ONLINE COURSE
“BASIC STAGES OF GEOTHERMAL EXPLORATION”
SEKSI MAHASISWA
IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUPPORTED BY :
I. PEMBUKAAN
Materi disampaikan oleh Nanda Najih H.A., ST.
II. MATERI 1
Pertama saya jelaskan tentang conceptual model masalah panas bumi. Singkat nya seperti ini.
Energi panas bumi adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan fluida panas dari dalam perut bumi
sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik.
- Di beberapa bagian bumi, di antaranya di volcanic arc seperti di Indonesia, ada sistem panas
yang cukup aktif dan continue
- Proses magmatisme tersebut menyebabkan terjadi nya rekahan rekahan, utamanya sesar-sesar
normal.
- Panas tersebut terbentuk akibat proses magmatisme, sehingga muncullah panas
- Akhirnya, air akan bersirkulasi melewati rekahan rekahan/sesar tersebut dan bertemu dengan
sumber panas. Jadilan sistem fluida panas yg bersirkulasi ribuan tahun dibawah perut bumi
yang kita kenal sebagai *Sistem Hidrotermal*
Itulah yang kita cari, fluida panas dari Sistem Hidrotermal. Ingat ya.
Jadi kita mencari aspek-aspek berikut dalam “Basic Stages of Geothermal Exploration” :
Copyright© Course & Fieldtrip
SM-IAGI UNPAD 2018
• Sumber panas
• Rekahan/sesar/permeabilitas
• Fluida/air
Geothermal System
1. Heat source
Heat source adalah sumber panas dari sistem panas bumi. Umumnya sumber panas ini berasal
dari intrusi magma yang terjadi ribuan tahun lalu, dan sekarang tinggal sisa sisa batuan intrusif nya,
misal diorit, granit, yang mana mereka memiliki suhu tinggi.
2. Reservoir
Reservoir adalah batuan di sekitar heat source yang mendapatkan panas dari heat source,
sehingga bersuhu tinggi, serta memiliki rekahan. Ingat ya, kunci reservoir adalah panas dan rekahan.
Jadi itulah perbedaa Reservoir di migas dan di geothermal, yaitu fluida yang ada di dalamnya.
3. Permeabilitas
Permeabilitas dalam hal ini adalah sesar sesar. Sesar sesar ini umumnya adalah sesar normal
yang terbentuk akibat proses intrusi maupun proses letusan.
Ingat kan konsep rifting? Saat terjadi intrusi, maka terbentuk lah sesar normal.
- Konsep rifting bisa dilihat di gambar ini, bisa dilihat ada sesar sesar normal di gambar itu.
Begitulah yg terjadi kurang lbh, bedanya ini terjadi di daerah volcanic arc.
- Nah mungkin ada yang tanya, *kenapa harus sesar normal ?*
Karena sesar ini bersifat ekstensional, cenderung mengeluarkan energi, bukan kompresional.
Sehingga kalau ekstensional /tarikan, dia memiliki celah yang luas untuk tuang gerak fluida.
Beda sama kompresional, nanti sesarnya malah rapet, akhirnya ga bisa lewat fluida nya.
Cap rock ini umumnya adalah clay, clay dari mana? Clay dari hasil alterasi batuan. Bayangkan !
batuan terkena panas dan oksidasi, akhirnya terbentuk-lah clay. Clay ini terbentuk kurang lebih
terbentuk 600 m rata rata, umumnya kelas montmorilonit spesies smektit (nama mineral clay), sifatnya
mudah swelling.
Caprock ini mencegah fluida panas bumi bawah permukaan untuk tetap ada d bawah
permukaan karena terhalang lempung (sifat lempung yg kedap). Keberadaan lempung ini bs d deteksi
lewat magnetotelurik dan bisa jadi indikasi keterdapatan sistem geotermal.
Jadi, kalau tidak ada cap rock, tidak adakan ada geotermal.
Karena di daerah geotermal tadi ditutupi claycap yang mana dia kedap air , maka air secara
alami untuk melewati clay cap pun akan susah.
Jadi air masuk melewati rekahan/akibat struktur geologi yang berada di luar sistem geothermal
Lihat gamabr ini lagi
Nah, gambar tersebut disederhanakan, ada rekahan paling luar dari sistem panas bumi tapi
menerus ke reservoir, lewat situlah secara alami akan masuk
Air tersebut akhirnya masuk ke dalam dan bertemu dengan batuan panas yang akhirnya
terpanaskan, karena ada batuan penudung/cap rock, maka air tersebut terjebak di dalam sistem
selama ribuan tahun.
Nah, kalau sirkulasi air sampai menjadi energi listrik itu bagaimana?
- Jadi, pada saat kita membor di geotermal, fluida yang mengalir ke atas tidak 100% berupa fraksi
uap, ada kalanya berupa fraksi cair/air.
- Karena air tidak dimanfaatkan/hanya uap yg berguna, maka air tersebut dipisahkan dari uap,
air yang dipisahkan dari uap lewat separator disebut *brine water*
- Selanjutnya, uap tersebut sederhananya menuju turbin, lalu mengubah energi potensial menjadi
kinetik, hingga akhirnya energi kinetik diubah menjadi energi lsitrik, jadilah listrik
- Inilah kenapa geotermal disebut sustainable energy, karena energinya berkelanjutan dan
ramah lingkungan
- Lalu uap nya kemana? uapnya di kondensasikan, dikembalikan jadi air ini disebut air
condensate
- Selanjutnya, air kondensat dan air brine/brine water ini harus dimasukkan lagi ke dalam perut
bumi, sehingga mereka akan kembali panas.
Air tersebut diinjeksikan lewat Sumur Re-injeksi
Begitulah kurang lebih proses reinjeksi. Sumur reinjeksi harus terhubung dengan rekahan,
sehingga dia bisa mensirkulasikan air yang diinjeksi kembali ke reservoir.
Pertanyaan : Saya ingin bertanya apakah semua daerah yang ada manifestasi panas bumi
berpotensi untuk dilakukan pengembangan wilayah panas bumi menjadi PLTP, bagaimana
karakteristiknya agar suatu wilayah yang memiliki manifestasi panas bumi bsa dikembangkan
jadi PLTP, dan dari manifestasi yang muncul di permukaan apakah bisa diperkirakan model
reservoir nya ?
- Tidak semua wilayah panas bumi cocok untuk dikembangkan dalam usaha energi panasbumi.
Yang diperhatiakn adalah menghindari wilayah gunung api aktif
- Walaupun panas, tapi jika gunung yang bersangkutan aktif akan berisiko dalam bisnis
goetermal.
- Risikonya apa saja ? Geohazard : Landslide, Erupsi, dll.
- Vibrasi: getaran yang timbul akibat aktivitas gunung api dapat menyebabkan kerusakan pada
sistem pemipaan, dan alat-alat lain dalam pembangkitan.
Tidak hanya panas dan sudah tidak aktif, daerah yang memiliki fluida asam akan sangat berisiko
untuk fasilitas produksi panas bumi karena dapat menyebabkan korosi, biasanya ini karena sistem
magmatisme nya bersifat ryolitic, sehingga fluidanya pun ber PH rendah.
Jadi intinya kalo masih aktif gunungnya tidak cocok untuk dijadikan PLTP.
Catatan: fluida asam juga berasosiasi dengan gunung api aktif, jadi kita mencari gunung api
yang sdh tua atau sdh tdk emletus lbh dari +-50.000 thn lalu, agar fluidanya tidak terlalu asam. Tapi
banyak juga gunung api tidak aktif tapi masih asam, padahal sudah tua, jadi ini perlu kajian sekali.
Jenis dan persebaran manifestasi utamanya menggambarkan model reservoir. misal di reservoir
dalam sistem high terrain/seperti di Kamojang/Salak, di daerah upflow akan ada solfatar, fumarol,
mudpool, di daerah outflow ada cloride water.
- Di daerah flat terrain seperti selandia baru, atau di daerah Tompaso Sulawesi Utara, manifestasi
tidak muncul berpola, tapi campur aduk, sehingga cukup rumit.
*PERTANYAAN 2*
Pertanyaan : Adakah sistem geotermal di daerah non vulkanik? apakah secara sistem
geothermalnya tetap sama dengan yg vulkanik (revervoir, cap rock, sumber panas/heat source)?
dan Seberapa efektifkah energi yg di hasilkan dr sistem geothermal yg non vulkanik, mengingat
sistem geothermal sangat mahal biayanya?
Copyright© Course & Fieldtrip
SM-IAGI UNPAD 2018
- Umumnya memang berasosiasi dg daerah vulkanik, ada sistem HDR (Hot Dry Rock), jadi
panasnya bukan dari magma, tp lbh dominan dari geopressure/tekanan, sehingga panasnya
muncul bisa di batuan sedimen.
- Wilayah China banyak memiliki sistem ini, daerah mongolia, kazakstan, yang berupa daratan
benua yang luas.
- Masalah biaya, biayanya jauh lebih mahal dalam pembangkitannya dan potensinya tdk sebesar
sistem vulkanik. Di USA sistem seperti ini dimanfaatkan ditingkat rumahan sebagai penghangat
ruangan.
*PERTANYAAN 3*
Pertanyaan :
1. Biasanya alat apa yg digunakan untuk mendeteksi adanya geothermal di dalam bumi?
2. Di Indonesia sendiri kita mengetahui bahwa banyak cadangan sumber geothermal, yang ingin
saya tanyakan kira2 didaerah mana yg paling banyak terdapat panas bumi, dan apakah ada
kemungkinan panas bumi terdapat di daerah basin?
Bisa tetapi akurasinya kurang tinggi dan jangkauan vertikalnya tidak dalam, jadi blm bisa
memodelkan sistem geotermal yg bisa sampai 4000 m.
1. Dominasi Uap
Lapangan terbaik yang kita miliki selama ini adalah Kamojang (milik PGE), karena uapnya
kering, dominasi uapnya tinggi.
2. Dominasi Air
Mengapa bisa dominan uap? karena panas dan tekanan yang terbentuk telah mampu mengubah
air menjadi uap air, sehingga yang diperoleh dari sumur adalah uap hampir 95%.
Sistem ini menghasilkan fluida dua fasa berupa campuran uap air. Mengapa dua fasa?
Karena kombinasi tekanan dan suhu belum mampu mengubah air menjadi fraksi uap air secara
sempurna
Sistem ini terdapat lebih banyak dibanding sistem dominasi uap. Di antaranya: lapangan Dieng,
G. Salak, Patuha, Bali, Karaha, Wayang-Windu, Ulubelu, Sibayak, Sarulla, Lahendong dan
Awibengkok. Jadi, semakin banyak dominasi uap, semakin komersial
3. Geopressure
Mirip dengan sistem hidrotermal tetapi posisinya jauh lebih dalam, sekitar 2400-9000 m.
Temperaturnya relatif rendah sekitar 160°C karena hanya memanfaatkan tekanan lapisan batuan. Jadi
geopressure ini sudah ada sesar-sesar juga di batuannya. Akhirnya airnya bersirkulasi di batuan tersebut.
*PERTANYAAN 4*
Nama : Aldi
Instansi : Unpad
Pertanyaan :
1. Apakah mungkin sistem panas bumi muncul di dekat mid oceanic ridge ?
2. Bagamaina cara identifikasi keberadaan zona permeabel (patahan/rekahan) ?
Sistem Panas Bumi mungkin muncul di dekat MOR/hasil dari gerakan divergen. Sama seperti
sistem yang terjadi di Selandia Baru dan Iceland.
Identfikasi zona permeable dapat menggunakan metode geofisika MEQ (MicroEarthQuake),
jadi kita pasang alat-alat di beberapa titik tersebar di wilayah panas bumi, lalu alat-alat etrsebut
akan emrekam gempa mikro < 3 SR, sehingga nanti bisa diinterpetasikan lokasi keberadaan
rekahan tersebut.
Ada juga metode FMI (Fracture Micro Imaging), jadi kita memasukkan alat ke dalam sumur
lalu alat tersebut akan melakukan scanning ke sekitar dinding lubang untuk tahu lokasi rekahan
Selain itu, ini sangat utama, analisis citra sangat penting untuk geologist mengdientifikasi
keberadaan zona rekahan. Jadi jangan remehkan geomorfologi ya, biasanya kita memakai citra
Landsat. Tetapi untuk metode yang satu ini syaratnya kita harus membor sumur terlebih dahulu.
Untuk analisis citra tersebut, kita bisa melakukan dientifikasi kelurusan/linement, lalu kita
cocokkan pola yg terbentuk dengan model mooody&hill dan model-model lain, sehingga kita
bisa tahu sesar mana yg seifatnya normal/ekstensional.
*PERTANYAAN 5*
Pertanyaan :
1. Saya ingin bertanya, bahwa salah satu metode geofisika yang paling efektif dalam
eksplorasi panas bumi adalah Metode Magnetotellurik. Nah dari data yang kita peroleh
tersebut kita dapat membuat model reservoirnya,lalu apakah kita juga bisa menentukan
arah aliran fluida panas dari reservoir tsb dengan data yg kita peroleh ?.
2. Terus apakah memungkinkan sebuah reservoir akibat adanya rekahan / sesar membawa
fluida panas bumi tersebut bermigrasi ke suatu tempat dan terakumulasi disana ? Dan
bagaimana penentuan lokasi bor dari sebuah lapangan panas bumi tersebut.
Instansi : Unpad
Pertanyaan :
Kang untuk sistem dominasi uap atau air bagaimana perbedaan pengelolaan
produksinya dan perbedaan dalam menjaga stabilitas produksinya. kalau boleh lebih dijelaskan
utuk sistem dominasi uap kang ? Terima kasih.
• Memang tidak terjadi rifting Lara, justru subduksi malah menjadikan terbentuknya produk
rekahan kompresional
• Baik, mengingat waktu yang semakin larut, sebagai pertanyaan penutup...
• Karena reservoir sistem ini cenderung sangat kering dan panas, sehingga butuh reinjeksi lbh
banyak agar reservoir tetap terjaga, dlm artian agar tetap berproduksi
• Berbeda dg dominasi air, justru kita kesulita mencari tempat reinjeksi karena produksi yang
melimpah, jangan sampai air malah salah tempat reinjeksi yang akhirnya malah mematikan
reservoir
• Dapat disimpulkan bahwa sistem panas bumi ini harus memiliki suhu yang tepat serta
ketersediaan air yang pas, sehingga proses renewable energy nya tetap terjaga dan produksi uap
terus berlanjut,
• Kalau tdk ada reinjeksi, bisa2 uap turun dan produksi menurun
• Pernah kejadian di ulubelu kita salah lokasi reinjeksi, akhirnya sumur2 jadi mendingin, kita
kesulotan menentukan lokasi reinjeksi. Beda sama kamojang, kita kekurangan air untuk
direinjeksi reinjeksi harus dikontrol sekali skemanya agar tdk mematikan reservoir
Pertanyaan : Berdasarkan gambar, sesar normal terbentuk akibat rifting di mid oceanic ridge.
Bagaimana dengan gunung api yang terbentuk akibat subduksi lempeng samudera-benua. Hal
ini tidak terjadi rifting, dan relatif tidak membentuk sesar normal karena gaya konvergen.
Apakah gunung tersebut tetap prospek energi geothermal? Atau harus dicari sesar normalnya
dulu?
jadi suhu tersebut mampu memberikan tekanan besar hingga memaksa fluida mengalir lewat celah
sempit. Sedang untuk memiliki lapangan Lahendong dengan pembangkitan 120 MW kita mengebor
sebanyak 53 kali, FYI.
• Memang potensinya sangat besar namun untuk proses pemanfaatannya dibutuhkan penelitian,
perjuangan dan modal yang amat besar pula. Tapi yang perlu dilihat disini adalah intrusi
magmanya
• Bicara masalah permeabilitas, bisnis panas bumi ini sangat kompleks dan penuh risiko geologi
• Sebagai catatan 1 MW bisa MW bisa mnghidupi listrik skitar 3000 rumah *untuk imajinasi,
tapi proses ideal pemilihan permeabilitas kurng lbh seperti itu, dari sesar2 normal, selain itu
proses letusan gunung api juga bisa membentuk sesar2 normal
• Sebagai catatan, sekali pemboran bisa memakan dana 100 Miliar rupiah untuk satu sumur saja,
ini salah satu alasan mengapa bisnis geotermal tdk banyak diminati, karena risiko geologinya
tinggi.
• setelah subduksi, batuan akan meleleh, lalu menuju ke permukaan dan mengintrusi sekeliling,
ini bisa memicu terbentuknya sesar2 normal
• Di Lahendong (Sulut), kita pernah beranikan ngebor di daerah dg permabilitas rendah,
rekahannya rapat, tapi berhasil, karena suhu di sana sangat tinggi. Di sinilah dibutuhkan
geologist untuk melakukan eksplorasi potensi geotermal di Indonesia.
Karena pertamina tahu tidak bisa bertahan di industri migas terus, maka bisnis di sektor
geotermal harus ditingkatkan mengikuti perkembangan zaman. Pertamina memiliki road map, ke depan
di tahun 2030-2045 SPBU bukan lagi tempat recharge fosil fuel, tapi tempat recharge listrik untuk mobil
energi listrik ini sesuai proyeksi perkembangan teknologi terbarukan di masa depan
Semoga teman-teman di sini tertarik untuk terjun di dunia geotermal, kami tunggu di PGE.
FYI :