang mendominasi dalam strategi marketing
adalah bagaimana cara mengkomunikasikan sebuah produk.

Dalam berbisnis, tingkat persaingan sangat diperlukan. Persaingan memiliki


manfaat antara lain, membuat banyak perusahaan retailer berlomba untuk
memaksimalkan produk yang mereka miliki dan membuat kemajuan dalam perusahaan.
Dengan adanya tingkat persaingan yang tinggi, maka akan berdampak pada pekerja. Jika
perusahaan memutuskan untuk mengikuti persaingan, maka haruslah memperhatikan
kesejahteraan pekerja dan lingkungan perusahaan. Karena jika tidak, perusahaan secara
cepat atau lambat bisa saja kehilangan pekerjanya.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan bagi pekerjanya antara lain
pengembangan sumber daya manusia untuk memaksimalkan efektivitas individu
sehingga produktivitas meningkat. Dilakukan dengan cara memberikan umpan balik
langsung terhdap kinerja karyawan, tujuan kerja yang jelas, kontrol yang tidak ketat,
memiliki kebebasan dalam menjalankan tugas, komunikasi dua arah, dan adanya
keterlibatan dalam mengambil keputusan untuk mengurangi adanya kekecewaan dalam
menjalani pekerjaan.

Partisipasi pekerja dalam manajemen perusahaan juga diperlukan, agar tidak ada
perbedaan pandangan ketika perusahaan memutuskan sebuah keputusan. Partisipasi ini
memiliki fungsi melindungi kepentingan karyawan, terjadi kerjasama yang baik antar
perusahaan dan karyawan, sistem kontrol bagi karyawan dan perusahaan. Bentuk
partisipasi karyawan dalam manajemen antara lain perundingan secara kolektif,
pengambilan keputusan bersama, konsultasi, dan berbagi informasi yang terkait dengan
perusahaan.

Kesimpulan
Produk Sneakers melalui rantai supply yang sangat panjang dan melibatkan banyak
pihak didalamnya. Adanya supply chain dan beragam faktor produksi mempengaruhi
produk sneakers. Berbagai aktivitas manusia turut terpengaruh atas kehadiran sneakers.
Produksi sneakers dilakukan mulai dari proses desain hingga pengemasan produk jadi.
Strategi marketing dan advertising diaplikasikan pada produk ini hingga berhasil
merambah pasar global. Hal ini turut mempengaruhi perilaku konsumen dan gaya hidup
konsumsi manusia.

Sumber :
Cole, A. 2017. Raw Materials.https://u.osu.edu/nikeshoes/raw-materials/ diakses oleh
Aprillia Christianawati pada 21 November 2017 pukul 07.07 WIB.

Jane, A. 2017. Material Matters : Future Fabrics.


https://www.sneakerfreaker.com/articles/material-matters-future-fabrics/ diakses
oleh Aprillia Christianawati pada 21 November 2017 pukul 06.48 WIB.
Nike Manufacturing Map. http://manufacturingmap.nikeinc.com/. Diakses oleh Dwiana
Wulandari pada 16 November 2017 11.34 WIB.
Manufacturing Process. https://u.osu.edu/nikeshoes/manufacturing-process/. Diakses
oleh Dwiana Wulandari pada 16 November 2017 11.35 WIB.
Shorten, M.R. 2000. Running Shoe Design : Protection and Performance. Journal
of Marathon Medicine pp. 159-169

Turing, dkk. 2017. How Products are Made : Running Shoes.


http://www.madehow.com/Volume-1/Running-Shoe.html diakses oleh Aprillia
Christianawati pada 21 November 2017 pukul 20.47 WIB

https://www.nike.com/language_tunnel diakses oleh Victor Kusuma Ramadan pada 20


November 2017 pukul 03.00
http://rendy_gege-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-105476-
Strategi%20dan%20Tata%20Kelola%20Strategis-
Strategi%20Bisnis%20Nike%20Inc%20dalam%20Melakukan%20Pemasaran:%
20Sebuah%20Bukti%20Adanya%20Transformasi%20dalam%20Strategi.html
diakses oleh Victor Kusuma Ramadan pada 20 November 2017 pukul 03.00
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrxg9IVwhRawRIAmnP3RQx.;_ylu=X3oDMTBycn
YxMDN2BGNvbG8Dc2czBHBvcwM2BHZ0aWQDBHNlYwNzcg--
/RV=2/RE=1511338646/RO=10/RU=http%3a%2f%2fetd.repository.ugm.ac.id%
2findex.php%3fmod%3ddownload%26sub%3dDownloadFile%26act%3dview%
26typ%3dhtml%26id%3d92714%26ftyp%3dpotongan%26potongan%3dS1-
2016-319606-introduction.pdf/RK=2/RS=1pHtzdlfIIMVDotSxx3akKjzuZ4-
diakses oleh Elisabeth Supi Astuti pada 20 November 2017 pukul 09.07 WIB.
http://smallbusiness.chron.com/marketing-techniques-shoe-industry-66826.html diakses
oleh Victor Kusuma Ramadan pada 20 November 2017 pukul 03.00

Anda mungkin juga menyukai