Anda di halaman 1dari 24

PEMBANGKIT LSTRIK TENAGA BAYU

• Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) merupakan suatu sistem


pembangkit listrik yang mengonversikan suatu energi kinetik dari udara
menjadi energi mekanik yang menyebabkan putaran yang terjadi pada
generator sehingga menghasilkan arus listrik. Energi angin dimanfaatkan
untuk memutarkan baling-baling sehingga rotor berputar. Ketika rotor
berputar maka secara otomatis generator tersebut akan mengalirkan
energi listrik, seperti Gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1.Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


Tenaga Bayu
• Energi angin merupakan bentuk tidak langsung dari energi matahari karena
angin terjadi akibat pemanasan yang tidak merata pada permukaan bumi
oleh matahari sehingga terjadilah perbedaan tekanan pada atmosfer. Aliran
angin bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan tinggi ke daerah yang
mempunyai tekanan rendah. Oleh karena itu energi angin juga merupakan
suatu energi kinetik dari pergerakan massa udara. Sistem PLTB
memanfaatkan energi angin untuk memutarkan turbin, sehingga dengan
adanya putaran dari turbin tersebut dapat mengonversikan energi angin
menjadi energi listrik. Perumusan energi kinetik pada suatu turbin sebagai
berikut :
1
Ek  mv 2 Joule -----------(1)
2

• 𝐸𝑘 = Energi Kinetik (Joule),


• 𝑚 = massa udara (kg),
• 𝑣 = kecepatan angin (m/s).
Laju aliran massa diberikan oleh persamaan :

m  Av -----------(2)
• r = massa jenis angin (kg/m3) (ketetapan 𝜌 =1,225 kg/m3),
• 𝐴 = luas penampang turbin (m2) bisa ditulis ( 𝐴 = 𝜋𝑟2).
• Dengan mengubah massa udara pada Persamaan 1 dengan Persamaan 2,
maka diperoleh perumusan daya total yang dihitung dari kecepatan angin
sebagai berikut.

1
Pa  Av 3Watt -----------(3)
2
• 𝑃a = daya angin (Watt).
Energi Mekanik
• Energi mekanik pada turbin angin merupakan salah satu proses yang
terjadi pada konversi energi. Koefisien daya (𝐶p) pada turbin angin adalah
ukuran efisiensi untuk mengubah daya angin menjadi daya mekanik dan
nilai dari efisiensi tersebut tidak dapat melebihi 0,593 yang dikenal
sebagai batas betz.

Pm -----------(4)
Cp 
Pa

• 𝑃m = daya mekanik (watt),


• 𝐶p = Koefisien daya pada turbin angin.

• Sehingga daya mekanik pada turbin angin dapat diekspresikan sebagai


berikut,
1
Pm  Av 3C pWatt -----------(5)
2
• dengan asumsi bahwa massa jenis udara konstan dan kondisi kerja turbin
ideal, maka nilai 𝐶p dapat diketahui yaitu 0,593 . Angka tersebut secara
teori adalah nilai efisiensi maksimal yang dapat dicapai oleh turbin angin.
• Dari Persamaan 5, dengan mengganti 𝐶p sebesar 0,593 dapat dinyatakan
bahwa daya maksimum atau kondisi ideal turbin angin dapat dilihat dari
persamaan 6.

Pm  0,2965Av 3Watt -----------(6)

• 𝑃mak= daya maksimum atau daya turbin angin dalam kondisi ideal.

Turbin Angin
• Turbin angin adalah bagian dari sistem PLTB yang mengubah energi angin
menjadi energi mekanik. Perubahan energi ini terjadi karena bentuk dari turbin
angin seperti baling-baling. Turbin angin ini dapat berputar ketika ada angin yang
menyapu area turbin sebagai energi pendorong turbin. Putaran dari baling-baling
tersebut dimanfaatkan untuk memutarkan rotor pada generator.
Energi Listrik
• Energi listrik pada turbin angin merupakan proses terakhir yang terjadi
pada konversi energi. Yang dimaksud energi listrik ini adalah perubahan
dari energi mekanik melalui generator sehingga menjadi arus listrik.
Generator tersebut mempunyai efisiensi kerja [8]. Sehingga dapat
dirumuskan,

Pin  ng Pm Watt -----------(7)

• 𝑃𝑖𝑛 = daya total input (Watt),


• n𝑔 = efisiensi generator.

Data Angin di Indonesia


• Variasi angin pada pengujian ini menggunakan asumsi bahwa rata-rata kecepatan
angin di beberapa daerah Indonesia antara 3 m/s – 7 m/s. Asumsi rata – rata
kecepatan angin di beberapa daerah sia antara 3 m/s – 7 m/s dan Indone Sumber:
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), 2013 di Pekanbaru 2,57 -
4,12 m/s dan hasil Pengukuran 2,56 – 4,56 m/s
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU
Skema PLT-Bayu

Gambar 2.Skema Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


• Sumbu Vertikal

Savonius Wind Turbine Darrieus Wind Turbine Giromill Helix Wind Turbine

• Sumbu Horizontal

1-blade Wind Turbine 2-blade Wind Turbine 3-blade Wind Turbine


8
Gambar 3. Jenis Turbin Angin Berdasarkan Posisi Sumbu
Wind Power Classifications and utilization

Class Windspeed Power Density Capacity


( m/s) (W/m^2) ( kW )

Small Scale 2.5 – 4.0 < 75 Up to 10

Medium 4.0 – 5.0 75 – 150 10-100


Scale
Large > 5.0 > 150 >100
Scale

9
Gambar 4. Sistem Perancangan Hibrid PLTB dan PLTS
Turbin Angin
• Turbin angin yang digunakan pada perancangan ini dipilih
diameter 38 cm atau 0,38 meter. Luas permukaan sapuan
angin yang terdapat dari baling-baling tersebut menggunakan
luas lingkaran karena bentuk luas sapuan pada permukaan
turbin angin berbentuk lingkaran.
• Luas permukaan sapuan angin pada turbin angin dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Gambar 5. Turbin angin


• Turbin angin yang digunakan pada perancangan ini seperti gambar 5.
Dengan menggunakan pr2, dapat ditentukan bahwa luas permukaan
sapuan angin untuk turbin angin berdiameter 0,38 meter adalah 0,1134
2
 1  D
m2. A   D 
2  4
• Perhitungan daya pada Persamaan 2 dapat dihitung menggunakan luas
permukaan sapuan pada turbin angin dengan beberapa variasi kecepatan
angin yang akan dilakukan saat pengujian. Tabel 3.1 merupakan
perhitungan daya berdasarkan teori dari Persamaan 2.6.
Pm  0,2965  0,1134 1,225  2,563Watt  0,7Watt

Tabel 3.1 merupakan perhitungan daya berdasarkan teori dari Persamaan 6.


KECEPATAN ANGIN (m/s) Daya Yang dihasilkan (Watt)
2,56 0,7
4,56 3,9

Untuk mendapatkan daya yang besar tentunya dipilih diameter


turbin angin yang besar
Kapasitas Baterai
• Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x
waktu/hour), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara
rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage)
yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai
maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai
semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal, baterai 12 V 75 Ah.
• Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya
memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x Ampere = 12
V x 75 A).
• Secara hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau
alat berdaya 90 Watt selama 10 jam, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu

Menentukan nilai ampere hour (24 jam) :


PWatt 
AH 
V Volt  I  Ampere  cos 
Waktu dan Arus Pengeluaran Baterai

• Pengeluaran Lambat (berupa pengeluaran arus yang rendah) mengakibatkan


waktu pengeluaran juga diperpanjang alias kapasitas lebih tinggi. Kapasitas
yang dinyatakan untuk baterai yang umum pemakaiannya pada pengeluaran
tertentu, biasanya 20 jam.
• Contoh nya adalah sebuah baterai 12 V 75 Ah bisa dipakai selama 20 jam jika
kuat arus rata-rata yang digunakan dalam 1 jam adalah 3,75 Ampere (75 Ah /
20 h), sedangkan bila digunakan sebesar 5 Ampere maka waktu pemakaian
bukannya 15 jam (75 Ah / 5 A) tapi lebih kecil yaitu 14 jam, sedangkan pada
penggunaan Ampere yang jauh lebih besar, yaitu 7,5 Ampere maka waktu
pemakaian bukan 10 jam (75 A / 7,5 A) tapi hanya 7 jam.
• Hal ini bisa menjadi jawaban bagi mereka yang menggunakan UPS, misal 500
VA atau 500 Wh, yang mana baterai UPS hanya bertahan lebih kurang 5 - 15
menit untuk komputer yang memerlukan daya 250 Watt, padahal kalau
berdasarkan hitungan kasar seharusnya bisa bertahan selama 2 jam (500
Watt.hour / 250 Watt).
QUIS

• Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap I di Sulawesi Selatan


merupakan pembangkit bertenaga angin skala komersial pertama di
Indonesia sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mencapai target
bauran primer EBT, energi berkeadilan, dan sekaligus pengembangan
investasi sektor EBT. PLTB ini memiliki baling-baling (blade) berukuran
panjang 63 meter, lebarnya pun hingga 5 meter dengan berat hingga 80
ton.
• Tentukan daya maksimum turbin angin dengan konstruksi panjang blade
63 m
• Jika daya tersebut disimpan didalam bateray, tentukan kapasitas bateray
yang harus disediakan dalam waktu pembebanan selama 6 jam
Penentuan Daya Angin

• Dalam perancangan diharapkan nantinya kincir


dapat menghasilkan daya output kincir sekitar
200 Watt pada kecepatan angin 4,5 m/s.
• Daya tersebut masih tergolong kecil, tapi cukup
digunakan untuk skala rumah tangga yang tidak
terlalu membutuhkan daya listrik yang besar.
• Dengan memperhitungkan nilai efisiensi
generator diasumsikan nilai efisiensi sebesar
75% maka:
• P poros kincir = Pout x 125%
= 200 x 125 % = 250 Watt
• Berdasarkan teori Betz, tidak semua daya mekanik kincir angin
dapat terkonversi menjadi energi listrik, dengan
mempertimbangkan efisiensi kincir (Cp) yang tidak mungkin
melebihi 60% (Betz Lmits).
• Daya mekanik yang dapat terkonversi menjadi energi listrik adalah:
• Asumsi : hkincir = 55%

• Pm = Pporos x 145%
• = 250 x 145%
• = 362,5 Watt
• Temperatur di daerah pantai secara geografis temperature T udara = 300C
– 37 0C
• Asumsi temperature T udara = 350C
• Dari tabel propertis udara pada tekanan 1 atm (terlampir) diperoleh:
• rudara = 1,145 kg/ m3.
• Vudara = = 4,5 m/dt
• Dengan menggunakan persamaan daya angin, maka luas area rotor
dapat diketahui dengan persamaan:
Penentuan Diameter Rotor
• Berdasarkan perhitungan daya mekanik didapat nilai
luasan area rotor (sweaparea) sebesar 6,9 m2 =7 m2,
maka diameter rotor dapat dihitung dengan:
• Dari perhitungan di atas diameter rotor yang
digunakan adala 3 m. setelah mengetahui
diameter rotor yang digunakan selanjutnya
dapat diketahui lebar sudu airfoil yang
digunakan.
• Untuk diameter rotor 3 m dapat digunakan
lebar aifoil sebesar 145 mm (Piggot, 2009 :
15).
Tip-Speed Ratio

• TSR pada kincir angin merupakan rasio antara kecepatan


tangensial ujung blade dan kecepatan aktual angin.
• Karena ada parameter yang belum diketahui yaitu nilai
putaran kincir (n), maka untuk menentukan nilai TSR
dapat ditentukan terlebih dahulu tanpa proses
perhitungan (optional).
• Nilai TSR untuk kincir angina dapat dipilih antara 6-8.
• Untuk perancangan kincir angin dapat dipilih nilai TSR =
7, karena memiliki nilai Cp tertinggi (Piggott, 2003).
• Dari perhitungan di atas dapat diketahui kincir angin
dengan diameter rotor = 3 m, untuk menghasilkan nilai
Cp tertinggi maka harus berputar sebesar 200 rpm pada
kecepatan angin 4,5 m/s.
Rotor Solidity
• Rotor solidity adalah perbandingan luas sudu dengan luas lintasan sudu.
• Nilai dari rotor solidity berpengaruh terhadap nilai torsi yang diterima
oleh kincir.
• Jika solidity tinggi, maka torsi yang dihasilkan juga tinggi, hal ini
berbanding lurus dengan daya yang dihasilkan oleh kincir angin.
• Berikut merupakan perhitungan untuk menentukan Rotor Solidity
dengan:

Anda mungkin juga menyukai