Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENGEMBANGAN DESAIN SEPATU DENGAN MODIFIKASI WARNA


PADA KOMPONEN SNEAKERS (ADJUSTABLE SHOES)

Disusun oleh :

TASYA BAHARI PUTRI

19020059

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
D. Manfaat.....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
A. Sepatu.....................................................................................................................3
B. Desain Produk........................................................................................................3
C. Sneakers.................................................................................................................6
D. Komponen Sepatu..................................................................................................6
E. Komponen Bagian Atas Sepatu (Upper Shoe)........................................................7
F. Kulit Garmen..........................................................................................................8
G. Kanvas....................................................................................................................8
BAB III METODOLOGI...................................................................................................9
A. Metode...................................................................................................................9
B. Waktu dan Tempat Pelakasanaan Pengambilan Data...........................................10
C. Materi...................................................................................................................10
D. Tahapan Penyelesaian Masalah............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia fashion banyak sekali produk yang biasa digunakan untuk
menunjang kegiatan sehari-hari ataupun hanya mengikuti trend dan mode saja.
Produk tersebut antara lain adalah pakaian, tas, dompet dan alas kaki. Menurut
(Basuki, 2010), sepatu merupakan alas kaki yang berfungsi untuk melindungi dari
kondisi lingkungan, cuaca (hujan, panas dan badai) dan berbagai benda tajam
seperti batu, kerikil, silet, duri dan lain sebaginya. Selain itu, pada masa kini
sepatu juga dijadikan sebagai salah satu alat ukur untuk mengukur derajat sosial.

Perkembangan dalam dunia perindustrian sepatu semakin bertambah


setiap tahunnya. Berbagai inovasi produk alas kaki semakin banyak diciptakan.
Mulai dari bentuk, warna dan fungsi sepatu dibuat agar dapat lebih menyesuaikan
dengan kondisi saat ini. Banyaknya warna sepatu yang diciptakan membuat
konsumen lebih leluasa dalam memilih. Menyelaraskan warna sepatu dengan
outfit yang dikenakanpun menjadi sebuah tuntutan untuk membeli banyak sepatu
dengan warna yang beragam. Hal ini menyebabkan tingkat konsumtif masyarakat
terhadap sepatu semakin tinggi.

Akibat dari fenomena tersebut adalah timbulnya permasalahan seperti


penumpukan sepatu yang terdapat di rumah. Sepatu yang menumpuk ini tentunya
akan memakan banyak sekali ruang di rumah. Selain itu diperlukan banyak tenaga
untuk perawatan sepatu agar kondisinya tetap baik dan bersih. Jika dibiarkan
menumpuk begitu saja maka sepatu akan rusak dikemudian hari. Masa pandemi
seperti saat ini juga membuat banyak orang mulai jenuh akibat terlalu lama
berdiam diri di rumah saja. Beberapa orang sudah mulai berkegiatan di luar rumah
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun sekedar pergi berlibur. Perasaan
tidak nyaman dan gelisah seringkali menghantui pada saat berada di luar rumah.
Tentu saja aktivitas seperti ini tidak luput dari penggunaan alas kaki.

iii
Berdasarkan permasalahan tersebut, munculah sebuah ide untuk
menciptakan sebuah produk sepatu dengan inovasi baru yang tentunya lebih
ramah lingkungan, kondisional dan tetap fashionable. Oleh karena itu, penulis
menyusun sebuah laporan proposal dengan judul “PENGEMBANGAN DESAIN
SEPATU DENGAN MODIFIKASI WARNA PADA KOMPONEN
SNEAKERS (ADJUSTABLE SHOES)”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dalam
lingkungan sekitar, penumpukan sepatu di rumah ini banyak dialami oleh
sebagian keluarga. Hal ini dikarenakan tingginya perilaku konsumtif masyarakat
terhadap produk-produk yang baru dan warna sepatu yang belum dimiliki. Selain
itu, kekhawatiran masyarakat berpergian keluar rumah pada masa pandemi seperti
ini juga dapat dijadikan sebagai landasan untuk menciptakan sebuah produk yang
bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

C. Tujuan
a. Mengembangkan desain sepatu sneakers agar warna komponenya dapat
dimodifikasi sesuai keinginan konsumen.
b. Membuat sepatu yang dapat mengurangi penumpukan sepatu di rumah dan
rasa tidak nyaman saat keluar rumah.

D. Manfaat
a. Menjadi tambahan referensi bagi kampus Politeknik ATK Yogyakarta
mengenai pengembangan desain sepatu, khususnya desain sepatu sneakers
wanita.
b. Menambah wawasan pengetahuan dan sebagai media informasi bagi
masyarakat umum dan masyarakat industri khususnya pada produk alas
kaki.

iv
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sepatu
Thornton (1953) menyatakan sepatu adalah suatu kebutuhan untuk
kaki yang berfungsi sebagai pelindung, pada masa-masa pemulaannya
fungsi sepatu adalah untuk melindungi keseluruhan kaki baik punggung
maupun telapak kaki.

Sepatu menurut Basuki (2010) adalah sebagai pelindung kaki dari


cuaca panas maupun dingin ataupun dari permukaan yang kasar atau tajam
sehingga kaki tidak terluka. Jenis sepatu menyesuaikan dengan kondisi
daerah penggunanya, untuk daerah yang bersuhu dingin sepatu cenderung
tertutup dan tebal sedangkan pada daerah yang panas sepatu berbentuk
terbuka dan tipis. Seiring dengan berkembangnya waktu model dan desain
menyesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya, mulai dari sepatu
olahraga, casual dan kantor.

B. Desain Produk
Menurut Rodgers dan Milton (2011) desain produk adalah proses
memperkaya kualitas hidup baik di rumah, tempat kerja, dan tempat
umum. Desain produk merupakan aktivitas profitabel yang dapat
membantu suatu bisnis, dengan syarat memberikan produk yang menarik
bagi konsumen dan menjawab keperluan yang belum terpenuhi. Desain
membuat semuanya lebih baik untuk dunia. Hal ini dapat dilakukan untuk
meningkatkan fungsional dan penampilan.

Menurut Palgunadi (2008), dalam proses desain produk tidak lepas


dari proses perencanaan desain. Proses perencanaan desain produk juga
disebut tahap membuat rencana yang didasarkan pada acuan yang berupa
konsep. Rencana produk adalah penjabaran dari konsep desain yang
memiliki sifat teknis. Konsep desain juga ada yang bersifat tidak teknis,
yaitu dengan mengandalkan rasa untuk menyelesaikannya. Teknis yang

v
digunakan dalam perencanaan desain tidak hanya menggunakan pikiran
dalam mengeksplorasi kemampuan berpikir perencana tetapi juga menguji
kemampuan dalam mengungkapkan ide, konsep, pemikiran, dan
keterampilan untuk mewujudkannya dalam bentuk yang lebih konkret.

Dalam proses pembuatan karya teori yang digunakan oleh penulis


dikenal dengan “Design Thinking”. Menurut Kumar (2013), terdapat 5
tahap perancangan desain, yaitu:

1. Explore

Explore adalah tahap dimana penulis menggali tentang kebutuhan


masyarakat dan memahami tentang produk yang akan dikerjakan. Hal
tersebut dilakukan dengan cara studi literatur, melalui buku, jurnal, dan
internet. Kegiatan pengumpulan beberapa jenis data juga dilakukan pada
tahap ini sebagai pembanding agar desain yang dihasilkan menjadi lebih
baik.

2. Understand

Tahap Understand adalah tahap dimana penulis mulai menganalisis


data yang sudah terkumpul untuk lebih memahami lagi terhadap
permasalahan yang ada. Tahap understand ini penting dilakukan karena 7
menjadi kunci pada proses selanjutnya. Apabila tahap understand sudah
dilakukan dengan baik, maka akan mempermudah proses selanjutnya.

3. Plan

Tahap Plan adalah tahap perencanaan produk yang akan dikerjakan


setelah masalah permasalahan sudah dipahami dengan baik. Hasil analisis
atau pemahaman dari tahap sebelumnya kemudian dilakukan perencanaana
atas produk yang akan dikerjakan.

4. Create

Tahap create adalah tahap dimana ide-ide dimunculkan, pembuatan


konsep desain, dan pembuatan alternatif desain dengan membuat
brainstorming. Kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan desain

vi
terpilih hingga terwujud desain akhir sebagai perwujudan solusi dari
permasalahan yang ada.

5. Evaluate

Tahap Evaluate ini merupakan kegiatan mengevaluasi desain akhir


untuk dicari kekurangan serta kelebihan dari desain akhir, sehingga desain
dapat diperbaiki dan dihasilkan desain yang lebih baik.

Menurut Kumar (2013), pemahaman atas garis besar proses


perancangan suatu produk diwujudkan dengan penyediaan panduan pada
setiap pembuatan produk. Terdapat 7 tahap metode perancangan atau
design thinking , yaitu:

1. Sense Intent

Pada tahap ini perancang memperhatikan keadaan lingkungan


sekitar terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Perancang
mempelajari mengenai trend yang dapat menjadi pengaruh terhadap desain
yang akan dibuat.

2. Know Context

Di tahap ini perancang belajar mengenai keadaan pasar mengenai


desain yang dibuat dapat diterima atau tidak. Hal tersebut dilakukan
dengan memberi perhatian pada lingkungan, sosial, industri, teknologi,
budaya, bisnis, ekonomi, dan politik.

3. Know People

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui serta memahami pengguna


desain, dengan cara menggali kebutuhan-kebutuhan pengguna, serta
interaksi yang diilakukan oleh pengguna desian pada kehidupan sehari-
harinya.

vii
4. Frame Insight

Pada tahap ini perancang menganalisis data yang sudah didapat


untuk menentukan suatu rumusan. Rumusan tersebut kemudian akan
dijadikan acuan apakah desian dapat diterima pasar.

5. Explore Concepts

Pada tahap ini perancang membuat brainstorming untuk


memunculkan ide-ide serta konsep, dari hasil analisa pada tahap
sebelumnya.

6. Frame Solutions

Pada tahap ini, perancang mengumpulkan konsep-konsep yang


telah dibuat kemudian mempadu padankan untuk mendapatkan solusi.
Selanjutnya untuk menentukan mana yang memberikan impresi tertinggi
pengguna dilakukan evaluasi konsep-konsep yang telah dibuat.

7. Realize Offerings

Tahap ini adalah tahap evaluasi atas solusi desain yang telah
diwujudkan dan di tes. Tahap selanjutnya iala mengevaluasi desain
menuju pada implementasi. Solusi yang ditawrakan harus memberikan
nilai pada pengguna.

C. Sneakers
Sneakers adalah sepatu dengan daya guna fleksibel untuk tampil
stylish dan casual serta untuk berolahraga karena bahan yang nyaman
untuk beraktivitas, sehingga banyak orang mengenal “Keds” sebagai
istilah untuk sepatu yang digunakan untuk berolahraga (Akbar, 2016, 15
April).

D. Komponen Sepatu
Basuki (2010) dilihat dari letak dan cara mengerjakannya maka sepatu
dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

viii
a. Bagian atas sepatu ( upper shoe )

Bagian atas sepatu adalah bagian bagian sepatu yang terletak di bagian
atas merupakan bagian sepatu yang menutupi bagian atas dan samping kaki.

b. Bagian Bawah Sepatu (Bottom Shoe)

Bagian bawah sepatu adalah bagian yang mengalasi sepatu. Bagian ini
merupkan bagian yang menerima tekanan dari berat tubuh, oleh karena itu
bahan yang digunakan harus tebal dan kuat.

E. Komponen Bagian Atas Sepatu (Upper Shoe)


Basuki (2013), bentuk sederhana bagian atas sepatu adalah terdiri dari:
shoe upper (vamp dan quarter), topline, feather edge serta lasting allowances.

A. Shoe Upper, terdiri dari:


 Vamp adalah komponen bagian atas sepatu yang menutupi bagian
depan dan tengah atas sepatu.
 Quarter (bagian samping) sebanyak 2 buah untuk setiap setengah
pasang sepatu, merupakan komponen komponen bagian samping
luar (quarter out) dan komponen bagian samping dalam (quarter
in) serta belakang sepatu.
 Top line, adalah garis yang mengelilingi pinggir/ teppi bagianatas
sepatu,merupakan garis batas antara bagian atas sepatu dengan
kaki. Pada garis tersebut umumnya mendapat perlakuan-perlakuan
tertentuuntuk kekuatan dan penampilan sepatu, antar lain: dicat,
dilipat (folding), bonding dan lain-lain.
 Feather edge, adalah garis batas antara bagian atas sepatu dengan
bagian bawah sepatu.
 Lasting allowances, merupakan penambahan pada bagian feather
edge sebanyak 15-18 mm untuk proses lasting, yaitu proses
pengikatan antara shoe upper dengan sol dalam, tambahan tersebut
adalah lasting allowances

ix
.

F. Kulit Garmen
Kulit garmen berasal dari kulit domba. Biasanya kulit jenis ini
memiliki kemuluran yang lebih tinggi. Sehingga saat ditarik akan mudah
dan bentuknya nanti lebih bisa menyesuaikan dengan acuan atau sepatu.

G. Kanvas

Bahan kanvas bukan berarti tidak dapat diaplikasikan dalam


dunia fashion. Justru karena karakter bahan yang kaku dan kuat inilah
yang menjadikan kanvas menjadi salah satu bahan utama yang banyak
digemari di dunia fashion. Biasanya bahan ini banyak digunakan untuk
produk - produk yang membutuhkan ketahanan lebih dari produk lainnya,
seperti tote bag, tas punggung, tas tangan, dan tas selempang. Itu karena
kain ini lebih kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan bahan
lainnya. Selain itu bahan kanvas juga memberikan kesan "zaman dulu".

x
BAB III

METODOLOGI

A. Metode
Metode yang digunakan dalam pengambilan data yang dibutuhkan yaitu
sebagai berikut :

1. Pengambilan Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber
pertama melalui :

a. Metode Observasi

Pengumpulan dengan metode observasi dilakukan untuk


mengetahui tentang penilitian yang berkenaan dengan perilaku responden
dan proses kerja (Sugiyono, 2013). Pada metode ini pengumpulan data
melalui pengamatan dan mencatat data secara langsung dan sistematis
seluruh objek dan kegiatan yang berkaitan, yaitu dengan mengamati rak
sepatu di rumah, mempelajari perilaku konsumtif para konsumen, perilaku
masyarakat saat akan berpergian di masa pandemi ini dan perkembangan
desain sepatu sneakers. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.

b. Metode Wawancara

Metode Wawancara Menurut Sugiyono (2013), teknik


pengumpulan data wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih
mendalam pada responden dengan jumlah responden yang sedikit atau
kecil. Wawancara dilakukan untuk memvalidasi data dari hasil observasi
serta untuk mendapatkan infromasi tambahan terkait pengembangan
desian hingga produksi sneakers wanita. Wawancara dilakukan dengan
keluarga dan tetangga yang berkaitan.

xi
2. Pengambilan Data Sekunder
Data Sekunder Menurut Sugiyono (2013), data sekunder
merupakan informasi yang didapat secara tidak langsung, dapat melalui
orang lain atau dokumen. Dalam penelitian ini studi pustaka dan internet
digunakan penulis sebagai sumber data sekunder.

B. Waktu dan Tempat Pelakasanaan Pengambilan Data


Waktu pelaksanaan pengambilan data adalah saat berkunjung ke rumah
kakak yang dilaksanakan pada :

Waktu : Minggu, 29 Agustus 2021

Tempat : Jalan Baru Raya, Gg. Suwita, No. 3, RT03/011, Desa Cangkuang
Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
Indonesia (rumah kakak).

C. Materi
Materi yang diamati menjadi objek proposal ini adalah sepatu sneakers.
Desain sepatu yang sudah ada ini kemudian dikembangkan sesuai bentuk dan
fungsinya sesuai dengan kondisi saat ini.

D. Tahapan Penyelesaian Masalah


Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, kemudian diperoleh tahapan
dalam proses penyelesaian masalah, yang digambarkan pada skema berikut :

xii
Masalah

Identifikasi Masalah
1. Penumpukan sepatu
2. Perasaan tidak nyaman saat
keluar rumah

Data Primer :
Data Sekunder :
1. Observasi
1. Studi Literatur
2. Wawancara

Pengolahan Data
1. Metode Problem Solving
menggunakan pendekatan teori
Vijay Kumar
2. Perancangan Desain

Pemecahan Masalah
1. Pengembangan sepatu
sneakers dengan komponen
yang warnanya bisa
dimodifikasi sesuai warna yang
diinginkan.
2. Memberikan distraksi saat
akan berpergian keluar rumah.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. (2016, 15 April). 4 Alasan Sneakers Adalah Sepatu Yang Wajib Kamu
Punya. Diperoleh dari Nyoozee.com:
http://www.nyoozee.com/gayahidup/4-alasan-harus-punyasneakers/

Basuki, D. A., 2010, Teknologi Sepatu, Yogyakarta, Akademi Teknologi Kulit


Yogyakarta.

Kumar, V. (2013). 101 design methods: A structured approach for driving


innovation in your organization. John Wiley & Sons.

Palgunadi, Bram, 2008, Desain Produk 3: Mengenal Aspek Desain, ITB,


Bandung.

Rodgers, Paul, dan Alex Milton. (2011). Product Design. London: Laurence King
Publishing Ltd.

Thornton, J.H., 1953, Editor, Texbook of Footwear Manufacture, The National


Trade Press. Ltd. London.

xiv

Anda mungkin juga menyukai