Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SISTEM PRODUKSI MIE INSTAN PADA

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Disusun oleh:
HENGKY AUGUSTO
12201027

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN


BALIKPAPAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi dan pesatnya era globalisasi,
maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan yang
kian ketat, baik dalam rangka memperoleh tenaga kerja dan bahan pendukung
untuk melaksanakan produksi maupun di dalam memasarkan produknya.
Perusahaan yang mampu menghadapi persaingan pada akhirnya akan tumbuh
dan berkembang dengan baik. Untuk mampu bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lain, maka pimpinan perusahaan perlu mengupayakan keunggulan
kompetitif dalam proses produksi yang dilakukan perusahaannnya. Hal ini
akan diwujudkan apabila perusahaan mampu secara efektif dan efisien dalam
operasionalnya menggunakan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,
bahan baku serta mesin dan peralatan produksi. Dengan demikian
keberhasilan perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi sangat
tergantung dari efektifitas dan efesiensi perusahaan dalam pemanfaatan
faktor-faktor produksi sebagai masukan (input). Faktor-faktor produksi
tersebut harus dikelola dan dikombinasikan dengan tepat sehingga mampu
meningkatkan hasil produksi atau setidaknya dapat memenuhi target produksi
yang telah direncanakan.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah salah satu perusahaan
pelopor mie instan dan makanan olahan yang terkenal di Indonesia yang
dimiliki oleh Salim Group. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1971 dan
memiliki cabang hampir di semua daerah di Indonesia. Indofood adalah
perusahaan makanan perdana di Indonesia, dan menguasai pasaran dalam
negeri melalui berbagai produknya, termasuk mi instan, tepung terigu,
berbagai merek minyak dan lemak nabati, makanan bayi, serta makanan
ringan. Indofood juga memproduksi produk bumbu makanan. Merek-merek
yang memainkan peranan penting dalam menopang stabilitas bisnis Indofood
dan kekuatan fundamental Indofood antara lain; Mie instan (Indomie,
Supermi, Sarimi dan Sakura), minyak sayur (Bimoli dan Sunrise), margarin
(Royal Palmia dan Simas), makanan ringan (Chiki, Chitato dan Jet-Z), produk
makanan bayi (Promina dan Sun), serta kecap (Indofood dan Piring Lombok).
Untuk mendukung aktivitasnya sebagai perusahaan yang memproses
produk makanan cepat saji yang terus mengalami perkembangan dan
peningkatan, maka perusahaan mau tidak mau juga harus meningkatkan
ketersediaan faktor-faktor produksi baik sumber daya peralatan, mesin, bahan
baku maupun sumber daya manusia sehingga mampu merealisasikan
profitabilitas perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah yang diambil adalah faktor apakah yang mempengaruhi
produksi mie instan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusuanan laporan ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis produksi mie instan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Produksi


Produksi merupakan pemanfaatan sejumlah sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa dimana setiap input dan
sumber daya perusahaan akan dikonversikan menjadi barang/jasa melalui
teknologi proses (Julyanthry, 2020).
Secara umum, produksi adalah suatu kegiatan yang bisa menciptakan,
menghasilkan, mewujudkan dan menambah nilai guna barang atau jasa.
Dalam segi ekonomi, produksi merupakan suatu aktivitas untuk menambahkan
atau utilitas terhadap barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan konsumen
atau pembeli. Saat memproduksi sebuah produk, faktor yang dibutuhkan
adalah faktor alam, faktor tenaga kerja, faktor modal dan faktor keahlian.
Faktor utama dalam produksi adalah alam dan tenaga kerja, karena faktor alam
merupakan semua kekayaan alam yang bisa digunakan sebagai bahan produks,
dan faktor tenaga kerja yang menjadi produsen yang membuat produk tersebut,
sedangkan faktor modal dan faktor keahlian merupakan faktor turunan, karena
faktor modal adalah faktor penunjang untuk memproduksi barang seperti
mesin pencetak, dan faktor keahlian dapat dilatih untuk dijadikan sebuah
keterampilan saat membuat barang.

2.2 Sistem Produksi


Menurut Nasution (2003), sistem produksi adalah kumpulan
komponenkomponen yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
untuk tujuan mentransformasikan input produksi menjadi output produksi.
Dalam proses produksi mempunyai elemen-elemen utama yaitu input, proses,
dan output. Konsep-konsep dasar produksi terdiri dari:
a. Elemen Input Sistem Produksi
Elemen input dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu: input tetap
(fixed input) merupakan input produksi yang tingkat penggunaannya tidak
bergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Sedangkan input
variabel (variable input) merupakan input produksi yang tingkat
penggunaannya bergantung pada output yang akan diproduksi, contohnya
adalah tenaga kerja (labor), modal, bahan baku, energi, informasi, dan
manajerial.
b. Proses Sistem Produksi
Proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan suatu kegiatan melalui
suatu aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai
input ke dalam output yang bertambah nilai tinggi.
c. Elemen Output Sistem Produksi
Output dari proses dalam sistem produksi dapat berbentuk barang atau jasa.
Pengukuran karateristik output sebaiknya mengacu pada kebutuhan atau
keinginan pelanggan dalam pasar. Pengukuran pada tingkat output sistem
produksi yang relevan adalah mempertimbangkan kuantitas produk,
efisiensi, efektifitas, fleksibilitas, dan kualitas produk.

2.3 Industri Manufaktur


Industri manufaktur adalah sekelompok perusahaan yang memiliki
kegiatan utama untuk memproduksi dan mengolah bahan mentah atau
setengah jadi menjadi barang yang siap digunakan atau barang jadi. Barang
tersebut dibeli perusahaan dari perusahaan atau penyedia lain. Proses dalam
industri manufaktur menggunakan peralatan modern seperti mesin-mesin dan
menerapkan program manajemen yang terstruktur untuk melakukan produksi.
Industri manufaktur menjadi penopang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sehari-hari.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Proses Input

3.1.1 Bahan Baku Utama


PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam pembuatan
mie instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Adapun bahan baku yang digunakan adalah :
a. Tepung Terigu

Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung
terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain memberi atau
membentuk adonan selama proses pencampuran, menarik atau mengikat
bahan lain dan mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama
proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai
sumber karbohidrat dan protein. PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis
tepung terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour(tepung keras
cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga
Biru) dan soft flour(tepung lunak cap Segitiga Hijau). Adapun standar
bahan baku tepung terigu dijeaslkan pada tabel seabagai berikut:

No Jenis Tepung pH Kadar Air (%) Gluten (%) Protein (%)

1. Cakra Kembar 5,5-6,8 14,5 31 13

2. Segitiga Biru 5,5-6,8 14 25 10,5-11,5

3. Segitiga Hijau 5,5-6,8 14 21 9

b. Tepung Tapioka

Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih


keras, sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan.
Tepung tapioka yang baik digunakan untuk pembuatan mie instan
adalah memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%.
3.1.2 Bahan Baku Penunjang
a. Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten,
mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-
bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan tersebut dapat tersebar
secara merata dalam adonan.
b. Alkali
Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur
keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa
yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk,
warna, rasa dan mutu mie instan lebih baik.

3.2 Proses Produksi


Proses produksi mie instan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
terdiri dari delapan tahap yaitu; mixing (pencampuran), pressing (pengepresan),
slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder
(pemotongan dan pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan),
dan packing (pengemasan).

1. Pencampuran (mixing)
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-
material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara
air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan
yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak
lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar
32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang
lebih selama 15 menit dengan suhu 35°C.
2. Pengepresan (pressing)
Pada proses ini adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress
dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi
beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran
yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan
tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin
yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18
mm.
3. Pembentukan Untaian (slitting)
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan
kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut
dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang
disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
4. Pengukusan (steaming)
Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan suhu
pemanasan ± 65°C. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie
dengan sifat fisik padat. Dalam proses steaming ini akan terjadi proses
globalisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie
bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindung
dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan
atau frying.
5. Pemotongan dan Pencetakan (cutting and folder)
Pemotongan dan percetakan adalah suatu proses memotong lajur mie
pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang,
kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong
dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
6. Penggorengan (frying)
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam
mangkok penggorengan, kemudian merendamnya didalam media
penghantar panas. Dalam hal ii minyak goreng pada suhu tertentu dalam
waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi
kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah
penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku, dan awet.
7. Pendinginan (cooling)
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari
sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang
dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah
untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan
hingga diperoleh suhu 30oC sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih
awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari
penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam
etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur.
8. Pengemasan (packing)
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie,
bumbu, minyak bumbu, dan solid ingredient lainnya dengan menggunkaan
etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses
pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan
tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika
sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan
dimasukkan kedalam karton. Setelah mie dimasukkan kedalam karton
seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk
disalurkan.

3.3 Proses Output


PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan
yang dimiliki oleh Salim Group yang memproduksi mie instan. Jenis produk
yang dihasilkan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah sebagai
berikut :

No. Jenis Produk Jumlah Varian Rasa


1. Indomie 9
2. Supermi 11
3. Sarimi 6
4. Sakura 4
5. Pop Mie 7
6. Mie Telur Cap 3 Ayam 2

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana


produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan
pasar (Make To Stock). Perusahaan ini selalu berusaha memenuhi kebutuhan
konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu,
perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan
pelanggan, khususnya selera konsumen. Produk yang dihasilkan PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. khususnya mie instan terdiri dari 2 kelompok besar
yaitu :
1. Bag Noodle, yaitu mie instan yang diproduksi dalam kemasan bungkus.
2. Mie telur, yaitu mie yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng
melainkan dikeringkan.
BAB IV
KESIMPULAN

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah salah satu perusahaan pelopor mie
instan dan makanan olahan yang terkenal di Indonesia yang dimiliki oleh Salim
Group dan bergerak di bidang pengolahan makanan, salah satunya yaitu mie instan.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi mi instan (normal noodle) yaitu
tepung terigu, air, dan minyak goreng. Bahan pembantu yang digunakan adalah air,
larutan alkali, dan bumbu (seasoning). Urutan proses produksi mie instan (normal
noodle) adalah mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan),
frying (penggorengan), cooling (pendinginan), dan packing (pengemasan). Produksi
yang digunakan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah produksi terus-
menerus dan disesuaikan dengan permintaan pasar (Make To Stock).
DAFTAR PUSTAKA

Julyanthry, dkk. (2020). Manajemen Produksi dan Operasi. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Julaini, C. M, dkk. (2021). Analisis Manajemen Proses pada PT. Indofood. Jurnal
Publikasi, 1-4.
Wahyuning, S. (2009). Proses Produksi Mie Instan di PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Semarang-Jawa Tengah. Jurnal Publikasi, 4-8.
Erwindo, E. (2012). Analisis Produksi Mie Instant Pada PT. Indofood. 8-14.
Supriyanto, E. (2020). Manufaktur Dalam Dunia Teknik Industri. Jurnal Industri
Elektro dan Penerbangan.

Anda mungkin juga menyukai