Anda di halaman 1dari 4

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

FRACTURING PADA BATUAN SUMBER PENGHASIL PANAS UNTUK


MEMPERCEPAT PENINGKATAN SUHU DALAM SISTEM GEOTHERMAL

Ahmad Ilham Kamal*, Kiagus Muhammad Handeka, Isada Ilham Ramdhan, Finsa Pamungkas, Sidik
Muhamad, Ilham Aji Dermawan
Universitas Padjadjaran
*corresponding author: ahmad12014@student.unpad.ac.id

ABSTRAK
Indonesia adalah Negara dengan potensi sumber panas bumi terbesar di dunia. Menurut survey IAGI,
Indonesia memiliki 40% potensi panas bumi yang ada di dunia. Energy panas bumi di Indonesia
adalah energy terbarukan yang mulai dikembangkan, tetapi banyak faktor yang membuat para
investor masih kurang tertarik untuk menginvestasikan dananya, salah satunya adalah karena
kurangnya panas yang ada atau panas yang hilang sehingga menyebabkan suatu lapangan tidak
ekonomis lagi untuk diambil uapnya. Dalam percobaan ini, kami melakukan percobaan untuk
menaikkan suhu pada sistem geothermal dengan cara fracturing pada batuan yang menjadi sumber
panas. Percobaan ini dilakukan dalam skala laboratorium dan dengan menggunakan panci yang diisi
air yang dipanaskan. Kemudian panci tersebut diperluas luas areanya untuk menambah perpindahan
panas dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai rekahan-rekahan. Hasil yang didapat adalah
garis linear yang membandingkan sistem geothermal yang normal (tanpa menggunakan rekahan)
dengan sistem geothermal yang sudah diberi rekahan (pendekatan menyerupai rekahan). Didapatlah
hasil persamaan garis linear pada sistem geothermal yang normal adalah y = 0,211515 x + 32,18182,
dan persamaan garis linear pada sistem geothermal yang sudah diberi rekahan adalah y = y =
0,22515 x +31,5, dimana “x” adalah nilai waktu, dan “y” adalah nilai suhu dalam derajat Celcius.
Dari percobaan pendekatan ini kita dapat menyimpulkan bahwa sistem geothermal yang sudah diberi
rekahan pada batuan sumber panasnya dengan pendekatan skala laboratorium ini suhunya meningkat
lebih cepat dibandingkan sistem geothermal konvensional.

I. PENDAHULUAN di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan. Sistim


A. Prospek Geothermal di Indonesia panas bumi di Indonesia umumnya merupakan
sistim hidrothermal yang mempunyai
Kegiatan eksplorasi panasbumi di Indonesia 0
temperatur tinggi (>225 C), hanya beberapa
baru dilakukan secara luas pada tahun 1972. diantaranya yang mempunyai temperatur
Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan sedang (150‐2250C).
bantuan Pemerintah Perancis dan New
Zealand melakukan survey pendahuluan di Terjadinya sumber energi panasbumi di
seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil survey Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan
dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga
prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur lempengan yang berinteraksi di Indonesia,
vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India‐Australia
terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi
kemudian membelok ke arah utara melalui antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah
Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan memberikan peranan yang sangat penting
selanjutnya telah berhasil menemukan bagi terbentuknya sumber energi panas bumi
beberapa daerah prospek baru sehingga di Indonesia. Tumbukan antara lempeng India‐
jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek, Australia di sebelah selatan dan lempeng
yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona
Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 ‐
Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek 210 km di bawah Pulau Jawa‐ Nusatenggara

18
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, kenapa pandai besi menggunakan sarung
1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini tangan sebagai isolator. Kalor dari perapian
menyebabkan proses magmatisasi di bawah berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke
Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan ujung lain yang tidak dipanaskan. Itulah
dengan di bawah Pulau Jawa atau contoh sederhana bahwa kalor memang
Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman berpindah.
jenis magma yang dihasilkannya berbeda.
Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa
Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma
dirumuskan sebagai kalor yang mengalir
yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan
persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara
lebih cair dengan kandungan gas magmatik
koduksi dirumuskan sebagai perkalian antara
yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi
konduktivitas kalor (k) dengan luas
gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya
penampang (A)dan selisih suhu kedua titik (
akan menghasilkan endapan vulkanik yang
T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik
lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena
(x). Rumus laju perpindahan kalor nya:
itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa
umumnya lebih dalam dan menempati batuan
volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di
Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen
dan ditemukan pada kedalaman yang lebih
dangkal. Perpindahan kalor secara konduktor ini terjadi
juga pada batuan sumber panas pada sistem
B. Pendinginan Reservoar geothermal dimana kalor berpindah dari
Geothermal adalah energi yang dapat di magma yang berada di bawah menuju atas
perbarui tetapi faktanya energi ini juga bisa batuan sumber panas yang kemudian
padam jika sirkulasi air yang berada di sistem memanaskan air yang ada di batuan reservoar,
geothermal tidak stabil antara recharge dan disini batuan sumber panas menjadi media
discharge, jika terlalu banyak discharge maka kalor berpindah tetapi batuan ini tidak ikut
air yang ada di reservoar akan habis apabila berpindah maka perpindahan kalor yang
terlalu banyak recharge maka suhu pada terjadi pada sistem geothermal adalah
reservoar akan dingin. Dalam sistem perpindahan kalor secara konduksi.
geothermal kita tidak bisa asal memasukkan
III. SAMPEL DAN METODE
air permukaan yang suhunya sangat rendah
PENELITIAN
kedalam sistem geothermal yang akan Metode yang digunakan Pada penelitian kali
berakibat pendinginan reservoar dan uap yang ini adalah percobaan langsung di lab yang
di hasilkan akan berkurang bahkan bisa padam. diambil data waktu dan perubahan suhu.
Hal ini dapat dihindari dengan perhitungan Percobaan ini menggunakan panci yang
spasi antara production well dan injection well, didsain sedemikian rupa menyerupai kondisi
ada juga beberapa treatmen lainnya untuk geothermal system. Percobaa pertama dsain
menjaga stabilnya suhu pada reservoar. panci menyerupai kondisi geothermal system
tanpa fracturing pada batuan sumber panas,
II. TEORI DASAR
untuk percobaan kedua panci didsain
Konduksi adalah perpindahan kalor yang
menyerupai geothermal system dengan
terjadi pada medium padat. Dalam perpidahan
fracturing pada batuan sumber panas lihat
ini yang berpindah hanyalah kalor dan
gambar 1
mediumnya tidak ikut berpindah. Contohnya
ketika seorang pandai besi sedang membuat
parang atau pisau bagian ujung besi yang tidak
dipanaskan akan ikut panas. Inilah sebabnya
19
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

Uji coba dilakukan dengan melakuakn gradient dari kedua persamaan. Persamaan
pengamatan suhu setiap detiknya didapatkan pertama memiliki gradient 0,211515
data sperti di table 1 dan table 2 sedangkan gradient persamaan kedua adalah
0,22515 jika persamaan kedua dibagi oleh
IV. DATA DAN ANALISIS persamaan pertama akan memperoleh angka
Dari data suhu dan waktu yang diperoleh 1,06447 artinya dalam percobaan ini dengan
dapat dibandingkan laju peningkatan suhu penambahan sedikit rekahan pada sistem
dengan mengetahui gradient garis dari kedua panas bumi menyebabkan kenaikan laju kalor
percobaan. Metode yang digunakan untuk 1,06447 kali lebih cepat dibanding sistem
memperoleh persamaan garis yang presisi panas bumi normal
adalah metode kuadrat terkecil untuk rumus
persamaannya sebagai berikut: VI. KESIMPULAN
Dari pembahasan bab-bab sebelumnya dapat
Y=aX+b
kita simpulkan:
Dimana nilai a diperoleh dari rumus:
- Penambahan luas bidang konduktor
((𝑛. ∑𝑛1 𝑥𝑦) − (∑𝑛1 𝑥. ∑𝑛1 𝑦)) akan menambah laju perpindahan
2 kalor karena laju kalor berbanding
((𝑛. ∑𝑛1 𝑥 2 ) − (∑𝑛1 𝑥) )
lurus dengan luas bidang konduktor.
dan nilai b diperoleh dari rumus:
- Percobaan ini membuktikan
penambahan luas bidang konduktor
((∑𝑛1 𝑥 2 ). ∑𝑛1 𝑦) − (∑𝑛1 𝑥. ∑𝑛1 𝑥𝑦)) menyebabkan naiknya laju kalor
((𝑛. ∑𝑛1 𝑥 2 ) − (∑𝑛1 𝑥)2 dengan membuat rekahan pada
bawah panci yang diibaratkan batuan
Setelah menghitung data menggunakan rumus
sumber panas.
di atas di peroleh persamaan garis y =
- Metode ini dapat daplikasikan dan di
0,211515 x + 32,18182 untuk sistem panas
uji coba pada sistem panas bumi yang
bumi tanpa rekahan dan y = 0,22515 x +31,5
ada sebagai pencegahan pendinginan
untuk sistem panas bumi dengan rekahan
reservoar karena terlalu banyaknya air
pada sumber panas dimana x adalah variable
dengan suhu rendah yang masuk ke
waktu dan y adalah variable suhu
dalam sistem
V. DISKUSI
Pada bab sebelumnya diperoleh persamaan VII. ACKNOWLEDGEMENT
Puji syukur kepada allah SWT tuhan semesta
linier dari kedua sistem panas bumi dari kedua
alam yang telah memberikan kesempatan
persamaan tersebut dapat kita tentukan
kepada penulis dan juga terima kasih kepada
sistem panas bumi mana yang kenaikan
rekan-rekan yang sudah membantu dalam
suhunya lebih cepat dengan membandingkan
penyelesaian makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
Zemansky, Mark W., 1986. Kalor dan Termodinamika. ITB Bandung
Edwards,L.M., Chilingar,G.V., Rieke III,H.H., Fertl,W.H., 1982. Handbook of Geothermal Energy. Gulf
Publishing Company, Houston, Texas
Katili, John Ario., 2008. Tectonic and Resources. Marine Geological Institute. Bandung

20
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

TABEL

Tabel 1. Data waktu dan suhu pada sistem panas bumi normal
Waktu (s) Suhu (0C)
0 26
30 39
60 45
90 52
120 60
150 67
180 74
210 79
240 83
270 88
300 90

Tabel 2. Data waktu dan suhu pada sistem panas bumi dengan rekahan di sumber panas
Waktu (s) Suhu (0C)
0 26
30 37
60 45
90 54
120 60
150 69
180 76
210 82
240 86
270 89
300 94

GAMBAR

Gambar 1. Skema percobaan.

21

Anda mungkin juga menyukai