BAB I
PENDAHULUAN
1
2
berikut :
1. Bagaimana tahap penataan lahan pada lahan bekas tambang batubara
erosi pada lahan bekas tambang batubara yang akan di reklamasi pada
2. Bagi perusahaan
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan masukan
Grahamineral.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang tinggi dan berlangsung dalam selang waktu yang sangat lama.
dan kondisi serta derajat perubahan dalam macam, jumlah serta distribusi
proses coalification. Jenis batu bara yang terbentuk dengan cara ini
kadar abunya relative kecil, batubara yang tebentuk seperti ini di Indonesia
telah mati di angkut oleh media air dan di berakumulasi di suatu tempat,
batu bara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak
bakteri anaerob.
b). Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan
Batubara low grade dapat berubah menjadi batubara high grade apabila
gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena gaya
dapat berubah menjadi area darat dengan adanya gaya tektonik setting
tertentu.
6
Sumber. Logku
Gambar 2.1. Proses Pembentukan Batubara
tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas yaitu:
dengan kadar air kurang dari 8%. Biasanya digunakan untuk proses
7
- Batubara ketel uap atau batubara termal atau yang disebut steam coal,
umum seperti pada industri bata atau genteng, dan industri semen.
- Batubara metalurgi (metallurgical coal atau coking coal) digunakan
bituminus.
e). Gambut
Gambut berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai
umum reklamasi adalah the making of land fit for cultivation yakni
lahan.
Kegiatan reklamasi tersebut meliputi dua tahap yaitu :
a. Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang
terganggu.
b. Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki untuk
sebagai berikut:
a. Pengaturan Bentuk Lahan
b. Pengelolaan Tanah Pucuk
c. Revegetasi
terbuka yaitu :
a. Secara hidrologis, antara lain bertambahnya air limpasan,
kelongsoran lereng
b. Secara ekologis adanya kerusakan struktur tanah, vegetasi,
dan sebagainya.
2. Diperlukan pengambilan tanah penutup dari lokasi
penambangan.
3. Terjadi aliran penambangan yang tinggi pada lahan bekas
penembangan.
b. Reklamasi dengan perbaikan kesuburan tanah, sistem ini
akibat penggalian.
5. Hilangnya lapisan tanah yang subur, sehingga mengakibatkan
unsur hara.
c. Reklamasi dengan cara revegetasi, sistem ini memiliki kriteria
sebagai berikut :
1. Lahan bekas tambang belum mempunyai peruntukan lahan
memisahkan tanah pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini penting
pucuk.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tanah
pucuk adalah :
a. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan
minimal 0.15m.
12
dipertimbangkan.
2.4.3 Revegetasi Lahan
Tahapan kegiatan revegetasi dengan jenis lokal dapat
tumbuh (tata letak dan jarak tanam). Tata letak menjadi hal yang
13
tanaman.
Keberhasilan revegetasi bergantung pada beberapa hal
berikut :
sesuai peruntukannya .
Pascatambang
melaksanakan reklamasi .
ii terdiri dari :
tambang
BAB III
METODE PENELITIAN
terlebih dahulu melakukan eksplorasi yang dimulai pada tahun 1997 sampai
2002 sampai tahun 2003. Setelah semuanya terencana dan tersedia maka
kegiatan yang dilakukan adalah produksi yang dilakukan mulai tahun 2004
sampai sekarang.
Pendasirun.
2. Wilayah KW 98 PB 0025 seluas 10.661, 3 Ha status kontruksi terdiri dari
termasuk daerah beriklim tropis yang lembab dan panas, karena secara
tinggi. Dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 18.47
mm/hari, sedangkan curah hujan terendah sebesar 1.10 mm/hari terjadi pada
bulan September.
Tabel 3.1. Data Rata-rata Curah Hujan Pada Tahun 2014 di PT. Marunda
Grahamineral
penyelidikan antara lain yaitu karet, rotan, durian. Sedangkan fauna terdiri
dari binatang umumnya seperti babi hutan, ular, monyet, rusa serta beberapa
jenis burung. Binatang peliharaan terdiri dari anjing, ayam, babi, kucing
tropis yang sangat lebat, tetapi sekarang daerah pengamatan sebagian sudah
Dengan sarana dan prasarana yang cukup tersedia, begitu juga sarana
dan wiraswasta.
pimpin oleh Direktur Utama yang membawahi direksi. Struktur yang ada di
bawah direksi adalah Mine Operator Manager atau Kepala Teknik Tambang
lampiran.
kanan sungai besar dengan bentuk bukit membulat dan bentuk lembah
dengan lereng yang terjal. Beda tinggi antara puncak bukit dengan
2. Stratigrafi Regional
Daerah Sungai Laung dan sekitarnya termasuk ke dalam
saling selaras, saling menjari, saling tidak selaras dan satuan batuan beku
Bentuknya berupa sill yang terletak sejajar perlapisan dan dike yang
25
langsung.
Tenggara. Sesar terdiri sesar normal, sesar geser, dan sesar naik yang
berhubungan erat dengan kegiatan tektonik yang terjadi pada jaman itu
(Tersier).
persentase lereng berkisar antara 2 8%. Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya daerah yang relatif datar meskipun ada beberapa blok yang
Formasi Tanjung
terdiri dari persilangan batu pasir (kuarsa), batu lempung, dan batu
Formasi batu ayau dan formasi batu kelau ini berada di wilayah
timur laut daerah penelitian. Formasi Ujoh bilang ini dicirikan oleh
Formasi Warukin
daerah yang bernama Tahujan ada intrusi yang berbentuk dike. Dimana
dike ini adalah penerobasan magma yang memotong arah lapisan batuan.
Diduga daerah terdapat gunung api purba yang sempat aktif sehingga
bararah relative utara-selatan, dimana blok barat turun dan blok timur
naik. Perpotongan sesar orde kedua ini dengan sesar utama menyebabkan
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir,
penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam pengamatan ini mencakup data
Sumber data sekunder yaitu dari studi pustaka dan dari Perusahaan, yakni
PT.Marunda Grahamineral.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan penelitian ke lapangan untuk
Tengah adalah:
1. Observasi
Adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan
buku atau modul dari perusahaan serta buku lain yang relevan untuk
Start
Rumusan Permasalahan
Studi Literatur
Pengamatan dan
Pengambilan Data
Data Primer: Data Sekunder:
Tahap penataan lahan pada lahan Sejarah Perusahaan
bekas tambang Kondisi dan kesampaian daerah
Cara mengurangi erosi yang Kondisi geologi daerah penelitian
terjadi pada areal reklamasi lahan Peta-peta
yang telah di tata Data curah hujan
Pengolahan dan
Analisis Data
Pembuatan
Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian Tugas Akhir
Laporan
3.4.4. Waktu Penelitian Tugas Akhir
Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu mulai
BAB IV
4.1. Hasil
4.1.1. Cara Pengambilan Sample Produksi dan Loading pada PT. Marunda
Grahamineral.
Sampling untuk tahap produksi dan penjualan pada PT. Marunda
sample.
- Pengawas diwajibkan hadir pada jam pertama penyamplingan untuk
utama.
- Kemudian membungkus sample untuk menjaga kestabilan moisture
lain.
- Jika sample General Analysis (GA) telah dikumpulkan dan bungkus
sendiri.
- Dan yang terakhir mengirim sample ke Laboratorium untuk proses
selanjutnya.
35
inkriment.
- Sampler (petugas pengambil sample) harus mengisi sampling
utama.
- Kemudian membungkus sample untuk menjaga kestabilan moisture
lain.
- Jika sample General Analysis (GA) kumpulkan dan bungkus sendiri.
- Dan yang terakhir mengirim sample ke Laboratorium untuk proses
selanjutnya.
sebagai berikut :
- Setelah sample batubara masuk ke Laboratoriuml, lalu sample tersebut
untuk membagi sample (4/8 dibuang, 1/8 di ambil untuk GA, 1/8 di
- Dan yang terakhir ambil sample GA dan CSN yang ada di dalam
Drying Shed dan di Rak lalu dimasukkan ke alat Raymond Mill untuk
Laboratorium.
zat terbang .
41
umum.
3. Analisa Inherent Moisture
Tujuan dilakukan analisis Inherent Moisture pada PT.Marunda
dalam batubara.
4. Karbon Padat (Fixed Carbon)
Karbon padat (fixed carbon) merupakan jumlah karbon sisa
dalam batubara.
2. Residual Moisture
Tujuan dilakukan analisis Residual Moisture pada
Grahamineral yaitu untuk mengetahui nilai kalori atau nilai panas yang
4.2. Pembahasan
4.2.1. Cara Pengambilan Sample
Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari
heterogenitas sangat tinggi, baik secara fisik maupun secara kimia, oleh
karena itu, sampling batubara yang baik tidak mudah dilakukan, padahal
pihak terkait.
Sampling yang baik ialah sampling yang disamping dilakukan
populasi dengan baik, jumlah contoh yang terambilnya pun harus dapat
ditangani.
Pada dasarnya cara pengambilan sample dapat dilakukan dimana
sample dalam kondisi moving steam lebih disukai para praktis daripada
dalam kondisi stationary. Hal ini karena, dalam kondisi moving stream,
tergantung dari ukuran partikel dan jumlah contoh yang diperlukan untuk
ini yaitu :
1. Timbangan
2. Pengeringan
3. Penggilingan / penggerusan
4. Pengadukan
5. Pembagian
6. Penyimpanan contoh
Umumnya pengeringan dilakukan sebelum penggilingan, yang
pengadukan.
Alat alat kegiatan preparasi sample :
1. Alat tulis,Timbangan dan log book
2. Sekop ,tong plastik
3. Double Roll Crusher
4. Rotary Sample Divider (RSD)
5. Jaw crusher
6. Plastik sample
7. Raymond Mill
8. Drying Shed
menjadi :
moisture
4. Analisa parameter khusus batubara bahan bakar :
a. Penentuan nilai kalori batubara (calorific value atau specific
energy)
b. Penentuan kekerasan batubara (hardgrove grindability index dan
abrasian index)
c. Penentuan suhu leleh ash
d. Analisia ash (oksida - oksida dan silikon, aluminium,besi,
fosfor).
e. Penentuan unsur fosfor, klor, arsen, dan lain sebagainya dalam
batubara.
5. Analisa ultimat meliputi penentuan unsur karbon, hidrogen, nitrogen,
1. Analisa Proksimat
a. Zat Terbang (Volatile matter)
menit tepat. Volatile yang menguap terdiri dari sebagian besar gas-
metan, serta sebagian kecil uap yang dapat mengembun seperti tar,
dari pirit dan air lempung. Faktor faktor lain hasil penentuan
46
b. Kandungan Ash
Ash dalam batubara didefinisikan sebagai zat organik yang
yang semula ada didalam batubara. Hal ini di sebabkan antara lain
analisis ash dan suhu lelehnya dalam penentuan suhu leleh ash.
c. Inherent moisture
inherent moisture ialah moisture yang dianggap terdapat
yang terbaik , nilai karbon dari analisis ultimat mungkin yang dapat
dipercaya.
2. Total sulfur
adalah :
a. sulphate sulphur
48
b. pyritic sulphur
c. organic suphur
batubara dalam bentuk inherent dan adherent pada kondisi saat batubara
hasil analisis penetapan total moisture metode dua tahap (two state
determination).
a. Free moisture
b. Resedual moisture
pada kondisi standar, yaitu pada volume tetap dan dalam ruangan yang
yang sebenarnya pada ketel, nilai calorivic value tidak pernah tercapai
kalori yang dapat dicapai selama proses adalah nilai net calorivic
value.
50
6. Analisa Ultimat
dan oksigen sama dengan 100%. Tiap unsur ditentukan dalam sampel
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Cara pengambilan sample produksi pada PT. Marunda Grahamineral
interval 7 menit per inkriment, setelah itu sample sebaiknya di ambil dari
ban berjalan dari seluruh bagian lebarnya dengan kecepatan tetap dan
pengambilan sample setiap interval 3.45 menit per inkriment, setelah itu
selanjutnya.
sample (6/8 dibuang dan dan 2/8 di ambil), Kemudian 2/8 sample di
Divider (RSD) untuk membagi sample (4/8 dibuang, 1/8 di ambil untuk
GA, 1/8 di ambil untuk CSN, dan 2/8 untuk store GA dan CSN), setelah
itu 1/2 sample untuk GA tadi dimasukkan ke dalam alat Drying Shed
selama 6 jam, kemudian 1/2 sample untuk CSN di simpan di Rak selama
6 jam, dan yang terakhir ambil semua sample yang ada di dalam Drying
Laboratorium.
(Volatile Matter, Ash, Inherent Moisture dan Fixed Carbon), analisa total
53
sulfur, analisa calorific value, analisa total moisture dan analisa Crusible
5.2. Saran
1. Untuk alat pengambilan sample (Automatic Sampler) pada produksi dan
DAFTAR PUSTAKA
http://logku.blogspot.co.id/2011/02/proses-pembentukan-batubara.html
Peraturan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Reklamasi dan Penutupan Tambang