PENDAHULUAN
Pada Modul ini akan diterangkan mengenai konsep Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) sebagai salah satu sumber pembangkit listrik energi alternatif. Selain itu, akan
dijelaskan proses pengkonversian energi angin menjadi energi listrik, peralatan-
peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengkonversian, merancang sistem
pembangkit dan bagaimana penginstalsiannya.
PENYAJIAN
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Kincir angin telah
digunakan untuk menggiling tepung di Persia sejak abad ke 7 (tujuh). Kincir angin di
Belanda dipakai untuk menggerakan pompa irigasi hingga kini. Kemudian dalam
rangka mencari bentuk sumber energi yang bersih dan terbarukan, energi angin
mendapat perhatian yang besar. Di Indonesia, pemanfaatan energi angina untuk
pembangkit listrik (PLTB) tengah dibangun di Kabupaten Sidrap. Provinsi Sulawesi
Selatan. PLTB Sidrap merupakan pembangkit tenaga angin terbesar di Indonesia.
Dengan kapasitas 75 MW, pembangkit ramah lingkungan ini terdiri dari 30 turbin
kincir angin yang masing-masing berkapasitas 2,5 MW. Model turbin yang digunakan
dari Gamesa Iolica Corporation pada menara baja setinggi 80 meter dengan panjang
baling-baling 57 meter. Proyek dengan investasi sekitar 150 juta dolar AS ini
ditargetkan beroperasi secara komersial pada awal 2018 ini dan dioperasikan oleh PT
UPC Sidrap Bayu Energi. Dengan beroperasinya PLTB ini akan menjadikan Indonesia
1
sebagai salah satu dari sedikit negara di Asia yang mempunyai pembangkit listrik
bertenaga angin. Di Asia yakni di Negara Jepang, China, Korea.
Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan
udara dingin. Di daerah katulistiwa yang panas, udara panas mengembang dan menjadi
ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin di daerah kutub.
Sebaliknya di daerah kutub udara menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan
demikian terjadi suatu siklus atau perputaran angin, berupa perpindahan udara dari
kutub ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya perpindahan
udara dari katulistiwa kembali ke kutub melalui lapisan udara yang lebih tinggi.
Perpindahan udara ini yang dikenal sebagai angin pasat.
Selain angin pasat terdapat pula angin-angin lain, misalnya angin musim (angin
mouson), angin pantai, angin gunung, angin lembah, dan angin lokal lainnya.
Prinsipnya bahwa angin terjadi karena adanya perbedaan suhu udara dibeberapa tempat
di muka bumi.
Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut. Angin kelas 3 adalah batas minimum dan
angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik.
Tabel 4.1 Kondisi Angin
Kelas Kecepatan Kecepatan Angin
Angin Angin (m/det) (knot/jam)
1 0.3 ~ 1.5 0.58 ~ 2.92
2 1.6 ~ 3.3 3.11 ~ 6.42
3 3.4 ~ 5.4 6.61 ~ 10.65
4 5.5 ~ 7.9 10.7 ~ 15.4
5 8.0 ~ 10.7 15.6 ~ 20.8
6 10.8 ~ 13.8 21 ~ 26.8
7 13.9 ~ 17.1 27 ~ 33.3
8 17.2 ~ 20.7 33.5 ~ 40.3
9 20.8 ~ 24.4 40.5 ~ 47.5
10 24.5 ~ 28.4 47.7 ~ 55.3
2
11 28.5 ~ 32.6 55.4 ~ 63.4
12 >32.6 63.4
Menurut físika klasik energi kinetik yang berlaku juga untuk angin, yang
merupakan udara yang bergerak, adalah (Felix Avia Aranda, 2003):
E = 0,5 m v2.................................................................................................(4.1)
Dengan :
E : energi (joule)
m : massa udara, (kg)
v : kecepatan angin, (m/detik)
Bila suatu blok udara, yang mempunyai penampang A m2, dan bergerak dengan
kecepatan v m/detik, maka jumlah udara yang melewati suatu tempat tersebut adalah:
mt = A . v . q.................................................................................................(4.2)
dengan :
mt : massa udara yang bergerak,
(kg/detik) A: luas penampang, (m2)
v : kecepatan angin, (m/detik)
q : kepadatan udara, (kg/m3)
energi yang dihasilkan persatuan waktu adalah
:
P = 0,5 . q . A . v3 per-satuan waktu.....................................................(4.3)
Dengan :
P : daya , (W)
q : kepadatan udara, (kg/m3)
A : luas penampang sudu/baling-baling, (m2)
v : kecepatan angin, (m/detik)
Contoh soal:
1. Hitunglah daya yang dihasilkan oleh energi angin dengan kecepatan 13 m/det
melewati luas 150 m2.
3
Penyelesaian:
4
Daya yang dihasilkan oleh energi angin adalah:
P = 0,5 . q . A . v3
= 0,5 . 1,20 . 150 . 133
= 197.790 Watt
2. Udara bergerak terhadap ring dengan luas 150 m 2 dan kecepatan 12 m/det. Hitunglah
volume dari udara per detiknya. Jika kepadatan udara 1.20 kg.m-3, hitunglah massa
dari volume udara tersebut.
Penyelesaian:
Volume dari udara per detik = 150 x 12 = 1800 m3/det
Massa dari udara yang bergerak = Volume x
Kepadatan
= 1800 x 1.20 = 2160 kg/det
5
v : kecepatan angin, m/detik
6
Rumus yang dikembangkan oleh Golding berbentuk
P = k F A v3
...........................................................................................(4.6)
Dengan:
P : daya output, (kW)
K : suatu konstanta = 1,37.10-5
F ; suatu faktor = 0,5926
A : penampang arus angin, (m2)
E : efisiensi rotor dan peralatan
lainnya V : kecepatan angin, (km/jam)
Faktor F merupakan bagian dari angin yang secara maksimal dapat dimanfaatkan
dengan sebuah kopas dari tenaga angin. Gaya-gaya angin yang bekerja pada sudu-sudu
kincir pada asasnya terdiri dari tiga komponen, yaitu (Abdul Kadir, 1995):
a. Gaya axial a, yaitu gaya yang mempunyai arah sama dengan angin. Gaya yang
harus ditahan oleh poros dan bantalan.
b. Gaya sentrifugal s, gaya yang meninggalkan titik tengah. Bila kipas bentuknya
simetris, maka gaya sentrifugal s, akan saling meniadakan atau gayanya sama
dengan nol.
c. Gaya tangensial t, yaitu gaya yang menghasilkan momen. Gaya ini bekerja
tegak lurus terhadap sudu/turbin. Gaya ini disebut juga gaya produktif, karena
yang menghasilkan kerja pada turbin angin.
7
t s
Poros
Arah Angin
Sudu
s = 367
R.P , kg...............................................................................................(4.8)
v1 .v
W .v .v 2
t = 0,00219 2
, kgm.................................................................................(4.9)
R1
Dengan:
P : daya, kW
R : radius sudu/daun rotor, m
R1 : radius hingga titik berat daun, m
8
v : kecepatanangin, km/jam
9
W : berat sudu/daun rotor, kg
v1 : kecepatan relatif ujung sudu terhadap v,
v2 : kecepatan relatif titik berat sudu terhadap
v, a : gaya aksial, kg
s : gaya sentrifugal, kg
t : momen tangensial, kgm
Di dalam teori turbin angin terdapat karakteristik menyangkut nilai daya atau
energi pada kecepatan – kecepatan tertentu. Karakteristik daya turbin angin ini
dinyatakan melalui (5) lima parameter kecepatan operasional berikut:
1.
Kecepatan Cut-In (Vcut-in)
Merupakan kecepatan angin minimum yang diperlukan sebuah turbin untuk
menghasilkan daya. Nilai kecepatan ini berkisar antara 2.0 – 5.0 m/s
2.
Kecepatan Asut (Vstart)
Kecepatan angin minimum yang diperlukan agar sebuah turbin mulai berputar
dalam skala keperluan yang rendah.
3.
Kecepatan Rencana (Vmean)
Kecepatan angin yang diperlukan sebuah turbin angin untuk mencapai daya
nominal). Mulai pada kecepatan ini daya yang dihasilkan pada berbagai kecepatan
sebelum mencapai Cut-In, adalah konstan. Kecepatan rencana sebuah turbin adalah
kecepatan angin dimana turbin tersebut menghasilkan daya terpasang, yakni yang
tertulis pada data teknis. Nilai ini bervariasi antara 9.0 – 15 m/s.
4.
Kecepatan Cut-out
Kecepatan angin yang mengakibatkan turbin angin berhenti menghasilkan daya dan
sangat membahayakan kekuatan rotor. Nilai kecepatan ini 25 m/s.
5.
Kecepatan Maksimum (Vrated)
Kecepatan angin yang mampu menghasilkan daya dengan efisiensi maksimum.
b. Transmisi, yang terdiri dari batang transmisi dan roda gigi (gear). Fungsinya
untuk mentransmisikan putaran turbin ke generator.
Gambar 4.2. Bentuk Turbin Angin dengan Jumlah Sudu Enam Buah.
(Sumber : Felix Avia, 2003)
11
turbin. Generator terdiri dari bagian-bagian utama, yaitu :
12
• Rotor, bagian yang berputar
• Stator, bagian yang diam
• Exciter, bagian untuk menghasilkan medan magnet.
13
f. Pusat Kendali (Computerized Controll)
Pusat kendali berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan aliran daya semua
unit turbin dan perangkat pendukung dan menyalurkan energi listrik ke beban
ataupun untuk penyimpanan. Data - data setiap unit turbin ditampilkan di dalam
komputer seperti:
- kecepatan angin
- arah angin
- kecepatan putar turbin
- beban (load)
- frekuensi tiap sistem
- tegangan keluaran
- arus dan daya keluaran
am
Orientation Excitation
Brake
Orientación Excitación Storage
Wind speed
Wind direction RPM turbine Stored energy
Storage management
Pi Gestión del Output voltage
Almacenamie
almacenamie Output frequency
Freno
Computerized Control
Velocidad del Energía
viento almacenada
Dirección del Frecuencia de
viento Control computerizado salida
Vueltas/min. Tensión de
De la turbina salida
Carga
14
Gambar 4.5. Blok Diagram bagian Utama Suatu PLTB
g. Inverter/Rectifier (Penyearah)
h. Regulator
i. Storage (Penyimpanan)
Tempat untuk penyimpanan energi listrik. Disini energi listrik di ubah menjadi
energi kimia dan disimpan di dalam accu-accu.
Jenis turbin yang dipakai untuk memanfaatkan energi angin memiliki peralatan-
peralatan yang tidak dibutuhkan. Itulah turbin yang digunakan selama bertahun-tahun
sebelumnya. Oleh karena itu, turbin modern menggunakan konversi sistem energi
untuk menyingkirkan peralatan-peralatan tradisional yang tidak dibutuhkan. Desain
inovatif dari turbin modern dibagi berdasarkan dua tipe, yaitu Turbin Angin Sumbu
Horisontal dan Turbin Angin Sumbu Vertikal. Turbin modern ini bisa membangkitkan
daya dari skala kecil dari 10 watt sampai ratusan watt, untuk skala besarnya bisa
mencapai 1 MW atau lebih. (Godfrey Boyle, 1996).
15
a. Two-Bladed HWAT b. Three-Bladed HWAT
Gambar 4.6 Horizontal Axis Wind Turbine (HWAT)
(Sumber: Godfrey Boyle, 1996)
Kebanyakan turbin angin yang digunakan saat ini adalah jenis sumbu
horisontal. Turbin angin sumbu horizontal memiliki pisau seperti baling –
baling pesawat. Sebuah turbin angin horizontal dapat berdiri sampai setinggi
gedung 20 lantai dan memiliki tiga mata pisau yang menjangkau 200 kaki.
Cirinya adalah rotornya berputar dengan sumbu poros yang horizontal terhadap
permukaan bumi. Turbin jenis ini paling banyak dikembangkan di berbagai
negara. Terdiri dari dua tipe, yaitu Mesin Upwind dan Mesin Downwind.
• Mesin Upwind: Rotor melawan arah angin. Rotor di desain tidak fleksibel,
diperlukan mekanisme yaw untuk menjaga rotor agar tetap berhadapan dengan
angin.
• Mesin Downwind: Rotor ditempatkan dibelakang tower. Rotor menurut jurusan
angin. Rotor dapat dibuat lebih fleksibel tanpa menggunakan mekanisme yaw
(tambahan), sehingga mengurangi berat, lebih ringan dari pada mesin upwind
dan tetap sejalan dengan angin. Kelemahannya adalah bahwa angin harus
melewati tower terlebih dahulu sebelum sampai pada rotor, sehingga menambah
beban pada turbin.
16
Turbin Angin Sumbu Vertikal (Vertical Axis Wind Turbine)
17
gaya angkat, seperti pada turbin Darrius. Masing-masing blade memperlihatkan
18
momen gaya angkat maksimum hanya dua kali setiap putaran dan daya
keluarannya berbentuk sinusoidal. Ukuran blade relatif besar dan tinggi,
sehingga menimbulkan getaran. Biasanya menggunakan dua atau tiga blade.
Turbin jenis ini menghasilkan lebih banyak daya output dan memiliki efisien
tinggi. Keunggulan turbin sumbu vertikal:
1. Generator berada di tanah, sehingga tidak perlu membebani tower.
2. Tidak diperlukan mekanisme yaw untuk menyejajarkan rotor dengan arah
angin.
Kelemahan:
1. Kecepatan rotor rendah
2. Efisiensi total rendah
3. Mesin tidak dapat mulai berjalan sendiri, perlu dorongan awal (atau perlu
motor).
4. Mesin perlu kawat lentur untuk menjaganya berdiri tegak, sehingga tidak
praktis.
19
6. Generator: Generator pembangkit listrik.
7. High speed shaft (poros putaran tinggi): berfungsi untuk menggerakkan
generator.
8. Low speed shaft (poros putaran rendah): poros turbin yang berputar kira-kira 30
– 60 rpm.
9. Pitch (sudut bilah kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan
kecepatan rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu
rendah atau terlalu kencang.
10. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor.
11. Tower (Menara): menara bias dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi.
Karena kencangnya angin bertambah seiring dengan bertambahnya ketinggian,
maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat.
12. Wind Direction (Arah Angin): adalah turbin yang meenghadap angin. Desain
turbin lain ada yang mendapat hembusan angin dari belakang.
13. Wind vane (tebeng angin): mengukur arah angin, berhubungan dengan
penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
14. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin kea rah angin
untuk desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain yang mendapat
hembusan angin dari belakang tidak memerlukan alat ini.
15. Yaw motor (motor penggerak arah): motor listrik yang menggerakan yaw drive.
20
4.5 Perhitungan Energi Performance PLTB
Untuk mengetahui kinerja dari sebuah PLTB, maka perlu dilakukan analisa
terhadap performance dari Pembangkit tersebut. salah satu model sederhana untuk
menganalisa terhadap performance PLTB dibuat oleh bergey, yaitu WindCad Turbine
Performance Model. Model ini menggunakan dasar program Excel, sehingga
mempermudah penggunanya untuk menyesuaikan dengan kondisi geografis daerah
setempat.
4.5.1 Data Masukkan
Langkah awal untuk melakukan analisa ini yaitu dengan memasukan data-data
input sebagai berikut :
1. Ave. Wind (m/s).
Rata-rata kecepatan angin per bulan atau pertahun (m/detik).
2. Weibull, K.
Jika konstanta Weibull tidak diketahui, maka untuk
- daratan luas gunakan k = 2
- daerah pesisir pantai k = 3
- daerah pulau dan kepulauan k = 4
3. Site Altitude (m).
Letak ketinggian tempat di atas permukaan laut (m)
4. Wind Shear Exponent.
Komponen tiupan angin yang umumnya nilai terbaik 0,18.
Untuk daerah pegunungan atau aliran angin kencang = 0,22.
Untuk daerah dataran atau di permukaan air = 0,11.
5. Anemometer Height (m).
Ketinggian penempatan anemometer dari permukaan tanah (m) Jika tidak
diketahui biasanya diambil nilai 10 m.
6. Tower Height (m).
Ketinggian menara di atas permukaan tanah (m).
7. Turbulence Factor.
21
Faktor ini adalah penurunan kecepatan angin, variasi hasiltenaga angin, dan
pengaruh-pengaruh lainnya. Biasanya di gunakan 0% sampai 5%.
8. Performance Safety Margin.
Tingkat cadangan energi yang dapat digunakan. Untuk perumahan dan
perkampungan kecil 5%, untuk penggunanaan telekomunikasi 25%, sedangkan
untuk penggunaan bagi hal-hal penting 20% - 40%.
Salah satu contoh hasil dari Hycad Turbine Performance Model dapat dilihat pada
Tabel 4.2 Contoh Wincad Turbine Performance Model.
22
Prepared For: Client
Site Location: Users Site
1.
1 kW
23
Data Source: US-DOE Wind Energy Atlas
Date: 23/08/2005
Inputs: Results:
Ave. Wind (m/s) = 5,40 Hub Average Wind Speed (m/s) = 4,68
Weibull K = 2 Air Density Factor = -9,0%
Site Altitude (m) = 981 Average Output Power (W) = 158
Wind Shear Exp. = 0,220 Daily Energy Output (kWh) = 3,6
Anem. Height (m) = 19,2 Annual Energy Output (kWh) = 1.318
Tower Height (m) = 10 Monthly Energy Output = 110
Turbulence Factor = 5,0% Percent Operating Time = 79,9%
Perf. Safety Margin Weibull Calculations:Wind speed probability is
= 5,0% calculated as a Weibull curve defined by the average wind
speed and a shape factor, K. To facilitate piece- wise
integration, the wind speed range is broken down into
Weibull Performance Calculations "bins" of 1 m/s in width (Column 1). For each wind speed
bin, instantaneous wind turbine power (W, Column 2)) is
Wind multiplied by the Weibull wind speed probability (f,
Column 3). This cross product (Net W, Column 4) is the
Wind Speed Bin (m/s) Power (W) Probability (f) Net W @ V contribution to average turbine power output contributed by
1 0 6,98% 0,00 wind speeds in that bin. The sum of these contributions is
the average power output of the turbine on a continuous, 24
2 2 12,53% 0,22 hour, basis.Best results are achieved using annual or
3 19 15,68% 2,98 monthly average wind speeds. Use of daily or hourly
average speeds is not recommended.
4 52 16,23% 8,42
5 108 14,64% 15,82
6 199 11,80% 23,46
7 324 8,60% 27,88
8 458 5,71% 26,17
9 605 3,47% 21,01
10 761 1,94% 14,76
11 925 1,00% 9,23
12 1.037 0,47% 4,91
13 1.063 0,21% 2,21
14 1.037 0,08% 0,87
15 994 0,03% 0,31
16 947 0,01% 0,10
17 899 0,00% 0,03
18 856 0,00% 0,01
19 813 0,00% 0,00
20 769 0,00% 0,00
2000, Bergey
Windpower Co. Totals: 99,39% 158,40
(Sumber : Luis Arribas, 2003)
24
DESA A-30
Corregida a la densidad estándar del aire
Periodo: 10/11/98 - 27/01/99
380
360
340
320
300
280
260
240
POTENCIA ELÉCTRICA
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
-20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
VELOCIDAD DE VIENTO (m/s)
25
kemudian secara bersama–sama menaikannya dengan alat bantu (misalnya gin
pole, tali ataupun alatbantu lainnya) secara bersama–sama dengan menara.
c. Untuk menara turbuler yang dapat diturunnaikkan dengan bantuan
perlengkapan hidrolik, komponen–komponen di atas menara dapat dipasang lebih
dahulu dibawah.Kemudian secara bersama–sama dinaikan dengan bantuan pompa
hidrolik tersebut sampai dengan posisi vertikal.
3. Instalasi panel, kontrol dan monitor (arus, tegangan, frekuensi, daya dan lainnya).
4. Instalasi jaringan dan distribusi listrik ke penguna, misalnya; instalasi rumah, jalan,
fasilitas umum, pompa dan lain–lain.
26
2. Kekurangan
• Aplikasi PLTB dapat menewaskan beberapa penerjun dan pesawat terbang
kecil yang melewati turbin angin.
• Derau frekuensi rendah yang berasal dari perputaran sudu-sudu turbin,
gearbox, generator, dapat menyebabkan derau suara mekanis dan derau suara
listrik.
• Dampak visual akibat perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari
yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan masyarakat setempat.
• Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk kegiatan perkomunikasian.
PENUTUP
A. Rangkuman
1. Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan
udara dingin. Bila suatu blok udara, yang mempunyai penampang A m 2, dan
bergerak dengan kecepatan v m/detik, maka jumlah udara yang melewati suatu
tempat tersebut adalah :
mt = A . v . q . Untuk keperluan-keperluan estimasi yang kasar sering dipakai
rumus sederhana
P = 0,1* v3 .
2. Gaya-gaya angin yang bekerja pada sudu-sudu kincir pada asasnya terdiri dari
tiga komponen, yaitu :
Gaya axial a
Gaya sentrifugal s
Gaya tangensial t
3. Bagian utama dari suatu PLTB adalah: Sudu/daun turbin angin, Transmisi,
Unit Generator dan exciter, saluran transmisi listrik, Ruang Pengukuran
(controll room), Pusat Kendali (Computerized Controll), Inverter/Rectifier
(Penyearah), Regulator, Storage (Penyimpanan).
27
4. Kelebihan dari PLTB adalah :
• Sumber energi angin dapat terus diperbaharui dalam kurun waktu yang cepat
• Aplikasinya mudah diinstal dan biaya produksinya lebih terjangkau daripada
sumber energi lainnya.
• Turut serta dalam pengurangan dampak buruk dari emisi gas buang.
• Dapat bekerja secara optimal dalam menghasilkan daya listrik.
• Memberikan kontribusi besar dalam sector perekonomian global dan
pembangunan sektor energy. Sedangkan kekurangan dari PLTB adalah:
• Aplikasi PLTB dapat menewaskan beberapa penerjun dan pesawat terbang
kecil yang melewati turbin angin.
• Derau frekuensi rendah yang berasal dari perputaran sudu-sudu turbin,
gearbox, generator, dapat menyebabkan derau suara mekanis dan derau suara
listrik.
• Dampak visual akibat perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari
yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan masyarakat setempat.
• Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televise atau transmisi
gelombang mikro untuk kegiatan perkomunikasian.
5. Salah satu model sederhana untuk menganalisa terhadap performance PLTB
dibuat oleh bergey, yaitu WindCad Turbine Performance Model.
B. Pertanyaan
C. Kunci Jawaban
1. Terjadinya angin disebabkan terdapat perbedaan suhu antara udara panas dan
udara dingin. Di daerah katulistiwa yang panas, udara panas mengembang dan
menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin di daerah
28
kutub. Sebaliknya di daerah kutub udara menjadi dingin dan turun ke bawah.
Dengan demikian terjadi suatu siklus atau perputaran angin, berupa
perpindahan udara dari kutub ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi,
dan sebaliknya perpindahan udara dari katulistiwa kembali ke kutub melalui
lapisan udara yang lebih tinggi. Perpindahan udara ini yang dikenal sebagai
angin pasat.
Selain angin pasat terdapat pula angin-angin lain, misalnya angin musim
(angin mouson), angin pantai, angin gunung, angin lembah, dan angin lokal
lainnya. Prinsipnya bahwa angin terjadi karena adanya perbedaan suhu udara
dibeberapa tempat di muka bumi.
2. Gaya-gaya angin yang bekerja pada sudu-sudu kincir pada asasnya terdiri dari
tiga komponen, yaitu:
a. Gaya axial a, yaitu gaya yang mempunyai arah sama dengan angin. Gaya yang
harus ditahan oleh poros dan bantalan.
b. Gaya sentrifugal s, gaya yang meninggalkan titik tengah.bila kipas bentuknya
simetris,maka gaya sentrifugal s, akan saling meniadakan atau gayanya
samadengan nol.
c. Gaya tangensial t, yaitu gaya yang menghasilkan momen.gaya ini bekerja
tegaklurus terhadap sudu/turbin. Gaya ini disebut juga gaya produktif, karena
yang menghasilkan kerja pada turbin angin.Lihat Gambar 4.
3. Perhatikan Gambar 4.5
D. Daftar Pustaka
29
7. Boyle Godfrey, Renewable Energy, Power for a Sustainable Future, Oxford,
1996.
30