Eksplorasi mineral Covellite dan Bornite dapat dilakukan dengan mencari deposit – deposit
yang mengandung unsur tembaga (Cu) , karena merupakan unsur penyusun dari Covellite (CuS) dan
Bornite (Cu5FeS4). Deposit tersebut antara lain Porphyry Copper and Associated Deposits,
Sedimentary and Metasedimentary Deposits, Volcanogenic Massive Sulfide Deposits, dan Veins and
Replacement Deposits.
Deposit Tembaga Porfiri adalah jenis yang paling banyak ditambang, terjadi pada lingkungan
magmatik, busur vulkanik, dan daerah busur lempeng tektonik modern atau zona subduksi
tua. Oleh karena itu, dominan ditemukan pada daerah kontinen barat pada Amerika Utara
dan Selatan serta pada Amerika Serikat yang biasanya berasosiasi dengan intrusi batuan
granitik. Deposit ini mencakup 59 persen dari industri tambang tembaga dunia.
Batuan granitik tersebut dapat mengalami proses yang menjadikan batuan tersebut pecah
menjadi bagian yang lebih kecil, dan membentuk urat urat dan pori pori yang kemudian
dimasuki oleh larutan hidrothermal dan membuat semen batu yang baru. Apabila batuan
induknya adalah batu gamping maka deposit tersebut disebut dengan skarn. Deposit ini akan
membentuk mineral – mineral tembaga seperti Covellite dan Bornite yang berkelas rendah.
Pada intinya, deposit tembaga porfiri biasanya berasosiasi dengan skarn dan urat urat
hidrothermal. Deposit ini merupakan genesa primer dari mineral Covellite dan Bornite.
Deposit Tembaga Sedimen biasanya dapat ditemukan pada batas batas benua dan sepanjang
sistem intrakontinental benua (peralihan antar benua). Bijih tembaga jenis ini adalah bijih
yang terbentuk dari air garam hidrotermal yang mengandung tembaga yang merembes
melalui sedimen, atau mineral yang hadir dari aktivitas metamorf. Deposit ini cakupannya
cukup luas yaitu 24 persen dari industri tambang tembaga dunia.
Deposit Tembaga Sulfida Volkanogenik ini ditemukan pada lempeng samudera yang
lingkungannya ultramafic. Karena deposit ini berasosiasi dengan gunung api bawah laut di
lempeng tektonik, maka deposit ini dapat ditemukan pada formasi batuan ofiolit. Formasi
batuan ofiolit adalah formasi dengan lingkungan ultramafik, dengan ketebalan ratusan meter
sampai kilometer yang bersusun atau berlapis dengan batuan gabro dan dolerite, dan pada
permukaannya tersusun dari lava bantal dan breksi. Deposit ini mencakup 7 persen dari
industri tambang tembaga dunia.
Deposit pada Urat- Urat membentuk deposit pada ruas batuan, patahan, lapisan pemisah
batuan (bedding plane) atau di zona-zona lain yang lemah secara struktural sehingga mineral
hasil bentukan larutan hidrothermal dapat merembes kedalamnya. Deposit urat-urat
berbentuk tabular secara morfologi dengan ketebalan yang bervariasi. Deposit ini mencakup
7 persen dari industri tambang tembaga dunia. Deposit ini merupakan genesa sekunder
Mineral Covellite dan Bornite.
1. Penambangan Terbuka
Metode ini adalah yang sangat dominan dalam industri pertambangan tembaga. Hal itu
diakibatkan oleh kemampuan produksinya yang besar, relatif aman, biaya rendah dan
fleksibel dalam ekstraksinya. Menurut U.S Bureau of Mines (1993b) metode ini mencakup 83%
dari tambang tembaga di Amerika Serikat.
Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan cara eskavasi atau pengangkutan bijih tembaga
dari permukaan tanah dengan menghilangkan material yaitu tanah atau batuan belum
termineralisasi yang menimubn (overburden) dan batu-batu lainnya yang tidak berguna untuk
mengambil bijih tembaga dari mineral yang berharga. Pada penambangan ini akan
menghasilkan limbah dari material-material yang menimbun serta batuan yang tidak berguna.
Alasan lain mengapa tambang ini dominan digunakan karena bentuk / tubuh dari bijih yang
ukurannya relatif besar dan material penimbunnya yang sedikit. Bentuk desain dari tambang
terbuka biasanya mengikuti bentuk / tubuh bijih yang akan ditambang, kekuatan batuan, dan
faktor lainnya. Bentuk dari tambangnya biasanya seperti teras berundak-undak yang
membentuk spiral jika dilihat dari udara, dengan kedalaman hingga ratusan kaki dari
permukaan tanah.
Tambang bawah tanah biasanya menjadi alternatif apabila tidak bisa diaplikasikannya
penambangan terbuka. Penambangan ini bersifat kompleks karena terdiri dari banyak aspek
seperti terowongan, batuan penyokong, ventilasi, sistem kelistrikan, kontrol air, dan lift untuk
mengangkut pekerja, bijih, dan material. Metode penambangan bawah tanah ini mencakup
17% industri pertambangan domestik di Amerika Serikat.
Secara garis besar terdapat 3 langkah penting dalam metode penambangan ini yaitu stoping,
room-and-pillar, dan block caving.
Penambangan ini lebih kompleks karena dominan menggunakan cara kimiawi. Penambangan
ini mulai berkembang sejak tahun 1975, dimana pada metode ini menggunakan asaf sulfat
encer yang diberikan pada tempat timbunan bijih tembaga.
Tetapi penambangan ini sangat jarang digunakan karena kompleks metodenya serta
membutuhkan biaya produksi yang banyak.
Contoh tambang :