Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

EKONOMI TEKNIK
“PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH (UKM) ALAS KAKI ARDHILA DI KOTA PATI”
Dosen Pengampu Tugimin, SE., M.M

DISUSUN OLEH :
Galuh Amelia Nur Hidayah (1902193)

Teknologi Pengolahan Produk Kulit – C

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkatdan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Teknik
dengan tepat waktu.Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dosen selaku pembimbing yang telah membekali materi Ekonomi
Teknik.
2. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan materil maupun doa.
3. Teman – teman yang telah memberi support.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami pada khususnya, dan kami menyadari bahwa pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Pati, 1 April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Alas kaki, khususnya sepatu memiliki tujuan tersendiri bagi para
pemakainya, berbagai jenis dan model sepatu yang berbeda-beda sudah
banyak dibuat dan dikembangkan. Tujuan pemakaian sepatu adalah untuk
meningkatkan performa saat melakukan berbagai kegiatan, sebagai alat
keselamatan, ataupun sebagai penunjang penampilan penggunanya,
dengan tetap memasukkan unsur ergonomis pada kaki pemakainya.
Berikut macam sepatu menurut fungsinya (Basuki, 2003):
1. Sepatu olahraga, berfungsi untuk meningkatkan kinerja saat
berolahraga, dan menghindari cedera.
2. Sepatu formal, berfungsi untuk menunjang penampilan
3. Sepatu kerja, berfungsi untuk mengjindari cedera dan menghindari
paparan
4. Sepatu santai, berfungsi untuk menunjang penampilan.
Sepatu olahraga adalah sepatu yang didesain untuk aktivitas yang
berhubungan dengan olahraga, sebagai contoh sepatu lari, sepatu basket,
sepatu tenis, dan sebagainya. Sepatu formal (dress shoes) adalah sepatu
yang umumnya terbuat dari material kulit dan digunakan pada acara-
acara formal dan saat ini banyak dipakai sebagai sepatu kerja diluar kerja
lapangan yang membutuhkan sepatu safety. Jenis-jenis sepatu formal
antara lain adalah oxford, derby, monk strap, loafer, dan sebagainya.
Sepatu kerja digunakan sebagai alat pelindung diri yang wajib digunakan
saat melakukan pekerjaan yang memiliki resiko kerja tingga untuk
melindungi keselamatan pekerja dan sekelilingnya. Sepatu kerja (safety)
biasanya berbentuk boot yang terbuat dari bahan kulit yang dilapisi metal
dengan sol terbuat dari karet tebal dan kuat. Sepatu santai (casual)
awalnya didesain untuk olahraga atau berbagai bentuk aktivitas fisik.
Sepatu ini kemudian berubah fungsi dan dipakai untuk aktivitas sehari-
hari. Umumnya sepatu santai dengan outsole yang elastis dan terbuat dari
dari karet dan upper yang terbuat dari kulit dan material sintesis seperti
kanvas. Kemudian modern ini berkembang juga sepatu santai dengan
desain yang menyerupai sepatu formal dengan beberapa perubahan
bagian sepatu sehingga lebih nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-
hari.
VISI DAN MISI

Visi
- Menjadi perusahaan industri alas kaki yang senantiasa mampu
bersaing dan tumbuh berkembang.
- Menjadi perusahaan terkemuka di bidang disnis dengan
mengutamakan pelayanan penjualan yang terbaik untuk customer
- Memasarkan usaha alas kaki ke tingkat nasional- internasional

Misi
- Melayani para pelanggan dengan baik
- Memberikan harga yang terjangkau bagi masyarakat
- Memberikan produk dengan kualitas yang terbaik
- Menjaga kepercayaan para pelanggan
- Menciptakan produk yang berbeda dari perusahaan lain
BAB 2
RUMUSAN MASALAH

RESIKO YANG DI HADAPI PERUSAHAAN

 Kurangnya pasokan bahan baku


Potensi pengembangan kulit juga sangat baik karena ekspor alas
kaki yang cenderung meningkat setiap tahunnya, Namun
sayangnya industri kulit dan alas kaki tersebut masih menghadapi
beragam kendala, seperti kontinuitas pasokan bahan baku berupa
kulit hewan baik dari dalam negeri maupun impor. Hal ini
disebabkan oleh permasalahan pada tata niaga impor,
permasalahan limbah, keterbatasan SDM yang terampil, prosedur
karantina serta kebijakan bea keluar ekspor kulit.

 Barang diambil oleh sales/reseller


Sistem pengambilan barang lalu bayar setelah barang terjual, agar
memudahkan bagi para sales dan reseller untuk memulai lapaknya
dan tidak mengeluarkan modal terlalu banyak, namun dengan
sistem itu bukan sama sama menguntungkan bagi kedua belah
pihak, namun banyak sales dan reseller tidak membayar apa yang
di janjikan saat mengambil beberapa alas kaki di ardila shoes

 Pandemi
Akibatnya, pendapatan yang tak menentu dan beban biaya
operasional yang tinggi mengancam kelanjutan bisnis alas kaki.
Dengan tidak adanya pemasukan, perusahaan di sektor tersebut
diperkirakan hanya dapat mempertahankan karyawan selama tiga
bulan ke depan. Tak hanya itu, setiap tahun ardila shoes juga
mendapat banyak pesanan di beberapa sekolah menengah atas
(SMA) dengan jumlah yang cukup fantastis, namun dengan adanya
pandemi pesanan merosot sangat tajam.
BAB 3
PEMBAHASAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERUSAHAAN


 Menghilangkan prosedur karantina
Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan beberapa
insentif atau kebijakan yang dinilai mampu mendongkrak
pertumbuhan dan mengatasi permasalahan pada industri kulit
dan barang jadi kulit. Misalnya, dengan menghilangkan prosedur
karantina untuk kulit jadi dan pengaturan ekspor kulit mentah
sebagai bahan baku industri kulit yang berpihak kepada industri
dalam negeri, juga menghapus regulasi impor dari semua negara
tanpa mengurangi pencegahan masuknya Penyakit Mulut dan Kuku
(PMK) dan fasilitasi pengelolaan limbah industri kulit oleh
pemerintah daerah dan pusat serta meningkatkan kemampuan SDM
industri, diperlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektor
khususnya dari Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian
Perdaganagan (Kemendag), asosiasi dan seluruh pelaku
usaha industri kulit dan barang jadi kulit serta industri terkait
lainnya.

 Harus membayar DP 60%


Ketika sales atau reseller ingin mengambil beberapa barang di
ardila shoes, ardila shoes menetapkan kebijakan harus membayar
minimal DP 60% sebelum mengambil barang agar menghindari
kecurangan sales dan reseller.

 Pemasaran lewat online


Karena jumlah penjualan offline sangat merosot tajam, ardila shoes
melakukan penjualan lewat online dengan cara memposting di
media sosial terkhusus aplikasi shopee dan website untuk jual beli
online, cara ini cukup efektif untuk menstabilkan perekonomian
meskipun tidak sebanyak pesanan sebelum pandemic.
BAB 4
PENUTUPAN
Kesimpulan
Alas kaki adalah bagian yang erat hubungannya dengan manusia, dalam
kehidupan sehari-hari alas kaki kerap dijadikan sebagai penunjang dalam
segala kegiatan, terlebih untuk sebagian besar perempuan alas kaki tidak
hanya sebuah kebutuhan semata, melainkan lebih dari itu alas kaki adalah
salah satu produk keindahan yang dipakai untuk mengekspresikan rasa
fesyennya

Anda mungkin juga menyukai