Anda di halaman 1dari 11

Kegiatan Operasi PT Wahana Baratama Mining

Wahana Baratama Mining memiliki panjang pit sebesar 5 km dengan lebar pit 1,5 km dan
kondisi paling dalam pada pit berada pada elevasi -150m. dengan produk batubara dengan label
green dan blue coal. Dimana batubra dengan tipe green memiliki CV 6000-6300 dengan kadar
ash antara 10-15. Sedangkan batubara dengan label blue memiliki kadar CV diatas 6300 dengan
kandungan ash <10. Lokasi penambangan PT. Wahana Baratama Mining berdampingan dengan
lokasi penambangan PT. Arutmin Indonesia. Sehingga cadangan batubara PT. WBM yang
berdampingan dengan cadangan batubara PT. Arutmin Indonesia harus ditambang secara
bersamaan, agar tidak terjadi perbedaan elevasi yang jauh. Ketebalan batubara PT. Wahana
Baratama Mining bervariasi dengan 20 cm hingga 4 meter. Kegiatan operasi penambangan
dikerjakan oleh kontraktor PT. Thiess Contractor Indonesia. Kegiatan Operasi Penambangan PT.
Wahana Baratama Mining

Planning design Dumping overburden disposal

Survey
Coal getting

Land Clearing
Coal hauling

Top soil removal

Dumping coal ROM-


ICF
Keras

Drilling and blasting

Loading overburden

Hauling overburden
A. Land Clearing
Land Clearing merupakan proses pembersihan tanaman / pohon dari area yang
akan di tambang. Land clearing dilakukan dengan chainsaw, dozer atau alat berat. Setelah
itu tanaman yang telah dikumpulkan diangkut ke tempat pembuangan (disposal area).
Berikut prosedur land clearing di PT. WBM.

Mulai kegiatan

Potong dengan
chainsaw

Hutan produksi

Kumpulkan diameter >


10 cm Hutan Alami

Kumpulkan diameter Dorong dozer/alat Angkut ke disposal


semua hutan produksi berat

B. Top Soil Removal


Top soil adalah lapisan pucuk yang berwarna kuning kemerahan dengan tebal
yang bervariasi mulai dari 50 cm hingga 200 cm. Pembongkaran top soil dilakukan untuk
mengambil lapisan tanah yang mengandung unsur hara untuk proses kegiatan reklamasi.
Setelah dibongkar top soil dibawa ke tempat penimbunan top soil sementara atau
langsung dihamparkan didaerah slope atau bench menggunakan Bulldozer Komatsu D85.
Kegiatan pembongkaran top soil menggunakan excavator Liebherr EX 9250 dengan
kapasitas 15 m3 dan EX 984 dengan kapasitas 7 m3 atau excavator Hitachi X 350 yang
kemudian diangkut menggunakan dump truck CAT 777D atau Articulated Dump Truck.
Berikut prosedur top soiling di PT. WBM.
Mulai

Mine Plan WBM dan


Kontraktor

Survey

Operation kontraktor

Disposal/ temporary
stock pile

Berhenti

C. Drilling
Pengeboran dilakukan untuk proses awal dari kegiatan peledakan pembongkaran
Overburden, apabila lapisan batuannya keras dan tidak bisa di keruk dengan excavator.
Kegitan pengeboran dilakukan dengan alat Drill tech (Sandvik D55SP) diameter 7-9 inch
kedalaman 15 m dan tamrock diameter 4 inch dengan kedalaman 4-6 m.

Tamrock Mata Bor


Drill tech (Sandvik D55SP)

D. OB Removal
Overburden adalah lapisan tanah yang menutup batubara atau lapisan tanah yang
berada di antara dua atau lebih lapisan batubara. Pengupasan overburden di PT. WBM
pada umumnya dilakukan dengan kegiatan peledakan. Kegiatan peledakan dilakukan
dengan 2 metode, yaitu Through Seam Blast (TSB) dan konvensional. Through Seam
Blast merupakan sebuah metode peledakan untuk mendapatkan beberapa hasil lapisan
yang diledakkan dalam satu kali proses peledakan tunggal. Metode ini dilakukan untuk
menghancurkan overburden yang berada diantara lapisan batubara tanpa menghancurkan
lapisan batubara dan mencegah terjadinya kontaminasi. Satu proses peledakan tunggal
untuk mendapatkan Overburden & Batubara. PT. WBM bekerja sama dengan ORICA
untuk bahan peledak, bahan yang digunakan adalah campuran antara AN dan Fortis agar
tahan terhadap air.
Setelah diledakkan, lapisan overburden dimuat menggunakan alat excavator
Liebherr EX 9350 dengan kapasitas 18 m3 dan diangkut menggunakan dump truck CAT
777D dengan kapasitas 100 ton. Proses pemuatan OB ke dalam bucket dump truk
menggunakan metode Single Side Loading. Berikut prosedur pembongkarn over burden
di PT. WBM:

Mulai

Mine Plan WBM dan


Kontraktor
Survey

Operation kontraktor

Disposal/ temporary
Berhenti
stock pile

Mobil Pengisi Bahan Peledak Loading OB menggunakan Liebher 9350


Dimuat di CAT 777D

E. Coal Getting
Coal getting adalah proses yang dimulai dari pembersihan (Clean Up),
pengumpulan (Stocking) dan pemuatan (Loading). Pada proses pembongkaran OB, hasil
dari kegiatan peledakan akan meninggalkan tanah penutup atau material bukan batubara
yang terdapat dipermukanan atau badan batubara. Oleh karena itu dilakukan proses
Clean up yaitu pembersihan untuk menghilangkan lapisan pengotor yang tertinggal pada
badan batubara. Pengupasan dilakukan dengan alat excavator Hitachi type X 200 dan X
350 dengan menggunakan flat bucket. Kemudian setelah proses Clean Up, dilakukan
proses Stocking yaitu pengumpulan batubara yang sudah ter-expose menggunakan
Excavator dengan tip bucket untuk persiapan tahap loading. Sebelum dilakukan tahap
loading, terdapat tahapan Finishing yaitu pengambilan sisa-sisa lapisan batubara yang ter-
expose.

Mulai Pembersihan
body batubara

Malam
Survey permukaan dan
batas batubara
Lighting/Lampu

Stocking
Pembersihan Alat

Hauling clean
Pengecekan coal?
undercarriage &
tip bucket
Isolated ROM-ICF

Undercarriage &
Tip Bucket CRUSHER
bermasalah?

Perbaikan oleh Survey mine out


mekanik

Berhenti
Pengendalian air
atau lumpur
Pembersihan
crest batubara

Pembersihan
body batubara

F. Loading dan Hauling Coal


Loading dan Hauling adalah kegitan pemuatan dan pengangkutan batubara. Kegiatan
pengangkutan batubara di lakukan dengan Volvo 440 dengan kapasitas 30 ton diangkut
ke ICF dan dump truck CAT 773D dengan kapasitas 60 ton ke temporary stockpile.
Sedangkan pemuatan batubara menggunakan Liebherr 984 atau Hitachi X 350. Batubara
yang diangkut dengan Volvo 440 sebelum masuk ke ICF ditimbang lebih dahulu di Weigh
Bridge untuk mengetahui berat batubara yang masuk ke ROM Stockpile. Proses
penambangan di Weigh Bridge dilakukan dengan menimbang truck yang bermuatan
batubara dan dicatat berat truck muatan, kemudian di akhir shift truck yang tidak
membawa muatan akan ditimbang. Perhitungan berat batubara yang diangkut oleh truck
adalah berat truck bermuatan dikurang berat truck saat tidak membawa muatan.

Loading batubara ke Volvo 440


loading batubara ke CAT 773D
Loading batubara menggunakan Hitachi Volvo 440

Penimbangan di Weigh Bridge


Berat bersih batubara yang diangkut

G. Intermediate Coal Facility (ICF)


Batubara yang diangkut dari pit atau temporary stockpile ke ICF kemudian akan di
dumping pada ROM Stockpile. Pada ROM Stockpile batubara akan ditempatkan sesuai
dengan kualitas dan tipenya. Setelah batubara di dumping, kemudian Bulldozer D 155 A
akan mendorong batubara ke arah Hopper untuk dilakukan proses Crushing.

Terdapat 2 proses crushing yang dilakukan di ICF, yaitu Primary Crushing dan Secondary
Crushing. Pada proses Primary Crushing, batubara ROM di stockpile akan didorong
dengan Bulldozer D 155A yang kemudian akan masuk ke dalam Hopper. Di dalam
Hopper terdapat Chute atau dinding crusher yang terbuat dari bahan keramik. Crusher
yang digunakan adalah tooth breaker, dimana terdapat gigi-gigi besi yang dapat
menghancurkan batubara dari ukuran 50 cm menjadi 7-15 cm. Setelah melalui
Primary Crusher, batubara kemudian diangkut dengan Belt Conveyor I ke Secondary
Crusher. Pada Secondary Crusher batubara dihancurkan menjadi ukuran 4 cm. Crusher
yang digunakan adalah Roller Crusher dengan 2 silinder besi bergerigi. Batubara dari BC
I dibawa menuju Secondary Crusher dan melewati Magnetic Separator I yang bergerak
untuk menangkap kontaminasi besi berupa kabel atau batubara yang mengandung metal.
Kemudian batubara akan melewati Chute dan di-crushing menggunakan Tooth Segment
yang terdapat di Roller Crusher. Setelah hancur batubara akan dibawa ke Belt Conveyor
II dan akan melewati Magnetic Separator II untuk menangkap logam yang masih terdapat
pada batubara. Setelah itu, batubara akan melewati BC II untuk melalui Cylinder Chute
berbahan keramik dan kemudian akan masuk ke Belt Conveyor III dan yang terakhir
batubara akan ditumpahkan dengan Tripper ke Stockpile sesuai dengan tempat dan tipe
batubara.

H. Hauling to Jetty
Proses hauling batubara menuju Jetty dilakukan dengan mengunakan dump truck.
Pemuatan batubara ke dumptruck dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan Silo
atau dengan Wheel Loader. Pemuatan batubara menggunakan Silo dilakukan dengan cara
batubara di dorong oleh Bulldozer menuju Hopper dan kemudian diangkut oleh Belt
Conveyor. Kemudian naik ke tabung Silo berkapasitas 300 ton dan akan disalurkan di
dump truck doli double trolli dengan kapasitas sebesar 150 ton yang telah standby di
bawah Silo. Pemuatan batubara dengan menggunakan Wheel Loader dilakukan dengan
pengisian 8-9 kali muat. Proses pemuatan batubara dengan Wheel Loader mengunakan
metode V-load.

Loading Double Trailer


menggunakan Wheel Loader

I. Dewatering
Air tambang yang terdapat dalam pit merupakan air yang berasal dari air hujan dan air
tanah yang berkumpul di suatu titik terendah atau terakumulasi di dalam suatu sump,
sehingga perlu dilakukan adanya kegiatan dewatering atau pengurangan air untuk
mengurangi volume air sehingga air tambang tidak mengganggu operasional
pertambangan. Terdapat dua kolam untuk menampung air tambang. Pada Sump 83
terdapat 7 pompa dengan masing-masing pompa memiliki kapasitas sebesar 300 L/det
untuk membuang air keluar tambang dan 1 pompa lumpur pada Sump 79. Di dalam
kolam Sump 83 terdapat 7 pompa yang membawa air ke arah highwall dimana terdapat
tangki penampung air. Kemudian air di dalam tangki didorong ke kolam treatment
menggunakan Staging pump.

Multiflow

Dragflow

Anda mungkin juga menyukai