Anda di halaman 1dari 29

BATUBARA

Bab 7

Gagasan Utama
Sumber energi masa depan
Pendahuluan
Coal (batubara) merupakan salah satu
bahan bakar fosil. Pengertian umumnya
adalah batuan sedimen yang dapat
terbakar, terbentuk dari endapan
organik, bahan baku utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan yang terbentuk
melalui proses pembatubaraan.
Unsur-unsur utama pembentuk
batubara terdiri dari karbon, hidrogen
dan oksigen.
Analisa dari unsur diatas memberikan Contoh
rumus formula empiris seperti: batubara

C137H97O9NS untuk bituminus


C240H90O4NS untuk antrasit
Proses Pembentukan Batubara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut
hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan
(coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang
terjadi, yakni:

• Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat


material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen
utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah
kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang
dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi)
dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
• Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses
perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya
antrasit.
Komposisi Batubara
Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis
tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981)
adalah sebagai berikut:

• Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal.


Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
• Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari
alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
• Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama
pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara.
Tumbuhan tanpa bunga dan biji ini berkembang biak dengan spora dan
tumbuh di iklim hangat.
• Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur
Tengah. Tumbuhan heteroseksual ini biji terbungkus dalam buah, seperti
pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae
seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara
Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
• Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan
modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga,
kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang
dapat terawetkan.
Konstituen Batubara
Batu bara disusun oleh beberapa unsur, yaitu :
1. Lignin (unsur yang berperan penting dalam mengubah
susunan sisa tumbuh-tumbuhan menjadi batubara)
2. Karbohidrat
3. Protein
4. Resin (zat yang dikeluarkan ketika batang tumbuhan
terluka)
5. Tanin (terdapat di batang tumbuhan)
6. Alkaloida (komponen organik penting terakhir yang
menyusun batubara berupa molekul nitrogen dasar
yang muncul dalam bentuk rantai)
7. Porphirin (sangat penting untuk mendeterminasi
perkembangan dari coalification)
8. Hidrokarbon
9. Konstituen tumbuhan yang inorganik (unsur mineral)
- Unsur mineral inheren adalah material organik yang
terdapat dalam lapisan batubara yang berasal dari bahan
inorganik tumbuhan.
- Unsur mineral eksternal merupakan unsur inorganik dalam
sebuah lapisan batubara unsur yang dibawa dari luar
kedalam lapisan batubara.
Karakteristik dan Jenis Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh
tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima
kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.

• Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam


berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur
karbon dengan kadar air kurang dari 8%.
• Bituminus, jenis batubara ini mengandung 68 – 86% unsur
karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara
yang paling banyak ditambang di Australia.
• Sub-bituminus, jenis batubara ini mengandung sedikit karbon
dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang
kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
• Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak
yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
• Gambut, batubara jenis ini berpori dan memiliki kadar air di atas
75% serta nilai kalori yang paling rendah.
Jenis-jenis Batubara
Lignit

Sub-bituminus

Gambut Bituminus
Eksploitasi Batubara

04/25/2024 Fossil Energi 8


Proses Penambangan Batubara
Coal mining atau penambangan
batubara adalah proses
pengambilan, penyaringan, atau
pemindahan batubara dari perut
bumi keluar permukaan untuk
dijadikan bahan bakar.

Metoda Penambangan
batubara.
Ada dua cara penambangan
batubara yaitu: Strip Mining dan
Underground Mining
Strip Mining/tambang terbuka
Tambang Terbuka – juga disebut
tambang permukaan– hanya
memiliki nilai ekonomis apabila
lapisan batubara berada dekat
dengan permukaan tanah.
Metode tambang terbuka
memberikan proporsi endapan
batubara yang lebih banyak
daripada tambang bawah tanah
karena seluruh lapisan batu
bara dapat dieksploitasi sampai
90% atau lebih dari batu bara
dapat diambil.

04/25/2024 Fossil Energi 10


1. Tambang terbuka yang besar dapat meliputi daerah
berkilo-kilo meter persegi dan menggunakanbanyak alat
yang besar, termasuk: dragline (katrol penarik), yang
memindahkan batuan permukaan; power shovel (sekop
hidrolik); truk-truk besar, yang mengangkut batuan
permukaan dan batu bara; bucket wheel excavator (mobil
penggali serok); dan ban berjalan.
2. Batuan permukaan yang terdiri dari tanah dan batuan
dipisahkan pertama kali dengan bahan peledak batuan
permukaan tersebut kemudian diangkut dengan
menggunakan katrol penarik atau dengan sekop dan truk.
Setelah lapisan batu bara terlihat, lapisan batu bara
tersebut digali, dipecahkan kemudian ditambang secara
sistematis dalam bentuk jalur-jalur.
3. Kemudian batu bara dimuat ke dalam truk besar atau ban
berjalan untuk diangkut ke pabrik pengolahan batu bara
atau langsung ke tempat dimana batu bara tersebut akan
digunakan.
Underground Mining
proses tambang batubara
dengan cara membuat
lobang dengan ukuran
besar menembus ke perut
bumi untuk mencari lapisan
yang mengandung
baubara. Metoda ini paling
banyak digunakan, hal ini
disebabkan karena lapisan
batubara kebanyakan
terkandung didalam lapisan
tanah sehingga tidak
memungkinkan jika
menggunakan metoda Underground Mining
panambangan terbuka.
Underground Mining dibedakan menjadi dua
metoda, yaitu:

• Room and Pillar mining. Dalam tambang room-and-pillar,


endapan batu bara ditambang dengan memotong jaringan ‘ruang’
ke dalam lapisan batu bara dan membiarkan ‘pilar’ batubara untuk
menyangga atap tambang. Pilar-pilartersebut dapat memiliki
kandungan batu bara lebihdari 40% – walaupun batu bara
tersebut dapat ditambang pada tahapan selanjutnya.
Penambangan batubara tersebut dapat dilakukan dengan cara
yang disebut retreat mining (penambangan mundur),dimana batu
bara diambil dari pilar-pilar tersebutpada saat para penambang
kembali ke atas. Atap tambang kemudian dibiarkan ambruk dan
tambangtersebut ditinggalkan.
Keuntungan utama dari tambang room–and-pillar daripada
tambang longwall adalah, tambang room and-pillar dapat mulai
memproduksi batu bara jauhl ebih cepat, dengan menggunakan
peralatan bergerak dengan biaya kurang dari 5 juta dolar
(peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).
Longwall Mining
Tambang longwall mencakup penambangan
batubara secara penuh dari suatu bagian
lapisan atau ‘muka’ dengan menggunakan
gunting-gunting mekanis. Tambang longwall
harus dilakukan dengan membuat
perencanaan yang hati-hati untuk
memastikan adanya geologi yang
mendukung sebelum dimulai kegiatan
penambangan. Kedalaman permukaan
batubara bervariasi di kedalaman 100-350m.
Penyangga yang dapat bergerak maju secara
otomatis dan digerakkan secara hidrolik
sementara menyanggaatap tambang selama
pengambilan batu bara. Setelah batubara
diambil dari daerah tersebut, atap tambang
dibiarkan ambruk. Lebih dari 75% endapan
batubara dapat diambil dari panil batu bara Longwall Mining
yang dapatmemanjang sejauh 3 km pada
lapisan batu bara.
PEMANFAATAN BATUBARA

04/25/2024 Fossil Energi 15


PEMANFAATAN BATUBARA

1. Pembakaran Langsung
- Boiler
- Tungku, dsb
2. Pembuatan Briket Batubara
3. Pembuatan batubara cair
4. Gasifikasi Batubara

04/25/2024 Fossil Energi 16


Briket Batubara
Proses Pembuatan Briket
Briket Batubara adalah bahan bakar
padat yang terbuat dari Batu bara
dengan sedikit campuran seperti tanah
liat dan tapioka. Bahan baku utama
Briket Batu bara adalah Batu bara yang
sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih
kurang 150 tahun. Setelah ditambang,
batu bara diproses lagi supaya dapat
digunakan sebagai bahan bakar (briket
batu bara).
Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan batu bara
dapat dilihat pada skema di bawah
Skema Pembuatan briket batu bara. Dari gambar disamping,
dapat dilihat bahwa batu
bara yang telah ditambang,
baik secara permukaan
maupun bawah tanah, tidak
dapat langsung digunakan
tetapi diayak dulu dan
dimasukkan kedalam bejana
untuk dicampurkan dengan
tanah liat atau tapioka.
Setelah dicampur, batu bara
dicetak dan dikeringkan.
Untuk memastikan kualitas
briket batu bara, maka
dilakukan pengujian
sebelum dikemas dan
dipasarkan.
Coal Liquefaction Technologies

04/25/2024 Fossil Energi 20


Coal Type and Uses
1.Klasifikasi batubara bergantung kepada sifat
alami tumbuhan, proses biokimia yang
terjadi, lama proses pembentukannya, dan
berapa dalam batubara tersebut berada.
2.Proporsi hydrogen, oxygen and carbon akan
menentukan klasifikasi dan rangking
batubara.
3.Batubara dapat dianalisis lebih lanjut
berdasarkan kadar air, sulphur, volatile
matter, fixed carbon, ash and physical
properties.
4.Batubara muda seperti lignite and sub-
bituminous coals, biasanya halus dan rapuh,
serta berbau tanah. Jenis ini mempunyai
tingkat kadar air tinggi, kadar karbon
rendah, sehingga nilai kalornya rendah.
5.Rangking batubara yang tinggi umumnya
keras, kuat, berwarna hitam mengkilap.
Rangking yang tinggi ini meningkatnya kadar
karbon dan kalor, serta kandungan air yang
rendah.
Coal Products
1. Batubara tersusun berdasarkan unsur
organic murni yang bercampur dengan
beberapa unsur bawaan dan
kandungan air.
2. 6 unsur utama yang termasuk dalam
analisis ultima yaitu:carbon, hydrogen,
oxygen, nitrogen, sulfur, dan ash.
3. TAR merepresentasikan produk hasil
proses pengolahan batubara melalui
proses gasifikasi lurgi. Pada proses
gasifikasi lurgi batubara diperkaya
oxygen and steam.
Since coal is a complex substance, it is often
represented in chemical symbols by an average
composition. Given this simplification, direct
liquefaction can be illustrated as follows:

Direct liquefaction of coal can be achieved with


and without catalysts (represented by R), using
high pressures (200 to 700 atmospheres) and
temperatures ranging between 425° and 480° C
(800° and 900° F
Coal Conversion Processes
• Carbonization and Pyrolysis
– Low severity (mild gasification)
– High temperature
• Direct Liquefaction
– One-stage reactor technology
– Two-stage reactor technology
– Co-processing
– Hybrid
• Indirect Liquefaction
– Gas reactors
– Slurry reactors
Direct Coal Liquefaction Process
Processing Coal
Processing Coal Tar
Coal Liquefaction Technologies
Single-Stage Direct Two-Stage Direct Co-Processing and Dry
Mild Pyrolysis Indirect Liquefaction
Liquefaction Liquefaction Hydrogenation

 Liquids from Coal (LFC)  Solvent Refined Coal  Consol Synthetic Fuel  MITI Mark I and Mark II Co-  Sasol
Process – Encoal Processes (SRC-I and (CSF) Process Processing  Rentech
 Coal Technology SRC-II) – Gulf Oil  Lummus ITSL Process  Cherry P Process – Osaka  Syntroleum
Corporation  Exxon Donor Solvent  Chevron Coal Gas Co.  Mobil Methanol-to-
 Univ. of North Dakota (EDS) Process Liquefaction Process  Solvolysis Co-Processing – Gasoline (MTG)
Energy and  H-Coal Process – HRI (CCLP) Mitsubishi Process
Environmental Center  Imhausen High-Pressure  Kerr-McGee ITSL Work  Mobil Co-Processing  Mobil Methanol-to-
(EERC)/AMAX R&D Process  Mitsubishi Solvolysis  Pyrosol Co-Processing – Olefins (MTO)
Process  Conoco Zinc Chloride Process Saabergwerke Process
 Institute of Gas Process  Pyrosol Process –  Chevron Co-Processing  Shell Middle Distillate
Technology  Kohleoel Process – Saarbergwerke Synthesis (SMOS)
 Lummus Crest Co-
 Char, Oil Energy Ruhrkohle  Catalytic Two-Stage Processing
Development (COED)  NEDO Process Liquefaction Process –  Alberta Research Council
DOE and HRI Co-Processing
 Liquid Solvent Extraction  CANMET Co-Processing
(LSE) Process – British  Rheinbraun Co-Processing
Coal
 TUC Co-Processing
 Brown Coal Liquefaction
(BCL) Process – NEDO  UOP Slurry-Catalysed Co-
Processing
 Amoco CC-TSL Process
 HTI Co-Processing
 Supercritical Gas
Extraction (SGE)
Process – British Coal

Source: “Coal Conversion – A Rising Star,” 23rd Int’l Pittsburgh Coal Conference, September 25-28, 2006.
Terimakasih ………..

Anda mungkin juga menyukai