Anda di halaman 1dari 9

JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering), 6 (2) November 2022

ISSN 2549-6328 (Print) ISSN2549-6336 (Online) DOI : 10.31289/jime.v6i2.7140

JIME
(Journal of Industrial and Manufacture Engineering)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jime

Identifikasi Waste pada Proses Produksi


Bakso Aci di UMKM Sekar Group

Identification of Waste in the Production Process


Bakso Aci at UMKM Sekar Group
*Rifka Fachrunnisa1), Dino Rimantho2)
1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Pancasila, Indonesia

Diterima: April 2022; Disetujui: Agustus 2022; Dipublikasi: November 2022


*Coresponding author: dino.rimantho@univpancasila.ac.id
Abstrak
Tugas masyarakat terkait dengan pembangunan dalam aspek ekonomi salah satunya dengan membuka
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu UMKM yang bergerak di bidang industri makanan
yaitu Sekar Group yang menjual produk jajanan Bakso Aci dengan nama produk BOCIKAR. Seiring dengan
pertumbuhan bisnis, mendorong peningkatan permintaan pelanggan terhadap produk BOCIKAR.
Pertumbuhan bisnis ini dapat menghasilkan banyak pemborosan (waste) dalam berbagai cara. Oleh karena
itu, penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis jenis pemborosan dan faktor penyebabnya
menggunakan diagram fishbone. Hasil penelitian menunjukkan tujuh waste yang terdiri dari 11 unit defect,
overprocessing berupa Bakso Aci yang terlalu matang, dan waktu tunggu total 132,67 menit. Selanjutnya
transportation sekitar 11,44 menit, inventory karena bahan yang busuk dan kadaluarsa, motion karena
semua kegiatan dilakukan secara manual. Selain itu, overproduction karena ada beberapa unit Bakso Aci
berlebih 3-5 unit. Kemudian dari hasil penentuan diagram fishbone yang telah dilakukan, didapatkan
faktor-faktor penyebab waste yang teridentifikasi pada proses produksi BOCIKAR, antara lain dari manusia,
metode, mesin, material, dan lingkungan.

Kata Kunci: UMKM, BOCIKAR, Bakso Aci, Waste, Fishbone Diagram

Abstract
One of the community's tasks to increase economic growth is Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs).
One of the MSMEs engaged in the food industry is Sekar Group, which sells Bakso Aci under the product name
BOCIKAR. Along with business growth, it encourages increased customer demand for BOCIKAR products. This
business growth can result in much waste in various ways. Thus, this article will identify and analyze the types
of waste based on the type of waste and its causal factors using a fishbone diagram. The results showed seven
wastes consisting of 11 units of defect, overprocessing in the form of overcooked Bakso Aci, and waiting for a
total time of 132.67 minutes. Furthermore, the transportation was around 11.44 minutes, inventory due to rot
and expired materials, movement because all activities were carried out manually. In addition, overproduction
because there are several units of Bakso Aci approximately 3-5 units. Then from the results of determining the
fishbone diagram that has been done, the factors that cause waste identified in the BOCIKAR production
process are obtained, including those from humans, methods, machines, materials, and the environment.

Keywords: MSMEs, BOCIKAR, Bakso Aci, Waste, Fishbone Diagram

How to Cite: Fachrunnisa, R, d a n R i m a n t h o , D . (2022). Identifikasi Waste pada Proses Produksi


Bakso Aci Di UMKM Sekar Group. JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering). 6 (2): 113-121
Fachrunnisa, R, dan Rimantho, D . (2022). Identifikasi Waste pada Proses Produksi Bakso Aci Di
UMKM Sekar Group

PENDAHULUAN gabungan dari peralatan dan metode yang


diciptakan dengan tujuan melakukan
Pembangunan yang tidak rata dan pengurangan atau penghilangan
seimbang di berbagai bidang akan pemborosan, meminimasi waktu,
menimbulkan pembangunan yang tidak memperbaiki kinerja dan meminimalkan
optimal. Maka, pembangunan harus secara biaya yang dikeluarkan. Terdapat
menyeluruh memberdayakan masyarakat landasan dasar untuk konsep lean,
sebagai pelaku utamanya. Tugas diantaranya adalah mengidentifikasi value
masyarakat terkait dengan pembangunan dari sebuah produk, menggambarkan
di aspek ekonomi salah satunya yaitu sistem nilai tersebut dengan
dengan membuka Usaha Mikro, Kecil dan menggunakan Value Stream Mapping
Menengah (UMKM) (Sarfiah et al., 2019). (VSM) (Lestari & Susandi, 2019). Konsep
Keuntungan yang dirasakan dari UMKM di pemborosan pada penerapan Lean
Indonesia dapat meratakan kesejahteraan Manufacturing yang diidentifikasi dengan
ekonomi untuk masyarakat. Hal tersebut menggunakan seven waste (tujuh
membuat UMKM semakin kompetitif pemborosan) oleh Taiichi Ohno.
dalam mengembangkan dan memperluas Penerapan Lean Manufacturing
pasarnya, serta mendesak para pelaku berkonsentrasi pada efisiensi dengan tidak
usaha untuk dapat menjalankan usahanya mengurangi atau menghilangkan
secara kreatif dan efisien guna efektivitas proses yang berjalan
mempertahankan pasar dari produk yang (Ristyowati et al., 2017). Identifikasi yang
ditawarkan (Pratama & Widodo, 2018). dilakukan yaitu menentukan pemborosan
Kapasitas produksi menjadi standar (waste) yang ada dan juga mengetahui
dalam performa kerja pada industri tidak faktor-faktor penyebab pemborosan
terkecuali bagi UMKM sebagai usaha agar (waste) tersebut dapat terjadi. Seven tools
dapat meminimalkan segala aktivitas yang merupakan salah satu alat yang tepat
tidak memberikan nilai tambah terhadap karena termasuk ke dalam metode yang
produk yang dihasilkan (Maulana, 2019). sederhana tetapi efektif untuk digunakan.
Usaha UMKM sendiri memiliki beberapa Seven tools yang digunakan adalah
permasalahan dan kendala seperti yang diagram sebab-akibat (fishbone diagram)
sudah disebutkan diatas. Oleh karena itu, yaitu tools yang efektif untuk mengetahui
sangat penting untuk mengetahui prioritas faktor-faktor penyebab dari suatu
terkait dengan jenis pemborosan yang permasalahan yang ada pada perusahaan,
dihasilkan serta penyebabnya. Segala produksi atau sistem lainnya.
macam pemborosan tersebut harus UMKM yang sedang berkembang
diminimalkan ataupun jika bisa saat ini sebagian besar berasal dari
dihilangkan dengan berbagai macam industri makanan, salah satunya yaitu
metode yang sudah ada (Hidayat & UMKM Sekar Group yang menjual produk
Wijayanti, 2020). jajanan Bakso Aci dengan nama produk
Langkah awal yang dapat dilakukan yaitu Bakso Aci Sekar (BOCIKAR). UMKM
untuk menaikkan kegiatan produksi dan ini memproduksi berbagai macam varian
efisiensinya yaitu dengan memahami isian bakso aci yang menjadi nilai
konsep dasar lean yang merupakan keunikan dari produk BOCIKAR.

114
JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering). 6 (2): 113-121

Berhubung dengan meningkatnya jumlah data tersebut akan diolah dan dianalisis
permintaan pelanggan terhadap produk menggunakan Peta Proses Operasi untuk
BOCIKAR, maka UMKM Sekar Group melihat proses operasi dan inspeksi dari
mencoba untuk melakukan produksinya produksi BOCIKAR, lalu Peta Aliran
secara rutin. Dari hal tersebut, timbul Proses untuk melihat urutan aliran proses
beberapa permasalahan yaitu tidak dapat produksi BOCIKAR.
membuat persediaan produk dengan Sehingga nantinya akan didapatkan
jumlah yang lebih banyak, karena identifikasi 7 jenis pemborosan menurut
terkendala dengan produksi masih melalui Taiichi Ohno yang terdiri dari
proses manual dan menggunakan overproduction, inventory, defect, motion,
peralatan yang sederhana dan jumlahnya overprocessing, waiting dan
yang terbatas, serta jumlah tenaga kerja transportation. Pada salah satu jenisnya
yang sedikit yaitu hanya sebanyak 2 digunakan histogram untuk melihat
operator yang bekerja sehingga memakan berapa banyak defect produk bakso aci
waktu sebesar 682,62 menit untuk satu yang dihasilkan dan mengetahui varian
kali produksi. Hal tersebut mengakibatkan mana yang memiliki defect paling tinggi.
banyak pemborosan dari segi waktu, Selanjutnya dilakukan identifkasi faktor-
tenaga kerja, bahan baku, persediaan, faktor penyebab pemborosan yang terjadi
proses dan lainnya (Tripariyanto et al., dengan menggunakan seven tools yaitu
2021). Oleh karena itu, berdasarkan fishbone diagram yang didukung dengan
uraian permasalahan tersebut tujuan dari hasil dari wawancara terhadap pihak dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi UMKM Sekar Group. Adapun flowchart
jenis-jenis pemborosan (waste) dan juga metodologi penelitian dapat dilihat pada
faktor-faktor penyebabnya yang terjadi Gambar 1.
selama proses produksi BOCIKAR di
UMKM Sekar Group berlangsung.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan
beberapa metode pengambilan data yaitu
studi literatur tentang Lean
Manufacturing, Pemborosan (Waste),
Seven Tools yaitu histogram dan fishbone
diagram, pembuatan bakso aci, dan data
yang berasal dari perusahaan.
Selanjutnya, data-data berupa hasil
observasi langsung di lapangan yang
meliputi waktu produksi BOCIKAR,
wawancara dengan pihak UMKM Sekar
Group dan dokumentasi sebagai data
pendukung penelitian. Kemudian data- Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian

115
Fachrunnisa, R, dan Rimantho, D . (2022). Identifikasi Waste pada Proses Produksi Bakso Aci Di
UMKM Sekar Group

2015) Berdasarkan observasi langsung di


HASIL DAN PEMBAHASAN lapangan, diperoleh peta proses operasi
1. Alur Proses Produksi BOCIKAR di UMKM Sekar Group sebagai
Dalam pembuatan produksi BOCIKAR di berikut:
UMKM Sekar Group terdapat beberapa
proses pembuatan yang dilakukan dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
Pengolahan BOCIKAR pada UMKM Sekar
Group masih menggunakan alat maupun
mesin yang sangat sederhana. Adapun secara
lebih jelas, proses pengolahan tersebut dapat
dilihat melalui diagram alur proses produksi
di bawah ini.

Gambar 3. OPC pada Produksi BOCIKAR

Berdasarkan dari gambaran OPC


produksi BOCIKAR, dapat dilihat bahwa
UMKM Sekar Group memiliki total waktu
produksi sebesar 668,79 menit dengan 44
aktivitas produksi yang terdiri atas 37
aktivitas operasi dengan besar waktu 535,36
menit, 6 kegiatan delay dengan besar waktu
132,67 menit, dan 1 kegiatan penyimpanan
Gambar 2. Alur Proses Produksi BOCIKAR pada akhir proses produksi. Aktivitas delay
yang terjadi cukup lama dan cukup
2. Peta Proses Operasi pada BOCIKAR berdampak pada proses produksi BOCIKAR.
Peta kerja merupakan salah satu cara
untuk menampilkan aktivitas-aktivitas kerja 3. Peta Aliran Proses pada BOCIKAR
yang diurutkan secara logis, sistematis dan Peta Aliran Proses atau Flow Process
rinci. Salah satunya yaitu Peta Proses Operasi Chart (FPC) merupakan urutan aliran
atau Operation Process Chart (OPC) aktivitas dari proses awal hingga ke produk
merupakan diagram yang menunjukkan jadi menggunakan simbol-simbol peta kerja
urutan dari tahap-tahap proses operasi dan (Kiran, 2020). Berikut adalah rekapitulasi
inspeksi yang dialami oleh suatu objek dari peta aliran proses untuk produksi BOCIKAR
awal masih berupa bahan baku mentah di UMKM Sekar Group.
hingga menjadi produk jadi (Zadry et al.,

116
JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering). 6 (2): 113-121

setelah diisi dengan


Tabel 1. Rekapitulasi Peta Aliran Proses varian isiannya maupun
setelah proses
pada Produksi BOCIKAR
perebusan
Jumlah Waktu
Aktivitas Simbol Semua aktivitas proses
Aktivitas (Menit)
produksi BOCIKAR di
Operation 44 536,01 UMKM Sekar Group
4. Motion
dilakukan secara
Inspection 0 0 manual menggunakan
Transport tenaga manusia
8 11,44 Tekstur bakso aci
ation
menjadi terlalu lunak
Delay 6 132,67 5. Overprocessing
akibat perebusan bakso
aci yang terlalu lama
Storage 2 2,5
Terjadi 6 kali delay
TOTAL 60 682,62 dengan total waktu
6. Waiting
sebesar 132,67 menit
4. Identifikasi Jenis-Jenis Pemborosan pada selama proses produksi
Produksi BOCIKAR Terjadi 8 kali
Berdasarkan dari pengumpulan data perpindahan dengan
7. Transportation waktu sebesar 11,44
tersebut, tahapan selanjutnya adalah
menit selama proses
melakukan identifikasi jenis-jenis produksi
pemborosan yang ada di proses produksi
BOCIKAR pada UMKM Sekar Group menurut
Taiichi Ohno yang terdiri dari seven waste.
Pemborosan (Waste) merupakan seluruh
kegiatan penggunaan sumber daya yang
tidak memberikan nilai tambah pada produk
ataupun jasa yang dihasilkan (Purnama,
2018). Maka dilakukan pengamatan terhadap Gambar 4. Defect Produk pada BOCIKAR
sumber yang dapat mengakibatkan
pemborosan pada setiap aktivitas yang Berdasarkan Gambar 4 di atas, terlihat
dilakukan selama proses produksi sebagai menunjukkan tampilan dari defect produk
berikut: dari bakso aci yang terdapat di BOCIKAR
Tabel 2. Jenis-Jenis Pemborosan pada berupa terdapat bakso aci yang kulitnya
Produksi BOCIKAR sobek setelah diisi dengan varian isiannya
No. Pemborosan Keterangan maupun setelah proses perebusan sehingga
Terdapat beberapa unit menyebabkan isiannya keluar.
1. Overproduction bakso aci yang berlebih
sekitar 3 – 5 unit
Adanya cabai asli yang
busuk dan juga bubuk
2. Inventory cabai yang mengalami
kadaluarsa (expired)
sebelum waktunya
Beberapa bakso aci
3. Defect
yang kulitnya sobek

117
Fachrunnisa, R, dan Rimantho, D . (2022). Identifikasi Waste pada Proses Produksi Bakso Aci Di
UMKM Sekar Group

Gambar 5. Grafik Histogram Defect BOCIKAR dalam produksi BOCIKAR, terdapat


Tiap Varian Bulan Agustus 2021 tahapan pembulatan bakso aci yang
Histogram merupakan salah satu alat sudah diisi dengan varian isian secara
memberi gambaran mengenai manual menggunakan tangan. Pada
perkembangan suatu objek yang didasarkan proses ini, terkadang para operator
pada sebaran data yang terkumpul dalam kurang teliti dan berhati-hati.
periode tertentu (Tobing, 2018). 2) Tidak adanya pelatihan untuk membuat
Berdasarkan Gambar 5, diperoleh bahwa bakso aci untuk operator, sehingga
pada saat produksi BOCIKAR di bulan belum adanya instruksi kerja yang
Agustus 2021 terdapat beberapa defect atau menjadi acuan.
produk yang cacat pada tiap variannya, 3) Kelelahan fisik operator, UMKM Sekar
diantaranya yaitu pada varian Bakso & Sosis Group hanya memperkerjakan sebanyak
sebanyak 4 unit, varian Ayam sebanyak 5 2 (dua) operator setiap kali melakukan
unit, varian Kornet sebanyak 2 unit dan produksi. Akibatnya terjadi kelelahan
varian Mozzarella sebanyak 0 unit sehingga fisik pada operator karena mendapatkan
dapat diketahui pada varian Ayam beban kerja yang cukup banyak dan
mengalami paling banyak defect. semua pekerjaan dilakukan secara
manual.
5. Identifikasi Faktor-faktor Penyebab
Pemborosan pada Produksi BOCIKAR B. Metode
Diagram fishbone ini merupakan 1) Belum adanya instruksi kerja dari
diagram yang berfungsi untuk melakukan perusahaan untuk produksi BOCIKAR,
penyelidikan dan analisis secara sistematis sehingga operator tidak dapat bekerja
mengenai penyebab suatu permasalahan sesuai acuan instruksi kerja yang
(Neyestani, 2017). Tahapan selanjutnya yaitu seharusnya ada. Hal tersebut
menentukan faktor-faktor penyebab mempengaruhi kualitas dan kuantitas
pemborosan pada produksi BOCIKAR dengan produk setiap kali melakukan produksi.
menggunakan diagram fishbone sebagai 2) Produk BOCIKAR belum didaftarkan
berikut: standar halal dan BPOM, sehingga
produk BOCIKAR belum mempunyai
sertifikat standar kesehatan dari BPOM
dan juga sertifikat produk makanan yang
halal.
3) Tidak adanya proses inspeksi, selama
produksi BOCIKAR, tidak dilakukan
proses pemeriksaan pada setiap
tahapannya, sehingga seringkali terdapat
Gambar 5. Diagram Fishbone pada Produksi
defect pada produk berupa bakso aci
BOCIKAR
berupa kulitnya yang sobek sehingga
isiannya keluar.
Berdasarkan diagram fishbone di atas, berikut
4) Semua pekerjaan produksi dilakukan
adalah penjelasannya:
secara manual, proses produksi
A. Manusia
BOCIKAR ini menggunakan peralatan
1) Kurang teliti dan tidak berhati-hati,
118
JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering). 6 (2): 113-121

yang sederhana. Seperti mesin yang seluruh bakso aci di setiap varian dapat
digunakan yaitu vacuum sealer untuk direbus. Hal tersebut dapat
mengemas bakso aci, serta peralatan mengakibatkan munculnya pemborosan
yang digunakan untuk memasak adonan terhadap waiting selama proses
bakso aci masih menggunakan kompor produksi.
gas dan juga mengangkat 4) Kapasitas timbangan digital terbatas,
peralatan/material secara manual. digunakan timbangan digital yang hanya
Sehingga kesalahan kemungkinan besar memiliki kapasitas maksimal sebesar
akan terjadi selama proses produksi dan 5kg.
mengakibatkan kelelahan bagi para 5) Pemasakan adonan menggunakan
operator. kompor gas sehingga panas kurang
5) Pemanasan vacuum sealer butuh waktu stabil, sehingga adonan tidak matang
yang cukup lama sekitar ±15 menit, secara merata dan dapat menimbulkan
vacuum sealer yang digunakan adanya adonan yang menempel di wajan.
memerlukan waktu yang cukup lama
untuk menyiapkannya dengan D. Material
memanaskan mesin tersebut selama ±15 1) Adanya material yang terbuang akibat
menit. suhu ruangan yang tidak merata,
akibatnya bubuk cabai dapat
C. Mesin/Alat menggumpal yang menyebabkan
1) Jumlah mesin dan peralatan yang tidak cepatnya kadaluarsa bubuk cabai
mencukupi, jumlah vacuum sealer dan tersebut dan tidak dapat digunakan
blender listrik yang digunakan juga untuk proses produksi.
masing-masing hanya 1 (satu) buah 2) Material yang rusak karena karakteristik
sehingga pada saat proses pengemasan material yang berbeda, bahan baku
bakso aci ke dalam kemasan kedap udara utama yang digunakan dalam pembuatan
dan menghaluskan bumbu-bumbu cukup bakso aci yaitu tepung terigu dan tepung
memakan waktu yang lama. Blender tapioka. Jenis bahan baku yang berbeda
listrik juga digunakan bergantian untuk mempunyai karakteristik yang berbeda
menghaluskan bumbu-bumbu yang pula, sehingga mengakibatkan adanya
digunakan. perbedaan suhu ketika pencampuran
2) Mesin vacuum sealer terkadang tidak kedua bahan, sehingga dapat terjadinya
menghisap udara secara sempurna, defect produk.
sehingga masih terdapat sedikit udara 3) Adanya material yang rusak di inventory,
pada kemasan kedap udara bakso aci. Hal seperti adanya cabai asli yang busuk dan
tersebut dapat mengakibatkan bakso aci juga bubuk cabai yang digunakan
cepat berjamur. mengalami kadaluarsa akibat
3) Ukuran panci yang terlalu kecil untuk penyimpanan material yang tidak sesuai
merebus seluruh bakso aci di setiap yang menyebabkan adanya kutu yang
varian, sehingga untuk setiap varian masuk ke dalam bubuk cabai.
bakso aci, perlu dilakukan dua kali
perebusan secara bergantian agar E. Lingkungan
1) Penempatan ruang stasiun kerja dibatasi
119
Fachrunnisa, R, dan Rimantho, D . (2022). Identifikasi Waste pada Proses Produksi Bakso Aci Di
UMKM Sekar Group

oleh luas area, yang mengakibatkan produksi. Kemudian kesimpulan yang


terjadinya motion dan transportation kedua yaitu dari hasil penentuan
terhadap bahan baku atau peralatan yang fishbone diagram yang telah dilakukan,
dibutuhkan yang cukup sering dan tidak diperoleh faktor-faktor penyebab
menambah nilai untuk produk BOCIKAR terjadinya pemborosan yang
tersebut. diidentifikasi pada proses produksi
2) Tidak adanya exhaust system pada BOCIKAR di UMKM Sekar Group,
tempat produksi, sehingga perputaran diantaranya berasal dari manusia,
aliran udara kurang baik. Seperti pada metode, mesin, material dan juga
saat pemasakan adonan atau perebusan lingkungan. Penelitian ini menghasilkan
bakso aci menghasilkan emisi berupa informasi awal yang akan dikembangkan
udara panas. dalam penelitian selanjutnya untuk
3) Suhu ruangan yang cukup panas, akibat menentukan strategi dan usulan
tidak adanya sirkulasi udara yang baik. perbaikan untuk mengurangi
Seperti pada dapur kotor, hanya pemborosan dengan menggunakan
mempunyai satu jendela saja, sehingga metode Lean Manufacturing yaitu Value
udara panas pada saat pemasakan tidak Stream Mapping.
keluar dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Hidayat, H. H., & Wijayanti, N. (2020).
Dari hasil dan pembahasan di atas, Implementasi Diagram Fishbone dalam
diperoleh kesimpulan diantaranya Menganalisis Penyebab Pemborosan pada
Proses Produksi Keripik Tempe (Studi Kasus:
adalah yang pertama dari hasil
UMKM Suka Nicky). Prosiding Seminar
identifikasi jenis-jenis pemborosan yang Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan
terjadi selama proses produksi BOCIKAR Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal
diperoleh tujuh pemborosan yang terdiri Berkelanjutan X”, 10(1), 40–46.
dari defect produk karena terdapat 11 Kiran, D. R. (2020). Method study – record. Work
Organization and Methods Engineering for
unit bakso aci yang kulitnya sobek,
Productivity, 97–119.
overprocessing berupa bakso aci yang Lestari, K., & Susandi, D. (2019). Penerapan Lean
terlalu matang, waiting dengan total Manufacturing untuk Mengidentifikasi Waste
waktu sebesar 132,67 menit selama pada Proses Produksi Kain Knitting di Lantai
proses produksi. Selain itu, pada Produksi PT. XYZ. Prosiding Industrial
Research Workshop and National Seminar,
transportation barang setengah jadi
10(1), 567–575.
ataupun material lain yang terjadi Maulana, Y. (2019). Identifikasi Waste dengan
sebanyak 8 kali yang memakan waktu Menggunakan Metode Value Stream Mapping
sebesar 11,44 menit, inventory karena pada Industri Perumahan. Jurnal JIEOM, 2(2),
adanya material yang busuk dan 12–19.
Neyestani, B. (2017). Seven Basic Tools of Quality
mengalami kadaluarsa. Lalu pada motion
Control: The Appropriate Techniques for
karena semua aktivitas proses produksi Solving Quality Problems in the
masih dilakukan secara manual dan juga Organizations. SSRN Electronic Journal, March.
overproduction karena terdapat Pratama, H., & Widodo, T. (2018). Analisis Lean –
beberapa unit bakso aci yang berlebih Pemetaan Alir Nilai untuk Pengurangan Biaya
pada Manajemen Rantai Pasok Bahan Baku
sekitar 3 – 5 unit di setiap proses

120
JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering). 6 (2): 113-121

Pengrajin Tas UMKM. Dinamika UMT, 3(1), UMKM Sebagai Pilar Membangun Ekonomi
2477–1546. Bangsa. Jurnal REP (Riset Ekonomi
Purnama, D. A. (2018). Pendekatan Metode Pembangunan), 4(2), 1–189.
Sustainable Value Stream Mapping Tobing, B. (2018). Buku Panduan Seven Basic Tools
Menggunakan Integrasi Fuzzy-AHP dan Valsat (Vol. 33). PT. Medan Sugar Industry.
untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Tripariyanto, A. Y., Dewi, L., Komari, A., &
Kasus : CV. Sogan Batik Rejodani). Rahayunigsih, S. (2021). Tata Snack Kediri
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. dengan Penambahan Teknologi Alat.
Ristyowati, T., Muhsin, A., & Nurani, P. P. (2017). Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan
Minimasi Waste pada Aktivitas Proses Pengabdian Ke-III, 3(20), 22–28.
Produksi dengan Konsep Lean Manufacturing Zadry, H. R., Susanti, L., Yuliandra, B., & Jumeno, D.
(Studi Kasus di PT. Sport Glove Indonesia). (2015). Analisis dan Perancangan Sistem
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri, 10(1), Kerja. In Journal of Chemical Information and
85–96. Modeling (1 ed., Vol. 53, Nomor 9). Andalas
Sarfiah, S., Atmaja, H., & Verawati, D. (2019). University Press.

121

Anda mungkin juga menyukai