Disusun oleh:
HENGKY AUGUSTO
12201027
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusuanan laporan ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis produksi mie instan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung
terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain memberi atau
membentuk adonan selama proses pencampuran, menarik atau mengikat
bahan lain dan mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama
proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai
sumber karbohidrat dan protein. PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis
tepung terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour(tepung keras
cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga
Biru) dan soft flour(tepung lunak cap Segitiga Hijau). Adapun standar
bahan baku tepung terigu dijeaslkan pada tabel seabagai berikut:
b. Tepung Tapioka
1. Pencampuran (mixing)
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-
material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara
air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan
yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak
lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar
32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang
lebih selama 15 menit dengan suhu 35°C.
2. Pengepresan (pressing)
Pada proses ini adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress
dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi
beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran
yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan
tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin
yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18
mm.
3. Pembentukan Untaian (slitting)
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan
kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut
dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang
disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
4. Pengukusan (steaming)
Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan suhu
pemanasan ± 65°C. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie
dengan sifat fisik padat. Dalam proses steaming ini akan terjadi proses
globalisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie
bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindung
dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan
atau frying.
5. Pemotongan dan Pencetakan (cutting and folder)
Pemotongan dan percetakan adalah suatu proses memotong lajur mie
pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang,
kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong
dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
6. Penggorengan (frying)
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam
mangkok penggorengan, kemudian merendamnya didalam media
penghantar panas. Dalam hal ii minyak goreng pada suhu tertentu dalam
waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi
kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah
penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku, dan awet.
7. Pendinginan (cooling)
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari
sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang
dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah
untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan
hingga diperoleh suhu 30oC sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih
awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari
penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam
etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur.
8. Pengemasan (packing)
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie,
bumbu, minyak bumbu, dan solid ingredient lainnya dengan menggunkaan
etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses
pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan
tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika
sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan
dimasukkan kedalam karton. Setelah mie dimasukkan kedalam karton
seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk
disalurkan.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah salah satu perusahaan pelopor mie
instan dan makanan olahan yang terkenal di Indonesia yang dimiliki oleh Salim
Group dan bergerak di bidang pengolahan makanan, salah satunya yaitu mie instan.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi mi instan (normal noodle) yaitu
tepung terigu, air, dan minyak goreng. Bahan pembantu yang digunakan adalah air,
larutan alkali, dan bumbu (seasoning). Urutan proses produksi mie instan (normal
noodle) adalah mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan),
frying (penggorengan), cooling (pendinginan), dan packing (pengemasan). Produksi
yang digunakan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah produksi terus-
menerus dan disesuaikan dengan permintaan pasar (Make To Stock).
DAFTAR PUSTAKA
Julyanthry, dkk. (2020). Manajemen Produksi dan Operasi. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Julaini, C. M, dkk. (2021). Analisis Manajemen Proses pada PT. Indofood. Jurnal
Publikasi, 1-4.
Wahyuning, S. (2009). Proses Produksi Mie Instan di PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Semarang-Jawa Tengah. Jurnal Publikasi, 4-8.
Erwindo, E. (2012). Analisis Produksi Mie Instant Pada PT. Indofood. 8-14.
Supriyanto, E. (2020). Manufaktur Dalam Dunia Teknik Industri. Jurnal Industri
Elektro dan Penerbangan.