II.2 Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang lambangnya Cu
dengan nomor atom 29. Dari sekian banyak logam bahkan dalam tabel periodik,
tembaga merupakan yang paling banyak dan sangat mudah ditemukan. Tembaga
secara alami ditemukan dalam berbagai bentuk di kerak bumi. Dari karbonat,
silikat, sulfida hingga tembaga murni.
Unsur tembaga banyak ditambang dan diekstraksi menjadi bentuk unsur lain.
Tembaga dalam bentuk logamnya berwarna kemerahan. Tembaga juga merupakan
elemen yang relatif lembam, sehingga tahan terhadap korosi. Tembaga ditemukan
baik sebagai tembaga murni atau sebagai bagian dari mineral. Tembaga sangat
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Tembaga mudah didapat
dari mineralnya, seperti malachite (Cu2 (OH)2 CO3 ), chalcopyrite (CuFeS2 ),
chalcosite (Cu2 S), covellite (CuS), enargite (Cu3 AsS4 ), bornite (Cu5 FeS4 ), dan
cuprite (Cu2 O), dan yang paling banyak ditemukan adalah dalam bentuk sulfurnya
yaitu chalcopyrite. (Margolese, 2005)
(a) (b)
(c) (d)
Sumber: Engineering Metals and their Alloys MacMillan, 1949
Gambar II.2 Contoh bijih tembaga mineral sulfida (a) chalcopyrite, (b) chalcosite,
(c) covellite, dan (d) bornite
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
II.3 Genesa Tembaga
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
tembaga terbesar terhitung lebih dari 50%. Komposisi mineral bijih tembaga
porfiri adalah:
a. Mineral utama, yang terdiri dari: pirit, kalkopirit, dan bornit.
b. Mineral ikutan yang terdiri dari: magnetit, hematit, ilmenit, rutil, enrgit,
kubanit, kasiterit, kuebnit dan emas.
c. Mineral sekunder yang terdiri dari: hematit, kovelit, kalkosit, digenit dan
tembaga natif.
2. Genesa Sekunder
Proses pembentukan terjadi melalui proses transformasi yang terjadi pada
mineral urat terutama tembaga yang tidak stabil bila terkena air dan udara.
Mineral sulfida yang terjadi secara alami tidak banyak berubah. Mineral yang
mengoksidasi dan menjadi mineral sulfida sebagian besar larut dalam air. Lalu,
massa berongga dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan.
Pada saat yang sama, bahan logam terlarut memantul ke kedalaman yang
lebih dalam, menciptakan zona pengayaan sekunder. Di zona antara permukaan
bumi dan permukaan air terdapat sirkulasi udara dan air yang aktif, akibatnya
sulfida dioksidasi menjadi sulfat dan logam, kecuali unsur besi, menjadi larutan.
Larutan yang mengandung logam tidak berjalan jauh sebelum proses
pengendapan.
Karbon dioksida mengendapkan unsur-unsur Cu seperti perunggu dan
azurit. Mineral lain seperti cuprite, gunativa, hemimorphite dan angelesite juga
terbentuk. Kualitas logam yang begitu pekat dan kualitas bijih yang kaya. Ketika
larutan kaya logam menembus lebih dalam ke zona akuifer, terjadi proses
konversi dari proses oksidasi ke proses reduksi karena biasanya ada defisit
oksigen pada bahan tanah. Dengan demikian, zona pengayaan sekunder
terbentuk, yang dikendalikan oleh afinitas berbagai logam sulfida.
Logam tembaga memiliki afinitas yang kuat terhadap belerang, sehingga
larutan yang mengandung tembaga (Cu) membentuk pirit dan kalkopirit, yang
kemudian menghasilkan sulfida sekunder dengan mineral kovellit dan kalkosit
dalam jumlah besar. Ini menciptakan zona pengayaan sekunder yang
mengandung konsentrasi tembaga yang tinggi dibandingkan dengan bijih
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
primer.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
dengan membuat terowongan atau pengangkutan dengan menggunakan alat-alat
berat.
II.5.1 Teknik Penambangan di PT. Freeport Indonesia
PT. Freeport Indonesia menerapkan dua teknik penambangan, yaitu tambang
terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di Tambang
Grasberg dan juga teknik block caving pada tambang bawah tanah Deep Ore Zone
(DOZ).
1. Tambang terbuka
Pengeboran adalah langkah pertama dalam membuat lubang ledakan. Di
jalur ledakan, lubang bor ledakan yang disiapkan diledakkan dengan bahan
peledak yang ditentukan. Tahapan inti dari proses pengeboran adalah persiapan
dan pembersihan lokasi sumur serta pembangunan sumur produksi. Setelah
lubang dibor, detonator diperiksa setiap lubang untuk menentukan kedalaman
lubang sebelum bahan peledak ditempatkan. Setelah lubang disetujui, lubang
diisi dengan primer (detonator + booster) dan bahan peledak tergantung kadar
airnya. Penambangan melibatkan penggalian apa yang telah diledakkan atau
dilepaskan dalam bentuk bijih atau overburden. Bijih kemudian diangkut atau
ditempatkan di penghancur bijih dan diangkut ke pabrik pengolahan untuk
diproses. Muatan tersebut kemudian dibuang oleh truk ke dalam sistem
penanganan muatan di lorong berat, yang terletak di gerbong bawah di sebelah
forklift.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
2. Tambang Bawah Tanah
Lubang DOZ digali menggunakan metode block caving. Block caving
merupakan metode penambangan bawah tanah berbiaya rendah yang melibatkan
pemotongan blok besar bijih bawah tanah dari bawah, menyebabkan bijih runtuh
karena beratnya sendiri. Bijih yang dihasilkan setelah keruntuhan "ditarik" dari
titik ekstraksi dan diangkut ke crusher (PT. Freeport Indonesia, 2007). Lalu. alat
Load Haul Dump (LHD) membuang lumpur ke dalam urat yang menuju ke
saluran longsor. Saluran kemudian berisi truk pengangkut untuk mengangkut
bijih ke crusher. Bijih yang dihancurkan kemudian diangkut ke pabrik
pengolahan dengan conveyor. Pengembangan tambang bawah tanah akan
semakin mempercepat perolehan kandungan logam dari tambang bawah tanah.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
listrik, kecuali saluran udara (yang terbuat dari aluminium karena lebih ringan),
terbuat dari tembaga.
Keunggulan tembaga dalam industri konstruksi sebagai bahan pipa karena
lunak dan soldernya mudah ditekuk dan dipasang, serta ketahanannya terhadap
korosi dari suhu ekstrim. Tembaga dan paduannya dianggap paling serius dan tahan
korosi, menjadikannya ideal untuk digunakan tidak hanya pada pipa air minum
tetapi juga pada pipa yang bersentuhan dengan air laut.
Kemudian manfaat tembaga dalam industri transportasi terlihat pada
komponen inti pesawat, kereta api, mobil dan kapal yang semuanya mengandalkan
sifat listrik dan panas dari tembaga. Di mobil, tembaga, kuningan, dan radiator
berpendingin oli telah menjadi standar industri sejak tahun 1970-an. Penggunaan
komponen elektronik seperti sistem navigasi mobil, sistem pengereman anti-lock,
dan jok tahan panas semakin meningkatkan permintaan akan logam ini. Beberapa
kegunaan tembaga lainnya termasuk membuat pestisida, membuat sutra, dan
membuat perhiasan.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
alat hammer mill.
b. Grinding, yaitu proses reduksi ukuran partikel bahan olahan dari bentuk kasar
diubah menjadi bentuk yang lebih halus atau disebut juga dengan proses
penggerusan. Dalam proses penggerusan, terdapat empat mekanisme utama
seperti gaya tekan (compression) yang diberikan pada bijih, gaya banting
(impact) pada bijih, gaya abrasi (abration) pada bijih, dan gaya potong
(shear) yang diberikan pada bijih.
c. Screening, yaitu proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Pengayakan (screening) digunakan dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) digunakan untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada dua, yaitu oversize dan
undersize. Oversize merupakan ukuran yang lebih besar daripada ukuran
lubang-lubang ayakan, sedangkan undersize merupakan ukuran yang lebih
kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan. Pengayakan lebih lazim dalam
keadaan kering. (McCabe, 1999)
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
Tabel II.1 Ukuran kawat ayakan sieve shaker
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
Sumber: Environmental Protection Agency (EPA), 1995
Gambar II.7 Cone and Quartering
b. Riffling, yaitu proses pengambilan sampel dengan jumlah yang lebih
besarmenggunakan alat mekanis sehingga hasilnya akan lebih akurat untuk
mewakili jumlah sampel yang banyak.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
adalah jig, humprey spiral, dan shaking table.
b. Magnetic susceptibility, yaitu proses pemisahan yang dilakukan berdasarkan
dengan sifat kemagnetan pada mineral tersebut. Alat yang biasa digunakan
adalah magnetic separator.
c. Daya hantar listrik, yaitu proses pemisahan yang dilakukan akan
memanfaatkan perbedaan dari sifat kelistrikan antar material. Alat yang biasa
digunakan adalah electrostatic separator.
d. Sifat permukaan mineral, dalam proses ini mineral akan dipisahkan dengan
memanfaatkan perbedaan sifat permukaan dimana partikel akan mengapung
dengan bantuan buih gelembung sebagai hidrophobic dan partikel yang
mengendap di dasar sebagai hidrophilic. Alat yang biasa digunakan adalah
flotasi.
II.8 Flotasi
Menurut (Gaudin, 1978), flotasi adalah proses pemusatan yang didasarkan
pada melekatnya partikel-partikel pada udara dalam suatu massa dan sekaligus
melekatnya partikel-partikel lain pada air. Selain itu, foaming dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu zat dipisahkan dari zat lain dalam suatu cairan
atau larutan karena perbedaan sifat permukaan zat yang akan dipisahkan, dimana
zat hidrofilik tetap berada dalam fasa air, sedangkan zat. tinggal di areal hidrofilik.
bersifat hidrofobik, menempel pada gelembung udara dan bermigrasi ke permukaan
larutan dan membentuk buih sehingga dapat dipisahkan dari cairannya.
Saat ini proses flotasi sudah banyak digunakan dan dikembangkan oleh
perusahaan pertambangan. Karena banyak mineral berharga yang dicari, tetapi
bijih yang diekstraksi hanya sedikit. Melalui proses flotasi, maka akan diperoleh
peningkatan yang lebih besar pada kadar mineral yang ingin didapatkan.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
Sumber: Zhongmei Li, dkk. Tandon School Of Engineering, New York University
Gambar II.9 Prinsip Kerja Flotasi
Proses flotasi yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
flotasi langsung dan flotasi terbalik. Flotasi langsung adalah proses flotasi yang
menyebabkan mineral berharga naik dan membentuk busa yang mengapung di
permukaan massa. Flotasi terbalik adalah proses flotasi di mana partikel mineral
yang mengambang adalah mineral tidak murni. Sederhananya, urutan kerja flotasi
adalah sebagai berikut:
1. Bijih yang akan di flotasi dihancurkan atau digerus hingga ukuran yang
diinginkan, kemudian dicampur dengan air hingga diperoleh massa dengan
ukuran yang sesuai.
2. Saat pulp sudah siap, tambahkan reagen yang akan digunakan.
3. Tambahkan collector atau frother dengan dosis yang diinginkan sambal diaduk
agar merata.
4. Kemudian pH diatur dengan menambahkan pH regulator.
5. Setelah semua reagen tercampur, dilakukan proses flotasi di dalam alat flotasi
6. Kemudian diperoleh buih dan endapan yang siap untuk pengujian.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
II.8.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Flotasi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses flotasi adalah sebagai berikut:
1. Reagen
Reagen yang digunakan dalam flotasi bertujuan untuk menciptakan suatu
kondisi agar proses flotasi dapat berlangsung dengan baik. Komponen utama
reagen adalah collector, frother, dan modifier.
2. Ukuran Partikel Umpan
Apabila ukuran partikel terlalu besar akan cenderung untuk mengendap
sehingga susah untuk ter-flotasi menjadi ukuran yang sesuai, karena ditekankan
agar mineral dapat membentuk pulp.
3. pH pulp
Derajat keasaman atau pH memegang peranan penting dalam proses flotasi
karena pH mempengaruhi sifat permukaan mineral tertentu.
4. Laju udara
Kecepatan udara mengikat partikel dengan sifat permukaan hidrofobik
(persen padatan). Partikel kasar dapat berbusa dengan kandungan padatan yang
tinggi dan sebaliknya. Tingkat laju pengumpanan mempengaruhi efisiensi dan
waktu tinggal.
5. Kepadatan massa
Kepadatan pulp ditentukan oleh perbandingan berat mineral (padat) dengan
berat total pulp. Proses pemisahan lebih bersih jika massanya kurang padat,
yaitu. lebih tipis. Hal ini dikarenakan jika pulp encer maka gelembung udara
akan mampu bergerak lebih cepat di dalam pulp untuk mencapai permukaan.
1. Waktu aerasi
Waktu udara adalah waktu yang dibutuhkan partikel mineral untuk menempel
pada gelembung udara dan naik ke permukaan sel flotasi.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
Klasifikasi reagen dapat dibagi menjadi tiga yaitu collector, frother dan modifier.
Kegunaan masing-masing reagen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Collector
Collector merupakan senyawa organik yang dapat membuat permukaan
mineral menjadi hidrofobik dengan menyerap ion atau molekul pada permukaan
mineral, yang melemahkan stabilitas lapisan hidrat yang memisahkan
permukaan mineral dan gelembung udara, memungkinkan permukaan mineral
untuk menempel pada gelembung udara.
2. Frother
Frother merupakan zat organik heteropolar yang aktif di permukaan. Bagian
polar dari kelompok adalah molekul yang larut dalam air sedangkan bagian non-
polar adalah senyawa hidrokarbon. Reagen berbusa menyerap pada antarmuka
udara-air, yang dapat mengurangi tegangan permukaan, memungkinkan
terbentuknya gelembung udara. Penggunaan senyawa pembusa adalah untuk
mengurangi tegangan permukaan selama pembentukan gelembung, untuk
meningkatkan difusi gelembung halus melalui massa, untuk menjaga kestabilan
sifat busa selama proses pembusaan dan untuk mengurangi laju penggabungan
antar gelembung. agar ukurannya tetap sama.
3. Modifier
Modifier seperti aktivator, depressan, dispersan dan pengatur pH sering
ditambahkan ke proses flotasi. Pengubah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengatur pH saja. Pengontrol pH digunakan untuk mengontrol pH, karena
hidrofobisitas sistem dapat optimal pada kisaran pH tertentu.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
ke dalam air dengan mendekatkan air dan udara, menyemprotkan air ke udara atau
mengisinya dengan gelembung udara halus, dan membiarkannya menjadi dingin
dan naik ke dalam air. Sederhananya, waktu aerasi adalah waktu ketika oksigen
ditambahkan ke dalam air, sehingga oksigen terlarut dalam air lebih tinggi.
Pada dasarnya aerasi dilakukan dengan mencampurkan air dengan udara atau
bahan lain sehingga air yang miskin oksigen bersentuhan dengan oksigen atau
udara. Aerasi termasuk dalam perlakuan fisik karena lebih mengutamakan unsur
mekanis daripada unsur biologis. Aerasi adalah proses pengolahan yang
mendekatkan air ke udara untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam air.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
3. Nisbah Konsentrasi, merupakan perbandingan berat umpan atau feed dengan
berat konsentrat.
4. Recovery, merupakan perbandingan antara logam berharga dalam konsentrat
dengan berat logam berharga dalam umpan yang dinyatakan dalam persen.
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
Sumber : Lab Sentral Mineral dan Material Maju UMN Malang
Gambar II.11 X-Ray Diffraction
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
dalam materi. Sinar-X dari peristiwa di atas ditangkap oleh detektor semikonduktor
silikon (Munasir, 2012)
Sumber: serc.carleton.edu
Gambar II.12 X-Ray Fluoresence
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita
Analisis varia frother dan waktu aerasi pada fotasi bijih tembaga
Amy Natasya Bianita