Anda di halaman 1dari 33

BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

1. PENDAHULUAN
PT PLN (Persero) dalam menyediakan listrik mengoperasikan berbagai macam pembangkit
yaitu: PLTU, PLTGU, PLTD, PLTA, PLTP, PLTG PLTBayu dan PLTS, sedangkan jenis bahan
bakar yang digunakan adalah: Batubara, Bahan Bakar Minyak dan Gas serta bahan bakar
alternative lainnya.

Dari total rencana biaya bahan bakar di tahun 2013, biaya BBM mencapai 52 T ( 43 % dari total
rencana biaya bahan bakar), selanjutnya biaya batubara 30 T ( 27 %), biaya gas 30 T (25 %)
dan bahan bakar lainnya sekitar 5 %.

Dengan bertambahnya pembangkit PLTU batubara khususnya dari program FTP-1 dan
pembangkit berbahan bakar Gas serta bertambahnya pasokan gas ke pembangkit PLN maka
secara beransur pemakaian BBM PLN mengalami kecenderungan penurunan. Pemakaian
bahan bakar PT PLN tahun 2010, 2011, 2012 dan rencana Tahun 2013 seperti table berikut.

Tabel 1 : Pemakain Bahan Bakar PT PLN (Persero)

No Bahan Bakar Satuan 2010 2011 2012 2013

1 HSD Liter 6.875.622 8.943.880 6.626.335 5.199.200

2 MFO Liter 2.430.584 2.509.049 1.585.395 1.268.118

3 IDO Liter 6.895 13.932 4.065 0

BBM Liter 9.313.101 11.467.852 8.214.795 6.467.318

4 Batubara Ton 23.958.699 27.435.774 35.514.791 46.409.819

5 Gas BBTU 283.274 285.722 365.927 393.339

Mengingat harga BBM yang tinggi dan dalam rangka menurunkan BPP dan Subsidi maka PLN
(Persero) bertekad untuk menurunkan pemakaian jumlah BBM memperbaiki Fuel Mix
(perbandingan jumlah kWh yang diproduksi menggunakan BBM dengan total kWh yang
diproduksi). Berikut data fuel mix tahun 2010, 2011, 2012 dan rencana 2013.

PT PLN (Persero) juga sedang mempersiapkan Service Level Agreement (SLA) yang akan
ditandatangani antara PT PLN (Persero) dan Kementrian Keuangan untuk Fuel Mix sebagai
berikut; tahun 2014 = 4 %, tahun 2015 = 3 % dan tahun 2016 = 3 %. Hal ini menjadikan
tantangan tersendiri bagi PLN (Persero) untuk merealisasikannya.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 1


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Tabel 2 : Fuel MIx PT PLN (Persero)

Bahan Produksi 2010 Produksi 2011 Produksi 2012 Renc. Prod. 2013
No
Bakar Fuel Mix Fuel Mix Fuel Mix Fuel Mix
GWh GWh GWh GWh

1 BBM 34.322 25,24 42.419 23,53 30.181 15,07 23.595 11,22

2 Batubara 47.380 34,85 77.760 43,14 100.927 50,38 115.215 54,77

3 Gas 34.855 25,63 38.256 21,22 46.895 23,41 48.939 23,26

4 PB 3.450 2,54 9.371 5,20 9.466 4,73 9.835 4,68

5 Air 15.958 11,74 12.419 6,89 12.800 6,39 12.568 5,97

PB= Panas Bumi, Fuel Mix (%).

Dengan langkah-langkah: sisi investasi membangun pembangkit Non BBM (Batubara, Gas,
PLTP, PLTA dan Renewable energy) dan membangun transmisi untuk interkoneksi dari sisi
Bahan Bakar menambah pasokan gas untuk pembangkit eksisting yang bisa beroperasi dengan
Gas baik gas alam, LNG maupun CNG, dari sisi pembangkit BBM existing dengan cara
meningkatkan effisiensi dan mengelola BBM agar stoknya optimum.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 2


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

2. MINYAK BUMI

Minyak bumi adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang
berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi adalah campuran dari berbagai jenis
hidrokarbon yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu,
juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau
nitrogen (N).

2.1. PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang
mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Dugaan tersebut didasarkan pada kesamaan unsur-unsur
yang terdapat dalam bahan tersebut dengan unsur-unsur yang terdapat pada makhluk hidup.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar laut, kemudian ditutupi oleh lumpur yang lambat
laun mengeras karena tekanan lapisan diatasnya sehingga berubah menjadi batuan.
Sementara itu bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa organisme itu sehingga menjadi minyak
bumi dan gas yang terperangkap di antara lapisan-lapisan kulit bumi. Proses pembentukan
minyak bumi dan gas ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan sepanjang umur kita
pun belum cukup untuk membuat minyak bumi dan gas. Jadi kita harus melakukan
penghematan dan berusaha mencari sumber energi alternatif.

Minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak mentah (crude oil) yang kental dan hitam.
Crude oil ini terdiri dari campuran hidrokarbon yaitu: Alkana merupakan merupakan fraksi yang
terbesar di dalam minyak mentah, Senyawa alkana yang paling banyak ditemukan adalah n-
oktana dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana), Hidrokarbon aromatis CnH2n-6 diantaranya
adalah etil benzene yang memiliki cincin 6 (enam), Sikloalkana (napten) CnH2n antara lain
siklopentana dan etil sikloheksana, Belerang (0,01-0,7%), Nitrogen (0,01-0,9%), Oksigen (0,06-
0,4%), Karbondioksida (CO2), Hidrogen sulfida (H2S).

2.2. PENAMBANGAN MINYAK BUMI.

Ada berbagai macam cara menemukan minyak bumi, salah satu cara atau metode untuk
memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei
geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi (gaya berat), magnetik,
seismic.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 3


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Survei gravitasi: metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan
perbedaan densitas material di struktur geologi kulit bumi.
Survei magnetik: metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan
perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan. Survei magnetik dan
gravitasi biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan
(basin).
Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan
untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai
lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan
dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah
perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu
diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian
dapat diinterpretasikan.

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan
membuat sumur bor. Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan
reservoir.

Yang pertama dilakukan adalah membangun sumur (well-construction) meliputi


pemboran (drilling), memasang tubular sumur (casing) dan penyemenan (cementing).
Lalu proses completion untuk membuat sumur siap digunakan. Proses ini meliputi
perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup
produksi beserta asesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan;
pemasangan kepala sumur (wellhead atau chrismast tree) di permukaan; pemasangan
berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa kalau diperlukan, dsb. Jika
dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini.
Selanjutnya well-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam
sumur. Teknik yang paling umum dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat
sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah jadi.

Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur:

Sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk
menentukan apakah terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru.
Jika sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi
(confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk
memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.
Sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan
minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin
dari lapangan tersebut.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 4


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

2.3. PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Minyak bumi biasanya berada pada 3-4 km di bawah permukaan. Untuk mengambil minyak
bumi tersebut harus dibuat sumur bor yang telah disesuaikan kedalamannya. Minyak mentah
yang diperoleh ditampung dalam kapal tangker atau dialirkan ke kilang minyak dengan
menggunakan pipa. Minyak mentah yang tadi diperoleh belum bisa dimanfaatkan sebagai
bahan bakar maupun keperluan lainnya. Minyak mentah tersebut haruslah diolah terlebih
dahulu.

2.3.1. Penyulingan Minyak Bumi

Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hingga C-
50. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah
dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan titik didih yang mirip. Hal tersebut dilakukan
karena titik didih hidrokarbon meningkat seiring dengan bertambahnya atom karbon (C) dalam
molekulnya..Mula mula minyak mentah dipanaskan pada suhu sekitar 400 0C. Setelah
dipanaskan kemudian dialirkan ke tabung fraksionasi/ destilasi.

Gambar 1 : Penyulingan Minyak Bumi.

Di menara destilasi inilah terjadi proses destilasi (penyulingan). Yaitu proses pemisahan larutan
dengan menggunakan panas sebagai pemisah. Prinsip dasar penyulingan bertingkat adalah
perbedaan titik didih di antara fraksi-fraksi minyak mentah. Jika selisih titik didih tidak berbeda

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 5


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

jauh maka penyulingan tidak dapat diterapkan Hidrokarbon yang memiliki titik didih paling
rendah akan terpisah lebih dulu, disusul dengan hidrokarbon yang memiliki titik didih lebih
tinggi.

Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah)
terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ±
400°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom
fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan
steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).

Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut
akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom
diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu
akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.

Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom,
didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing.
Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat
penambah).

2.3.2. Fraksi Minyak Bumi

Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-
masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan
densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin
besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan
sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan
urutan sederhana sebagai berikut:

a. Gas: Rentang rantai karbon : C1 sampai C5, Titik didih : 0 sampai 50°C, Kegunaan: Gas
tabung, BBG, umpan proses petrokomia.

b. Gasolin (Bensin), Rentang rantai karbon : C6 sampai C11, Titik didih : 50 sampai 85°C,
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses
petrokomia.

c. Kerosin (Minyak Tanah), Rentang rantai karbon : C12 sampai C20, Titik didih : 85 sampai
105°C, Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan
bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 6


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

d. Solar, Rentang rantai karbon : C21 sampai C30, Titik didih : 105 sampai 135°C, Kegunaan:
Bahan bakar motor, bahan bakar industry

e. Minyak Berat, Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40, Titikk didih dari 130 sampai
300°C, Kegunaan: Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia

f. Residu, Rentang rantai karbon diatas C40, Titik didih diatas 300°C, Kegunaan: Bahan bakar
boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.

2.1. CADANGAN MINYAK BUMI


Cadangan minyak bumi baik didunia maupun di Indonesia semakin berkurang karena terus
diproduksi untuk keperluan manusia. Meskipun masih terus dilakukan penelitian untuk
menemukan cadangan minyak bumi yang baru namun kita perlu melakukan penghematan
pemakaian bahan bakar minyak (yang berasal dari minyak bumi), yaitu melakukan
usaha/kegiatan dengan menggunakan energy renewable ataupun meningkatkan effisiensi
pemakaian energy non-renewable.

Indonesia saat ini memiliki cadangan minyak bumi sebesar 7.732,27 MMSTB (Juta Stock Tank
Barrel ~ 7,73 Milyar Barrel ) status Januari 2011 (Proven = 4.039,57 MMSTB dan Potential =
3.692,70 MMSTB) dengan laju produksi sebesar 329,25 Juta Barrel (tahun 2011). Cadangan
terbesar di Sumetera Tengah diikuti Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Jawa
Barat. Dengan kondisi saat ini cadangan minyak bumi Indonesia mencukupi untuk 23 tahun.
Gambar berikut menunjukkan cadangan minyak bumi di Indonesia.

Gambar 2 : Cadangan Minyak Bumi Indonesia.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 7


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Sementara cadangan minyak bumi dunia pada akhir tahun 2012 sebesar 1.482 Milyar Barrel.,
cadangan terbesar di Venezuela diikuti Saudi Arabia, Iran, Iraq dan Kuwait. Gambar berikut
menunjukkan cadangan minyak bumi di Dunia.

Gambar 3 : Cadangan Minyak Dunia.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 8


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

3. BAHAN BAKAR MINYAK

Bahan bakar minyak: Minyak Bensin, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak Diesel, Minyak MFO
merupakan hasil dari proses penyulingan minyak mentah / Crude Oil.

3.1. SIFAT-SIFAR BAHAN BAKAR MINYAK.

3.1.1. Specific gravity

Didefinisikan sebagai perbandingan berat dari sejumlah volume minyak bakar terhadap berat air
untuk volume yang sama pada suhu tertentu. Densitas bahan bakar, relatif terhadap air, disebut
specific gravity. Specific gravity air ditentukan sama dengan 1. Karena specific gravity adalah
perbandingan, maka tidak memiliki satuan. Pengukuran specific gravity biasanya dilakukan
dengan hydrometer. Specific gravity digunakan dalam penghitungan yang melibatkan berat dan
volume.

3.1.2. Viskositas

Viskositas suatu fluida merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran. Viskositas
tergantung pada suhu dan berkurang dengan naiknya suhu. Viskositas diukur dengan Stokes /
Centistokes. Kadang-kadang viskositas juga diukur dalam Engler, Saybolt atau Redwood. Tiap
jenis minyak bakar memiliki hubungan suhu – viskositas tersendiri. Pengukuran viskositas
dilakukan dengan suatu alat yang disebut Viskometer.

Viskositas merupakan sifat yang sangat penting dalam penyimpanan dan penggunaan bahan
bakar minyak. Viskositas mempengaruhi derajat pemanasan awal yang diperlukan untuk
handling, penyimpanan dan atomisasi yang memuaskan. Jika minyak terlalu kental,maka akan
menyulitkan dalam pemompaan, sulit untuk menyalakan burner, dan sulit dialirkan. Atomisasi
yang jelek akan mengakibatkan terjadinya pembentukan endapan karbon pada ujung burner
atau pada dinding-dinding. Oleh karena itu pemanasan awal penting untuk atomisasi yang
tepat.

Dalam penggunaan BBM MFO, pembangkit (PLTU MFO, PLTD MFO atau PLTG MFO) selalu
dilengkapi dengan heater dimana setelah temperature mencapai temperature tertentu maka
BBM baru diijinkan dialirkan ke ruangbakar.

3.1.3. Densitas

Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa bahan bakar terhadap volum bahan bakar
pada suhu acuan 15°C. Densitas diukur dengan suatu alat yang disebut hydrometer.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 9


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Pengetahuan mengenai densitas ini berguna untuk penghitungan kuantitatif dan pengkajian
kualitas penyalaan. Satuan densitas adalah kg/m3.

3.1.4. Titik Nyala

Titik nyala suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat dipanaskan
sehingga uap mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api. Titik nyala untuk
minyak tungku/ furnace oil adalah 66 °C.

3.1.5. Titik Tuang

Titik tuang suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar akan tertuang atau
mengalir bila didinginkan dibawah kondisi yang sudah ditentukan. Ini merupakan indikasi yang
sangat kasar untuk suhu terendah dimana bahan bakar minyak siap untuk dipompakan.

3.1.6. Panas Jenis

Panas jenis adalah jumlah kKal yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 kg minyak sebesar 10
°C . Satuan panas jenis adalah kkal/kg°C. Besarnya bervariasi mulai dari 0,22 hingga 0,28
tergantung pada specific gravity minyak. Panas jenis menentukan berapa banyak steam atau
energi listrik yang digunakan untuk memanaskan minyak ke suhu yang dikehendaki. Minyak
ringan memiliki panas jenis yang rendah, sedangkan minyak yang lebih berat memiliki panas
jenis yang lebih tinggi.

3.1.7. Nilai Kalor


Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan dan diukur sebagai nilai kalor
kotor/ gross calorific value atau nilai kalor netto/ nett calorific value. Perbedaannya ditentukan
oleh panas laten kondensasi dari uap air yang dihasilkan selama proses pembakaran. Nilai
kalor kotor/. gross calorific value (GCV) mengasumsikan seluruh uap yang dihasilkan selama
proses pembakaran sepenuhnya terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor netto (NCV)
mengasumsikan air yang keluar dengan produk pengembunan tidak seluruhnya terembunkan.
Bahan bakar harus dibandingkan berdasarkan nilai kalor netto. Nilai kalor batubara bervariasi
tergantung pada kadar abu, kadar air dan jenis batu baranya sementara nilai kalor bahan bakar
minyak lebih konsisten.

3.1.8. Sulfur
Jumlah sulfur dalam bahan bakar minyak sangat tergantung pada sumber minyak mentah dan
pada proses penyulingannya. Kandungan normal sulfur untuk bahan bakar minyak residu
(minyak furnace) berada pada 2 - 4 %.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 10


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang terbentuk selama
dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara (air
preheater/ air heater) dan economiser. Untuk menghindari proses korosi maka perlu dijaga agar
temperature gas buang berada pada temperature di atas angka terjadinya kondensasi sulfur
atau terbentuknya asam sulfat (H2SO4).

Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur
oksida (Sox) yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3). Mekanisme pembentukan
SOx sebagai berikut :
S + O2 --------- > SO2
2 SO2 + O2 --------- > 2 SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah.
Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk
droplet asam sulfat (H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :
SO SO2 + H2O2 -------- > H2SO4

3.1.9. Kadar Abu

Kadar abu erat kaitannya dengan bahan inorganik atau garam dalam bahan bakar minyak.
Kadar abu pada distilat bahan bakar diabaikan. Residu bahan bakar memiliki kadar abu yang
tinggi. Garam-garam tersebut mungkin dalam bentuk senyawa sodium, vanadium, kalsium,
magnesium, silikon, besi, alumunium, nikel, dll.

Umumnya, kadar abu berada pada kisaran 0,03 – 0,07 %. Abu yang berlebihan dalam bahan
bakar cair dapat menyebabkan pengendapan kotoran pada peralatan pembakaran. Abu
memiliki pengaruh erosi pada ujung burner, menyebabkan kerusakan pada refraktori pada suhu
tinggi dapat meningkatkan korosi suhu tinggi dan penyumbatan peralatan.

3.1.10. Residu Karbon

Residu karbon memberikan kecenderungan pengendapan residu padat karbon pada


permukaan panas, seperti burner atau injeksi nosel, bila kandungan yang mudah menguapnya
menguap. Residu minyak mengandung residu karbon 1 persen atau lebih.

3.1.11. Kadar Air

Kadar air minyak tungku/furnace pada saat pemasokan umumnya sangat rendah sebab produk
disuling dalam kondisi panas. Batas maksimum 1% ditentukan sebagai standar. Air dapat
berada dalam bentuk bebas atau berbentuk emulsi dan dapat menyebabkan kerusakan
dibagian dalam permukaan ruang bakar selama pembakaran terutama jika mengandung garam

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 11


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

terlarut. Air juga dapat menyebabkan percikan nyala api di ujung burner, yang dapat mematikan
nyala api, menurunkan suhu nyala api atau memperlama penyalaan serta menurunkan nilai
kalor dan memerlukan sejumlah kalor untuk penguapan.

Untuk menurunkan kadar air yang berbentuk bebas dapat dilakukan pemeriksaan dan
pengambilan/drain saat air terpisah didalam tangki timbun.

3.2. BBM UNTUK PEMBANGKIT PLN.

Bahan bakar minyak yang banyak digunakan di pembangkit PLN adalah: Minyak Solar / High
Speed Diesel (HSD), Marine Fuel Oil (MFO) dan Industrial Diesel Oil (IDO).

3.2.1. Minyak Solar / Marine Gas Oil-MGO

Minyak solar merupakan bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih
dengan cetane number 45. Angka Cetane lebih tinggi menunjukkan minyak solar lebih mudah
terbakar, Angka Cetane lebih rendah menunjukkan lebih lambat dibakar.

Tabel 3: Spesifikasi Minyak Solar


LIMITS TEST METHODS
NO PROPERTIES UNIT
MIN MAX ASTM IP
1 Cetane Number 45 - D-613
2 Cetane Index 48 - D4737
3 Specific Gravity 15 0 C Kg/m3 815 870 D-1298 / D-4737
4 Viscocity 40 0 C Mm2/sec 2.0 5.0 D-445
5 Sulphur Content % m/m - 0.35 D-1552
6 Destilation : T95 °C - 370 D-86
7 Flash Point °C 60 - D-93
o
8 Pour Point C - 18 D-97
9 Residual Carbon merit - Class I D-4530
10 Water Content Mg/kg - 500 D-1744
11 Methanol & Ethanol Content % v/v Not Detected D-4815
12 Sheet Copper Corrosion Merit - Class I D-130
13 Ash Content % m/m - 0.01 D-482
14 Sediment Content % m/m - 0.01 D-473
15 Strong Acid Number mgKOH/gr - 0 D-664
16 Total Acid Number mgKOH/gr - 0.6 D-664
17 Particular Mg/l - - D-2276
18 Visual Appearance - Bright & Clear
19 Color No.ASTM - 3.0 D-1500
* ) Kinematic Viscosity Conversion specifications according to Oil and Gas Director General
Decree No. 3675 K/24/DJM/2006 on 17 March 2006.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 12


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Penggunaan minyak solar ini pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis
mesin diesel dengan putaran tinggi (di atas 1.000 RPM) atau digunakan pada industry dengan
direct combustion. Minyak solar ini biasa disebut juga Automotive Diesel Oil (ADO) atau High
Speed Diesel (HSD). Spesifikasi dari minyak solar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

3.2.2. MDO - Marine Diesel Oil

Minyak diesel merupakan hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam dan berbentuk cair
pada temperatur rendah, dengan cetane number 40-45. Biasanya memiliki kandungan sulfur
yang rendah dan dapat diterima oleh Medium atau Low Speed Diesel Engine ( 300 - 1.000
RPM) di sektor industry atau digunakan untuk industry dengan direct combustion. Selain itu,
minyak diesel juga memiliki boiling point yang tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Oleh
karena itulah, minyak diesel disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel
(MDF). Spesifikasi dari minyak diesel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4 : Spesifikasi Minyak Diesel

LIMITS TEST METHODS


NO PROPERTIES UNIT
MIN MAX ASTM IP
1 Specific Gravity 60 / 60 °F 0.840 0.920 D-1298
2 Viscosity Redwood 1/100 °F Secs 35 45 D-445 *) IP 70
3 Pour Point °F - 65 D-97
4 Sulphur Content % wt - 1.5 D-1551/
1552
5 Conradson Carbon Residu % wt - 10 D-198
6 Water Content % vol - 0.25 D-95
7 Sediment % wt - 0.02 D-473
8 Ash % wt - 0.02 D-482
Netralization Value :
- Strong Acid Number mgKOH/gr - Nil
9 Flast Point P.M.c.c °F 150 - D-93
10 Colour ASTM 6 - D-1500
* ) Kinematic Viscosity Conversion Kinematic Viscosity Conversion specifications according to
Oil and Gas Director General Decree on 25 May 1979.

3.2.3. MFO - Marine Fuel Oil / Minyak Bakar

Minyak Bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu yang
berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan minyak
diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk pembakaran langsung pada industri besar dan
digunakan sebagai bahan bakar untuk steam power station dan beberapa penggunaan yang
dari segi ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 13


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Tabel 5 : Specification Minyak MFO

LIMITS TEST METHODS


NO PROPERTIES UNIT
MIN MAX ASTM IP
1 Specific Gravity 60 / 60 °F - 0.990 D-1298
2 Viscosity Redwood 1/100 °F Secs 400 1250 D-445 *) IP 70
3 Pour Point °F - 80 D-97
4 Calorific Value Gross BTU/lb 18.000 - D-240
5 Sulphur Content % wt - 3.5 D-1551/1552
6 Water Content % vol - 0.75 D-95
7 Sediment % wt - 0.15 D-473
8 Netralization Value :
- Strong Acid Number mgKOH/gr - Nil
9 Flast Point P.M.c.c °F 150 - D-93
10 Conradson Carbon Residu % wt - 14 D-189

*) Kinematic Viscosity Conversion specifications according to Oil and Gas Director General
Decree No.003/P/DM/MIGAS/1986 on 14 April 1986.

3.3. PENGELOLAAN BBM.

Pengelolaan bahan bakar perlu diatur dalam suatu standard pengelolaan bahan bakar untuk
memastikan keamanan pasokan dan tingkat persediaan yang effisien serta untuk pengendalian
kualitas bahan bakar.

a. Pengadaan BBM

Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit, PLN mengadakan BBM dengan kontrak secara
terpusat baik FOB maupun CIF dengan volume tertentu dan jangka waktu yang telah
ditentukan. Untuk kontrak FOB saat ini dilakukan dengan Pertamina untuk pasokan ke seluruh
Pembangkit PLN di wilayah Indonesia, sedangkan untuk Kontrak CIF telah dilakukan dengan
Pertamina dan Shell khusus lokasi pembangkit tertentu di Jawa dan Sumatera.

Kontrak atas dasar satuan volume yaitu liter, sedangkan harganya dapat berubah sesuai
dengan rumusan yang telah disepakati bersama. Secara umum harga tersebut didasarkan
kepada harga dasar MOPS (Mid Oil Platts Singapore) dengan angka margin tertentu ( alpha )
serta rata-rata Kurs tengah bank Indonesia. Dalam kontrak juga sudah disepakati tentang
spesifikasi Bahan Bakar Minyak yang mengacu pada keputusan Dirjen Migas.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 14


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

b. Penerimaan BBM

Mengingat titik serah dari proses jual beli BBM antara PLN dan PT Pertamina (kontrak FOB)
berada di kilang/depo PT Pertamina, maka untuk pengangkutan BBM dari Pertamina ke Lokasi
Pembangkit diperlukan jasa pengangkutan BBM lewat laut dan darat dengan menggunakan
kapal tangker, tongkang, atau mobil. Ada dilokasi tertentu penyaluran BBM menggunakan pipa
dimana instalasi pipa dibangun oleh PT PLN.

Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penerimaan bahan bakar minyak diantaranya
adalah:
Memastikan bahwa jumlah/volume BBM yang diterima sesuai dengan BL (Bill of
Loading) dan memastikan bahwa kualitas BBM yang diterima juga sesuai dengan
spesifikasi.

BBM dapat dibongkar di oil jetty apabila sertifikat hasil analisa kualitas dari loading port
memenuhi persyaratan sesuai dengan Surat Perjanjian.

Simpangan volume BBM yang ditolerir antara Volume Ullage Before Discharge dan
Volume Shore Tank pada temperature standard 15oC sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.

Untuk menentukan Kuantitas dan Kualitas penyerahan BBM dari PT Pertamina


(Pemasok) ke Unit Pembangkit diperlukan Jasa Surveyor Independent.

Pengambilan sample untuk analisa kualitas dilakukan oleh Surveyor Independent


dengan didampingi oleh operator/petugas yang ditunjuk oleh unit pembangkit setempat.

Selain Independent Surveyor unit pembangkit setempat juga melakukan analisa kualitas
terhadap sample yang telah diambil. Apabila unit pembangkit meragukan hasil analisa
kulaitas dari Surveyor independent, maka unit pembangkit bisa minta dilakukan re test
ke independent surveyor lainnya sebagaimana diatur dalam Surat Perjanjian.

Laporan hasil penentuan kualitas dibuat oleh Surveyor Independent dan paling lambat
dikirim paling lambat 3 hari kalender (misal) setelah pembongkaran ke unit pembangkit.

Hal tersebut diatas biasanya dituangkan dalam SOP (Standard Operating Prosedure)
penerimaan BBM yang disepakati oleh PLN, Transportir BBM dan Surveyor Independent.

c. Penyimpanan BBM

Setiap pembangkit berbahan bakar BBM selalu disediakan tangki penyimpanan (tangki
timbun/storage tank), Tangki penyimpan bahan bakar pada umumnya digunakan tangki mild
steel tegak yang diletakkan diatas tanah. Untuk alasan keamanan dan lingkungan, perlu dibuat

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 15


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

dinding disekitar tangki penyimpan untuk menahan aliran bahan bakar jika terjadi kebocoran,
dan juga disediakan peralatan pemadam kebakaran.

Setelah diterima di lokasi Pembangkit, BBM akan disimpan pada tangki timbun (tangki pada
umumnya berbentuk silinder). Bahan Bakar Minyak yang dikirim umumnya masih mengandung
debu, air dan bahan pencemar lainnya. Pengendapan sejumlah padatan dan lumpur akan
terjadi pada tangki dari waktu ke waktu, sehingga tangki harus dibersihkan secara berkala:
misalnya setiap tiga tahun untuk bahan bakar berat/ MFO dan setiap lima tahun untuk bahan
bakar ringan/HSD. Bahan bakar minyak harus bebas dari pencemar seperti debu, lumpur dan
air sebelum diumpankan ke sistim pembakaran.

Tangki timbun beserta instalasi pelengkapnya harus dilakukan perawatan untuk mencegah
terjadinya korosi dan kebocoran. Sedangkan table volume tangki harus diperbaruhi dari instansi
berwenang sesuai batas waktu yang ditentukan.

d. Persediaan BBM

Pengendalian Persediaan BBM dimaksudkan untum memberikan acuan dalam pengelolaan


dan pengendalian persediaan BBM yang optimal dalam upaya untuk mendukung keandalan
operasi pembangkit berbahan bakar minyak.
Persediaan maksimum adalah persediaan BBM maksimum yang dapat diterima sesuai
dengan kapasitas tangki.

Persediaan Mati adalah persediaan BBM yang tidak lagi dapat digunakan untuk operasi
unit pembangkit dan tidak berungsi secara operasional, ditetapkan seminimal mungkin
sehingga optimalisasi persediaan BBM tercapai dan ditetapkan sesuai dengan kapasitas
/ kondisi instalasi tangki timubunnya.

Persediaan effektif adalah batasan untuk persediaan BBM yang masih dapat digunakan
untuk operasi unit pembangkit atau tingkat persediaan di atas dead stock.

Tingkat persediaan bahan bakar minyak efektif perlu ditetapkan misal minimum 7 hari operasi
dan maksimum sesuai dengan ullage yang tersedia. Status persediaan dikatakan normal bila
persediaan diatas 7 hari operasi dan statusnya menjadi darurat bila persediaan kurang dari 7
hari operasi. Persediaan bahan bakar minyak juga perlu diusahakan seoptimum mungkin
dengan mempertimbangkan jumlah pemakaian, waktu delivery BBM (mulai pemesanan sampai
selesai pembongkaran), tangki timbun yang tersedia. Apabila persediaan bahan bakar minyak
dibawah 7 hari operasi maka Unit PLN membuat surat ke Pertamina untuk bisa diberikan
prioritas pasokan.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 16


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Hari operasi adalah volume persediaan dibagi dengan volume pemakaian rata-rata yang telah
ditetapkan. Persediaan harian BBM adalah jumlah BBM yang dimiliki dan disimpan pada tempat
penyimpanan setiap hari pukul 00.00 yang dihitung dengan rumusa: Persediaan akhir =
persediaan awal + Penerimaan – Pemakaian.

PT PLN, Unit Pemakai BBM, PT Pertamina (Pemasok utama BBM ke PT PLN) dan Transportir
BBM melakukan koordinasi setiap bulan untuk mengevaluasi pasokan BBM bulan berjalan dan
mengatur nominasi pasokan bulan selanjutnya.

Untuk keperluan laporan, unit pembangkit melakukan perhitungan pemakaian BBM,


penerimaan BBM dan persediaan BBM. Unit pembangkit juga melakukan stock Opname untuk
mengetahui loses atau selisih yang terjadi sehingga bisa dilakukan koreksi terhadap volume
persediaan bahan bakar, stock opname BBM dilakukan minimal 1 kali sebulan.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 17


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

4. BAHAN BAKAR GAS

Bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang sangat baik sebab hanya memerlukan sedikit
handling dan sistim burnernya sangat sederhana dan hampir bebas perawatan. Bahan bakar
gas yang kita gunakan berasal dari gas bumi hasil pengeboran yang telah dilakukan
pengolahan. Untuk kebutuhan domestik pada umumnya gas dikirimkan melalui jaringan pipa
distribusi sehingga cocok untuk wilayah yang berpopulasi tinggi atau padat industri.

a. Cadangan Gas Bumi Indonesia

Indonesia saat ini memiliki cadangan gas bumi sebesar 152.89 TSCF status 2011 (Proven/P1
= 104,71 TSCF dan Potential/P2 = 48,18 TSCF) dengan laju produksi sebesar 8,9 MMSCFD.
Dengan kondisi saat ini cadangan gas Indonesia mencukupi untuk 51 tahun. Persoalan yang
ada adalah letak cadangan yang tersebar di daerah-daerah yang masih belum memiliki
infrastruktur untuk menyalurkan gas tersebut kepada konsumen. Sebaran cadangan gas bumi
di Indonesia segabaimana gambar berikut:

Gambar 4: Cadangan Gas Bumi Indonesia

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 18


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

b. Cadangan Gas dunia.

Total cadangan dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki persegi. Daftar 12
besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan triliun kaki persegi (trillion cu ft)
adalah : Rusia =1,680, Iran =971, Qatar =911, Arab Saudi =241, United Arab Emirates =214,
Amerika Serikat =193, Nigeria =185, Aljazair =161, Venezuela =151, Irak =112, Indonesia =105,
Norwegia =84.

Gambar 5 : Cadangan Gas Bumi Dunia

Gambar 6: Sistem Penyediaan Gas Di Indonesia

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 19


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Bahan bakar gas yang digunakan di pembangkit PLN adalah; Gas Alam , LNG (Liquid Natural
Gas), Compressed Natural Gas (CNG), LPG (Liquid Petrolium Gas), dan Coal Bed Methana
(CBM).

4.1. Gas Alam

Gas alam sendiri merupakan campuran beberapa gas dengan komposisi terbesar adalah
metana. Gas alam dari sumber yang berbeda akan mempunyai komposisi yang berbeda pula.
Karena itu nilai Heating Value juga akan bervariasi tergantung dari komposisi campuran gas
masing-masing.

Penggunaan gas alam secara luas dan komersial terjadi sekitar antara abad 17-18. Meskipun
penggunaan gas alam yang utama adalah sebagai bahan bakar (fuel), gas alam merupakan
sumber hidrokarbon dan sulfur yang merupakan senyawa penting dalam industri kimia. Dampak
penggunaan gas alam terhadap lingkungan juga lebih menguntungkan dibandingkan
penggunaan petroleum oil maupun batubara. Karbon dioksida (CO2) sebagai gas penyebab
efek rumah kaca pemanasan global yang dihasilkan oleh oil dan batubara sekitar 1,4 sampai
1,75 kali lebih tinggi daripada emisi yang dihasilkan dengan penggunaan gas alam.

Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon (CnH2n+2) yang terdiri
dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon
seperti N2, CO2, H2S dan gas mulia seperti He dan Ar, terdapat pula uap air dan pasir.
Umumnya gas yang terbentuk sebagian besar dari metan CH4, dan dapat juga termasuk etan
C2H6 dan propan C3H8. Gas alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi, biasanya
bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut sebagai gas associated. Ada juga sumur yang
khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut gas non-associated.

4.1.1. Asal Mula Gas Alam

Gas alam lebih mudah ditemukan dibanding minyak bumi. Pembentukan gas alam dapat dibagi
menjadi dua jenis yakni proses biologis dan proses thermal.

a. Proses Biologis

Pada proses awal, gas alam terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik oleh mikroba
anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat bertahan pada lingkungan
dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan gas alam secara biologis ini biasanya
terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini
mmembentuk gas alam pada kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 20


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

dibawah 2900 meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon).
Proses jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.

b. Proses Thermal

Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga produk utama
hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari hasil cracking cairan hydrocarbon yang
ada disekitarnya. Proses pembentukan minyak bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan
tetapi proses pemecahannya menjadi metan lebih cepat terjadi.

Sebenarnya, pembentukan gas alam dari bahan inorganik juga dapat terjadi. Walaupun
ditemukan pada jumlah yang tidak banyak, gas metan terbentuk dari batuan awal lapisan
pembentuk bumi dan jenis meteorit yang mengandung bayak kabon (carbonaceous chondrite
type).

Gas mulia (He dan Ar) yang ditemukan bersama gas alam adalah produk hasil dari disintegrasi
radioaktif alam. Helium berasal dari thorium dan keluarga uranium sedangkan argon berasal
dari potassium. Gas-gas ini kemungkinan besar sama-sama terjebak oleh lingkungan pada gas
alam.

Seperti minyak bumi, gas alam bergerak dan terakumulasi pada beberapa titik.
Titik inilah yang menjadi target penambangan gas alam.

4.1.2. Pengukuran Gas Alam

Gas alam dapat diukur dalam sejumlah cara. Sebagai gas, ia dapat diukur melalui volume
satuan m3 pada temperatur 15 C dan tekanan 750 mmHg, atau dalam cubic feet (CF) dengan
temperatur 60 F dan tekanan 14,73 lb/in2. Satuan volume yang umumnya dipakai adalah dalam
ribuan cubic feet (MCF), jutaan cubic feet (MMCF), atau triliun cubic feet (TCF).

Gas alam juga sering diukur dan dinyatakan dalam British thermal unit (BTU). Satu BTU adalah
jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1oF dari 1 (satu) pound air murni, pada
suhu 60 oF, pada tekanan 14,696 psia. Satu cubic feet gas alam mengandung sekitar 1,027
BTU.

MMSCFD adalah singkatan dari Million Metric Standard Cubic Feet per Day (gas) atau Juta
Standar Metrik Kaki Kubik per Hari (gas). M adalah 1.000 (seribu) jika digunakan dalam
hubungan dengan satuan SCF atau BTU. MM adalah 1.000.000 (satu juta) jika digunakan
dalam hubungan dengan satuan SCF atau BTU. MMBTU : Million Metric British Thermal Unit

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 21


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

adalah 1.000.000 BTU, MMBTUD :Million Metric British Thermal Unit per Day adalah 1.000.000
BTU per hari.

STANDARD CUBIC FOOT atau SCF adalah sejumlah gas yang diperlukan untuk mengisi
ruangan 1 (satu) kaki kubik, dengan tekanan sebesar 14,7 psi (empatbelas dan tujuh per
sepuluh pound per square inch) dan pada temperatur 60 F (enampuluh derajat Fahrenheit)
dalam kondisi kering. Pengukuran yang berhubungan adalah MMSCMD singkatan dari Million
Metric Standard Cubic Meters per Day (of gas).

4.1.3. Pengolahan Gas Alam

Pada proses pengolahan modern, dilakukan pemisahan untuk menghilangkan impurities.


Beberapa gas hidrokarbon seperti propan (C3H8) dan butan (C4H10) dipisahkan dan dijual
secara terpisah. Setelah diproses, gas alam yang bersih ditransmisikan ke titik-titik penggunaan
melalui jaringan pipa. Gas alam yang dikirim melalui pipa tersebut merupakan gas alam dalam
bentuk metan (CH4).

Gas alam yang dikirim tersebut merupakan ‘dry gas’ atau ‘gas kering’. Metan adalah molekul
yang dibentuk oleh satu atom karbon dan empat atom hidrogen sebagai CH4. Gas metan
mudah terbakar apabila terjadi reaksi antara metan dan oksigen yang hasilnya berupa karbon
dioksida (CO2), air (H2O) ditambah sejumlah besar energi, sebagaimana persamaan berikut :

CH4 + 2 O2 –> CO2 + 2 H2O + 891 kJ

Metan merupakan kandungan utama gas alam yang mencapai jumlah sekitar 95% dari volume
total. Komponen lainnya adalah: Etan, Propan, Pentan, Nitrogen, Karbon Dioksida, dan gas gas
lainnya dalam jumlah kecil. Sulfur dalam jumlah yang sangat sedikit juga ada. Karena metan
merupakan komponen terbesar dari gas alam, biasanya sifat metan digunakan untuk
membandingkan sifat-sifat gas alam terhadap bahan bakar lainnya.

Gas alam merupakan bahan bakar dengan nilai kalor tinggi yang tidak memerlukan fasilitas
penyimpanan. Gas ini bercampur dengan udara dan tidak menghasilkan asap atau jelaga. Gas
ini tidak juga mengandung sulfur, lebih ringan dari udara dan menyebar ke udara dengan
mudahnya jika terjadi kebocoran.

Berikut ini adalah beberapa istilah penting yang biasa ditemui dalam pemrosesan gas alam:
Associated gas: Gas alam yang diporoleh dari wells dimana terdapat kandungan crude
oil pada sumur tersebut.

Non-Associated gas: Gas alam yang diporoleh dari sumur dimana tidak terdapat
kandungan crude oil pada sumur tambang tersebut

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 22


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Dry Gas: Gas yang mengandung kurang dari 0,1 galon kondensat per 1000 CF gas.

Lean Gas: Gas yang sangat sedikit mengandung senyawa propana (C3) dan yang lebih
berat dari itu, atau juga termasuk aliran gas yang keluar dari unit absorbsi.

Sales Gas: Gas yang memiliki kualitas yang dapat digunakan untuk konsumsi
perumahan atau industri. Memenuhi spesifikasi perusahaan transmisi perpipaan atau
perusahaan penyaluran.

Condensate: Fraksi Hidrokarbon cair yang diperoleh dari aliran gas yang memiliki
kandungan penting berupa pentane (C5).

Untuk kebutuhan Pembangkit, PLN telah melakukan beberapa perjanjian Jual Beli Gas dengan
Pemasok baik di Jawa maupun du Luar Jawa. Berikut ini contoh beberapa spesifikasi gas yang
tertuang dalam Surat Perjanjian.

Tabel 6: Spesifikasi Gas Alam (Yang Dipasok ke PLN)

Spesifikasi Gas di Titik Penyerahan


No. Uraian
KEI PHE-ONWJ CNOOC
1. Gross Heating 950 – 1300 BTU per 900 – 1300 BTU per 800 – 1200 BTU per
Value SFC SFC SFC
2. Temperature Min. 5 oF above Min. 18 oF, Max. Min. -18 oF, Max. 120
Dewpoint, but will 100 oF. oF.
not ≤ 32 oF
3. Pressure ≥ 300 Psig. Min. 300 Psig., Max.
400 Psig.
4. CO2 Content Max. 8,0% Max. 8,0% Max. 10,0% (by Vol.)
5. H2S Hydrogen Max. 10 ppm (by Max. 1 grain/100 Max. 1 grain/100 SCF
Sulfida Vol.) SCF
6. Oxygen ≤ 0,1 % (by Vol.)
7. Free Liquid Zero (0)
8. Dewpoint ≤ 55 oF, at delivery
Pres.
9. Others Free of gum, dust, Free of gum, dust, Free of gum, crude oil
crude oil and crude oil and and hydrocarbon liquid
hydrocarbon liquid at hydrocarbon liquid at at 85 oF and a pressure
60 oF and 300 Psig. 70 oF and 350 Psig. 525-625 Psig.
10. Specific Grafity Min. 0,55, Max. 0,85 Min. 0,6, Max. 0,95
11. Water Content Max.10 lbs/mmscf@ Max. 10 lbs/mmscf
standard condition

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 23


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

4.2. LNG (Liquid Natural Gas).

LNG adalah gas alam ang didinginkan lalu di kondensasikan menjadi liquid (cair), yang
komposisi kimia terbanyaknya adalah Methana, lalu sedikit Ethana, Propana, Butana dan
sedikit sekali pentana dan nitrogen serta kandungan – kandungan H2S yang beragam. LNG
biasanya di pakai di Industri sebagai bahan bakar. LNG adalah kepanjangan dari Liquefied
Natural Gas (Gas Alam Cair). Pada umumnya LNG disimpan dengan temperatur yang sangat
rendah yaitu –150 °C dengan tekanan 17 bar.g.

Mulai tahun 2012 PLN sudah menggunakan LNG dengan berperasinya FSRT (Floating Storage
Regasification Terminal) di teluk Jakarta, gas LNG diambil dari sumber gas alam Bontang-
Kaltim, ke depan juga akan menggunakan LNG dari Tangguh-Papua.

Selanjutnya PLN sedang melakukan kajian pemanfaatan mini LNG terminal untuk lokasi
PLTG/D di Pesanggaran Bali dan Pembangkit PLN di kepulauan Indonesia Timur untuk
menggantkan pemakaian bahan bakar minyak.

Gambar 7 : Pengapalan LNG

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 24


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Tabel 7: Spesifikasi Gas Nusantara Regas (LNG dari Bontang)

No. Uraian Satuan Minimum Maksimum


1. GHV (Gross Heating Value) BTU/SCF 1000 1170
2. Methane (CH4) % mol 85
3. Nitrogen (N2) % mol 1,0
4. Butana (C4) % mol 2,0
5. Pentana (C5) % mol 0,1
6. Hidrogen Sulfida (H2S) Mg/M3 5,72
7. Total Sulfur Mg/m3 30
8. Carbon Dioksida (CO2) % mol 4
9. Air (H2O) pada konsisi standar Lbs/MMSCF 10
10. Specific Gravity 0,55 0,85
11. Berat Jenis (Liquid Density) Kg.m3 0,453

Untuk kondisi NR: LNG adalah gas bumi yang dicairkan dengan cara mendinginkannya hingga
mencapai temperature -160 oC pada tekanan atmosfir.

4.3. CNG (Compressed Natural Gas)

CNG adalah gas terkompresi sedangkan LNG adalah gas dalam bentuk cair. CNG secara
ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG yang
membutuhkan pendinginan dan tangki kriogenik yang mahal. Akan tetapi CNG membutuhkan
tempat penyimpanan yang lebih besar untuk sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu
tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi
yang dekat dengan sumber gas alam.

Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain
bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan
bakar ini dianggap lebih 'bersih' / ramah lingkungan bila dibandingkan dengan dua bahan bakar
minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG disimpan dan didistribusikan
dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder dengan tekanan normal 200–250 bar.

CNG (Compressed Natural Gas) adalah gas alam yang di kompresi (dimampatkan) dengan
menggunakan gas kompressor pada tekanan tinggi antara 200 – 250 bar dan disimpan didalam
CNG storage/cylinder. Senyawa karbon yang tidak diperlukan seperti CO2 dan H2S di remove
pada proses awal gas treatment pada Gas Plant dilokasi sumur gas. Dalam proses CNG tidak

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 25


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

ada pemisahan senyawa karbon antara gas kering maupun gas basah baik methane, propane
mapun buthane tetapi ketiganya dimanfaatkan. Water content dihilangkan dengan gas
scrubber, moisture content dikeringkan dengan gas dryer dan kotoran partikel di remove
dengan menggunakan gas filter, ketiga peralatan tersebut ditempatkan pada CNG Plant.

Gas alam dari jaringan pipa yang pada awalnya bertekanan rendah antara 1-20 bar, masuk ke
dalam Scrubber dan Dryer yang berfungsi untuk mengurangi bahkan menghilangkan
kandungan air di dalam gas alam, sehingga dapat mengurangi potensi korosi dan kerusakan
mesin. Dengan menggunakan kompresor, gas alam dipampatkan beberapa tahap hingga
bertekanan tinggi antara 200-250 bar, sehingga produk ini kini dikenal dengan nama
Compressed Natural Gas (CNG). Kompresor juga dilengkapi dengan Heat Exchanger yang
berfungsi menurunkan temperatur gas alam yang naik akibat proses kompresi. CNG kemudian
ditempatkan kedalam CNG storage/cylinder dengan menggunakan Dispenser.

CNG dalam storage/cylinder dialirkan dengan menggunakan flexible hose dan disambungkan
dengan pasangan coupler dari CNG storage/cylinder ke Pressure Reducing System (PRS).
Setelah gas masuk kedalam rangkaian PRS maka gas yang bertekanan tinggi 200-250 barg di
turunkan (reduce) tekanannya dengan menggunakan pressure regulator pada beberapa tahap
penurunan tekanan gas. Penurunan tekanan gas secara drastis akan menyebabkan temperatur
gas menjadi turun dan pada dew point gas maka akan menyebabkan freezing pada peralatan
gas di PRS karenanya PRS dilengkapi dengan water heater untukmenaikkan temperatur gas.
Setelah penurunan tekanan gas telah mencapai pada tekanan dan flow capacity yang
diharapkan maka gas dialirkan dari PRS ke gas engine/gas turbine denganmenggunakan pipa
gas bertekanan rendah.

CNG untuk pembangkit listrik yaitu CNG yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit
listrik tenaga gas (PLTG) baik gas engine maupun gas turbine. CNG untuk pembangkit skala
tertentu dapat menjadi alternatif pilihan apabila jarak antara sumber gas dan pembangkit
berjauhan, sumber gas terbatas, pressure gas terlalu rendah atau untuk memanfaatkan gas
make up terkontrak yang masih idle. Design peralatan CNG disesuaikan dengan kondisi
pembangkit baik dari sisi lokasi, jam kerja (peaker/continuous), power capacity dan akses
menuju pembangkit.

Dalam rangka mengurangi pemakaian bahan bakar minyak dan mengoptimalkan pemanfaatan
gas alam saat ini PLN sudah mulai mengembangkan penggunaan CNG. Prinsip kerja CNG for
Peaker adalah bahwa gas alam dikompressi dan ditampung dalam CNG storage pada saat
pemakaian listrik menurun/off peak (pukul 23.00 – 16.00 WIB). CNG dirilis (dialirkan) dari CNG
Storage untuk bahan bakar pembangkit listrik PT.PLN pada saat beban puncak/peak load
(17.00 – 22.00WIB) untuk menggantikan pembangkit yang biasanya dioperasikan

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 26


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

menggunakan bahan bakar minyak. Design peralatan baik kompressor, CNG storage, PRS dan
Metering System disesuaikan dengan kapasitas gas yang akan dimanfaatkan dan kapasitas
mesin pembangkit (customized). CNG for Peaker dapat didesain static maupun mobile (untuk
kapasitas kecil 2 – 5 MW).

Gas alam di kompressi pada stasiun kompressi (mother station) yang berada di tepi pantai dan
dialirkan kedalam CNG Storage yang terinstall diatas tongkang (barge). Tongkang mengangkut
CNG storage melalui sungai/laut menuju ke tempat daratan lain yang terdapat mesin gas/gas
engine yang memerlukan CNG. Pengaliran CNG dari dan ke CNG on Barge melalui high
pressure tubing dan flexible hose yang dilengkapi dengan break way system. Untuk
menurunkan tekanan CNG on Barge digunakan PRS sesuai dengan flow rate dan pressure
yang diinginkan.

Perbandingan Nilai Kalor antara CNG vs HSD adalah 10.000 Kkal/M3 vs 9.100 Kkal/ Liter.
Perbandingan Volume antara CNG vs HSD adalah 1 M3 CNG equivalent 1,09 Liter HSD. Harga
CNG sangat terkait dengan: Harga Dasar Gas, Compression Fee, Storage dan, Peralatan yang
dipasang.

Program CNG PLN yang sudah mulai operasi adalah CNG di Jakabaring, sementara yang
sedang disiapkan kajiannya diantaranya dilokasi: PLTG/U Grati, PLTGU Tambak Lorok,
PLTG/U Muara Tawar.

Gambar 8: Tabung/storage CNG

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 27


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

4.4. Liquid Petrolium Gas (LPG)

Liquified Petroleum Gas (LPG) adalah produk pengolahan gas alam terdiri dari campuran
utama Propana(C3) dan Butana (C4) dengan sedikit persentase hidrokarbon tidak jenuh
(propilen dan butilene) dan beberapa fraksi Etana (C2) yang lebih ringan dan C5 yang lebih
berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah Propan (C3H8), Propilen (C3H6), normal dan
iso-butan (C4H10) dan Butilen (C4H8). LPG merupakan campuran dari hidrokarbon tersebut
yang berbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada
suhu normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan sebagai gas, namun
untuk kenyamanan dan kemudahannya, disimpan dan ditransport dalam bentuk cair dengan
tekanan tertentu. LPG cair, jika menguap membentuk gas dengan volum sekitar 250 kali.

Uap LPG lebih berat dari udara: butan beratnya sekitar dua kali berat udara dan propan sekitar
satu setengah kali berat udara. Sehingga, uap dapat mengalir didekat permukaan tanah dan
turun hingga ke tingkat yang paling rendah dari lingkungan dan dapat terbakar pada jarak
tertentu dari sumber kebocoran. Pada udara yang tenang, uap akan tersebar secara perlahan.
Lolosnya gas cair walaupun dalam jumlah sedikit, dapat meningkatkan campuran perbandingan
volum uap/udara sehingga dapat menyebabkan bahaya. Untuk membantu pendeteksian
kebocoran ke atmosfir, LPG biasanya ditambah bahan yang berbau. Harus tersedia ventilasi
yang memadai didekat permukaan tanah pada tempat penyimpanan LPG. Karena alasan
diatas, sebaiknya tidak menyimpan silinder LPG di gudang bawah tanah atau lantai bawah
tanah yang tidak memiliki ventilasi udara.

Di PLN penggunaan LPG bukan untuk keperluan utama pembangkit, tetapi banyak digunakan
untuk pembakaran awal saat melakukan startup PLTG/PLTU.

Gambar 9: Storage Tank LPG

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 28


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

4.5. Coal Bed Methane (CBM)

Sebagian besar CBM adalah gas yang terbentuk ketika terjadi perubahan kimia pada batubara
akibat pengaruh panas, yang berlangsung di kedalaman tanah. Ini disebut dengan proses
thermogenesis. Sedangkan untuk CBM pada lapisan brown coal (lignit) yang terdapat di
kedalaman kurang dari 200m, gas metana terbentuk oleh aktivitas mikroorganisme yang berada
di lingkungan anaerob. Ini disebut dengan proses biogenesis. Baik yang terbentuk secara
thermogenesis maupun biogenesis, gas yang terperangkap dalam lapisan batubara disebut
dengan CBM.

Kuantitas CBM berkaitan erat dengan peringkat batubara, yang makin bertambah kuantitasnya
dari gambut hingga medium volatile bituminous, lalu berkurang hingga antrasit. Tentu saja
kuantitas gas akan semakin banyak jika lapisan batubaranya semakin tebal.

Dari penelitian Steven dan Hadiyanto, 2005, (IAGI special publication) ada 11 cekungan
batubara (coal basin) di Indonesia yang memiliki CBM, dengan 4 besar urutan cadangan
sebagai berikut: 1. Sumsel (183 Tcf), 2. Barito (101.6 Tcf), 3. Kutai (80.4 Tcf), 4. Sum-Tengah
(52.5 Tcf). Dengan kata lain sumber daya CBM di Sumsel sama dengan total (conventional) gas
reserves di seluruh Indonesia.

Gas konvensional memiliki tekanan cukup tinggi sehingga produksi awalnya sangat besar
dengan sedikit atau bahkan tanpa air yang ikut terproduksi. Dengan tekanan yang seringkali
sangat tinggi ini menjadikan gas ini dapat ditransfer melalui pipa tanpa perlu pompa. Gas
konvensional berisi metana C1H4 dan komponen-komponen gas hidrokarbon lainnya, bahkan
dapat juga mengandung gas butana atau bahkan pentana yang sering kali menghasilkan
kondensat.

Gas CBM seringkali berada pada lapisan batubara yang dangkal, sehingga memiliki tekanan
yang sangat rendah. Pada masa produksi awal justru hampir 100% air. Dengan tekanan rendah
ini maka apabila akan mengalirkan gas ini memerlukan kompressor untuk mendorong ke
penampungan gas. Isinya diatas 95% hanya metana. Gas lainnya sangat sedikit. Sehingga
sering disebut drygas atau gas kering.

Eksplorasi CBM dikembangkan sejak tahun 2008. Ada lima kontraktor pemilik wilayah kerja
CBM di Indonesia, yang ditargetkan sudah memulai produksinya tahun ini. Selain VICO
(wilayah kerja Sanga-sanga), empat lainnya adalah Medco Energy International (Sekayu),
Arrow PTE (Tanjung Enim), Indobarambai (Barito Banjar), dan West Sangatta (Sangatta).
Masing-masing direncanakan memproduksi 1 MMSCFD, kecuali di Sanga-sanga yang bisa 1,5

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 29


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

MMSCFD. Total produksi CBM kelima kontraktor pemilik wilayah kerja tersebut sekitar 5,5 juta
kaki kubik per hari (MMSCFD) atau listrik yang dihasilkan setara dengan 13,75 megawatt.

Indonesia dapat menjadi produsen gas alam cair (LNG) berbahan baku gas metan batubara
(CBM) pertama di dunia, mendahului Australia, jika bisa merealisasikannya sebelum tahun
2014.

Gambar 10: Profil Gas Metana Batubara di Indonesia.

Tabel 8: Resource Gas Metana di Indonesia

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 30


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

4.6. Pemanfaatan Gas Alam

4.6.1. Ekspor

Sebagian produksi gas bumi Indonesia dilempar ke pasar ekspor dan sisanya untuk kebutuhan
domestik. Ekspor gas Indonesia selama ini adalah ke Singapura, Jepang, China, Korea,
Thailand dan Malaysia. Ekspor sebagian besar dilakukan dalam bentuk LNG melalui kapal,
sementara sisanya melalui jaringan pipa transmisi.

Selama ini, porsi untuk ekspor lebih besar daripada volume untuk pasar domestik. Ekspor gas
dalam bentuk LNG cenderung turun dari tahun ke tahun, sementara ekspor melalui pipa
cenderung meningkat. Ekspor gas dilakukan melalui pipa transmisi Grissik – Singapura.

4.6.1. Kebutuhan gas domestik

Gas bumi di pasar domestik dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai
bahan baku misalnya pada industri petrokimia dan pupuk; sebagai bahan bakar misalnya pada
industri keramik, tekstil, dan rumah tangga; sebagai sumber pembangkit listrik pada PLTG,
serta sebagai sumber energi pada pada produksi migas yakni untuk artificial lifting, komponen
produksi lifting minyak bumi. Kebutuhan gas yang dimaksud adalah kebutuhan terkontrak
ditambah kebutuhan yang mendapat komitmen.

Gambar 11: Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi tahun 2011

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 31


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

4.7. Pengelolaan Bahan bakar gas.

Pada umumnya gas yang dibeli PLN dari Pemasok langsung digunakan oleg Pembangkit,
sehingga tidak ada kegiatan pengelolaan gas. Namun untuk lokasi yang akan membangun
instalasi CNG maka perlu kegiatan mengelola CNG tersebut agar pemanfaatan CNG tersebut
memberikan benefit yang paling optimum kepada PLN. Dalam proses CNG gan dikompresikan
saat off peak dan digunakan saat pelak load untuk mengurangi pemakaian BBM.

a. Pengadaan Gas.

Untuk pengadaan bagan bakar gas kebutuhan Pembangkit PLN (Termasuk Anak perusahaan)
sebagian besar dilakukan oleh PLN kantor Pusat, dan sebagian kecil saja yang dilakukan di
kantor Anak Perusahaan atau Unit PLN dengan volume dan jangka waktu yang telah
ditentukan. Umumnya kontrak jangka panjang, bersifat take or pay bagi PLN dan best effort
bagi pemasok. Harga dalam USD per MMBTU (jumlah energy), dan juga ditambah Rp. per M3
untuk biaya tol fee transmisi gas. Harga gas disepakati setiap tahunnya dengan formulasi
tertentu.

b. Penerimaan BBG

Titik serah / penerimaan gas yang dibeli PLN kepada Pemasok biasanya ada di metering milik
Pemasok yang letaknya di Pembangkit PLN. Ada petugas dari Pemasok yang melakukan
pencatatan parameter gas pada metering tersebut dan pada saat tertentu didampingi oleh
personel dari PLN. Berdasarkan data-data itu dibuat berita acara penerimaan Bahan bakar
gas.

Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penerimaan bahan bakar gas adalah: Kualitas
gas meliputi Nilai kalor Gas, dan juga prosentase kandungan gas. Ada kandungan yang bisa
menyebabkan terjadinya kondensat saat tercapai temperature tertentu. kandungan diukur
dengan mengunakan peralatan Gas Chromatographi (baik yang online ataupun di
laboratorium). Selanjutnya yang pelu diperhatikan adalah Kuantitas yaitu volume yang diukur
pada metering station transaksi. Bagaimana keakuratan meter tersebut, apakah masa kalibrasi
meter masih berlaku, apakah orifice meter yang terpakai sesuai dengan flow yang mengalir,
apakah karakteristik flowmeter sesuai dengan flow gas.

Apabila unit pembangkit PLN meragukan hasil dari flometer tersebut, maka unit pembangkit
bisa minta dilakukan rekalibrasi meter kepada instansi yang berwenang sebagaimana diatur
dalam Surat Perjanjian.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 32


BAHAN BAKAR MINYAK & GAS

Dalam penerimaan bahan bakar gas terdapat beberapa kententuan dan format yang dituangkan
dalam SOP (Standard Operating Prosedure) penerimaan BBM yang disepakati oleh PLN dan
Pemasok.

c. Penggunaan Kompresor

Ada kalanya tekanan gas yang butuhkan pembangkit lebih tinggi dari tekanan gas yang tersedia
atau untuk proses CNG, sehingga diperlukan kompresor. Untuk kompresor jenis torak
memerlukan pelumasan dengan minyak, sehingga perlu instalasi yang berfungsi menangkap
minyak yang terikut gas, memisahkan dan mengeluarkan dari sistem (Sparator System). Perlu
pengecekan secara rutin: Oil careover, sparator gas. Karena minyak pelumas yang terbawa gas
sampai di peralatan pembakaran (burner) akan mengganggu kondisi pembakaran (pembakaran
tidak merata) sehingga temperatur tidak merata dan dapat mengakibatkan pembangkit derating.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal 33

Anda mungkin juga menyukai