Make an analysis of electricity demand and the supply of one house in Jakarta using
solar rooftop PV. Calculate the LCOE and electricity tariff (including the battery) and
compare it to the PLN electricity tariff. Use ADB data and solar mapping
Untuk memperhitungkan LCOE dan tarif listrik dari sistem, beberapa asumsi yang digunakan
adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Asumsi Data yang Digunakan
Asumsi Data
Lampu di Dalam Rumah 4 unit
Lampu di Luar Rumah 2 unit
Luas Rumah 9x11 m2
Rooftop cover ratio 85%[1]
Dereate factor (DC to AC) 75%[1]
Jenis Baterai Li-ion[3]
Jenis Modul PV Monocrystalline[3]
DoD 80%[3]
OM 1%[7]
Lifetime PV 20 tahun[7]
Lifetime Bos+Battery 10 tahun[7]
i (discount rate) 10%[7]
Cost of equity 7%
BI Rate 6.5%
Dengan menggunakan asumsi tersebut, kebutuhan listrik rumah tersebut adalah sebagai
berikut.
Tabel 2 Perhitungan Kebutuhan Listrik
Power Durasi Energy Energy Total
Komponen QTY
(W) (jam) (Wh/day) (Wh/day)
Lampu (dalam
rumah) 16 6 96 4 384
Lampu (luar
rumah) 16 12 192 2 384
Kulkas 100 24 2400 1 2400
TV 80 5 400 1 400
AC 400 6 2400 2 4800
Speaker 20 5 100 1 100
DVD/VCD Player 25 2 50 1 50
TOTAL (Wh/day) 8,518
TOTAL (Wh/year) 3,109,070
Hybrid Solar System Support (+30% to PLN)
4.04
(MWh/year)
Global horizontal index untuk menghitung potensi matahari di Jakarta adalah sebagai
berikut.
Tabel 3 Data GHI Indonesia
2
Luas atap rumah dihitung berdasarkan luas rumah yang telah dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 5 Sizing Rooftop
Rooftop Sizing
P 11 m
L 9 m
Rooftop Sizing 641.81 m2
Dan
Dimana:
Sedangkan baterai yang digunakan berdasarkan IRENA adalah Li-ion dengan umur baterai
sebesar 8 tahun. Kapasitas baterai Li-ion dengan memperhitungkan DoD, adalah sebagai
berikut.
Tabel 6 Sizing Baterai
Konsumsi Energi 4.041791 MWh/year
DoD 0.8
Kapasitas Baterai yang Dibutuhkan 4.8501492 MWh/year
Lifetime dari masing-masing komponen alat ditunjukkan pada Tabel 7[5]. Lifetime ini akan
mempengaruhi perhitungan LCOE dan tarif.
3
Tabel 7 Sizing Baterai
Lifetime Tahun
PV 20
BoS+Battery 10
4
Perhitungan CAPEX dilakukan untuk tahun pertama dan tahun ke 10, dikarenakan ada perbedaan usia dari PV modul dan baterai
(keterangan harga terdapat pada bab LAMPIRAN).
Tabel 8 CAPEX Tahun ke 0
Harga Harga Harga Investasi
Komponen Sizing per Unit per Unit Unit QTY
(USD) (USD) Alat (USD)
PV Module 3.161263566 /kWp 800 /kWp[8] 2529.011 /QTY 1 2,529
Battery (Li-ion) 10.22 /kWh/day 500 /kWh[5] 5110.8 1 5,111
BoS 1,981
Inverter 322
Mounting (Slanting
460
Roof)
Electricity Installation
(meter box and 940
connection to grid)
Contractor and Design
92
(2%)
Charge Controller 1 /pcs 167 /pcs 167 1 167
Total Equipment Cost 9,621
TCI 9,621
Total Capex (+10% PPN) 10,583
CAPEX pada tahun ke 10 hanya berupa pembelian baterai dan peralatan BoS lainnya.
5
Tabel 9 CAPEX Tahun ke 10
Harga Harga Harga Investasi
Komponen Sizing per Unit per Unit Unit QTY
(USD) (USD) Alat (USD)
Battery (Li-ion) 10.22 kWh/day 500 /kWh 5110.8 1 5,111
BoS 1,981
Charge Controller 1 /pcs 167 /pcs 167 1 167
Total Equipment Cost 7,092
TCI 7,092
Total Capex (+10% PPN) 7,801
Nilai O&M menggunakan rule of thumb dari ADB adalah sebsar 1% dari total CAPEX, sehingga didapatkan nilai sebagai
berikut.
6
1. Perhitungan LCOE
Perhitungan LCOE dilakukan sebagai penjumlahan dari CAPEX di tahun 2018, CAPEX di
tahun 2028, dan O&M dibagi throughput. Perhitungan CAPEX di tahun 10 harus diubah ke
tahun 1 dengan menggunakan persamaan time value of money, sebagai berikut.
𝐹𝑉
𝑃𝑉 =
(1 + 𝑖 )𝑛
Nilai tambahan CAPEX yang telah ditarik ketahun 1, kemudian akan dianualkan dengan
dengan mengalikan dengan Present to Annual Factor pada persamaan time value of money,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 10 Perhitungan LCOE
LCOE
Capital in Y1 (+Add Y10) 13590.43
Capital(USD/year) 1596
OM (USD/year) 106
kWh/year 4042
LCOE (USD/kWh) 0.421
2. Perhitungan Tarif
WACC yang digunakan untuk menghitung tariff menggunakan persamaan sebagai berikut.
Tabel 11 Perhitungan WACC
WACC
7
Tax rate = tax rate 25%
Skema pendanaan yang digunakan untuk CAPEX di tahun 1 adalah sebagai berikut.
Tabel 12 Skema Pendanaan Capex Tahun 0
Capital Source Capital Share
Equity 70% $7,407.97
Debt 30% $3,174.84
Total $10,582.82
Dimana 70% merupakan pendanaan mandiri dan 30% pinjam berdasarkan ADB. Skema
tersebut dikarenakan instalasi PV bersifat pribadi, sehingga tidak ada bantuan pendanaan dari
pemerintah. Menggunakan proporsi yang sama, maka skema pendanaan untuk CAPEX di
tahun ke 10 adalah sebagai berikut.
Tabel 13 Skema Pendanaan Capex Tahun 10
Investor To Loan Ratio
Capital Source Capital Share
Equity 70% $5,460.69
Debt 30% $2,340.29
Total $7,800.98
20.000.00
15.000.00
10.000.00
5.000.00
-
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
(5.000.00)
(10.000.00)
(15.000.00)
Tahun
8
4.000.00
2.000.00
0.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-2.000.00
-4.000.00
-6.000.00
-8.000.00
-10.000.00
-12.000.00
-14.000.00
Tahun
Dari Gambar 1 dan 2, payback period yang dihasilkan adalah pada tahun ke 6 (2024), namun
pada tahun ke 11 terdapat pembelian baterai dan beberapa alat pada BoS yang sudah habis
masa waktunya, sehingga cashflow mengalami penurunan pada tahun tersebut. Dari hasil
tersebut didapatkan tarif pada IRR 12% sebesar 0.44$/kWh.
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa tariff yang dihitung nilainya sangat jauh
dibandingkan dengan ketetapan dari kementrian ESDM. Pada dasarnya faktor pembentuk
tariff terbesar adalah baterai yang sangat mahal ditambah lagi dalam perhitungan ini sudah
memasukan penambahan CAPEX karena adanya perbedaan lifetime dari baterai dengan
modul PV. Perhitungan tersebut bandingkan dengan literature yang melakukan simulasi
cashflow terhadap PV dan sistem back up nya.
9
Gambar 3 Perbandingan LCOE PV dan Berbagai Tipe Backup[5]
Pada Gambar 3 ditunjukkan sistem yang menggunakan baterai Li-ion memiliki LCOE sekitar
40c$/kWh atau sebesar 0.044/kW. Selain itu, biaya CAPEX pada Gambar 3, memegang porsi
pembentuk LCOE tertinggi dibandingkan dengan O&M. Berikut adalah cost breakdown dari
komponen pembentuk LCOE sebagai gambarannya.
6%
94%
CAPEX OM
10
22% 21%
57%
11
DAFTAR PUSTAKA
[1] ADB (Asian Development Bank). (2014). Handbook for Rooftop Solar Development in
Asia. Manila, Philippines.
[2] Centre for Science and Environment. (2017) A Case for Solar Rooftop in Indonesia. a
Centre for Science and Environment Assessment. Tughlakabad, New Delhi.
[3] IRENA (2017) Electricity Storage and Renewables: Costs and Markets to 2030,
International Renewable Energy Agency, Abu Dhabi.
[4] IRENA (2017) IRENA Cost and Competitiveness Indicators: Rooftop Solar PV,
International Renewable Energy Agency, Abu Dhabi.
[5] Jacob, A. S. et al (2017) Cost and Energy Analysis of PV Battery Grid Backup System
for a Residential Load in Urban India. Berlin, Germany.
[6] Kaatz, J. Anders, S. (2016) Rooftop Solar and Energy Storage: A Review of Existing
Statutes, Proceedings, Initiatives and Issues in California, Center for Sustainable Energy.
[7] Kalrschimtt, K. et al. (2007). Renewable Energy: Technology, Economics and
Environment. Leipzig, Germany.
[8] Sustainable Infrastructure Assistance Program (SIAP). (2015) Tariff Support for Wind
Power and Rooftop Solar PV in Indonesia.
[9] The World Bank. (2017) Solar Resource and Photovoltaic Potential of Indonesia.
Washington DC, USA.
12
LAMPIRAN
C. Referensi BoS[10]
Perhitungan BoS menggunakan rasio dari masing-masing komponen dengan Modul
PV. Untuk further component terdiri dari mounting frames. Miscellaneous terdiri dari
instalasi komponen listrik seperti koneksi ke grid dan meter box.
13
14