TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Timah
Timah terbentuk dari endapan primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin
dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder yang di dalamnya terdiri
dari endapan alluvial, elluvial, dan kolluvial. Mineral-mineral yang terkandung di
dalam bijih timah yaitu kasiterit sebagai mineral utama, sedangkan pirit, kuarsa,
zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim,
dan monasit sebagai mineral ikutan.
Berdasarkan tempat atau lokasi pengendapannya, endapan bijih timah
sekunder dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
17 Universitas Sriwijaya
18
lebih kecil diendapkan jauh dari sumbernya. Ciri-ciri endapan timah alluvial adalah
sebagai berikut:
a. Terdapat di daerah lembah;
b. Mempunyai bentuk butir yang membundar.
4. Endapan Timah Meincang
Endapan timah meincang adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat
pengendapan yang selektif secara berulang-ulang pada lapisan tertentu. Ciri-ciri
endapan timah meincang adalah sebagai berikut:
a. Endapan berbentuk lensa-lensa;
b. Bentuk butir halus dan bundar.
5. Endapan Timah Dissiminated (Terhambur)
Endapan timah dissiminated adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat
transportasi oleh air hujan. Jarak transportasi sangat jauh sehingga menyebabkan
penyebaran yang luas tetapi tidak teratur. Ciri-ciri endapan timah dissiminated
adalah sebagai berikut:
a. Tersebar luas, tetapi bentuk dan ukurannya tidak teratur;
b. Ukuran butir halus karena tertransportasi jauh;
c. Terdapat pada lapisan pasir/lempung.
Universitas Sriwijaya
Gambar 3.1. Jenis Endapan Timah Sekunder (Buku Teknik Pedoman
Penambangan Timah Alluvial di Darat, 2012)
Keterangan :
Pe = produktivitas excavator (m3/jam)
Ce = kapasitas bucket di lapangan (m3)
CTe = waktu edar excavator (detik)
Ek = efisiensi kerja
CT = Ta + Tb + Tc + Td + Te + Tf + Tg ……..(3.3.)
Keterangan :
CT = Cycle Time (menit)
Ta = waktu pengisian muatan (menit)
Tb = waktu jalan isi (menit)
Tc = waktu penumpahan (menit)
Td = waktu jalan kosong (menit)
3.2.3.1. Grader
Grader digunakan untuk mengupas/stripping, memotong serta
meratakan suatu pekerjaan tanah, terutama pada tahap penyelesaian,
agar diperoleh kerataan dan
ketelitian yang lebih baik. Motor Grader juga dapat di pergunakan
untuk aplikasi lain seperti membuat kemiringan tanah/badan jalan,
membentuk kemiringan tebing/slope atau membuat saluran air secara
sederhana.
Motor grader terdiri dari enam bagian utama, yaitu penggerak
(prime mover), kerangka (frame), pisau (moldboard), sacrifier, circle
dan drawbar. Alat penggerak motor grader adalah roda ban yang
terletak di belakang. Frame menghubungkan penggerak dan as depan.
Letak frame cukup tinggi untuk memudahkan maneuver alat. Dalam
pengoperasiannya, motor grader menggunakan pisau yang disebut
moldboard yang dapat digerakkan sesuai dengan kebutuhan bentuk
permukaan. Panjang blade biasanya berkisar antara 3 sampai 5 meter.
Sacrifier adalah unit motor grader yang dikontrol secara hidrolis.
Bagian ini mempunyai gigi yang berfungsi untuk menghancurkan
material. Sacrifier digerakkan dengan mendorong atau menarik unit ini.
Circle adalah bagian motor grader yang berbentuk seperti cincin
dengan bagian dalam luar bergigi. Fungsi dari circle adalah untuk
menggerakkan blade agar dapat berputar. Drawbar bagian motor
grader yang berbentuk V atau T. Drawbar menghubungkan circle
dengan bagian depan grader.
Na x Ctm x n ……..(3.5.)
MF = Nm x Cta
Keterangan :
MF = Match Factor
Ctm = Waktu Memuat Untuk Alat Muat
(detik) Cta = Waktu Edar Alat Angkut
(detik)
Na = Jumlah Alat
Angkut Nm = Jumlah
Alat Muat
n= Jumlah Pengisian Bucket
Ponton pada KIP terdiri dari kumpulan beberapa tangki yang disebut
kompartemen. Kompartemen merupakan ruangan kedap air yang
berfungsi sebagai penguat konstruksi dari ponton. Selain berfungsi
sebagai alat apung, ponton juga berfungsi untuk menyimpan cadangan
bahan bakar serta air tawar. Alasan dibaginya ponton menjadi beberapa
kompartemen adalah sebagai tindak pengamanan, terutama disaat terjadi
kebocoran pada salah satu kompartemen, sehingga air tidak dapat pindah
ke kompartemen lain dan tidak membuat kapal tenggelam.
Kompartemen pada KIP terbagi menjadi empat buah tabung, dimana
dua tabung di bagian tengahnya (ponton dalam) lebih panjang
dibandingkan bagian pinggirnya (ponton luar). Bentuk dasar dari ponton
di bagian ujung haluan dan buritan dibuat melengkung. Hal ini bertujuan
untuk agar ponton tidak mudah kandas di lapangan kerja serta untuk
mempermudah kapal untuk bergerak maju atau mundur.
b. Rangka Kapal
Rangka atau badan kapal merupakan bangunan yang berada di atas
ponton yang menjadi tempat bagi para awak kapal serta tempat untuk
meletakkan alat-alat yang menunjang kegiatan penambangan serta
pencucian pada KIP. Rangka kapal pada KIP dimana pada sketsa rangka
KIP (Gambar 2.3) terbagi menjadi 3 bagian, antara lain:
1) Bagian rangka depan
Merupakan tempat untuk menggantung ladder pada beun, tempat
menggantung jangkar kapal, ruang komando kapal, ruang rapat, ruang
Kuasa Kapal, ruang administrasi, ruang ABK serta ruang rapat.
2) Bagian rangka tengah
Merupakan tempat untuk peralatan instalasi pencucian seperti saring
putar, jig, dan sakan, serta tempat untuk mesin-mesin yang menunjang
aktivitas kapal.
3) Bagian rangka belakang
Merupakan dapur dan tempat bersantai bagi para awal kapal di bagian
atas sedangkan di bagian bawah merupakan tempat untuk menggantung
bandar tailing serta tempat mesin rudder propeller yang berfungsi untuk
menggerakkan kapal.
Gambar 2.5 Sketsa rangka KIP (Dept. Perawatan dan Perbengkelan UPLB)
2) Metode Spudding
Metode spudding (Gambar 2.7) dilakukan dengan cara memutar
KIP mulai dari 90° hingga 180°. Metode ini cukup efektif untuk
mengantisipasi arus yang kuat, bahkan bisa juga di gunakan
sewaktu menghadapi angin kencang atau gelombang yang agak
besar.
3) Metode kombinasi
Sistem penggalian atau metode kombinasi (Gambar 2.8) merupakan
gabungan dari sistem rotary dengan sistem spudding. Metode
rotary digunakan untuk mengupas lapisan tanah atas lalu
dilanjutkan dengan metode spudding untuk menggali lapisan kaksa
yang bertimah sambil bergerak maju sesuai dengan arah sebaran
timah.