Anda di halaman 1dari 5

ENERGI ANGIN

Pengertian angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Dalam iklim panas-lembab, pergerakan angin berguna untuk
menyejukkan kulit. Angin yang ada perlu ditangkap dan digunakan sepenuhnya. Kekuatan
angin berlebihan dapat dikontrol menggunakan sistem manual atau otomatik. Apabila angin
bertiup dan mengenai bangunan, tekanan statik terbentuk di bagian dinding luar dan
ditentukan oleh arah angin. Penyebaran tekanan angin dipengaruhi beberapa faktor :

Bentuk bangunan
Kecepatan angin dan arah angin
Lokasi dan lingkungan

Tekanan permukaan positif terdapat di bagian angin datang dan negatif di bagian belakang
angin. Walau bagaimanapun, tekanan pada sisi angin datang bisa negatif atau positif
bergantung kepada arah angin dan bentuk bangunan.

Menghitung Kecepatan Angin

Rata-Rata Angin yang berhembus memiliki kecepatan yang berbeda-beda tiap waktu.
Sebelum melakukan penghitungan untuk mengetahui daya yang dihasilkan oleh turbin angin
kita harus mengetahui kecepatan rata-rata angin yang bertiup di suatu wilayah pada periode
tertentu. Untuk menghitung kecepatan ratarata angin digunakan persamaan:

Turbin Angin Turbin angin mengambil energi angin dengan menurunkan kecepatannya.
Untuk bisa mencapai 100% efisien, maka sebuah turbin angin harus menahan 100%
kecepatan angin yang ada, dan rotor harus terbuat dari piringan solid dan tidak berputar sama
sekali, yang artinya tidak ada energi kinetik yang akan dikonversi. Energi angin bisa
ditangkap dengan dua atau tiga buah baling-baling yang didesain seperti sayap pesawat
terbang.

Untuk mendapatkan kecepatan angin yang cukup tinggi, konstan, dan tidak terlalu banyak
turbulensi biasanya turbin angin dipasang di atas sebuah menara pada ketinggian 30 meter
atau lebih. Baling-baling yang digunakan berfungsi seperti sayap pesawat udara. Ketika angin
bertiup melalui baling-baling tersebut, maka akan timbul udara bertekanan rendah di bagian
bawah dari balingbaling, Tekanan udara yang rendah akan menarik baling-baling bergerak ke
area tersebut.

Gaya yang ditimbulkan dinamakan gaya angkat. Besarnya gaya angkat biasanya lebih kuat
dari gaya tarik. Kombinasi antara gaya angkat dan gaya tarik menyebabkan rotor berputar
seperti propeler dan memutar generator. Turbin angin bisa digunakan secara stand-alone, atau
bisa dihubungkan ke jaringan transmisi

Jenis Turbin Angin

Vertical Axis Wind Turbine (VAWT)


Horizontal Axis Wind Turbine

Konstruksi Turbin Angin

Sebuah turbin angin terdiri dari :

1. Baling-baling
2. Gearbox
3. Break System
4. Generator
5. Penyimpan Energi
6. Rectifier- Inverter
7. Menara

Sistem Konversi Energi Angin Menjadi Energi Listrik Udara yang bergerak mempunyai
massa, kerapatan dan kecepatan. Sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut,angin
mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Akan tetapi faktor kecepatan lebih
mendominasi posisi massa terhadap permukaan bumi. Dengan demikian energi kinetik lebih
dominan dari pada energi potensial.

Perpindahan molekul udara memiliki energi kinetik, sehingga secara lokal jumlah molekul
udara berpindah melalui luasan selama selang waktu tertentu menentukan besarnya daya.
Luasan ini adalah tidak luas permukaan bumi, tetapi luasan yang tegak. Topografi atau
ketinggian berbeda menyebabkan potensi angin berbeda, dan karena daya angin sebanding
dengan kecepatan angin pangkat tiga, perbedaan kecepatan angin yang kecil pun akan
menghasilkan perbedaan daya yang besar. Kondisi dan kecepatan angin menentukan tipe dan
ukuran rotor. Kecepatan angin rata-rata mulai dari 3 m/s memadai untuk turbin angin propeler
ukuran kecil, di atas 5 m/s untuk turbin angin menengah dan di atas 6 m/s untuk turbin angin
besar. Dengan demikian sistem tenaga angin memanfaatkan angin melalui kincir angin
untuk menghasilkan listrik.

Energi angin merupakan energy alternative yang mempunyai prospek baik karena selalu
tersedia di alam, dan merupakan sumber energy yang bersih dan terbarukan kembali. Proses
pemanfaatan energy angin melalui dua tahapan konversi (Habibie dkk, 2011) yaitu :

1. Aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling) yang menyebabkan rotor


berputar selaras dengan angin bertiup.

2. Putaran rotor dihubungkan dengan generator sehingga dapat dihasilkan listrik.

Dengan demikian energy angin merupakan energy kinetic atau energy yang disebabkan oleh
kecepatan angin untuk dimanfaatkan memutar sudu-sudu kincir angin. Untuk memanfaatkan
energy angin menjadi energy listrik maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menghitung energy angin dengan formula (Sam;2005) :

Dimana :

E : Energi kinetik (Joule)


m : Massa udara (kg)
v : Kecepatan angin (m/det)

Untuk mendapatkan massa udara dimisalkan suatu blok udara mempunyai penampang
dengan luas A (m2), dan bergerak dengan kecepatan v (m/det), maka massa udara adalah
yang melewati suatu tempat adalah :

Dimana :

m : Massa udara yang mengalir (kg/det)


A : Penampang (m2)
v : Kecepatan angin (m/det)
: Kerapatan udara (kg/m3)

Dengan persamaan (2.1) dan (2.2) dapat dihitung besar daya yang dihasilkan dari energy
angin yaitu:

Dimana :

P : Daya yaitu energy per satuan waktu (watt)


A : Luas penampang (m2)
v : Kecepatan angin (m/det)
: Kerapatan udara (kg/m3)

Untuk keperluan praktis sering digunakan rumus aproksimasi yang sederhana, yaitu hanya
dengan memperhatikan besaran kecepatan angin dan luas penampang sudu, maka didapatkan
formulanya :

Dimana :

P : Daya (watt)
k : konstanta (1,37x10-5)
A : Luas penampang (m2)
v : Kecepatan angin (km/det)

Pada persamaan (2.4) besaran k dan A sebagai konstanta. Pada prinsipnya besaran k mewakili
suatu faktor seperti geseran dan efisiensi sistem, yang juga bergantung dari kecepatan angin
v. Luas penampang sudu A bergantung dari bentuk sudu yang sementara dapat diprediksi.
Untuk keperluan estimasi sementara dan sangat kasar, dapat digunakan formula berikut :

Untuk mendapatkan daya efektif dari angin yang mungkin dihasilkan dari suatu kincir
adalah :

Dimana :

Ea : Daya efektif yang dihasilkan kincir angin (watt)


C : Konstanta Betz yaitu konstanta harganya 16/27 (= 59,3%) - batas Betz)
A : Luas sapuan rotor (dianggap 1 m2)
v : Kecepatan angin (m/det)
: Kerapatan udara (kg/m3)

Kerapatan udara diformulasikan sebagai berikut :

Dimana :

: Kerapatan udara (kg/m3)


P : tekanan udara (pascal, dimana 1 pa=1 N/m2 = 1 J/m3 =1 kg/ms2)
R : Konstanta gas 287,05 J/KgK
T : Temperatur udara (Kelvin)

Selanjutnya konversi energy angin menjadi energy listrik dapat menggunakan formula :

Dan untuk selang waktu dt didapat :

Anda mungkin juga menyukai