Anda di halaman 1dari 30

MODUL IV

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU


(PLTB)

PENDAHULUAN

Pada Modul ini akan diterangkan mengenai konsep Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) sebagai salah satu sumber pembangkit listrik energi alternatif. Selain itu, akan
dijelaskan proses pengkonversian energi angin menjadi energi listrik, peralatan-
peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengkonversian, merancang sistem
pembangkit dan bagaimana penginstalsiannya.

PENYAJIAN

4.1 Energi Angin

Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Kincir angin telah
digunakan untuk menggiling tepung di Persia sejak abad ke 7 (tujuh). Kincir angin di
Belanda dipakai untuk menggerakan pompa irigasi hingga kini. Kemudian dalam
rangka mencari bentuk sumber energi yang bersih dan terbarukan, energi angin
mendapat perhatian yang besar. Di Indonesia, pemanfaatan energi angina untuk
pembangkit listrik (PLTB) tengah dibangun di Kabupaten Sidrap. Provinsi Sulawesi
Selatan. PLTB Sidrap merupakan pembangkit tenaga angin terbesar di Indonesia.
Dengan kapasitas 75 MW, pembangkit ramah lingkungan ini terdiri dari 30 turbin
kincir angin yang masing-masing berkapasitas 2,5 MW. Model turbin yang digunakan
dari Gamesa Iolica Corporation pada menara baja setinggi 80 meter dengan panjang
baling-baling 57 meter. Proyek dengan investasi sekitar 150 juta dolar AS ini
ditargetkan beroperasi secara komersial pada awal 2018 ini dan dioperasikan oleh PT
UPC Sidrap Bayu Energi. Dengan beroperasinya PLTB ini akan menjadikan Indonesia
1
sebagai salah satu dari sedikit negara di Asia yang mempunyai pembangkit listrik
bertenaga angin. Di Asia yakni di Negara Jepang, China, Korea.
Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan
udara dingin. Di daerah katulistiwa yang panas, udara panas mengembang dan menjadi
ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin di daerah kutub.
Sebaliknya di daerah kutub udara menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan
demikian terjadi suatu siklus atau perputaran angin, berupa perpindahan udara dari
kutub ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya perpindahan
udara dari katulistiwa kembali ke kutub melalui lapisan udara yang lebih tinggi.
Perpindahan udara ini yang dikenal sebagai angin pasat.
Selain angin pasat terdapat pula angin-angin lain, misalnya angin musim (angin
mouson), angin pantai, angin gunung, angin lembah, dan angin lokal lainnya.
Prinsipnya bahwa angin terjadi karena adanya perbedaan suhu udara dibeberapa tempat
di muka bumi.
Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut. Angin kelas 3 adalah batas minimum dan
angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik.
Tabel 4.1 Kondisi Angin
Kelas Kecepatan Kecepatan Angin
Angin Angin (m/det) (knot/jam)
1 0.3 ~ 1.5 0.58 ~ 2.92
2 1.6 ~ 3.3 3.11 ~ 6.42
3 3.4 ~ 5.4 6.61 ~ 10.65
4 5.5 ~ 7.9 10.7 ~ 15.4
5 8.0 ~ 10.7 15.6 ~ 20.8
6 10.8 ~ 13.8 21 ~ 26.8
7 13.9 ~ 17.1 27 ~ 33.3
8 17.2 ~ 20.7 33.5 ~ 40.3
9 20.8 ~ 24.4 40.5 ~ 47.5
10 24.5 ~ 28.4 47.7 ~ 55.3

2
11 28.5 ~ 32.6 55.4 ~ 63.4
12 >32.6 63.4

4.2. Konversi Energi Angin

Menurut físika klasik energi kinetik yang berlaku juga untuk angin, yang
merupakan udara yang bergerak, adalah (Felix Avia Aranda, 2003):
E = 0,5 m v2.................................................................................................(4.1)
Dengan :
E : energi (joule)
m : massa udara, (kg)
v : kecepatan angin, (m/detik)
Bila suatu blok udara, yang mempunyai penampang A m2, dan bergerak dengan
kecepatan v m/detik, maka jumlah udara yang melewati suatu tempat tersebut adalah:
mt = A . v . q.................................................................................................(4.2)
dengan :
mt : massa udara yang bergerak,
(kg/detik) A: luas penampang, (m2)
v : kecepatan angin, (m/detik)
q : kepadatan udara, (kg/m3)
energi yang dihasilkan persatuan waktu adalah
:
P = 0,5 . q . A . v3 per-satuan waktu.....................................................(4.3)
Dengan :
P : daya , (W)
q : kepadatan udara, (kg/m3)
A : luas penampang sudu/baling-baling, (m2)
v : kecepatan angin, (m/detik)

Contoh soal:
1. Hitunglah daya yang dihasilkan oleh energi angin dengan kecepatan 13 m/det
melewati luas 150 m2.

3
Penyelesaian:

4
Daya yang dihasilkan oleh energi angin adalah:
P = 0,5 . q . A . v3
= 0,5 . 1,20 . 150 . 133
= 197.790 Watt

2. Udara bergerak terhadap ring dengan luas 150 m 2 dan kecepatan 12 m/det. Hitunglah
volume dari udara per detiknya. Jika kepadatan udara 1.20 kg.m-3, hitunglah massa
dari volume udara tersebut.
Penyelesaian:
Volume dari udara per detik = 150 x 12 = 1800 m3/det
Massa dari udara yang bergerak = Volume x
Kepadatan
= 1800 x 1.20 = 2160 kg/det

Untuk keperluan praktis sering dipakai rumus pendekatan:


P = k. A.v3..............................................................................................(4.4)
Dengan:
P : daya, (kW)
k : suatu konstanta, (1,37. 10-5)
A : luas sudu kipas, (m2)
v : kecepatan angin, (km/jam)
Walaupun dalam rumus di atas besaran-besaran k dan A digambarkan sebagai
konstanta-konstanta, pada asasnya dalam besaran k tercermin pula faktor-faktor seperti
geseran dan efisiensi sistem yang mungkin juga tergantung dari kecepatan angin v.
sedangkan luas A tergantung pula dari bentuk sudu, yang juga dapat berubah dengan
besaran v. Oleh sebab itu untuk suatu kipas angin tertentu, besaran-besaran k dan A
dapat dianggap konstan hanya dalam suatu jarak capai angin terbatas.
Untuk keperluan-keperluan estimasi yang kasar sering dipakai rumus sederhana
(Abduk Kadir, 1995):
........................................................................................................
P = 0,1* v3 (4.5)
Dengan :
P : daya per satuan luas, w/m2

5
v : kecepatan angin, m/detik

6
Rumus yang dikembangkan oleh Golding berbentuk
P = k  F  A  v3
...........................................................................................(4.6)
Dengan:
P : daya output, (kW)
K : suatu konstanta = 1,37.10-5
F ; suatu faktor = 0,5926
A : penampang arus angin, (m2)
E : efisiensi rotor dan peralatan
lainnya V : kecepatan angin, (km/jam)
Faktor F merupakan bagian dari angin yang secara maksimal dapat dimanfaatkan
dengan sebuah kopas dari tenaga angin. Gaya-gaya angin yang bekerja pada sudu-sudu
kincir pada asasnya terdiri dari tiga komponen, yaitu (Abdul Kadir, 1995):
a. Gaya axial a, yaitu gaya yang mempunyai arah sama dengan angin. Gaya yang
harus ditahan oleh poros dan bantalan.
b. Gaya sentrifugal s, gaya yang meninggalkan titik tengah. Bila kipas bentuknya
simetris, maka gaya sentrifugal s, akan saling meniadakan atau gayanya sama
dengan nol.
c. Gaya tangensial t, yaitu gaya yang menghasilkan momen. Gaya ini bekerja
tegak lurus terhadap sudu/turbin. Gaya ini disebut juga gaya produktif, karena
yang menghasilkan kerja pada turbin angin.

7
t s

Poros
Arah Angin

Sudu

Gambar 4.1. Gaya-gaya yang Bekerja pada Sudu-sudu Turbin


Angin (Sumber : Luis Arribas, 2003)
Dari Gambar 4.1 di atas, sebuah turbin angin yang mempunyai tiga sudu
dengan gaya-gaya a,t, dan s yang bekerja pada daun sudu-sudunya. Besar gaya-
gaya tersebut dapat dihitung dengan rumus empiris sebagai berikut :
a = 0,00142.v 2.R 2 , kg..........................................................................................(4.7)

s = 367
R.P , kg...............................................................................................(4.8)

v1 .v
W .v .v 2
t = 0,00219 2
, kgm.................................................................................(4.9)
R1
Dengan:
P : daya, kW
R : radius sudu/daun rotor, m
R1 : radius hingga titik berat daun, m

8
v : kecepatanangin, km/jam

9
W : berat sudu/daun rotor, kg
v1 : kecepatan relatif ujung sudu terhadap v,
v2 : kecepatan relatif titik berat sudu terhadap
v, a : gaya aksial, kg
s : gaya sentrifugal, kg
t : momen tangensial, kgm

Di dalam teori turbin angin terdapat karakteristik menyangkut nilai daya atau
energi pada kecepatan – kecepatan tertentu. Karakteristik daya turbin angin ini
dinyatakan melalui (5) lima parameter kecepatan operasional berikut:
1.
Kecepatan Cut-In (Vcut-in)
Merupakan kecepatan angin minimum yang diperlukan sebuah turbin untuk
menghasilkan daya. Nilai kecepatan ini berkisar antara 2.0 – 5.0 m/s
2.
Kecepatan Asut (Vstart)
Kecepatan angin minimum yang diperlukan agar sebuah turbin mulai berputar
dalam skala keperluan yang rendah.
3.
Kecepatan Rencana (Vmean)
Kecepatan angin yang diperlukan sebuah turbin angin untuk mencapai daya
nominal). Mulai pada kecepatan ini daya yang dihasilkan pada berbagai kecepatan
sebelum mencapai Cut-In, adalah konstan. Kecepatan rencana sebuah turbin adalah
kecepatan angin dimana turbin tersebut menghasilkan daya terpasang, yakni yang
tertulis pada data teknis. Nilai ini bervariasi antara 9.0 – 15 m/s.
4.
Kecepatan Cut-out
Kecepatan angin yang mengakibatkan turbin angin berhenti menghasilkan daya dan
sangat membahayakan kekuatan rotor. Nilai kecepatan ini 25 m/s.
5.
Kecepatan Maksimum (Vrated)
Kecepatan angin yang mampu menghasilkan daya dengan efisiensi maksimum.

4.3 Bagian Utama PLTB

Bagian utama dari suatu PLTB adalah:

a. Sudu/daun turbin angin


10
Sudu adalah peralatan utama yang berfungsi untuk mengkonversikan daya
angin (kecepatan angin) menjadi tenaga gerak mekanik untuk ditransmisikan ke
generator melalui roda transmisi. Sudu ini bermacam bentuknya, namun dapat
dikelompokkan menurut banyaknya sudu menjadi :

a. Turbin angin bersudu satu.


b. Turbin angin bersudu dua.
c. Turbin angin bersudu tiga.
d. Turbin angin yang bersudu lebih dari tiga.
Pada sudu terdapat tiga peralatan penting
yaitu:

- Bantalan turbin, yang menopang perputaran turbin.

- Orientasi, untuk mengarahkan turbin sesuai dengan arah angin.

- Rem, untuk memberhentikan sudu, jika diperlukan atau dalam keadaan


tidak normal.

b. Transmisi, yang terdiri dari batang transmisi dan roda gigi (gear). Fungsinya
untuk mentransmisikan putaran turbin ke generator.

Gambar 4.2. Bentuk Turbin Angin dengan Jumlah Sudu Enam Buah.
(Sumber : Felix Avia, 2003)

c. Unit Generator dan exciter

Generator berfungsi untuk menghasilkan energi listrik dari konversi putaran

11
turbin. Generator terdiri dari bagian-bagian utama, yaitu :

12
• Rotor, bagian yang berputar
• Stator, bagian yang diam
• Exciter, bagian untuk menghasilkan medan magnet.

Gambar 4.3. Bagian Utama PLTB Yang Terletak Di Atas Menara


(sumber : Felix Avia, 2003)

d. Saluran Transmisi Listrik


Saluran ini membawa energi listrik yang dihasilkan oleh generator ke storage
(penyimpanan) dan pusat kontrol.

e. Ruang Pengukuran (controll room)


Ruang ini berada di bawah/di dalam menara (tower) berfungsi untuk memantau
besaran-besaran listrik yang dihasilkan tiap tower.

Gambar 4.4.Bagian Utama Suatu PLTB.


(sumber : Felix Avia, 2003)

13
f. Pusat Kendali (Computerized Controll)

Pusat kendali berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan aliran daya semua
unit turbin dan perangkat pendukung dan menyalurkan energi listrik ke beban
ataupun untuk penyimpanan. Data - data setiap unit turbin ditampilkan di dalam
komputer seperti:

- kecepatan angin
- arah angin
- kecepatan putar turbin
- beban (load)
- frekuensi tiap sistem
- tegangan keluaran
- arus dan daya keluaran

AAir turbine Generator


Power
. Carga eléctrica
Electrical Load
erogenera Transmission
Transmis Genera Acondicion
Conditioning

am

Orientation Excitation
Brake
Orientación Excitación Storage
Wind speed
Wind direction RPM turbine Stored energy
Storage management
Pi Gestión del Output voltage
Almacenamie
almacenamie Output frequency
Freno

Computerized Control
Velocidad del Energía
viento almacenada
Dirección del Frecuencia de
viento Control computerizado salida
Vueltas/min. Tensión de
De la turbina salida
Carga

14
Gambar 4.5. Blok Diagram bagian Utama Suatu PLTB

g. Inverter/Rectifier (Penyearah)

Rectifier ini berfungsi untuk mengubah tegangan listrik AC yang dihasilkan


generator ke tegangan listrik DC untuk di simpan di dalam accu.

h. Regulator

Regulator diletakan setelah rectifier untuk mengatur tegangan keluaran rectifier


agar lebih stabil untuk disimpan di dalam accu.

i. Storage (Penyimpanan)

Tempat untuk penyimpanan energi listrik. Disini energi listrik di ubah menjadi
energi kimia dan disimpan di dalam accu-accu.

4.4 Turbin Angin

Jenis turbin yang dipakai untuk memanfaatkan energi angin memiliki peralatan-
peralatan yang tidak dibutuhkan. Itulah turbin yang digunakan selama bertahun-tahun
sebelumnya. Oleh karena itu, turbin modern menggunakan konversi sistem energi
untuk menyingkirkan peralatan-peralatan tradisional yang tidak dibutuhkan. Desain
inovatif dari turbin modern dibagi berdasarkan dua tipe, yaitu Turbin Angin Sumbu
Horisontal dan Turbin Angin Sumbu Vertikal. Turbin modern ini bisa membangkitkan
daya dari skala kecil dari 10 watt sampai ratusan watt, untuk skala besarnya bisa
mencapai 1 MW atau lebih. (Godfrey Boyle, 1996).

 Turbin Angin Sumbu Horisontal (Horizontal Axis Wind Turbine)

15
a. Two-Bladed HWAT b. Three-Bladed HWAT
Gambar 4.6 Horizontal Axis Wind Turbine (HWAT)
(Sumber: Godfrey Boyle, 1996)

Kebanyakan turbin angin yang digunakan saat ini adalah jenis sumbu
horisontal. Turbin angin sumbu horizontal memiliki pisau seperti baling –
baling pesawat. Sebuah turbin angin horizontal dapat berdiri sampai setinggi
gedung 20 lantai dan memiliki tiga mata pisau yang menjangkau 200 kaki.
Cirinya adalah rotornya berputar dengan sumbu poros yang horizontal terhadap
permukaan bumi. Turbin jenis ini paling banyak dikembangkan di berbagai
negara. Terdiri dari dua tipe, yaitu Mesin Upwind dan Mesin Downwind.
• Mesin Upwind: Rotor melawan arah angin. Rotor di desain tidak fleksibel,
diperlukan mekanisme yaw untuk menjaga rotor agar tetap berhadapan dengan
angin.
• Mesin Downwind: Rotor ditempatkan dibelakang tower. Rotor menurut jurusan
angin. Rotor dapat dibuat lebih fleksibel tanpa menggunakan mekanisme yaw
(tambahan), sehingga mengurangi berat, lebih ringan dari pada mesin upwind
dan tetap sejalan dengan angin. Kelemahannya adalah bahwa angin harus
melewati tower terlebih dahulu sebelum sampai pada rotor, sehingga menambah
beban pada turbin.

16
 Turbin Angin Sumbu Vertikal (Vertical Axis Wind Turbine)

(a) Turbin Savonius (b) Turbin Darrieus


Gambar 4.7 Turbin Angin Sumbu
Vertikal
Turbin angin sumbu vertikal memiliki pisau yang keluar dari atas ke bawah dan
jenis yang paling umum (turbin angin Darrieus) terlihat seperti pengocok telur
raksasa berbilah dua. Jenis turbin angin vertikal biasanya berdiri 100 meter dan
lebar 50 meter. Cirinya adalah berputar pada poros yang tegak lurus terhadap
permukaan tanah. Turbin jenis ini jarang dipakai untuk turbin komersial.
Rotornya berputar relatif pelan (di bawah 100 rpm), tetapi memiliki momen
gaya yang kuat, sehingga dapat dipakai untuk menggiling biji - bijian, pompa
air, tetapi tidak cocok untuk menghasilkan listrik. Sebenarnya dapat dipakai
gearbox untuk menaikkan kecepatan putarnya, tetapi efisiensinya turun. VAWT
terdiri dari dua tipe, yaitu:
 Tipe Dorong
Terjadi bila TSR<1 artinya lebih banyak bagian blade yang mengalami
gaya dorong, seperti pada anemometer. Memiliki bentuk yang bervariasi,
seperti ember, dayung, layar, tangki. Rotornya berbentuk S (bila dilihat dari
atas). Kecepatan maksimum blade yang dihasilkan hampir sama dengan
kecepatan angin. Ujung blade tidak pernah bergerak lebih cepat daripada
kecepatan angin, sehingga pada ujungnya nilai TSR<1. Turbin jenis ini
memiliki efisiensi daya yang rendah.
 Tipe Angkat
Terjadi bila TSR>1 artinya lebih banyak bagian blade yang mengalami

17
gaya angkat, seperti pada turbin Darrius. Masing-masing blade memperlihatkan

18
momen gaya angkat maksimum hanya dua kali setiap putaran dan daya
keluarannya berbentuk sinusoidal. Ukuran blade relatif besar dan tinggi,
sehingga menimbulkan getaran. Biasanya menggunakan dua atau tiga blade.
Turbin jenis ini menghasilkan lebih banyak daya output dan memiliki efisien
tinggi. Keunggulan turbin sumbu vertikal:
1. Generator berada di tanah, sehingga tidak perlu membebani tower.
2. Tidak diperlukan mekanisme yaw untuk menyejajarkan rotor dengan arah
angin.
Kelemahan:
1. Kecepatan rotor rendah
2. Efisiensi total rendah
3. Mesin tidak dapat mulai berjalan sendiri, perlu dorongan awal (atau perlu
motor).
4. Mesin perlu kawat lentur untuk menjaganya berdiri tegak, sehingga tidak
praktis.

Didalam turbin angin terdapat komponen-komponen penting, yaitu:


1. Anemometer: mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat
pengontrol.
2. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah
kipas.
3. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan
bantuan tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan
darurat.
4. Controller (Alat pengontrol): Alat pengontrol ini menstart turbin pada
kecepatan angin kira-kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada
kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini
dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat merusakkan turbin.
5. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi
sekitar 1000 – 1800 rpm. Ini merupakaan tingkat putaran standar yang
disyaratkan untuk memutar generator listrik.

19
6. Generator: Generator pembangkit listrik.
7. High speed shaft (poros putaran tinggi): berfungsi untuk menggerakkan
generator.
8. Low speed shaft (poros putaran rendah): poros turbin yang berputar kira-kira 30
– 60 rpm.
9. Pitch (sudut bilah kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan
kecepatan rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu
rendah atau terlalu kencang.
10. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor.
11. Tower (Menara): menara bias dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi.
Karena kencangnya angin bertambah seiring dengan bertambahnya ketinggian,
maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat.
12. Wind Direction (Arah Angin): adalah turbin yang meenghadap angin. Desain
turbin lain ada yang mendapat hembusan angin dari belakang.
13. Wind vane (tebeng angin): mengukur arah angin, berhubungan dengan
penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
14. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin kea rah angin
untuk desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain yang mendapat
hembusan angin dari belakang tidak memerlukan alat ini.
15. Yaw motor (motor penggerak arah): motor listrik yang menggerakan yaw drive.

Gambar 4.8 Struktur Turbin Angin

20
4.5 Perhitungan Energi Performance PLTB
Untuk mengetahui kinerja dari sebuah PLTB, maka perlu dilakukan analisa
terhadap performance dari Pembangkit tersebut. salah satu model sederhana untuk
menganalisa terhadap performance PLTB dibuat oleh bergey, yaitu WindCad Turbine
Performance Model. Model ini menggunakan dasar program Excel, sehingga
mempermudah penggunanya untuk menyesuaikan dengan kondisi geografis daerah
setempat.
4.5.1 Data Masukkan
Langkah awal untuk melakukan analisa ini yaitu dengan memasukan data-data
input sebagai berikut :
1. Ave. Wind (m/s).
Rata-rata kecepatan angin per bulan atau pertahun (m/detik).
2. Weibull, K.
Jika konstanta Weibull tidak diketahui, maka untuk
- daratan luas gunakan k = 2
- daerah pesisir pantai k = 3
- daerah pulau dan kepulauan k = 4
3. Site Altitude (m).
Letak ketinggian tempat di atas permukaan laut (m)
4. Wind Shear Exponent.
Komponen tiupan angin yang umumnya nilai terbaik 0,18.
Untuk daerah pegunungan atau aliran angin kencang = 0,22.
Untuk daerah dataran atau di permukaan air = 0,11.
5. Anemometer Height (m).
Ketinggian penempatan anemometer dari permukaan tanah (m) Jika tidak
diketahui biasanya diambil nilai 10 m.
6. Tower Height (m).
Ketinggian menara di atas permukaan tanah (m).
7. Turbulence Factor.

21
Faktor ini adalah penurunan kecepatan angin, variasi hasiltenaga angin, dan
pengaruh-pengaruh lainnya. Biasanya di gunakan 0% sampai 5%.
8. Performance Safety Margin.
Tingkat cadangan energi yang dapat digunakan. Untuk perumahan dan
perkampungan kecil 5%, untuk penggunanaan telekomunikasi 25%, sedangkan
untuk penggunaan bagi hal-hal penting 20% - 40%.

4.5.2 Data Keluaran


Setelah dilakukan pemasukkan data, maka model akan menyajikan hasil
keluaran seperti:
1. Hub Average Wind Speed (m/s) =
 Tower  height
wind shear exp
Average  wind *  anemomete  height 
 ...................................(4.8)
 
2. Air Density Factor = .
site  Altitude * 0.918 *10 4 ...................................................................... (4.9)
3. Average Output Power (W) =
NettoWatt  Wind  turbine .........................................................................(4.10)
4. Daily Energy Output (kWh)
=
Average  Output  Power
(1000 * 24 * (1  Perf .safety.M arg .......................................................(4.11)
in))
5. Annual Energy Output (kWh) =
daily  energy  output * 365 ......................................................................(4.12)
6. Monthly Energy Output =
annual  energy  output
12 .................................................................(4.13)

Salah satu contoh hasil dari Hycad Turbine Performance Model dapat dilihat pada
Tabel 4.2 Contoh Wincad Turbine Performance Model.

Contoh : WindCad Turbine Performance Model

22
Prepared For: Client
Site Location: Users Site

1.
1 kW

23
Data Source: US-DOE Wind Energy Atlas
Date: 23/08/2005

Inputs: Results:

Ave. Wind (m/s) = 5,40 Hub Average Wind Speed (m/s) = 4,68
Weibull K = 2 Air Density Factor = -9,0%
Site Altitude (m) = 981 Average Output Power (W) = 158
Wind Shear Exp. = 0,220 Daily Energy Output (kWh) = 3,6
Anem. Height (m) = 19,2 Annual Energy Output (kWh) = 1.318
Tower Height (m) = 10 Monthly Energy Output = 110
Turbulence Factor = 5,0% Percent Operating Time = 79,9%
Perf. Safety Margin Weibull Calculations:Wind speed probability is
= 5,0% calculated as a Weibull curve defined by the average wind
speed and a shape factor, K. To facilitate piece- wise
integration, the wind speed range is broken down into
Weibull Performance Calculations "bins" of 1 m/s in width (Column 1). For each wind speed
bin, instantaneous wind turbine power (W, Column 2)) is
Wind multiplied by the Weibull wind speed probability (f,
Column 3). This cross product (Net W, Column 4) is the
Wind Speed Bin (m/s) Power (W) Probability (f) Net W @ V contribution to average turbine power output contributed by
1 0 6,98% 0,00 wind speeds in that bin. The sum of these contributions is
the average power output of the turbine on a continuous, 24
2 2 12,53% 0,22 hour, basis.Best results are achieved using annual or
3 19 15,68% 2,98 monthly average wind speeds. Use of daily or hourly
average speeds is not recommended.
4 52 16,23% 8,42
5 108 14,64% 15,82
6 199 11,80% 23,46
7 324 8,60% 27,88
8 458 5,71% 26,17
9 605 3,47% 21,01
10 761 1,94% 14,76
11 925 1,00% 9,23
12 1.037 0,47% 4,91
13 1.063 0,21% 2,21
14 1.037 0,08% 0,87
15 994 0,03% 0,31
16 947 0,01% 0,10
17 899 0,00% 0,03
18 856 0,00% 0,01
19 813 0,00% 0,00
20 769 0,00% 0,00
2000, Bergey
Windpower Co. Totals: 99,39% 158,40
(Sumber : Luis Arribas, 2003)

24
DESA A-30
Corregida a la densidad estándar del aire
Periodo: 10/11/98 - 27/01/99

380

360

340

320

300

280

260

240
POTENCIA ELÉCTRICA

220

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

-20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
VELOCIDAD DE VIENTO (m/s)

Gambar 4.9 Hasil Output dari Tabel 4.1

4.6 Sistem Instalasi


Instalasi satu atau beberpa unit turbin angin dilakukan menurut jenis
pemanfaatan dan modus operasi yang direncanakan (seperti; stand alone, hibrida, angin
diesel atau interkoneksi) serta tipe jaringan baik yang tersentralisasi ataupun yang
terdesentralisasi. Setelah melakukan penetapan lokasi, prosedur normal dan instalasi
subsistem/komponen adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan pondasi sesuai dengan persyaratan kekuatan yang telah dihitung.
2. Pemasangan turbin angin:
a. Untuk menara kerangka, yang lebih dahulu dipasang adalah menara menurut
segmen-segmen. Kemudian komponen – komponen diatas menara tersebut yakni
generator, roda gigi dan ekor pengarah serta komponen oenunjang lainnya.
Pemasangan ini perlu dibantu oleh perlengkapan angkat lainnya, misalnya crane
atau alat bantu pemasangan berupa tangga kayu yang dibentuk sebagai tempat
pijakan dan ditempatkan disamping menara.
b. Untuk menara turbuler, komponen – komponen di atas menara dapat dipasang
lebih dahulu pada bagian atas menara di bawah (di permukaan tanah) dan

25
kemudian secara bersama–sama menaikannya dengan alat bantu (misalnya gin
pole, tali ataupun alatbantu lainnya) secara bersama–sama dengan menara.
c. Untuk menara turbuler yang dapat diturunnaikkan dengan bantuan
perlengkapan hidrolik, komponen–komponen di atas menara dapat dipasang lebih
dahulu dibawah.Kemudian secara bersama–sama dinaikan dengan bantuan pompa
hidrolik tersebut sampai dengan posisi vertikal.
3. Instalasi panel, kontrol dan monitor (arus, tegangan, frekuensi, daya dan lainnya).
4. Instalasi jaringan dan distribusi listrik ke penguna, misalnya; instalasi rumah, jalan,
fasilitas umum, pompa dan lain–lain.

4.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara


prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi
sumber energy ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya
penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam
ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang
ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau
polusi yang berarti ke lingkungan. Kelebihan dan kekurangan dari Aplikasi Pembangkit
Listrik Tenaga Angin, dirangkum sebagai berikut:
1. Kelebihan
• Sumber energi angin dapat terus diperbaharui dalam kurun waktu yang cepat
• Aplikasinya mudah diinstal dan biaya produksinya lebih terjangkau daripada
sumber energi lainnya.
• Turut serta dalam pengurangan dampak buruk dari emisi gas buang.
• Dapat bekerja secara optimal dalam menghasilkan daya listrik.
• Memberikan kontribusi besar dalam sector perekonomian global dan
pembangunan sektor energi.

26
2. Kekurangan
• Aplikasi PLTB dapat menewaskan beberapa penerjun dan pesawat terbang
kecil yang melewati turbin angin.
• Derau frekuensi rendah yang berasal dari perputaran sudu-sudu turbin,
gearbox, generator, dapat menyebabkan derau suara mekanis dan derau suara
listrik.
• Dampak visual akibat perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari
yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan masyarakat setempat.
• Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk kegiatan perkomunikasian.

PENUTUP

A. Rangkuman
1. Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan
udara dingin. Bila suatu blok udara, yang mempunyai penampang A m 2, dan
bergerak dengan kecepatan v m/detik, maka jumlah udara yang melewati suatu
tempat tersebut adalah :
mt = A . v . q . Untuk keperluan-keperluan estimasi yang kasar sering dipakai
rumus sederhana
P = 0,1* v3 .
2. Gaya-gaya angin yang bekerja pada sudu-sudu kincir pada asasnya terdiri dari
tiga komponen, yaitu :
 Gaya axial a
 Gaya sentrifugal s
 Gaya tangensial t
3. Bagian utama dari suatu PLTB adalah: Sudu/daun turbin angin, Transmisi,
Unit Generator dan exciter, saluran transmisi listrik, Ruang Pengukuran
(controll room), Pusat Kendali (Computerized Controll), Inverter/Rectifier
(Penyearah), Regulator, Storage (Penyimpanan).

27
4. Kelebihan dari PLTB adalah :
• Sumber energi angin dapat terus diperbaharui dalam kurun waktu yang cepat
• Aplikasinya mudah diinstal dan biaya produksinya lebih terjangkau daripada
sumber energi lainnya.
• Turut serta dalam pengurangan dampak buruk dari emisi gas buang.
• Dapat bekerja secara optimal dalam menghasilkan daya listrik.
• Memberikan kontribusi besar dalam sector perekonomian global dan
pembangunan sektor energy. Sedangkan kekurangan dari PLTB adalah:
• Aplikasi PLTB dapat menewaskan beberapa penerjun dan pesawat terbang
kecil yang melewati turbin angin.
• Derau frekuensi rendah yang berasal dari perputaran sudu-sudu turbin,
gearbox, generator, dapat menyebabkan derau suara mekanis dan derau suara
listrik.
• Dampak visual akibat perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari
yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan masyarakat setempat.
• Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televise atau transmisi
gelombang mikro untuk kegiatan perkomunikasian.
5. Salah satu model sederhana untuk menganalisa terhadap performance PLTB
dibuat oleh bergey, yaitu WindCad Turbine Performance Model.

B. Pertanyaan

1. Jelaskan fenomena terjadinya gejala angin! Sebutkan macam-macam angin


yang terjadi di permukaan bumi!
2. Gambarkan dan jelaskan gaya-gaya yang bekerja pada sudu turbin angin!
3. Jelaskan dan Gambarkan bagian-bagian uama dari suatu PLTB!

C. Kunci Jawaban

1. Terjadinya angin disebabkan terdapat perbedaan suhu antara udara panas dan
udara dingin. Di daerah katulistiwa yang panas, udara panas mengembang dan
menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin di daerah

28
kutub. Sebaliknya di daerah kutub udara menjadi dingin dan turun ke bawah.
Dengan demikian terjadi suatu siklus atau perputaran angin, berupa
perpindahan udara dari kutub ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi,
dan sebaliknya perpindahan udara dari katulistiwa kembali ke kutub melalui
lapisan udara yang lebih tinggi. Perpindahan udara ini yang dikenal sebagai
angin pasat.
Selain angin pasat terdapat pula angin-angin lain, misalnya angin musim
(angin mouson), angin pantai, angin gunung, angin lembah, dan angin lokal
lainnya. Prinsipnya bahwa angin terjadi karena adanya perbedaan suhu udara
dibeberapa tempat di muka bumi.

2. Gaya-gaya angin yang bekerja pada sudu-sudu kincir pada asasnya terdiri dari
tiga komponen, yaitu:
a. Gaya axial a, yaitu gaya yang mempunyai arah sama dengan angin. Gaya yang
harus ditahan oleh poros dan bantalan.
b. Gaya sentrifugal s, gaya yang meninggalkan titik tengah.bila kipas bentuknya
simetris,maka gaya sentrifugal s, akan saling meniadakan atau gayanya
samadengan nol.
c. Gaya tangensial t, yaitu gaya yang menghasilkan momen.gaya ini bekerja
tegaklurus terhadap sudu/turbin. Gaya ini disebut juga gaya produktif, karena
yang menghasilkan kerja pada turbin angin.Lihat Gambar 4.
3. Perhatikan Gambar 4.5

D. Daftar Pustaka

1. Arribas Louis, Small Wind Energy Systems, Ciemat, Madrid,2003.


2. Aranda Felix Avia, Grid Connected Wind Turbines, Ciemat, Madrid, 2003.
3. Bergey, HycadTurbine Performance Model, Ciemat, Madrid, 2003.
4. Cruz Ignacio, Hybrid Sistems, Ciemat, Madrid, 2003.
5. Culp Archie W., Prinsip-prinsip Konversi Energi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1991
6. Kadir Abdul., Energi, Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi.,
Edisi Kedua, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1995.

29
7. Boyle Godfrey, Renewable Energy, Power for a Sustainable Future, Oxford,
1996.

30

Anda mungkin juga menyukai