Anda di halaman 1dari 21

Proses pembuatan sol sepatu

Dari PENGOLAHAN KOMPON karet

DI SUSUN OLEH KEL. 4 :

Dita Indah Sari (061540421937)

Ricki Noufal Hadi (061540421951)

Tasya Athira Makaminan (061540422264)

KELAS : 5 KI B
DOSEN PEMBIMBING : Ir. Erwana Dewi, M.Eng

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TAHUN AKADEMIK 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah dengan judul Proses
Pembuatan Sol Sepatu Dari Bahan Karet. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliah Pengembangan Industri Agro
Atas bimbingan ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah makalah ini.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat
dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Di dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya
kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan kami berharap semoga makalah ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
Palembang, 28 September 2017

Kelompok 1

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... I


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sol.3
B. Pengertian karet..3
C. Jenis-jenis karet..4
D. Bahan penyusun komponen karet..6
E. Bahan pembuatan sol sepatu.14
F. Blok diagram pembuatan sol sepatu..15
G. Proses pembuatan Sol sepatu.....16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 18

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sol sepatu karet atau alas sepatu karet banyak dipakai untuk sepatu olahraga, sepatu
safety, dan saat ini sudah semakin meningkat penggunaannya, terutama pada sepatu pantofel
pria. Pada awalnya semua sepatu pantofel pria menggunakan sol dari bahan kulit sesuai seni,
gaya dan tradisi jaman dahulu, tetapi di jaman modern ini telah mulai banyak penggunaan sol
sepatu dari karet.
Alasan paling utama dengan mulai digunakannya sol sepatu karet ini adalah pada
masalah kenyamanan dari penggunaan sepatu itu sendiri. Selain itu penggunaan sepatu pantofel
pria dengan menggunakan sol sepatu karet ini mulai bertambah sesuai dengan peningkatan
kualitas dan gaya.
Hal ini dimulai sejak awal tahun 1990, saat Prada meluncurkan sepatu pantofel pria
pertama dengan sol sepatu terbuat dari bahan sintetis. Gagasan bahwa sepatu pantofel pria kelas
atas bisa eksis tanpa sol kulit telah menjadi semakin diterima. Bahan baku kulit sampai saat ini
masih tetap menjadi bahan yang paling utama untuk bagian atas sepatu pantofel pria karena
bahan tersebut lebih nyaman untuk penggunaannya. Tetapi penggunaan sol sepatu kulit kurang
fleksibel dan harganya lebih mahal.
Penggunaan sol sepatu karet ini sangat umum ditemukan pada banyak jenis sepatu
seperti halnya pada jenis sepatu tentara, sepatu safety, sepatu olahraga, sepatu anak-anak dan
yang lainnya lagi. Penggunaan sepatu olahraga pada kegiatan sehari-hari telah menjadi mode
dan mengubah persepsi bahwa kenyamanan adalah hal yang penting dalam penggunaan sepatu
selain kelebihan lainnya seperti anti licin, lebih tahan air / anti air.Selain sol sepatu karet telah
banyak pula digunakan bahan baku sintetis seperti bahan Thermoplastic Rubber, PVC serta
bahan Polyurethane.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pembuatan karetdan bahan sintetis
lainnya, kualitas sol sepatu karet menjadi semakin sempurna dan meningkat setara dengan
penggunaan sol sepatu kulit, dan anggapan sepatu pantofel pria dengan menggunakan sol
sepatu karet adalah murah mulai memudar dengan cepat. Selain itu saat ini sepatu pantofel pria
tidak saja dipergunakan pada kegiatan bisnis saja tetapi telah banyak juga dipergunakan pada
acara santai.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sol Sepatu?
2. Apa saja bahan penyusun sol sepatu?
3. Bagaimana proses yang terjadi dalam pembuatan Sol Sepatu?
4. Apa saja komposisi Karet ?
5. Apa yang dimaksud dengan Karet ?
6. Apa saja jenis-jenis karet ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Sol Sepatu
2. Dapat mengetahui komposisi Umum Sol Sepatu
3. Dapat mengetahui bahan baku pembuatan Sol Sepatu
4. Untuk mengetahui proses yang terjadi dalam pembuatan Sol Sepatu
5. Untuk mengetahui komposisi Karet
6. Untuk mengetahui apa itu Karet
7. Untuk Mengetahui proses pembuatan Karet

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sol Sepatu

Sol adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu kualitas
sepatu. Kualitas sol karet sebagai komponen bawahan sepatu atau alas kaki, sangat ditentukan
oleh sifat-sifat fisisnya, antara lain : tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampatan
tetap, bobot jenis, ketahanan retak lentur.Sol Sepatu Karet dapat diproduksi dengan berbagai
bentuk dan warna sesuai permintaan pelanggan. Karet dipakai untuk sol sepatu karena sifatnya
yang tahan lama, anti slip, ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap chemical tertentu, dll.
Selain awet, bahan sol sepatu dari karet sifatnya ringan. Hal in ilah yang menelatar belakangi
pembuatan sol sepatu dengan warna putih.

Penggunaan sol sepatu karet ini sangat umum ditemukan pada banyak jenis sepatu seperti
halnya pada jenis sepatu tentara, sepatu safety, sepatu olahraga, sepatu anak-anak dan yang
lainnya lagi. Penggunaan sepatu olahraga pada kegiatan sehari-hari telah menjadi mode dan
mengubah persepsi bahwa kenyamanan adalah hal yang penting dalam penggunaan sepatu
selain kelebihan lainnya seperti anti licin, lebih tahan air / anti air.Selain sol sepatu karet telah
banyak pula digunakan bahan baku sintetis seperti bahan Thermoplastic Rubber, PVC serta
bahan Polyurethane.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pembuatan karetdan bahan sintetis


lainnya, kualitas sol sepatu karet menjadi semakin sempurna dan meningkat setara dengan
penggunaan sol sepatu kulit, dan anggapan sepatu pantofel pria dengan menggunakan sol
sepatu karet adalah murah mulai memudar dengan cepat. Selain itu saat ini sepatu pantofel pria
tidak saja dipergunakan pada kegiatan bisnis saja tetapi telah banyak juga dipergunakan pada
acara santai.
B. TANAMAN KARET
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yaitu Hevea braziliensis. Tanaman karet mula-mula
ditemukan di lembah sungai Amazone (Brazil). Tanaman karet dapat tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 15-25 meter. Batangnya biasanya tumbuh lurus
dan memiliki percabangan diatas. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun.
Panjang tangkai anak daun utama 3-20 cm. panjang tangkai anak daun 3-10 cm dan pada ujungnya
terdapat kelenjar. Anak daun berbentuk eliptis, memanjaang dengan ujung meruncing, tepinya rata
dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji biasanya ada 3-6 buah sesuai
dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dan memiliki kulit yang keras. Warnanya coklat kehitaman

3
dan bercak-bercak berpola yang khas. Tanaman karet adalah tanaman dikotil sehingga memiliki
akar tunggang

Struktur botani tanaman karet adalah :

a. Divisi : Spermatophyta

b. Sub Divisi : Angiospermae

c. Kelas Dicotyledonae

d. Ordo : Euphorbiales

e. Family : Euphobiaceae

f. Genus : Hevea

g. Species : Hevea braziliensis

Tanaman karet ini apabika digores/disayat pada kulit batangnya akan mengeluarkan cairan
pekat berwarna putih yang disebut lateks. Lateks ini akan kering dan menggumpal apabila dibiarkan
lebih dari 2 jam. Pohon karet ini baru boleh dipanen (diambil lateksnya) setelah berusia 5 tahun dan
memiliki usia produktif 25 sampai 30 tahun. Lateks inilah yang selanjutkan akan diolah menjadi
bentuk baru (Produk barang jadi). Lateks yang masih dalam bentuk cairan menjadi bahan baku
produk seperti balon karet, mainan, permen karet, sarung tangan karet, kondom dan lain-lain.
Sedangkan lateks yang sudah kering disebut kompo dapat diubah menjadi bahan baku ban mobil,
conveyor belt, karet pelindung pada bodi mobil dan lain-lain.

JENIS-JENIS KARET

Karet Alam
Karet alam mempunyai sifat daya elastisitas dan daya lentur yang baik, plastis dan tidak mudah
panas, dan tidak murah retak, berbagai jenis karet alam yaitu :

a. Bahan Olah Karet


Bahan olah karet yaitu bahan mentah yang digunakan untuk pengolahan di pabrik. Terdiri dari
lateks kebun, lembar angin, lapisan (slab) tipis, gumpalan (lumb) segar. Semuanya berasal langsung
dari pohon karet atau telah mengalami proses pengolahan yang minimal oleh penyadap.

b. Karet Alam Konvensional


Karet yang telah diolah dari bahan lateks alami. Secara garis besar terdiri atas 2 golongan yaitu
lembaran (sheet) dan lembaran tebal (crepe). Karet alam konvensional terbagi atas beberapa jenis
seperti Ribbed Smoked Sheet (RSS), White Creep and Pale Creep, Estate Brown Crepe, Compo
Crepe, Thin Brown Crepe Remills, Thick Blanket Crepe Amber, Plat Bark Crepe, Pure Smoked
Blanket Crepe, Off Crepe.

4
c. Lateks Pekat
Bahan untuk pembuatan barang yang tipis dan bermutu tinggi.

d. Karet Bongkah
Berasal dari karet remah yang dikeringkan dan di kilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran
yang ditentukan.

e. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)


Karet yang dibuat secara khusus. Sehingga mutu teknisnya terjamin yang penetapannya didasarkan
pada sifat-sifat teknis. Karet ini dikemas dalam bongkahan kecil dengan berat dan ukuran seragam.

f. Karet Ban (Tyre Rubber)


Karet setengah jadi, sehingga bisa langsung digunakan oleh konsumen, seperti untuk membuat
ban.

g. Karet Reklaim (Reclaimed Rubber)


Karet yang didaur ulang dari karet bekas, seperti bekas roda-roda karet berjalan pabrik, bekas ban
mobil. Kelebihan karet ini adalah daya lekatnya bagus, kokoh, awet dan tahan lama, relatif lebih
tahan terhadap bensin dan minyak pelumas dibandingkan karet alam yang baru dibuat.
Kekurangannya adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan.

Karet Sintesis
Karet sintesis terdiri atas 2 macam yaitu karet sintesis untuk kegunaan umum seperti SBR
(Styrene Butadiene Rubber), BR (Butadiene Rubber), atau PR (Polybutadiene Rubber), IR (Isoprene
Rubber) dan karet sintesis untuk kegunaan khusus seperti karet yang memiliki ketahanan terhadap
minyak, oksidasi, panas atau sihu tinggi dan kedap gas diantaranya IIR (Isobutene Isoprene
Rubber), NBR (Nytrite Butadine Rubber), CR (Chloroprene Rubber), dan EPR (Etylene Propylene
Rubber).

Kelebihan karet sintesis dibandingkan karet alam yaitu tahan minyak karena karet ini
banyak digunakan untuk pembuatan pipa karet untuk minyak dan bensin, seal, gasket. Karet CR
mempunyai kelebihan tahan api, untuk pembuatan pipa karet pembungkus kabel, seal, gasket,
sabuk/ban berjalan. Jenis IR yang tahan gas digunakan untuk campuran pembuatan ban kendaraan
bermotor, pembalut kabel listrik, serta pelapis tangki penyimpan minyak atau lemak.

5
C. Bahan Penyusun Kompon Karet

1.1 karet mentah


Karet mentah dapat berupa karet alam maupun karet sintetis yang mempunyai sifat
berbeda beda satu dengan yang lainnya. Pemilihan jenis karet yang akan digunakan dalam
pengolahan kompon karet akan menentukan sifat barang jadi yang akan dihasilkan. Karet
alam berasal dari getah pohon karet yang diolah menjadi RSS, crumb rubber, karet crepe
dsb. Karet sintetis merupakan karet tiruan yang dibuat untuk mengganti karet alam atau
untuk keperluan tertentu antara lain, IR,SBR,BR, EPDM, NBR, dsb.

1.2 bahan kimia karet (bahan aditif)


Bahan kimia karet yang digunakan untuk pembuatan kompon karet umumnya terdiri dari:
a. Bahan pemvulkanisasi
Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet
membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling
umum digunakan adalah belerang (sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet
alam atau karet sintetis jenis SBR, NBR, BR,IR dan EPDM.

b. Bahan pencepat
Adalah bahan kimia yang digunakan dalam jumlah sedikit bersama- sama dengan
belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Pencepat yang digunakan dapat berupa satu
atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat dikelompokkan berdasarkan
fungsinya sebagai berikut:
Pencepat primer:
- Thiazol (semi cepat), contoh : MBT,MBTS
- Sulfenamida ( cepat ditunda), contoh: CBS
Pencepat sekunder:
- Guanidine (sedang), contoh: DPG, DOTG
- Thiuram (sangat cepat), contoh : TMT,TMTD
- Dithiokarbonat (sangat cepat), contoh: ZDC, ZMDC
- Dithiosulfat (cepat), contoh: ZBPP

c. Penggiat

6
Adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam sistem vulkanisasi dengan pencepat
untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum digunakan adalah kombinasi
antara ZnO dengan asam stearat.

d. Bahan anti degradant


Adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidant yang
melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia penggunaannya.
Contoh: wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa turunan fenol (ionol).
Antidegradant digunakan dalam kompon untuk melindungi kompon karet terhadap
kerusakan yang ditimbulkan oleh osigen , ozon cahaya matahari, katais logam dan benturan
mekanik. Anti degradant dapat dapat melindungi barang jadi aret dari pengusangan dan
peningkatan usia penggunaannya ( life time) wax dapat digunakan bersama-sama dengan
anti ozonan melindungi karet dari ozon, wax bermanfaat untuk gerak statis dan anti ozonan
dari senyawa amina untuk gerak dinamis. Semyawa amina mudah migrasi dan
meninggalkan bercak warna (stain) jika bersentuhan, selain baik sebagai anti ozonan juga
sebagai anti flek dan anti oksidan barang jadi karet yang berwarna gelap. Anti degradant
dari senyawa fenol baik digunakan utuk barang jadi karet yang berwarna jernih atau putih.
Penggunaan bahan anti degradat pada umumnya berkisar 1-2 phr.

e. Bahan pengisi
Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar
dengan tujuan meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan
menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar yaitu bahan pengisi yang
bersifat penguat, contoh carbon black, sillica dan silikat serta bahan pengisi yang bersifat
bukan penguat , contoh CaCO3,Kaolin,dsb.

Pemilihan bahan pengisi merupakan tahpa ketiga terpenting dalam penyususnan


kompon stelah pemilihan Janis karet dan system vulkanisasi. Bahan pengisi penguat sangat
berpengaruh terhadap sifat fisik barang jadi karet dan pengolahanya. Ukuran partikel dan
struktur karbon black sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan pengolahan kompon.
Table berikut ini menunjukkan ukuran dan struktur carbon black serta pengaruh ukuran
dan stuktur terhadap sifat kompon.

Tabel 2. Pengaruh carbon black terhadap indeks ukuran partikel dan struktur

7
Klasifikasi Indeks ukuran partikel Indeks stuktur
N220(ISAF) 22 114
N330 HAF 27 102
N550 FEF 41 121
N762 SRF-LM 75 62
N990 MT 250 42

Tabel 3. Pengaruh ukuran struktur terhadap sifat kompon


Penurunan ukuran Peningkatan struktur
Sifat kompon
partikel( struktur tetap) ukuran tetap)
Kekerasan Naik Naik
Kuat tarik Naik Variable
Modulus Tak berpengaruh Naik
Perpanjangan putus Tak berpengaruh Turun
Resilience Turun Tak brpengaruh
Dispersibility Turun Naik
Kemantapan dimensi Tak berpengaruh Naik
(gren strength)
Extrusion shrinkage dan Tak berpEngaruh Turun
die well

Dari kedua tabel tersebut diketahui bahwa derajad penguatan meningkat dengan makin
mengecilnya ukuran. Makin halus ukuran bahan pengisi makin besar energy yang diperlukan
untuk mendisperdikannya ke dalam karet, maka makin sukar diolah. Ukuran partikel bahan
pengisi memegang peranan penting pada kuat tarik kompon. Carbon black dengan
ukuran partikel kcil membrikan kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum. Modulus
merupakan fungsi utama dari ukuran, sruktur dan banyaknya penambahan karbon nlack.
Makin meningkat struktur carbon black makin tingi modulus dan akan meningkat lagi
jika pemakaian karbon black bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus, merupakan
fumgsi dari struktur karbon black, tapi struktur yang makin tingi membrikan perpanjangan
putus yang rendah. Makin banyak carbon black struktur tinggi yang
ditambahkan perpanjangan putus makin turun.

8
Kompon yang mengandung karbon black berukuran partikel besar sperti
N990(MT mempunyai perpanjangan putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi oleh
meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorh, sedang struktur
tinggi dan ukuran partilek yang kecil menurunkan ketahanan scorh. Table berikut memberikan
petunjuk pemilihan jenis karbon black untuk beberapa produk barang jadi karet.

Tabel 4. Karbon black dan barang jadinya.

No Produk Jenis karbon black


1. Telapak ban (ketahan kikis dan sobek tinggi HAF,ISAF, SAF
2. Conveyor belt, hak dan sol sepatu hitam HAF
3. Carcass bahan (kalor timbul rendah SRF, GPF
4. Barag-barang ekstrusi, weather strip FEF, GPF-HS
5. Karet antiststik ISAF, HAF
6. General purpose moulding GPF, SRF
7. Oil seal, O-RING( taha oli dan pempatan tetap SRF, MT, FT
rendah

Sedangkan bahan pengisi non-black dapat dibagi menjadi 3 kelompoksbagai barikut:


a. Penguat misalnya silica
b. Bukan penguat misalnya kalsium karbonat(whiting dan titanium oksida
c. Semi penguat misalnya kaolin( clay)
Silica mempunyai keasaman yang tinggi sehingga menghamnbat vulkanisasi,
diperlukan pencepat lebih banyak dan bahan tambahan seperti senyawa amina, glycol dan
coupling agent sepeti silane. Silane harus ditambahkan kedalam karet sebelum bahan lain
ditambahkan kdalam karet sebelum bahan lain ditambahkan, jika tidak fungsinya sebagai
coupling agent akan hilang. Pengolahan karet dengan pengisi silica diperlukan suhu lebih
tinggi untuk mengurangi uap air karena silica bersifat higroskopis. Kalsim karbonat
mempunyai ukuran partikel yang besar dan bersifat tidak memperkuat. Titanium
dioksida dapat meningkatkan warna putih. Kaolin dapat meningkatkan sedikit ketahanan
abrasi dan modulus. Pada jenis yang keras mempunyai kemampuan reinforcing lebih besar
dri pada yang lunak. Kaolin dapat membantu ekstusi dalam hal kelancaran dan kehalusan.
Kaolin yang keras dapat menghindari penyusutan dimensi(shrinkage).Jumlah pemakaian filer
tergantung dari kbutuhan atau kekerasan dari produk yang akan dibuat.

9
f. Bahan pelunak (softener)
Adalah bahan yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi
kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatic, naftenic, parafinik, ester,dsb.

g. Bahan kimia tambahan


Bahan ini ditambahkan kedalam kompon karet dengan tujuan tertentu dan sesuai dengan
kebutuhan, misalkan:
Bahan pewarna
Bahan penghambat
Bahan pewangi
Bahan peniup
Bahan bantu olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier)

Penyusun Kompon Karet (Formulasi)

Pada penyusunan formulasi kompon yang penting adalah menentukan jenis atau
campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan
sistem vulkanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan bahan penggiat.
Terakhir ditentukan bahan bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.

Proses Komponding (Pencampuran)

Proses pencampuran biasanya menggunakan alat pencampur (mixer) dapat berupa


internal mixer (mesin giling tertutup ) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang paling
sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan permukaanya licin.
Kecepatan berputar kedua rol berbeda (penggilingan dengan friksi). Lebar celah diantara dua rol
dapat diatur disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon. Sebelum proses
pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut sebagai proses mastikasi
yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang )
agar proses pencampuran dengan bahan kimia menghasilkan dispersion yang merata
(homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah
antara dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukkan material diatas rol yang
disebut bank, kemidian bahan kimia bentuk serbuk segera ditambahkan kecuali belerang.
Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terakhir adalah
10
pemasukkan belerang. Setelah semua bahan kimia tercampur, kompon karet yang dihasilkan
dipotong dan dikeluarkan dari gilingan lagi untuk dibentuk menjadi bentuk lembaran dengan
ketebalan sesuai kebutuhan.
Sepatu untuk kerja maupun jalan-jalan sebenarnya tidak perlu terlalu spesifik. Yang
penting memenuhi syarat desain sepatu ideal. Sepatu untuk pekerja lapangan atau luar kantor
harus disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya terbuat dari bahan yang lebih kuat dan sol lebih
tebal. Sebaliknya, sepatu untuk santai atau jalan-jalan tetap mengutamakan kenyamanan dan
ringan. Jika di dalam ruangan, tak ada salahnya memilih sepatu sandal.
Pada penyusunan formulasi kompon yang penting adalah menentukan jenis atau
campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan
sisterm vulkanisasinya, kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan bahan penggiat.
Terahir ditenttukan bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.

Proses pencampuran biasanya menggunakan alat pencampur(mixer) dapat


berupainternalmixer(mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang
paling sedehana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan permukaannya
licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda(penggilingan dengan friksi). Penggilingan
denganfriksi digunakan dalam proses mastikasi dan pencampuran, sedangkan penggilingan
tanpa friksi digunakan untuk menhangatkan kompon sebagai pengumpan pada mesin, calendae
atau injeksi.Dibagian dalam rol dapat dialirkan uap untuk pemanas atau air untuk pendingin.
Lebar celah diantara dua rol dapat diatur disesuaikan dengan banyakknya kompon dan keadaan
kompon . sebelum proses pencampuran.

Karet mentah terlebih dulu dulunakkan yang disebut sebagai proses mastikasi yang
bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar
proses pencampuran dengan bahan kimia menhasilkan disperse yang merata (homogen).
Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah antara dua rol
(nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan meteril diatas rol yang disebut bank,
kemudian bahan kimia yan berbentuk serbuk egera ditambahkan kecuali belerang. Setelah
semua bahan kimia tercampur , kompon karet yang dihasilakan dipotong dan dikeluarkan dari
gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi dalam untuk dibentik menjadi bentuk lembaran
dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.

11
Tabel berikut memperlihatkan kapasitas minimum dan maksimum mesin giling terbuka.
Pada kondisi sama, pengoprasian pada batas minimum dapat mempercepat proses
mastikasi ataupun pencampuran dan begitu pula sebaliknya.
Tabel 5. Kapasitas mesin giling terbuka
Kapasitas(kg)
Panjang rol (m) Diameter rol (m)
Minimum Maksimum
0.75 0,35 9 13,5
1,1 0,4 13,5 23
1,2 0,45 20 32
1,5 0,56 34 57
1,8 0,6 57 91
2,1 0,65 68 114
2,1 0,7 80 136

Salah satu mesin giling tertutup yang biasa digunakan dalam kompondig karet adalah
mesin banbury, terdiri dari uang-ruang pencampur tertutup yag didalamnya terdapat rotor
yang berprofil pisau spiral. Pitu pmasukan bahan yang terletak dibagian atas
ruang pencampur dan pitu pengeluaran kompon hasil pencampuran terletak di bagian bawah.
Rotor digerakkan oleh motor listrik. Pintu pemasukan dilengkapi dengan ra yang
digerakkan dengan cara pneumatic. Kedua rotor banbury dalam proses pencampurannya
membrikan shear-force kepada kompon dengan arah putaran rotor yang berlawanan, sehingga
shar-force diperoleh dari gerakan antara dua rotor dan dan antara rotor dengan dinding. Untuk
memperoleh pendingin atau pmanas air atau uap air biasanya disirkulasi melalui
lubang pada rotor dan dinding ruang pencampur. Penggunaan mesin giling tertutup dalam
proses mastikasi dan dan komponding dapat mempersingkat waktu mastikasi dan lebih fisien
karena pencampuran dilakukan I ruang tertutup sehingga partikel bahan-bahan kimia tidak
betrbangan. Namun karena dibatasi oleh waktu dan suhu maka kompon hasil dari mesin
banbury yang berbntuk gumpaan perlu dibuat lembaran dengan mnggunakan mesin giling
terbuka agar diperolh lembaran dan proses pendinginan mudah diperoleh.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pencampuran antara lain:


Pada penggilingan 2 rol, pemotongan, penggulungan dan penggilingan secukupnya
untuk mendapatkan penyebaran/pendispersian yang merata.
Jangan melakukan mastikasi terlalu lunak untuk menjaga gaya gesekan untuk
mencegah agregat.
12
Pastikan semua serbuk dalam keadaan kering untuk menghindari caking.
Menggunakan urutan yang tepat pada penambahan bahan kimia untuk menghindari
scorch.
Mengontrol suhu rol dan rotor.
Mencampur secepat mungkin konsiten dengan tingkat kepentingan
pencapaian dispersi.

Dalam menyusun formula atau merancang kompon-kompon yang spesifikasi teknisnya


ditentukan oleh konsumen, selain harus memperhatikan sifat-sifat vulkanisatnya yang harus
memenuhi persyaratan juga perlu memperhatikan biaya kompon dan tahap pengolahan.

Tabel 6. Karet dan sifatnya

KARET PROCESSABILITY SUHU MIXING SIFAT KHUSUS


0
NR,IR Bagus, perlu mastikasi Awal 70 C Koefisien
agak lama, bisa digunakan 0 Pengisian : 0,9
Akhir 120 - 150 C
peptisizer. 1
0
SBR Bagus, mastikasi singkat, Awal 60 C Koefisien
bisa digunakan peptisizer 0 pengisian : 1
Akhir 120 - 150 C
0
>150 C Cyclisasi

BR Jelek, mastikasi sulit, - Harus dicampur


peptiser tidak efektif dengan NR atau
NBR
0
EPDM Bagus, tidak perlu Awal 30 C atau Koefisien : 1,1
mastikasi 0 Metode langsung
100 C
0 atau terbalik
Akhir 130 C

NBR Bagus, mastikasi sama Awal 30 C


0
Koefisien: 0,9 1
dengan SBR 0 Belerang
Akhir 120 C
0 ditambahkan di
>130 C
awal
Cyclisasi

13
IIR Sulit, tidak perlu mastikasi, Suhu tinggi > koefisien: 1.
0
peptizer jenis peroksida 120 C sepanjang Belerang

mixing ditambahkan di
awal. ZnO
Bersama filler

CR Bagus, seri G tanpa Suhu rendah Koefisien. : 0,6


mastikasi seri W perlu sepanjang mixing 0,7
mastikasi MgO di awal
Bias digunakan peptiser ZnO di akhir

C. Bahan-bahan yang digunakan pembuatan sol sepatu

NO BAHAN PHR

1 Pale crepe 100


2 HAF black 20
3 CaCO3 30
4 ZnO 5
5 Asam stearat 1
6 Dispergator FL 1
7 Pilnox TDQ 1
8 Pilflex IP 1
9 Minarex Oil 5
10 MBT 0,5
11 MBTS 0,5
12 TMTD 0,7
13 Sulfur 2

14
D. Blok Diagram Pembuatan Sol Sepatu

Karet Alam

Proses Mastikasi

Pencampuran

Penggulangan dan
Pemotongan

Pemasukan Belerang

Pemotongan dan
Penggilingan Kompon
(menjadi lembaran)

Diagram Alir Pembuatan Sol Luar Sepatu Dari Kompon Karet

Lembaran Kompon

Pencetakan

Proses Vulkanisasi

15
E. Proses Pembuatan Sol Sepatu
a. Menimbang bahan bahan sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan yaitu
formulasi kompon karet untuk sol sepatu warna hitam
b. Urutan pembuatan kompon karet:
1. Mastikasi elastomer sampai viskositas yang diinginkan ,
2. Secara bergantian berturut turut dimasukkan satu persatu ZnO, asam stearat,dan
dispergatol fl kemudian digiling sampai homogen,
3. Dimasukkan HAF black dan CaCO3 sedikit demi sedikit sambil diselingi dengan
penambahan minarex oil dan digiling sampai homogen,
4. Dimasukkan anti degradant pilnox TDQ dan pilflex IP sedikit demi sedikit sampai
homogen,
5. MBT,MBTS dan TMTS, dimasukkan satu per satu sambil digiling sampai homogen,
6. kompon dikeluarkan dari rol dan didinginkan sebentar kemudian ditambahkan
belerang dan digiling sampai homogen,
7. Kompon dikeluarkan dari roll, kemudian dibuat bentuk lembaran dengan ketebalan
tertentu, dan
8. Kompon dicetak dengan mesin press.

c. Pencetakkan (proses pemberian bentuk ) dan vulkanisasi


1. Cetakan disiapkan, dibersihkan permukaannya dan apabila diperlukan dapat
diolesi dahulu dengan minyak silicon untuk membantu pelepasan barang jadi hasil
cetakan,
2. Kompon dimasukkan dan diatur di dalam cetakan,
0
3. Mesin kempa (press) dipanaskan hingga suhu 150 C,Cetakan yang sudah diisi
kompon dimasukkan kedalam mesin kempa, plat atas dan bawah diatur pada posisi
menempel langsung pada cetakan dilakukan preheat selama 5 menit,
4. Dilakukan pengepresan pada tekanan 150 kg/cm2,
5. Proses vulkanisasi mulai dijalankan selama 20 menit,
6. Tekanan diturunkan, lalu plat dibuka, cetakan dikeluarkan dan didinginkan,
7. barang jadi (produk) dari cetakan dikeluarkan dan setelah dingin dilakukan triming
(dilakukan dari sisa

16
BAB III
KESIMPULAN

1. Sol adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu kualitas sepatu.
sifat-sifat fisisnya, antara lain : tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampatan
tetap, bobot jenis, ketahanan retak lentur
2. Bahan Penyusun Kompon Karet
1. karet mentah
2. Bahan kimia karet (bahan aditif):
Bahan pemvulkanisasi
Bahan pencepat
Penggiat
Bahan anti degradant
Bahan pengisi
Bahan kimia tambahan
3. Proses pembuaatan sol sepatu:
1. Menyiapkan bahan
2. Urutan Pembuatan komponen karet
3. Pencetakkan (proses pemberian bentuk ) dan vulkanisasi

4. Karet adalah suatu produk yang berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (latex),
maupun produksi manusia (sintetis). Karet diolah dengan berbagai proses sehingga
diperoleh berbagai produk yang sering kita temui dan sering digunakan di kehidupan
sekarang ini. 80% barang-barang keperluan seluruh manusia di muka bumi berasal dari
bahan dasar karet. Karet juga terdiri dari berbagai macam jenis. Sebelum karet dapat
digunakan oleh manusia, karet diolah dengan berbagai cara. Setelah karet diolah karet juga
diuji terlebih dahulu sebelum diperjual belikan dan digunakan oleh manusia.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bersosial.com/threads/ketauhi-macam-macam-bahan-sepatu-dan-sol-
sepatu.25690/
http://www.rubber-product.com/ind/sol-sepatu-karet.html
http://www.asanudi.com/2016/11/pembuatan-kompon-sol-sepatu-warna-putih.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3127611333752.pdf.html
https://www.scribd.com/doc/215161841/KARET-HILIR
http://www.asanudi.com/2016/11/pembuatan-kompon-sol-sepatu-warna-hitam.html
Panca Wardanu, Adha. 2010. Teknologi Pengolahan Karet. https://apwardhanu.word
press.com/politeknik-ketapang/teknologi-pengolahan-karet/. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.

18

Anda mungkin juga menyukai