Pendahuluan I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Food grade paraffin wax biasa juga dikenal dengan food grade microcrystalline
wax dengan panjang rantai atom karbon 21 sampai 26 (C21-26) pertama kali
diperkenalkan oleh Negara Cina kemudian diikuti oleh Negara German. Food grade
parafin wax merupakan padatan lunak yang berwarna putih dengan titik leleh 58 C
sampai 62 C dan titik didih 322 C.
Paraffin wax ini merupakan hasil olahan fraksinasi dari minyak bumi yang
keluar pada kolom paling bawah bersamaan dengan aspal dan residu lainnya. Wax
hasil fraksinasi ini biasa dikenal dengan nama slack wax. Slack wax kemudian
dipisahkan antara wax dan oil yang terkandung pada slack wax dikenal dengan
paraffin wax.
Teknologi pengolahan antara industrial grade dan food grade paraffin wax ini
berbeda. Industrial grade diolah dengan menggunakan proses konvensional dimana
slack wax hanya dipisahkan kandungan oil dari slack wax tersebut. Sedangkan food
grade paraffin wax diolah dengan menggunakan proses Hydrotreating. Proses
Hydrotreating atau disebut juga Hydroprocessing adalah proses hidrogenasi katalitik
untuk menjenuhkan hidrokarbon dan menghilangkan sulfur, nitrogen, oksigen, dan
logam dari aliran proses.
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-2
Food grade paraffin wax merupakan paraffin wax yang paling aman
digunakan karena kandungan sulfur, nitrogen metal dan senyawa aromatic sudah
dihilangkan dalam proses pengolahannya. Food grade paraffin wax mulai
diproduksi dan dimanfaatkan untuk polishing buah-buahan, bahan baku pembuatan
kosmetik, pelapis permukaan makanan seperti keju dan apel, pembuatan permen karet
sintesis dan bahan baku formulasi kapsul gelatin lunak (koster keunen industri).
Selanjutnya food grade paraffin wax paling banyak dimanfaatkan digunakan sebagai
extender dalam industri kosmetik.
Saat ini ada beberapa pabrik di dunia yang memproduksi food grade paraffin
wax, diantaranya yaitu : Cepsa Company di Spain (kapasitas 600.000 ton/tahun),
Meoming di China (kapasitas 42.200 ton/tahun), Yanshan di China (kapasitas 6000
ton/tahun) dan paling sedikit Nippon Seioro di Jepang (kapasitas 90 ton/tahun).
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawh ini.
Kapasitas
Nama Perusahaan Lokasi
Terpasang (Ton)
ACS Paraffin Sunayi Ve
Turki 30.000
Ticaret As
AGS Paraffin AS Turki 30.000
Hong Chang International India 50.000
Nippon Seioro Jepang 90
AR Kimya Sanayi Ve Ticaret
Turki 10.000
Anonim Sirketi
Ajanta Chemical Industries India 36.000
TIRUPATI POLYCHEM India 3.000
Kunjal Synergies Private
India 1.000
Limited
MEGH German 32.5000
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-3
Dari data diatas dapat dilihat kapasitas produksi terpasang yaitu dari 90
ton/tahun sampai 600.000 ton pertahun. Dengan didirikannya pabrik food grade
paraffin wax diharapkan dapat memenuhi kebutuhan food grade paraffin wax
didalam negeri sehingga akan mengurangi kebutuhan akan impor dari food grade
paraffin wax. Selain itu, dengan adanya pendirian pabrik food grade paraffin wax
diharapkan akan menimbulkan dampak yang sangat positif bagi pertumbuhan
perindustrian. Pabrik yang akan didirikan juga merupakan pabrik pertama di
Indonesia, dengan demikian akan terjadi alih teknologi dimana bangsa Indonesia
dikenalkan dengan teknologi baru yaitu pembuatan food grade paraffin wax.
Melihat prospek pasar dan perkembangan konsumsi food grade paraffin wax
di Indonesia untuk berbagai sektor industri terutama industri kosmetik dan farmasi
yang terus meningkat setiap tahunnya dan melihat kebutuhan tersebut masih harus
dipenuhi melalui impor, karena belum adanya pabrik food grade paraffin wax
didalam negeri maka sudah perlu dicari alternatif untuk membangun pabrik food
grade paraffin wax sendiri.
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-4
Di indonesia penggunaan bahan food grade paraffin wax pada saat ini
sebagian besar dipakai untuk bahan baku pembuatan kosmetik, pelapis permukaan
makanan seperti keju dan apel, pembuatan permen karet sintesis dan bahan baku
formulasi kapsul gelatin lunak (koster keunen industri).
Karena hingga saat ini food grade paraffin wax belum diproduksi di Indonesia
maka seluruh kebutuhan tersebut masih harus dipenuhi melalui impor. Perkembangan
impor Food grade parafin wax setiap tahunnya tidak tetap tergantung dari kebutuhan
konsumsi Food grade parafin wax setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2
sebagai berikut :
Tabel 1.2 Perkembangan Impor Food Grade Paraffin Wax 2010 2015
Impor food grade paraffin wax tersebut didatangkan dari berbagai negara
antara lain Jepang, Taiwan, USA, Cina, Spanyol, India, Malaysia, Jerman, dan
Spanyol.
Sebagaimana produk kimia yang belum dapat diproduksi didalam negeri, re-
ekspor food grade paraffin wax pada tahun 2010 tidak dapat dilakukan Tetapi
sepanjang tahun 2011 hingga 2015 Indonesia melakukan re-ekspor . Data ekspor food
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-5
grade paraffin wax dari tahun 2010 hingga 2015 selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 1.3 dibawah ini.
Tabel 1.3 Perkembangan Ekspor Food Grade Paraffin Wax 2010 2015
Seluruh kebutuhan akan food grade paraffin wax di Indonesia masih disuplai
melalui impor. Sehingga gambaran mengenai konsumsi ataupun kebutuhan food
grade paraffin wax ini didalam negeri dapat diperhitungkan melalui volume impor
pada tabel 1.4 dibawh ini.
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-6
Tabel 1.4 Perkembangan Konsumsi Food Grade Paraffin Wax 2010 2015
Peranan aspek pasar adalah untuk mengetahui keadaan pasar sampai sejauh
mana hasil produksi itu dibutuhkan dipasaran. Besar kecilnya pasar yang dikuasai
oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap penjualan produksinya, berarti pula akan
mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh.
Food grade paraffin wax sampai sekarang belum diproduksi di dalam negeri,
sehingga seluruh kebutuhannya masih tergantung dari impor. Impor food grade
paraffin wax di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015 rata-rata perkembangannya
6.11% per tahun. Jumlah konsumsi food grade paraffin wax mengikuti perkembangan
impor pada tahun yang sama.
Dari data perkembangan produksi, konsumsi, ekspor, dan impor yang telah
dijabarkan di atas, maka dapat diproyeksikan suplai dan demand dari tahun 2016
sampai tahun 2019 terdapat pada tabel 1.5 dibawah ini:
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-7
Tabel. 1.5 Proyeksi Analisis Suplai dan Demand Food Grade Parafin Wax*
Suplai Demand
Tahun Import Produksi Ekspor Konsumsi
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
2016 11,000,000.00 0 0 10,957,921.00
2017 12,000,000.00 0 0 11,945,554.00
2018 13,000,000.00 0 0 12,933,187.00
2019 14,000,000.00 0 0 13,920,820.00
Note : asumsi tidak terjadi re-ekspor
Dengan melihat Tabel 1.5 bahwa kebutuhan food grade paraffin wax
mengalami peningkatan tiap tahunnya dan masih dipenuhi dengan impor, maka
pabrik yang akan didirikan mempunyai prospek pasar. Karena pendirian pabrik food
grade paraffin wax salah satunya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor,
maka besarnya peluang pasar berdasarkan tabel 1.5 pada tahun 2019 adalah 13.920
ton.
Kapasitas ekonomi adalah kapasitas produksi suatu pabrik yang sudah berdiri
dan mendapatkan laba. Kapasitas ekonomi beberapa pabrik food grade paraffin wax
untuk proses produksi adalah Nipon Seioro dengan kapasitas ekonomi yaitu 90
ton/tahun dan kapasitas terbesarnya adalah Cepsa Company yaitu 600.00 ton/tahun.
Untuk itu, dalam pendirian pabrik food grade paraffin wax yang akan
dibangun kapasitas produksi tidak merupakan 100% nilai dari peluang pasar namun
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-8
hanya mengambil 75% dari peluang pasar yaitu 139.200 ton /tahun (kapasitas
ekonomis yang ada adalah 90 tun/tahun - 600.000 ton/tahun). Terdapat faktor
sekunder dalam pemilihan kapasitas produksi, salah satunya adalah ketersediaan
bahan baku. Bahan baku yang digunakan adalah slack wax dari PT. Pertamina. Slack
wax yang mampu dihasilkan oleh PT. pertamina adalah berkisar 44.400 ton/tahun,
slack wax tersebut di ekspor ke luar negeri dikarenakan hanya sedikit perusahaan
yang berminat untuk mengolah slack wax. Berdasarkan dari ketersediaan bahan baku
slack wax yang ada dalam negeri, maka kapasitas produksi merujuk pada jumlah
slack wax yang tersedia yaitu sebesar 40.000 ton/tahun.
Pabrik food grade paraffin wax ini direncanakan di bangun pada tahun
2019,sehingga pada tahun 2021 sudah dapat berproduksi dengan asumsi 1 tahun
adalah 330 hari dan satu hari adalah 24 jam.
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-9
1. Faktor Primer
Gambar 1.1 Peta Lokasi Perencanaan Pendirian Pabrik Food Grade Parafin
Wax
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-10
b. Pemasaran
Untuk pemasaran produk perlu diperhatikan letak pabrik dengan pasar
yang membutuhkan produk tersebut guna menekan biaya pendistribusian ke
lokasi pasar dan waktu pengiriman. Produk food grade paraffin wax yang
telah diproduksi akan didistribusikan ke industri kosmetik, farmasi, kemasan
makanan yang banyak berada di Pulau Jawa. Tidak menutup kemungkinan
bahwa industri-industri hilir yang menggunakan bahan food grade paraffin
wax akan membuka pabrik baru di sekitar cilacap sehingga akan
meningkatkan peluang pemasaran produk ini. Jika kebutuhan pasar dalam
negeri telah terpenuhi, maka produk food grade paraffin wax dapat dipasarkan
di pasar internasional seperti.
c. Sarana Transportasi
Sarana transportasi diperlukan untuk mengangkut bahan baku dan
memasarkan produk. Jalur transportasi baik darat maupun laut yang berperan
dalam pendistribusian bahan baku maupun produk cukup memadai, untuk
transportasi darat tersedia jalan raya yang menghubungkan ke daerah-daerah
lain yang berpotensi untuk menunjang jalannya proses produksi dan
pemasaran. Dan juga tersedia jalur laut, jarak pelabuhan dari lokasi pabrik ini
akan didirikan sekitar 7,8 KM.
2. Faktor Sekunder
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-11
b. Utilitas
Kebutuhan untuk menjalankan proses produksi pabrik diperlukan
sarana pendukung sebagai pembangkit tenaga listrik dan air. Sumber air
diperoleh melalui Sungai Serayu. Sedangkan untuk listrik dapat disuplai dari
PLN dan Generator.
d. Iklim
Posisi Indonesia di daerah tropis menyebabkan iklim di Indonesia
hanya mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Dua musim tersebut memudahkan bagi pengembangan pabrik, kelancaran
proses produksi dan pemasaran.
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-12
2. Proses pembuatan food grade paraffin wax dengan proses ekstraksi pelarut
dari wax bearing oil.
Proses pembuatan food grade paraffin wax dengan proses ekstraksi pelarut
dari wax bearing oil, pelarut oyang dipakai adalah dichloroethyl ether. Pada
prosesnya wax dicampur dengan dicholoroethyl ether pada suhu berkisar antara
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-13
2 Katalis Katalis I -
a. Nickel-Molybdenum
Katalis II
a. Platinum/palladium
3 Kondisi Hydrotreating I Mixer
Operasi Suhu : 260 C 482 C Suhu : 145 C 170 C
Tekanan : 3,5 MPa Ekstraksi I
17,3 MPa Suhu : 165 C
Hydrotreating II Ekstraksi II
Suhu : 149 C 260 C Suhu : 125 C 130 C
Tekanan : 15,6 MPa Ekstraksi III
Suhu : 100 C 110 C
4 Konversi 97% - 99,8 % 80% - 85%
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-14
Dari kedua proses pembuatan food grade paraffin wax diatas, maka proses
hydrotreating dengan menggunakan katalis nickel-molybdenum dan fosfor dipilih
sebagai proses food grade paraffin wax dalam pendirian pabrik ini.
Gas -cair
Bahan Baku Gas- Cair
Gas Gas
Tekanan Tinggi, Tekanan Tinggi,
Kondisi Operasi
Suhu Tinggi Suhu Tinngi
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037
BAB I. Pendahuluan I-15
Pada tabel 1.7 tersebut terlihat bahwa reaktor fixed bed dan fixed bed
multitube dapat digunakan untuk proses pembutan food grade paraffin wax. Pada
jenis reaktor fixed bed, kapasitas produksi cukup tinggi namun ada kemungkinan
terjadi reaksi samping homogen pada liquid. Sistem katalis yang single tube
mengakibatkan transfer massa dan transfer panas rendah sehingga konversi yang
dihasilkanpun lebih rendah. Karena sistem katalis yang single bed juga pemindahan
katalis sangat sulit dan memerlukan shutdown alat terlebih dahulu.
Pada jenis reaktor fixed bed multitube, kapasitas produksi lebih rendah dari
fixed bed dikarenakan terdapat beberapa bed dan lebih banyak katalis didalam
reaktor. Dengan sistem katalis multitube transfer massa dan transfer panas yang
dihasilkan menjadi lebih tinggi sehingga konversi yang dihasilkan menjadi lebih
tinggi. Kelebihan fixed bed multitube laninnya adalah karena katalis tidak bergerak
maka katalis yang hilang sedikit dan tingkat kebocoran rendah
Berdasarkan perbandingan data dari fixed bed dan fixed bed multitube,
reaktor yang lebih ekonomis untuk pembuatan food grade paraffin wax adalah reaktor
fixed bed multitube. Dimana pada reaktor fixed bed multituibe menghasilkan transfer
massa dan transfer energi yang lebih besar dan konversi yang lebih tinggi.
Pra Rancangan Pabrik Food Grade Paraffin Wax Bayu Fardiyan 114122034
Institut Teknologi Indonesia Salamulloh 114122037