Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTEK KERJA

PT. INDONESIA POWER PLTU BARRU OMU

” SISTEM PENGOLAHAN BATUBARA “

DISUSUN OLEH :

ANDI CHAERUL AKSHA PRATAMA 44418004

INDARWATI 44418009

RAEHANAH A. YUSRI 44418019

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK MEKATRONIKA


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021
A. PENDAHULUAN
Batubara adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari tumbuh-
tumbuhan yang hidup dan telah mati sejak 100-400 juta tahun yang lalu.
Energi dari batubara yang kita gunakan pada saat ini berasal dari tumbuh-
tumbuhan yang telah menyerap energi dari sinar matahari pada jutaan tahun
yang lalu. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tumbuhan menyerap
energi dari sinar matahari, mengolahnya menjadi karbohidrat melalui proses
fotosintesis [n CO2 + 2n H2O + energi → 2(CH2O)n + 2n O2].
Pada kondisi normal, tumbuhan yang mati akan terurai dan hancur di
dalam tanah. Namun pada pembentukan batubara ratusan juta tahun silam hal
ini tidak terjadi. Hal ini dikarenakan fenimena alam yang terjadi pada saat itu.
Berdasarkan penelitian, hutan yang ada di ratusan juta tahun yang lalu
tersebut tertimbun oleh banjir, lumpur, rawa, atau air asam. Sehingga
menyebabkan energi karbohidrat yang terkandung di dalam tanaman tersebut
terkunci dan tidak dapat terurai oleh alam. Selama jutaan tahun, lapisan tanah
di atas tanaman-tanaman hutan tadi akan terus meningkat dan menciptakan
tekanan yang sangat besar. Ditambah dengan panas yang berasal dari dalam
bumi, secara perlahan tanaman-tanaman tadi akan membentuk batubara.
Proses pembentukan batubara sangat mempengaruhi kualitas dari
batubara itu sendiri. Semakin padat batubara tersebut akibat tekanan alami
yang dialaminya, akan semakin tinggi kualitasnya. Berdasarkan kualitas inilah
batubara lebih lanjut diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu:
 Lignite atau juga dikenal dengan sebutan batubara coklat (Brown Coal),
adalah jenis batubara yang paling rendah kualitasnya.
 Sub-bituminous adalah jenis batubara sedang di antara jenis lignite dan
jenis bituminous. Secara fisik memiliki ciri – ciri berwarna coklat gelap
cenderung hitam.

1
 Bituminous, adalah jenis batubara yang lebih tinggi tingkatan kualitasnya.
Mayoritas berwarna hitam, namun kadang masih ada yang berwarna
coklat tua. Dinamakan Bituminous dikarenakan adanya kandungan
bitumen/aspal.
 Anthracite adalah jenis batubara yang paling baik kualitasnya.
Penggunaan batubara Anthracite pada pembangkit listrik tenaga uap,
masuk ke dalam jenis batubara High Grade dan Ultra High Grade.
Namun persediaannya masih sangat terbatas, yaitu sebanyak 1% dari total
penambangan batubara.
Jenis batubara yang digunakan di PLTU Barru OMU sendiri adalah
Lignite atau batubara coklat (Brown Coal). Lignit yang sering kali disebut
sebagai batubara coklat, adalah sebuah batuan sedimenter coklat dan halus
yang terbentuk dari gambut yang terkompres secara alami. Lignit dianggap
sebagai tingkatan terendah dari batubara karena suhu panasnya yang relatif
rendah. Lignit memiliki kandungan karbon sekitar 60 – 70 persen.

B. PENGOLAHAN BATUBARA PLTU BARRU OMU

Gambar 1. Skema Alur Pengangkutan Batubara dari Ruang CHCR


Berikut adalah penjelasan sistem pengolahan batubara PLTU Barru OMU :

2
1. Jetty

Gambar 2. Area Jetty PLTU Barru OMU


Batubara yang datang akan menuju ke area Jetty, yaitu area awal
tempat pengangkutan batubara dari kapal. Batubara akan dipindahkan dari
kapal ke Conveyor Belt menggunakan Unloader.

Gambar 3. Magnet Separator di Transfer Station

3
Batubara yang telah berada di Conveyor Belt akan diangkut menuju
tempat penampungan batubara atau Coal Yard. Dalam prosesnya,
batubara akan melewati Transfer Station terlebih dahulu. Di dalam
Transfer Station, batubara akan dibersihkan dari logam menggunakan
Magnet Separator serta debu menggunakan Dust Suspension, debu
batubara akan dikumpulkan di dalam Dust Collector, debu – debu
tersebut nantinya akan diangkut ke Bunker untuk proses pembakaran.
2. Coal Yard / Stockpile

Gambar 4. Coal Yard PLTU Barru OMU


Batubara yang telah melewati Transfer Station kemudian akan
diangkut menuju Coal Yard. Di Coal Yard ini, batubara yang masih basah
akan dikeringkan terlebih dahulu, batubara yang telah kering akan
disimpan dan siap diangkut ke Bunker.
Batubara yang akan menuju ke Bunker akan diangkut terlebih
dahulu melewati Underground dan dibawa terlebih dahulu ke Crusher
House.

4
Gambar 5. Underground PLTU Barru OMU
3. Crusher

Gambar 6. Crusher House


Batubara yang telah siap menuju Bunker akan diangkut oleh
Conveyor Belt melewati Underground untuk kemudian masuk terlebih
dahulu ke Crusher. Di dalam Crusher, batubara dipisahkan berdasarkan
ukurannya menggunakan Strainer, batubara yang berukuran kecil akan
lolos dari strainer dan langsung diangkut menuju ke Bunker, sedangkan
batubara berukuran besar yang tidak lolos dari Strainer akan dimasukkan

5
ke mesin Crusher untuk kemudian dihaluskan. Umumnya, ukuran
batubara yang biasa digunakan berdimensi sekitar 0,6 – 1 cm.

Gambar 7. Proses Penggilingan Batubara


Batubara yang telah dihaluskan tadi akan diangkut kembali oleh
Conveyor Belt untuk dibawa menuju ke dalam Bunker.
4. Bunker

Gambar 8. Coal Bunker

6
Batubara yang telah halus akan diangkut ke Bunker. Bunker adalah
suatu wadah yang digunakan untuk menampung sekaligus menakar batu
bara sebelum dimasukkan ke Coal Feeder.

Gambar 9. Coal Feeder PLTU Barru OMU


Batubara masuk ke Coal Feeder untuk ditakar dan diatur flow
sebelum dialirkan ke dalam furnace untuk melakukan proses pembakaran.

Anda mungkin juga menyukai