1
Situs Sambarata
Pada lokasi ini diproduksi batubara jenis dan merek Eboni. Situs ini memiliki
cadangan sekitar 190 juta ton. Proses penambangan hingga dimuat di tongkang
sama dengan Lati dan Binungan namun jarak dari lokasi penambangan ke
instalasi pemecahan batubara lebih pendek yaitu 2 km.
Berau Coal menyediakan batubara, baik secara langsung maupun melalui
agen pemasaran, kepada pelanggan-pelanggan di Indonesia dan negara-
negara lainnya di Asia. Pelanggan-pelanggannya sebagian besar merupakan
perusahaan-perusahaan utilitas dan perdagangan batubara yang membeli batubara
untuk dijual kembali. Dalam beberapa tahun terakhir, Berau Coal menghasilkan
kurang lebih 40% dari total penjualannya dari penjualan domestic dan sekitar 60%
sisanya dari penjualan ke luar negeri. Berau Coal mengekspor batubaranya ke
pelanggan-pelanggan di Cina, Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan,
dan Thailand.
Berau Coal memproduksi batubara “thermal” dari 3 lokasi
pertambangannya yang dipasarkan menggunakan 4 label: “Mahoni”, “Mahoni B”,
“Agathis”, dan “Sungkai”, dengan kualitas kalori berkisar antara 5000-5600
kcal/kg dan dengan kualitas abu dan sulfur yang sesuai untuk pembangkit
batubara di Indonesia dan Negara-negara Asia lainnya.
2
BAB II
PROSES PENAMBANGAN BATUBARA
3
Kompartemen kedua, untuk penanganan (treatmen) kualitas pH air tambang
yang dihasilkan, dimana air tambang harus ber-pH standard sesuai batasan
baku mutu air tambang yang diijinkan.
Kompartemen ketiga, untuk kolam penstabilan air tambang dan titik penataan
kualitas air tambang sebelum air tambang tersebut disalurkan ke perairan
umum atau sungai.
Mengapa air tambang ini harus disalurkan ke settling pond terlebih dulu,
untuk selanjutnya baru boleh disalurkan ke perairan umum? hal ini sebagai upaya
pencegahan terjadinya air asam tambang (AAT). AAT adalah air yang berasal dari
areal pertambangan yang bersifat asam (ph<7) sebagai akibat teroksidasinya
mineral sulfide pada batuan pada kondisi lahan yang terbuka dan adanya air. Sifat
AAT adalah asam sehingga cenderung merusak lingkungan, baik terhadap hewan
biota air maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.
4
lapisan batubara dari unsure pengotor (sisa batuan penutup dan/atau parting).
Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil kegiatan coal cleaning ini
adalah lapisan batubara yang bersih dan berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah
dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan
ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang
datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan
hingga sebersih mungkin.
Sedangkan proses pemuatan batubara ke alat angkut dilakukan oleh unit
excavator, dimana alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan kapasitas
muatan 20 ton. Selanjutnya batubara tersebut diangkut menuju ke stockpile mini
tambang (ROM). Hal ini dilakukan agar proses penambangan batubara di front
tambang dapat berlangsung lebih cepat, jika dibandingkan dengan pengangkutan
batubara secara langsung dari front tambang ke stockpile pelabuhan.
2.6 Proses Pengolahan Batubara
Batu bara yang langsung diambil dari bawah tanah, disebut batu bara
tertambang run-of-mine (ROM), seringkali memiliki kandungan campuran yang
tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk pecahan dengan berbagai
ukuran. Namun demikian pengguna batu bara membutuhkan batu bara dengan
mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara – juga disebut pencucian batu bara
(“coal benification” atau “coal washing”) mengarah pada penanganan batu bara
tertambang (ROM Coal) untuk menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian
dengan kebutuhan pengguna akhir tertentu.
Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batu bara dan tujuan
penggunaannya. Batu bara tersebut mungkin hanya memerlukan pemecahan
sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan yang kompleks untuk
mengurangi kandungan campuran.
Untuk menghilangkan kandungan campuran, batu bara terambang mentah
dipecahkan dan kemudian dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran.
Pecahan-pecahan yang lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan metode
„pemisahan media padatan.‟ Dalam proses demikian, batu bara dipisahkan dari
kandungan campuran lainnya dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi cairan
dengan gravitasi tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit tanah halus.
Setelah batu bara menjadi ringan, batu bara tersebut akan mengapung dan dapat
dipisahkan, sementara batuan dan kandungan campuran lainnya yang lebih berat
akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah.
Pecahan yang lebih kecil diolah dengan melakukan sejumlah cara,
biasanya berdasarkan perbedaan kepadatannya seperti dalam mesin sentrifugal.
Mesin sentrifugal adalah mesin yang memutar suatu wadah dengan sangat cepat,
5
sehingga memisahkan benda padat dan benda cair yang berada di dalam wadah
tersebut. Metode alternatif menggunakan kandungan permukaan yang berbeda
dari batu bara dan limbah. Dalam „pengapungan berbuih,‟ partikel-partikel
batubara dipisahkan dalam buih yang dihasilkan oleh udara yang ditiupkan ke
dalam rendaman air yang mengandung reagen kimia. Buih-buih tersebut akan
menarik batu bara tapi tidak menarik limbah dan kemudian buih-buih tersebut
dibuang untuk mendapatkan batu bara halus. Perkembangan teknolologi
belakangan ini telah membantu meningkatkan perolehan materi batu bara yang
sangat baik.
6
BAB III
LIMBAH DAN PENANGANANNYA
Lati Mine Operation (LMO) merupakan salah satu area penambangan yang
dimiliki dan dioperasikan oleh PT Berau Coal yang berlokasi di Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur. LMO telah beroperasi sejak tahun 1995 dengan luas konsesi
sebesar 24.191 Ha dan kapasitas produksi sebesar 15 juta ton batubara dan lebih
dari 120 juta bcm batuan penutup dipindahkan setiap tahunnya. Hasil model
geokimia di LMO menunjukan bahwa site ini memiliki potensi pembentukan
AAT yang cukup besar dibandingkan dengan site lain yang dioperasikan oleh PT
Berau Coal. Rasio material pembentuk asam (Pottentially Acid Forming/PAF) dan
tidak berpotensi membentuk asam (Non Acid Forming/NAF) yakni sebesar 70:30.
Oleh karena itu, PT Berau Coal terus berupaya melakukan pengembangan
terhadap sistem pengelolaan AAT untuk meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Upaya tersebut juga sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan untuk
memenuhi baku mutu lingkungan yang tertuang dalam Perda Kaltim Nomor 2
Tahun 2011.
Acid mine drainage (AMD – drainage tambang asam) adalah air yang
mengandung logam yang terbentuk dari reaksi kimia antara air dan batuan yang
mengandung mineral belerang. Limpasan yang terbentuk biasanya mengandung
asam dan seringkali berasal dari daerah dimana bijih – atau kegiatan tambang
batubara telah membuka batuan yang mengandung pirit, mineral yang
mengandung belerang. Meskipun demikian, drainase yang mengandung logam
juga bisa terjadi di daerah yang mengandung mineral yang belum ditambang.
AMD terbentuk pada saat pirit bereaksi terhadap udara dan air untuk membentuk
asam belerang dan besi terlarutkan. Limpasan asam tersebut melarutkan logam-
logam berat seperti tembaga, timbal dan merkuri ke dalam air tanah dan air
permukaan.
Area pit penambangan merupakan area yang tidak dapat terhindari dari
potensi pembentukan AAT (Abfertiawan dan Gautama, 2010). Aliran air yang
berasal dari pit penambangan dialirkan ke sistem pengolahan sebelum dialirkan ke
badan air penerima. Sedangkan area disposal batuan penutup masih memiliki
potensi terbentuknya AAT walaupun upaya pencegahan dilakukan. Aliran air
yang berasal dari pit penambangan dan timbunan batuan penutup di LMO
dialirkan ke sistem pengolahan untuk netralisasi dan penurunan konsentrasi logam
terlarut sebelum masuk ke badan air penerima. Terdapat 14 Water Monitoring
Point (WMP) di LMO yang berfungsi untuk mengolah AAT dengan metode
netralisasi menggunakan kapur.
7
Gambar 3.1 Pembangunan limestonne channel untuk meningkatkan air yang
berasal dari area tersebut sehingga dapat memenuhi baku mutu yang berlaku
Gambar 3.2 Metode pengolahan aktif di WMP dengan menggunakan unit liming
injection dengan menggunakan sumber listrik (tenaga genset)
8
Gambar 3.3 Unit Pengolahan Pasif
9
BAB IV
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/620/jbptitbpp-gdl-tonnylesma-30965-2-2008ts-
1.pdf
11