Anda di halaman 1dari 88

GAMBAR PRINSIP KERJA ATAU SIKLUS PLTP

Gb 1. Prinsip kerja PLTP (Siklus)


Gb 2. Prinsip kerja PLTP (Diagram Proses)
Prinsip kerja PLTP
• Uap di-supply dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap yang
kemudian masuk ke dalam Steam Receiving Header sebagai media
pengumpul uap. Steam Receiving Header dilengkapi dengan Rupture
Disc yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit.
• Bila terjadi tekanan berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving
maka uap akan dibuang melalui Vent Structure.
• Vent Structure berfungsi untuk warming-up di pipe line ketika akan
start unit dan sebagai katup pengaman yang akan membuang tekanan
bila sudden trip terjadi.
• Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan
ke Separator (Cyclone Type) yang berfungsi untuk memisahkan uap
(pure steam) dari benda-benda asing seperti partikel berat (Sodium,
Potasium, Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).
• Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan
moisture yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap
bersih yang akan masuk ke dalam Turbin.
• Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari
Energi Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang
diterima oleh sudu-sudu Turbin.
• Turbin yang dikopel dengan generator akan menyebabkan generatkut
berputar saat turbin berputar sehingga terjadi konversi dari Energi
Kinetik menjadi Energi Mekanik.
• Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
• Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam
Condensor dengan sistem Jet Spray (Direct Contact Condensor).
• NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap
oleh First Ejector kemudian masuk ke Intercondensor sebagai media
pendingin dan penangkap NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG
dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke
dalam Aftercondensor sebagai media pendingin dan kemudian
dibuang ke atmosfir melalui Cooling Tower.
• Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling
Water Pump masuk ke Cooling Tower. Selanjutnya air hasil
pendinginan dari Cooling Tower uap kering disirkulasikan kembali ke
dalam Condensor sebagai media pendingin.
• Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary
Cooling System juga mengisi air pendingin
ke Intercondensor dan Aftercondensor.
• Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk
kepentingan Reinjection Pump.
• River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin
Cooling Tower.
• Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim
hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi ( >225 oC), hanya
beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225
oC).
• Pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) mempunyai beberapa
peralatan utama sebagai berikut :
• 1. Turbin uap (steam turbine).
• 2. Condensor (Condenser).
• 3. Separator.
• 4. Demister.
• 5. Pompa-pompa.
SKEMA PLTBUMI
Separator
• Uap dari sumur-sumur produksi dialirkan ke Separator untuk memisahkan
zat-zat padat, silica, dan bintik-bintik air yang terbawa di dalamnya.
• Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi dan
pembentukkan kerak pada Turbine.
• Uap yang telah melewati Separator tersebut, kemudian dialirkan ke
Demister yang berfungsi untuk memisahkan moisture yang terkandung
dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih yang akan masuk ke dalam
Turbin atau (pemisah akhir).
• Uap yang telah bersih (Strainer) itu, kemudian dialirkan melalui Main
steam valve (MSV)-governor valve menuju ke Turbine.
• Uap tersebut berfungsi untuk memutar sudu-sudu pada Turbine yang
dikopel dengan Generator,
• Secara garis besar teknologi pemanfaatan energi panas bumi
dibagi menjadi 3 (tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan
tekanan reservoir.
• Yaitu: dry steam, flash steam, dan binary cycle.
• Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi
yang berbeda-beda.
1. Uap Kering (dry steam)

• Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas ( >
235ocelcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit
jumlahnya.
• Seperti terlihat digambar, cara kerjanya adalah uap dari sumber
panas bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian
turbin akan memutar generator untuk menghasilkan listrik.
• Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan
pada Lardarello, Italia pada tahun 1904.
• Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan
gas yang tinggi.
• Bilamana uap kering tersedia
dalam jumlah lebih besar,
dapat dipergunakan PLTP jenis
condensing, dan dipergunakan
kondensor dengan
kelengkapan nya seperti
menara pendingin dan
pompa, Tipe ini adalah sesuai
untuk kapasitas lebih besar.
• Contoh adalah PLTP Kamojang
1 x 30 MW dan 2 x 55 MW,
serta PLTP Drajad 1 x55 MW.

Gambar 2.5.1. Dry Steam Power Plant


2.Flash Steam
• Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir, cara
kerjanya adalah bilamana lapangan menghasilkan terutama air
panas, perlu dipakai suatu separator yang memisahkan air dan uap
dengan menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan
lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat
menjadi uap yang memutar turbin dan generator akan menghasilkan
listrik.
• Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir
melalui injectionwells.
3.Binary Cycle
• Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar
antara 107-1820C .
• Cara kerjanya adalah uap panas dialirkan kesalah satu
pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan di pipa
lainnya yang disebut pipa kerja pipa kerja adalah pipa yang
langsung terhubung ke turbin, uap ini akan
menggerakanturbin yang telah dihubungkan ke generator.
dan hasilnya adalah energi listrik.
• Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih
yang rendah seperti Iso-butana atau Iso-pentana.
• Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup
menjanjikan.
• Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi
sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk
teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat diperhatikan
dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar
alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi
kehidupan umat manusia.
• Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang
dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber energi
panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah
pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari
pusat listrik tenaga panas bumi.
• Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan
energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut
mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga
uap, baik yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga
diesel yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.
• Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan.
• Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar
90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar
fosil.
• Sayangnya, bahkan di banyak negara dengan cadangan panas bumi
melimpah, sumber energi terbarukan yang telah terbukti ini tidak
dimanfaatkan secara besar-besaran.
• Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak 251 lokasi prospek
panasbumi yang tersebar di berbagai daerah. Sampai saat ini di
Indonesia terdapat 7 (tujuh) lapangan panas bumi yang telah
berproduksi yaitu Kamojang, Gunung Salak, Derajat, Wayang Windu
(Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah), Lohendong (Sulut), serta Sibayak
(Sumut).
Siklus pada PLTP Single Flash Power Plant

Wt (usaha out )

Qin ( Kalor in ) Qout ( Kalor out )

Wk (usaha in )

Gambar 2. Diagram Temperatur-entropi dari singleflash steam cycle


( Sumber : Ronald DiPippo,2008 )
• Metode analisa dan perhitungan data pada turbin uap PLTP Ulubelu
Unit 1 yaitu dengan data teknis dari turbin uap tersebut
diantaranya: Pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat
variable pengukuran berupa Temperatur Inlet Turbin (T4),
Temperatur Uap Outlet Turbin (T5), Tekanan Inlet Turbin (P4), Main
steam flow atau Laju aliran massa dari demister (ṁdm), Laju aliran
massa ke ejector (ṁej), Laju aliran massa ke turbin (ṁtur), Tekanan
Vakum Kondensor (Pcond), dan Beban Generator (Wgen).
• Data di ambil selama 10 hari diambil setiap 5 jam sekali. Untuk
beberapa perhitungan dalam menentukan kinerja pada turbin yaitu
menghitung ;
• enthalpy inlet turbin,
• enthalpy outlet turbin,
• enthalpy isentropik turbin,
• entropy inlet turbin dan
• kualitas uap
• Pada dasarnya sistim panas bumi jenis hidrothermal terbentuk
sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke
sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi.
• Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan,
sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena
adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.
• Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena
gaya apung (bouyancy).
• Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk
bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak
dengan suatu sumber panas, maka akan terjadi perpindahan
panas, sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air
menjadi lebih ringan.
• Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak keatas
dan air yang lebih dingin bergerak turun kebawah, sehingga
terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
• Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida
utamanya, sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim
satu fasa atau sistim dua fasa. Pada
1. Menghitung Kualitas Uap
• Untuk menghitung kualitas uap (x) dapat dicari dari data interpolasi
entropy yang masuk turbin dapat dihitung dengan rumus :
S4  S f 5
x
Sg5  S f 5
2. Menghitung Kerja Turbin Isentropis
• Perhitungan kerja turbin isentropis (kerja turbin ideal) di
peroleh dari persamaan :
• Untuk menghitung h5s (enthalpy isentropis) menggunakan rumus :

3. Menghitung Kerja Turbin Aktual :


Untuk menghitung kerja turbin pada kondisi actual menggunakan
persamaan rumus :

• Untuk itu perlu di cari terlebih dahulu nilai enthalpy outlet turbin
(h5) pada kondisi aktual.
• Nilai h5 (enthalpy exhaust turbin aktual) di dapa dari persamaan :

• Dimana A = 0,425 (h4 – h5s )


• Mencari nilai enthalpy pada kondisi gas / uap Enthalpy fase gas
dicari dari persamaan :
h5 fg  h5 g  h5 f
h5 g  h5 fg  h5 f
4. Menghitung Nilai Effisiensi Isentropis Turbin Untuk mencari nilai
effisiensi isentropis turbin digunakan rumus:

5. Menghitung Daya Turbin Isentropis Perhitungan daya turbin


menggunakan persamaan :

Dimana :
Wt = Daya turbin
ṁ = Steam flow inlet turbine
wts = kerja turbin kondisi
• Pada saat pengambilan data performa turbin didapat flow steam yang di
pakai oleh auxiliary steam untuk menyerap NCG yang terkandung didalam
uap yang tidak terkondensasi didalam kondensor yaitu dengan
menggunakan ejektor.
• Jadi steam flow inlet turbine diperoleh dari persamaan :
Steam flow inlet turbine = Main steam flow - Steam ejector flow

Menghitung Daya Generator


• Perhitungan daya generator menggunakan persamaan :

• Dimana : We = Daya generator


• hg = Effisiensi generator
• Wt = Daya turbin
7. Menghitung Nilai Konsumsi Uap Spesifik
• Turbin (Turbine Steam Rate )
• Untuk menghitung niali konsumsi uap spesifik di peroleh dari
persamaan berikut :

Dimana :
ṁ = Main steam flow atau uap yang di pakai (kg/h)
Ẇ = Daya output atau daya yang dibangkitkan (kW)
8. Menghitung Nilai Heat Rate
• Untuk menghitung nilai heat rate menggunakan persamaan :
• Turbine Heat Rate = TSR (h4)
9 . Menghitung Effisiensi Termal Turbin
• Untuk menentukan nilai effisiensi termal turbin dapat dihubungkan
dari nilai heat rate, dengan persamaan :

Pengaruh Temperatur Inlet Turbin Terhadap Performa Turbin


a. Pengaruh Temperatur Inlet Terhadap Daya Turbin Turbin Ideal
Tabel 1 Klasifikasi Sistem Panas Bumi Berdasarkan Temperatur
• (Sumber : Nur Suhartono, 2012)
Ada dua jenis sistim dua fasa, yaitu:
a.) Vapour Dominated System
• atau sistim dominasi uap, yaitu sistim panas bumidi mana sumur-sumurnya
memproduksikan uapkering atau uap basah karena rongga-rongga batuan reservoirnya
sebagian besar berisi uap panas.
• Dalam sistim dominasi uap, diperkirakan uap mengisi rongga-rongga, saluran terbuka
ataur ekahan-rekahan, sedangkan air mengisi pori-poribatuan. Karena jumlah air yang
terkandung didalam pori-pori relatif sedikit, maka saturasi air
• mungkin sama atau hanya sedikit lebih besar dari saturasi air konat (Swc) sehingga air
terperangkap dalam pori-pori batuan dan tidak bergerak
b). Water Dominated System
• atau sistim dominasi air yaitu sistim panas bumi dimana sumur-sumurnya menghasilkan
fluida duafasa berupa campuran uap air.
• Dalam sistim dominasi air, diperkirakan air mengisi rongga-rongga, saluran terbuka atau
rekahan-rekahan.
• Pada sistim dominasi air, baik tekanan maupuntemperatur tidak konstant terhadap
kedalaman.
Perhitungan Efisiensi Thermal Plant 16-11-2021
• Untuk menghitung efisiensi thermal pembangkit listrik tenaga panas bumi
UPJP kamojang PT. Indonesia Power digunakan tahapan-tahapan
perhitungan.
• Berikut ini adalah tahapan untuk menghitung efisiensi thermal pada
pembangkit listrik tenaga panas bumi Kamojang :
1. Mencari nilai entalpi (h3) dan entropi (s3) pada tekanan uap masuk turbin
(P1) dengan menggunakan (Table A-6 Properties of Superheated Water
Vapor).
2. Mencari nilai entalpi fluida (hf), entalpi uap (hg), dan entalpi campuran
(hfg) pada tekanan keluar turbin (P2) dengan menggunakan (Table A-5
Properties of Saturated Water (Liquid - Vapor): Pressure Table).
3. Mencari nilai entropi flida (sf), entropi uap (sg), dan entropi campuran
(sfg) pada tekanan keluar turbin (P2) dengan menggunakan (Table A-5
Properties of Saturated Water (Liquid - Vapor): Pressure Table).
4. Menghitung entalpi keluaran uap dari turbin (h4) dengan persamaan :

5. Menghitung fraksi uap(x) turbin dengan persamaan :

dengan asumsi bahwa entropi masukan pada turbin(s3) bernilai sama


dengan entropi(s4s) keluaran dari turbin yaitu 6.81 kJ/kg.K
6. Menghitung entalpi keluaran turbin (h4s) dengan persamaan :
7. Menghitung efisiensi dari turbin dengan persamaan :

8. Menghitung jumlah energi yang dibuang oleh kondensor dengan


persamaan berikut :

dan untuk menghitung kinerja kondensor adalah sebagai berikut :

9. Menghitung kerja pompa


10. Menghitung laju perpindahan kalor dari sumber energi ke dalam
fluida kerja yang melalui receiving header dengan persamaan :

maka energi pada receiving header adalah sebagai berikut:

Jadi untuk menghitung total efisiensi thermal plant menggunakan


persamaan berikut:
Perhitungan Energi dan Efisiensi Energi
Setelah menghitung efisiensi thermal pembangkit listrik tenaga panas
bumi yang ada di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang, dilanjutkan
menghitung energi dan efisiensi eksergi dari pembangkit listrik tenaga
panas bumi tersebut dengan persamaan-persamaan berikut:

Dimana :
𝐸𝑘 = energi pada state k (kW)
ℎ𝑘 = entalpi pada state (kJ/kg)
ℎ0 = entalpi pada temperatur lingkungan (kJ/kg)
𝑆k0 = entropi spesifik pada state k (kJ/kg.K)
𝑆o0 = entropi spesifik udara pada temperatur lingkungan(kJ/kg.K)
𝑇0 = temperatur lingkungan (◦C)
• Sebelum menghitung efisiensi eksergi dari setiap unit/komponen,
maka dihitung juga eksergi loss pada setiap unit dengan persamaan
sebagai berikut:

• Dengan demikian, dapat dihitung efisiensi eksergi dari setiap unit yang
membandingkan antara energi masuk sebagai eksergi yang digunakan dengan
eksergi keluaran sebagai energi yang termanfaatkan dengan persamaanberikut
ini:
• Selain itu, dihitung juga efisiensi eksergi overall dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang dengan
persamaan berikut:
dimana :
• ƞJI = efisiensi eksergi
• Ẇnet = daya listrik netto
• Ḗin = eksergi total yang masuk ke plant.
Perhitungan Kerugian Eksergi BerdasarkanTermoekonomi
• Perhitungan biaya kerugian energi dari pembangkit listrik tenaga panas
bumi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang dengan menggunakan acuan
pada Tarif Dasar Listrik (TDL) per kWh.
• Tarif Dasar Listrik di Indonesia per bulan Maret 2018 untuk golongan I-4/TT
dengan batas daya lebih dari 30.000 kVa adalah sebesar 1.467,28 Rp/kWh,
sehingga persamaan berikut yang digunakan untuk menghitung biaya
kerugian energi pada PLTP Kamojang :
• 𝐶 = 𝐸 𝑥 DTL𝑥 ℎ𝑜urs
dimana :
• 𝐶 = biaya rugi energi (Rp/bln)
• 𝐸 = Energi loss (kW)
• DTL = Tarif Dasar Listrik (Rp/kWh)
• ℎ𝑜ur𝑠 = waktu operasi
Asumsi
• Asumsi yang digunakan untuk mempermudah dalam penyelesaian permasalahan adalah sebagai
berikut :
1. Setiap komponen siklus dianalisis sebagai volume atur pada kondisi tunak.
2. Pompa beroperasi secara adiabatik
3. Generator memiliki efisiensi sebesar 98%.
4. Efek energi kinetik dan potensial diabaikan.

Efisiensi Thermal Plant


Berdasarkan data yang diperoleh dari operator control room, diambil data sebanyak 1
bulan pada bulan September 2017 untuk mewakili perhitungan efisiensi thermal PLTP Unit
II, dimana data 1 bulan ini telah dirata-rata pada spreadsheet Excel.
Dalam perhitungan parameter yang digunakan (tekanan, temperatur, laju aliran, daya
generator) diambil nilai rata – rata perhari selama 24 jam.
Pengolahan data hasil perhitungan menggunakan software Microsoft Excel 2016.
Berikut gambar sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi:
Gambar 1. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Efisiensi Thermal Plant

Gambar 2. Diagram T-s. Siklus Single Flash pada PLTP Kamojang Unit II
Enthalpi h3, masukan tubin P=600kPa,
0
T=170,75 C
• Untuk menghitung nilai entahalpi masuk turbin menggunakan
hitungan interpolasi;
y  y1 x  x1

y2  y1 x2  x1
y  y 
y   2 1  x  x1   y1
 x2  x1 
dikethui : 0,6 MPa, T  170,750 C
Ta  158,830 C  ha  2756,2kJ / kg , sa  6,7593kJ / Kg .0 K
Tc  2000 C  hc  2850,6kJ / kg  sc  6,9613kJ / kg 0 K
 2850,6kJ / kg  2756,2kJ / kg 
h3  
200 C  158,83 C
0 0 170, 75 0
C  158,830

C  2756,2kJ / kg
 
h3  2.783,5kJ/kg
Enthalpi s3, masukan tubin P=600kPa,
T=170,75 C0

• Untuk menghitung nilai entahalpi masuk turbin menggunakan


hitungan interpolasi;
y  y1 x  x1

y2  y1 x2  x1
y  y 
y   2 1  x  x1   y1
 x2  x1 
dikethui : 0,6 MPa, T  170,750 C
Ta  158,830 C  ha  2756,2kJ / kg , s1  6,7593kJ / Kg .0 K
Tc  2000 C  hc  2850,6kJ / kg  s 2  6,9613kJ / kg 0 K
 6,9613kJ / kg 0 K  6,7593kJ / Kg .0 K 
s3  
200 C  158,83 C
0 0  
170, 75 0
C  158,830
C 
 6 , 7593kJ / Kg . 0
K
 
s3  6.8178kJ/kg 0 K
Enthalpi h3, masukan tubin P=600kPa,
0
T=170,75 C
• Untuk menghitung nilai entahalpi masuk turbin menggunakan
hitungan interpolasi;
y  y1 x  x1

y2  y1 x2  x1
y  y 
y   2 1  x  x1   y1
 x2  x1 
dikethui : 0,6 MPa, x  170,750 C
x1  158,830 C  hy1  2756,2kJ / kg , sa  6,7593kJ / Kg .0 K
x 2  2000 C  hy 2  2850,6kJ / kg  sc  6,9613kJ / kg 0 K
 2850,6kJ / kg  2756,2kJ / kg 
h3  
200 C  158,83 C
0 0 170, 75 0
C  158,830

C  2756,2kJ / kg
 
h3  2.783,5kJ/kg
hf4 = 205.7615 kJ/Kg
Enthalpi h3, masukan tubin P=600kPa,
0
T=170,75 C
• Untuk menghitung nilai entahalpi masuk turbin menggunakan
hitungan
y  y interpolasi;
1

xx 1
y2  y1 x2  x1
y  y 
y   2 1  x  x1   y1
 x2  x1 
dikethui : x  11.88kPa
x1  9,5953  hf 1  188,44kJ / kg , hfg1  2394 KJ / Kg , hg1  2582,4kJ / kg
sf 1  0,6386kJ / Kg .0 K , sfg1  7,5247 kJ / Kg .0 K , sg1  8,1633kJ / Kg .0 K
x 2  12,352  hf 2  209,34kJ / kg , hfg 2  2382kJ / kg , hg 2  2591,3kJ / kg
 sf 2  0,7038kJ / kg 0 K , sfg 2  7,3710kJ / kg 0 K , sg 2  8,0748kJ / kg 0 K
 209,34kJ / kg  188,44kJ / kg 
hf 4  
  11,8  9,5953  188,44kJ / kg
 12 ,352 9 ,5953 
hf 4  205.7615 kJ/kg
enthalpi( kJ / kg )( kg / s )  kJ / s  kW
• Sehingga, setelah menghitung dengan tahapan-tahapan Perhitungan Efisiensi Thermal
Plant didapatkan efisiensi thermal sistem PLTP Kamojang sebagai berikut :

• Efisiensi Sistem

=
• Dalam menghitung nilai
eksergi setiap statenya
digunakan data
temperature, tekanan
dan laju aliran pada
setiap state.
• Berikut gambar state
pada PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang :

Gambar 3. State pada PT. Indonesia Power UPJP Kamojang


Perhitungan Eksergi pada Plant
• Setelah Proses Flow Diagram (PFD) diberikan state, kemudian dilakukan
perhitungan energi.
• Sebelum melakukan perhitungan energi, berikut data yang diperoleh dari PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang pada bulan September 2017.
• Data tersebut digunakan untuk perhitungan energi sesuai dengan state yang
diberikan seperti pada Gambar 3.
• Dengan menggunakan persamaan diperoleh hasil
perhitungan energi dengan data pada Tabel 1 untuk setiap statenya, juga
diketahui temperatur lingkungan yang digunakan sebesar 17 (◦C), sehingga
entalpi dari temperatur lingkungan (ℎ0) adalah 290,16 kJ/kg dan entropi dari
temperatur lingkungan (𝑠0) adalah 1,66 kJ/kg.K yang didapatkan dari Tabel
Termodinamika A-22 Sifat Gas Ideal dari Udara.
- State 2
• Sesuai dengan Gambar 2 diagram T-s pada pembangkit listrik tenaga panas bumi UPJP
Kamojang terjadi proses isobaric atau tekanan konstan pada state 2. Dalam state 2 dapat
diketahui nilai X2 (kualitas fraksi kekeringan) dengan perhitungan sebagai berikut :

- Dengan diketahui entalpi uap, ℎ2 adalah sebesar 2767,1 kJ/kg,entalpi keluaran state 2 menuju
state 7, ℎ7 adalah sebesar 2059,45kJ/kg dan entalpi keluaran state 2 menuju state 3, ℎ3
adalahsebesar 2783,53 kJ/kg. Sehingga perhitungannya adalah :
• Setelah diperoleh nilai kualitas fraksi kekeringan, 𝑋2 maka dapat
dihitung nilai massa laju aliran dari state 2 menuju state 3
dengansebagai berikut :

• Dengan 𝑋2 adalah kualitas fraksi kekeringan sebesar 0,977dan ṁ2


adalah massa laju aliran masukan pada state 2 sebesar 113,117 kg/s,
sehingga perhitungannya adalah :
• ṁ3 = 0,977. 113,117 𝑘𝑔/𝑠
• ṁ3 = 110,51 𝑘𝑔/𝑠
• Serta dihitung massa laju aliran yang keluar dari state 2 menuju state 7
dengan sebagai berikut :
• ṁ7 = (1 − 𝑋2). ṁ2
• ṁ7 = (1 − 0,977). 113,117 𝑘𝑔/𝑠
• ṁ7 = 2,6016𝑘𝑔/𝑠
• Dengan demikian dapat dilanjutkan menghitung eksergi pada state2,
diketahui entalpi uap h1 = entalpi uap h2 yaitu 2767,1 kJ/kg danentropi uap
s2 adalah 6,69 kJ/kg.K di dapatkan dari TabelTemperatur Termodinamika
(Cengel, Ed.8) A-4 Saturated Waterdengan temperatur 166,83 ( C) dan
tekanan 6,5 bar (650 kPa), maka perhitungan eksergi sebagai berikut :
• 𝐸2 = 𝑚[(ℎ2 − ℎ0) − 𝑇0(𝑆2 − 𝑆0)]
• 𝐸2 = 113,117[(2767,1 − 290,16) − 290(6,69 − 1,66)]
• 𝐸𝑘2 = 115180,25 𝑘𝑊
Setelah dihitung eksergi dari keseluruhan state, maka di dapatkanhasil perhitungan
dalam Tabel 2 sebagai berikut :
• Setelah diperoleh hasil perhitungan eksergi pada Tabel 2, maka dapat
diperoleh eksergi loss dan efisiensi energy dengan persamaan

• dan persamaan
berikut perhitungan energi loss dan efisiensi eksergi setiap unit :
• Selanjutnya, dapat dihitung efisiensi eksergi overall.
• Dengan menggunakan persamaan

• Dimana, sebelum menghitung efisiensi eksergi, dihitung terlebihdahulu 𝑊𝑛𝑒𝑡 yaitu daya
listrik netto dari plant, dengan persamaan berikut :

• Sehingga, efisiensi eksergi dapat diperoleh sebagai berikut :


• Pada Tabel 3, dapat dilihat eksergi loss pada separator dan demister yaitu
sebesar 606,87 kW dan 2761,75 kW, untukefisiensi eksergi dari separator
dan demister yaitu sebesar 99,47 % dan 97,60 %.
• Nilai efisiensi energi pada separator dan demister dapat dikatakan cukup
tinggi, karena hamper mendekati 100%.
• Eksergi loss pada separator dan demister dapat, disebabkan karena
beberapa hal yaitu seperti terbentuknya korosi akibat kotoran yang ada di
dalam dust collector, meskipun telah di drain secara berkala baik otomatis
atau pun manual.
• Selain itu kerusakan sambungan akan menyebabkan kehilangan panas
didalam separator.
• Sedangkan pada demister, jika uap yang dihasilkan oleh demister tidak
benar-benar kering dan kotor, maka akan menyebabkan vibrasi, erosi dan
pembentukan kerak pada turbin sehingga dapat menimbulkan losses.
• Untuk turbin dan kondensor dapat dilihat bahwa 2 komponen tersebut memiliki
energi loss yang cukup tinggi tetapi nilai efisiensi energinya lebih kecil
dibandingkan komponen separator dan demister, yaitu untuk turbin nilai eksergi
lossnya adalah 7177,87 kWdan untuk kondensor nilai eksergi lossnya adalah
7131,26kW.
• Energi loss yang terjadi pada turbin dapat terjadi akibatpengaruh dari uap
demister yang tidak benar-benar keringatau kotor, sehingga menyebabkan
terbentuknya kerak padasudu-sudu turbin.
• Sedangkan pada kondensor, eksergi lossyang terjadi adalah akibat dari adanya
hambatan saat pelepasan kalor karena kotoran-kotoran dalam pipakondensor.
• Selain itu pengaruh dari level air kondensat akanmempengaruhi kinerja dari
kondensor, karena jika level air kondensat terlalu tinggi maka akan menyebabkan
kondensor pada bagian bawah tergenang dan mengurangi luas permukaan
pendingin karena uap tidak dapat menyentuh bagian tube yang tergenang
tersebut, dan pada akhirnyatemperatur dan tekanan kondensasi akan menjadi
naik.

Anda mungkin juga menyukai