Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PLTU MULUT TAMBANG

Disusun Oleh:

Ismeini 0618 4041 1414

Lily Yulinar 0611 4041

Kelas : 3 EGB

Dosen Pembimbing : Ir. Irawan Rusnadi, M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Listrik merupakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup umat manusia.


Listrik juga memegang peran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan.
Penggunaan nya yang sangat vital untuk kesejahteraan hidup umat manusia, menutut
masyarakat menginginkan energi listrik yang berkualitas dan bermutu baik untuk
menunjang segala kebutuhan manusia . Contoh penggunaan energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari, pemakaian dalam skala besar misalnya seperti pada pabrik-pabrik
dan gedung-gedung perkantoran sedangkan pada pemakaian skala kecil misalnya
penerangan rumah dan sekolah.
Jika suplai energi listrik terhenti walaupun hanya beberapa jam saja, dapat
dibayangkan banyak aktivitas-aktivitas yang membutuhkan energi listrik akan terhambat
dan terganggu. Oleh karena itu kelancaran dalam operasi sistem menjadi syarat mutlak
dari suatu sistem pembangkit listrik agar dapat membangkitkan dan menyalurkan energi
listrik sampai ke konsumen.
Dengan adanya industri sumber daya pertambangan, potensi industri lain juga
dapat dikembangkan. Misalnya, PLTU mulut tambang akan mendorong perkembangan
suatu industri di bidang pertambangan batubara. Pemanfaatan batubara dengan kualitas
kurang bagus akan berguna untuk meningkatkan industi perusahaan tersebut.

B. Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas yang di berikan dalam mata kuliah Teknik Tenaga Listrik
2. Memperluas pengetahuan tentang PLTU mulut tambang

C. Mentode Penulisan
Adapun metode penuliasan dalam pembuatan makalah ini adalah Studi Pustaka
dangan mengumpulkan data – data dan membaca berbagai literature.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PLTU

PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit ini
memiliki alat pembakaran yang dinamakan dengan Boiler sehingga dihasilkan uap panas
kering (steam) yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin. Sudu-sudu turbin
yang berputar akan memutar poros turbin yang terhubung langsung dengan poros
generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa
generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik (poros turbin yang berputar)
menjadi energi listrik yang nantinya akan disalurkan ke gardu induk melalui
transformator.PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak dan batubara.
PLTU yang menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya memiliki gas buang yang
relatif bersih dibandingkan dengan PLTU yang menggunakan batubara. PLTU batubara
lebih cocok dipakai pada wilayah yang memiliki kandungan batubara yang banyak seperti
daerah sumatera.

B. Sejarah PLTU

Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael Faraday
dapat membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet. Dengan
peragaan dijelaskan, bahwa bila kumparan atau penghantar memotong medan magnet
yang berubah-ubah akan terinduksi suatu tegangan listrik padanya. Kini rancangan semua
mesin listrik adalah didasarkan pada bukti nyata tersebut.Kemudahan membangkitkan
listrik secara induksi memunculkan perkembangan pembuatan dynamo dan pada tahun
1882 tersedia pasok listrik untuk publik di London. Pasokan ini diperoleh dari generator
DC yang digerakkan dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang di catu dengan uap
dari boiler pembakaran manual. Permintaan tenaga listrik tumbuh berkembang dan
pembangkit kecil muncul di seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan untuk
bergabung agar menjadi ekonomis.
Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak
menghasilkan listrik sampai tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan sistem
banyak fasa (poly phase) medan berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles Parson
mengembangkan Turbin generator AC pertama dan pada 1901 dibuat generator 3 fasa
1500 kW untuk pusat pembangkit Neptune di Tyne Inggris.Inilah mesin awal dengan
kumparan yang berputar didalam medan magnet, tetapi ternyata bahwa semakin besar
output yang diinginkan akan lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan magnet
berputar didalam kumparan yang diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap
berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW yang berputar pada 3000 rpm
beroperasi.Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit
pembangkit juga berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk
organisasi untuk mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang disebut pusat
penyaluran dan pengatur beban.

C. Batu Bara
Batu bara adalah zat padat berupa batuan sediment, berwarna coklat sampai hitam
mengandung karbon lebih dari 50 % , hydrogen , dan nitrogen serta sedikit sulfur
(belerang), Berasal dari akumulasi sisa-sisa tumbuh-tumbuhan termasuk vito plankton
yang mengalami pembusukan, penimbunan, pemadatan dan penekanan. Klasifikasi batu
bara pada umumnya didasarkan pada derajat metamorfosanya dari yang terendah sampai
yang tertinggi yaitu gambut, lignit, sub-bituminus, bituminous dan antrasit.
Salah satu sifat batu bara yang penting yaitu mudah terbakar. Dalam kondisi ada
udara, semua zat yang dapat terbakar akan terbakardan sisanyaadalah abu atau mineral
mater, sedangkan pada kondisi tanpa udara ( prosese karbonisasi ) akan dihasilkan kokas,
ter, gas, dan produk lain, misalnya ammonia. Penambangan batu bara di Indonesia
dilakukan secara tambang terbuka ( open pit ) dan juga tambang bawah tanah (
Underground mining ).
D. Klasifikasi Batubara Secara Umum

Secara umum batubara digolongkan menjadi lima tingkatan, yaitu:

1. Peat
Peat ditandai dengan kondisi fisik berwarna kecoklatan dan struktur berpori,
memiliki kadar air sangat tinggi, nilai kalori sangat rendah, kandungan sulfur sangat
tinggi, dan kandungan abu sangat tinggi. Nilai kalori peat adalah 1.700-3.000 kcal/kg.

2. Lignite

Lignite ditandai dengan kodisi fisik berwara hitam dan sangat rapuh, nilai
kalori rendah, kandungan air tinggi, kandungan abu tinggi, dan kandungan sulfur
tinggi. Nilai kalori lignite adalah 1.500-4.500 kcal/kg.

3. Bituminous/ sub-bituminous coal


Bituminous/ sub-bituminous ditandai dengan warna hitam mengkilat, struktur
kurang kompak, kandungan karbon tinggi, nilai kalori tinggi, kandungan air sedikit,
kandungai abu sedikit, dan kandungan sulfur sedikit. Nilai kaloribituminous/ sub-
bituminous adalah 7.000-8.000 kcal/kg.
4. Anthracite

Anthracite ditandai dengan warna hitam sangat mengkilat, struktur kompak,


kandungan karbon sangat tinggi, nilai kalor sangat tinggi, kandungan air sangat
sedikit, kandungan abu sangat sedikit, dan kandungan sulfur sangat sedikit. Nilai
kalori anthacite lebih besar atau sama dengan 8.300 kcal/kg.

5. Jenis Batubara
1. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air
kurang dari 8%.
2. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari
beratnya.
3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminous
4. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung
air 35-75% dari beratnya.
5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Skema Proses Kerja PLTU

1. Air dari laut dipompa kemudian dialirkan melalui pipa dan masuk ke proses
desalinasi. Dalam proses ini air laut yang mengandung garam-garam maka akan
dipisahkan garamnya, sehingga air yang sudah didesalinasi tidak mengandung
garam-garam.
2. Setelah air tidak mengandung garam maka air akan dipompa menuju tanki make up
water tank. Setelah dari Make Up water tank kemudian air dipompa menuju Demin
Water Tank.
3. Dari demin water tank maka air akan dipompa kemudian melewati kondensor,di
dalam kondensor air yang berasal dari water demin tank kemudian akan bercampur
dengan air yang berasal dari uap air sisa turbin.
4. Setelah air keluar dari kondensor kemudian air dipompa menuju LP Heater. LP
Heater adalah Low Pressure Heater,fungsinya untuk memanaskan air supaya
suhunya layak untuk dip roses di Daerator. Agar proses pelepasan ini berlangsung
sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah
selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh
peralatan yang disebut LP (Low Pressure Heater). Daerator biasanya terletak di lantai
atas PLTU,tapi bukan lantai yang paling atas.
5. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air
langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air pengisi) menuju
Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti panci, tetapi
panci berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi,
karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah
konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai
dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi
bertekanan tinggi.
6. Sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP (High
Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler untuk dilakukan pemanasan
lebih lanjut.
7. Setelah air masuk ke dalam Boiler maka air akan dipanaskan sampai terbentuk uap.
Untuk menguapkan air tersebut maka dibutuhkan Boiler,boiler tersebut untuk
menghasilkan api menggunakan bahan bakar,bahan bakar tersebut bisa berupa batu
bara / minyak & gas. Untuk membantu proses pemanasan digunakan juga FDF (
Force Draft Fan),FDF akan menghisap udara luar,udara tersebut kemudian
dipanaskan dan udara tersebut akan disemprotkan di sekitar boiler,sehigga
pemanasan akan lebih optimum. Dari pemanasan tersebut akan terdapat sisa-sisa
pembakaran yang berua gas,gas sisa tersebut akan dibuang melalui cerobong asap.
8. Setelah terbentuk uap,maka uap tersebut masih berupa uap jenuh,uap tersebut tidak
akan kuat untuk menghasilkan turbin. Sebelumnya uap tersebut akan disimpan di
dalam steam drum yang berfungsi sebagai penampungan uap air sebelum menuju
super heater.Supaya uap tersebut bisa menggerakan turbin sehinngga uap akan
dialirakan menuju Super Heater. Dalam Super heater uap tersebut akan dihilangkan
kadar airnya,sehingga uap tersebut benar-benar kering. Di dalam boiler juga terdapat
economizer,economizer berfungsi untuk menyerap gas hasil pemanasan super heater
yang akan digunakan untuk memanaskan air pengisi sebelum masuk ke main drum.
9. Setelah itu uap dari Super heater akan mengalir menuju HP Turbin dan kemudian
menggerakan turbin tersebut,setelah itu sisa uap akan kembali menuju reheater dalam
boiler untuk kembali dipanaskan supaya uapnya kuat untuk menggerakkan LP
Turbin.
10. Setelah uap dari reheater maka uap akan menuju LP Heater dan menggeerakan turbin
tersebut,karena poros-poros HP Turbin & LP Turbin terhubung ke Generator maka
jika kedua turbin ikut berputar maka generator juga ikut berputar. Putaran generator
inilah yang akan menghasilkan perbedaan potensial listrik yang kemudian
menghasilkan listrik. Kemudian listrik akan ditampung dan kemudian akan
disalurkan.
11. Dari LP Turbin masih terdapat sedikit sisa uap,dari sisa tersebut maka uap air akan
dikondensasi oleh kondensor,sehingga akan menjadi cair kembali dan akan
digunakan kembali dan ada yang dibuang kembali ke laut.

B. Pengertian PLTU mulut tambang

Definisi PLTU Mulut tambang adalah PLTU dibangun berdekatan dengan tambang
batubara yang menjadi sumber bahan bakarnya. Dengan dibangunnya PLTU pada lokasi
yang berdekatan dengan lokasi tambang batubara maka biaya transportasi batubara lebih
murah, demikian juga keandalan pasokan bahan bakar akan lebih baik.

Sekarang apa pertimbangan yang membuat pembangunan PLTU di dekat tambang


batubara lebih menarik dibandingkan sebelumnya. Yang pertama adalah dengan
murahnya biaya transportasi. PLTU Mulut tambang berarti batubara yang diproduksi dari
tambang, langsung dipakai sebagai bahan bakar PLTU yang letaknya sangat berdekatan.
efisiensi pada biaya transportasi sangat penting, khususnya jika batubara yang tersedia
dari jenis kalori rendah, seperti banyak terdapat di Sumatra Selatan. Batubara kalori
rendah tersebut kurang laku dijual karena tidak ekonomis jika di bawa ke lokasi PLTU
yang jauh, seperti ke luar pulau atau Negara lain.

Faktor lain yang paling berpengaruh sehingga dibangun PLTU Mulut Tambang
adalah terdapatnya jaringan transmisi dan pusat beban yang akan menyerap produksi
listrik dari PLTU tersebut. Saat ini jaringan transmisi di Sumatra Selatan telah banyak
dibangun untuk menyalurkan listrik ke Sumatra bagian Tengah dan Sumatra Bagian
Utara, bahkan direncanakan transmisi antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa juga
dibangun sehingga energy dari Sumatra Selatan dapat dikirim dalam bentuk listrik ke
pulau Jawa. Hal tersebut akan menghemat banyak biaya transportasi batubara, yang saat
ini harus diangkut dengan truk dan kereta api, dan selanjutnya harus disambung dengan
tongkang.

C. Persyaratan PLTU Mulut Tambang

Berbeda dengan PLTU konvensional yang dapat dibangun di dekat pusat beban
dengan berbagai alternative lokasi yang dapat dipilih yang paling cocok. PLTU Mulut
Tambang harus dibangun dekat dengan lokasi tambang, sehingga hanya akan cocok
dibangun dekat tambang, namun harus memenuhi persyaratan yang diperlukan oleh
PLTU.

Persyaratan pertama adalah tersedianya bahan bakar yang cukup, artinya pada lokasi
tambang tersebut tersedia deposit batubara yang dengan jumlah dan kualitas tertentu.
Misalnya jika PLTU berkapasitas 2 x 150 MW, capacity factor 0,80, nilai kalor batubara
4.000 kcal/kg, serta heat rate pembangkit 2.700 kcal/ kWH, maka dalam setahun akan
membutuhkan batubara sebanyak 1,42 juta ton. Dikalikan dengan masa operasi 30 tahun
misalnya, maka deposit batubara yang tersedia minimal sebanyak 42,6 juta ton.
PLTU mulut tambang biasanya juga harus didesain khusus menyesuaikan dengan
nilai kalori batubara yang tersedia. Jika nilai kalor batubara yang ada lebih rendah lagi,
misalnya hanya 3.000 kcal/kg, maka disamping batubara yang diperlukan lebih banyak,
maka desain PLTU juga harus menyesuaikan. Misalnya dengan memakai alat pengering
batubara (coal drier).
PLTU juga memerlukan pasokan air pendingin serta air untuk uap dan air bersih.
Dengan demikian lokasi PLTU tersebut harus dekat dengan sungai besar atau tepi laut.
PLTU dengan kapasitas 300 MW misalnya harus tersedia air pendingin sebanyak 50.000
m3/jam, yang harus tersedia sepanjang tahun, baik saat musim hujan maupun kemarau.
Di Sumatra Selatan, di sekitar daerah Prabumulih dan Muara Enim terdapat Sungai
Lematang yang airnya cukup besar.
Terakhir sebagaimana juga pembangkit lainnya, memerlukan tersedianya jaringan
transmisi untuk menyalurkan energy listrik, serta dengan mempertimbangkan aspek
social ekonomi dan kelayakan lingkungan.

D. Keuntungan PLTU Mulut Tambang

Pembangunan PLTU Batubara harus disesuaikan dengan tambang batubara yang


ada, mengingat transmisi listrik tegangan tinggi saat ini tidak lagi menjadi kendala untuk
mensuplai energi listrik. Meskipun PLTU mulut tambang berada di Sumatera Selatan,
tapi energi listriknya dapat dinikmati oleh masyarakat di Sumatera Bagian Utara. Begitu
juga tambang-tambang batubara di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Barat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Sebaiknya pemerintah membuat kebijakan untuk mewajibkan setiap tambang


batubara –baik Kontrak Karya (PKP2B) atau Kuasa Pertambangan– membuat PLTU
Batubara yang kapasitasnya tergantung dari tersedianya cadangan batubara yang terdapat
pada lokasi tersebut. Hal ini dapat mengurangi beban pemerintah untuk menyediakan
energi listrik bagi masyarakat di desa, kecamatan, kabupaten yang terdekat dengan
tambang batubara tersebut. Selain itu, dengan tersedianya energi listrik, pusat industri
akan pindah dan merata ke setiap tempat di Indonesia. Sampai saat ini, jumlah
Perusahaan Batubara (PKP2B) sudah mencapai 141 perusahaan, belum lagi Kuasa
Pertambangan Batubara (Buku Tahunan 2007, Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral). Seandainya kebijakan ini dilakukan, pemerintah akan terbebaskan dari
kewajiban untuk mensubsidi listrik.

Pemerintah dapat mengurangi subsidi listrik yang sebesar Rp. 48,2 Trilyun itu
dengan mengeluarkan kebijakan yang mengatur pemanfaatan batubara semaksimal
mungkin. Salah satunya adalah mendirikan PLTU Batubara di mulut tambang. Selain
harga batubara lebih murah, pengembangan pusat industri tentunya akan bergeser ke hulu
(pedalaman). Pemerataan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga akan meningkat,
sesuai dengan amanah yang tercantum pada UUD 1945 pasal 33 ayat 3 “Bumi, air dan
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
PLTU Batubara mulut tambang memiliki keuntungan teknis dan lingkungan. Abu
bekas pembakaran batubara bisa dimanfaatkan, pemeliharaan sumber air dan resapannya
(hutan) oleh masyarakat, secara ekonomis memanfaatkan batubara yang sebagian besar
berdaya bakar rendah (Low Calori), serta tidak adanya biaya transportasi batubara.
Oleh karena itu salah satu cara ampuh untuk mengurangi subsidi listrik adalah
dengan membangun PLTU Batubara Mulut Tambang. Keuntungan teknis, lingkungan,
ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat diraup sekaligus.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Dengan adanya PLTU Batubara Mulut Tambang dapatMengurangi Subsidi Listrik.

2. PLTU Batubara bisa menjadi suatu solusi untuk pemanfaatan energi batubara
semaksimal mungkin,

3. PLTU Batubara mulut tambang memiliki keuntungan teknis dan lingkungan

4. Murahnya biaya transportasi PLTU mulut tambang berarti batubara yang


diproduksi dari tambang, langsung dipakai sebagai bahan bakar PLTU yang
letaknya sangat berdekatan.

5. Batubara dengan kualitas yang rendah dapat digunakan dalam PLTU mulut
tambang, batubara yang digunakan adalah
batubara uap yang terdiri dari kelas sub bituminous.

B. SARAN
Sebaiknya pemerintah membuat kebijakan untuk mewajibkan setiap tambang
batubara –baik Kontrak Karya (PKP2B) atau Kuasa Pertambangan– membuat PLTU
Batubara yang kapasitasnya tergantung dari tersedianya cadangan batubara yang
terdapat pada lokasi tersebut. Hal ini dapat mengurangi beban pemerintah untuk
menyediakan energi listrik bagi masyarakat di desa, kecamatan, kabupaten yang
terdekat dengan tambang batubara tersebut. Hal ini dapat mengurangi beban
pemerintah untuk menyediakan energi listrik bagi masyarakat di desa, kecamatan,
kabupaten yang terdekat dengan tambang batubara tersebut. Selain itu, dengan
tersedianya energi listrik, pusat industri akan pindah dan merata ke setiap tempat di
Indonesia.
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. “Makalah PLTU di Perusahaan Tambang”. (http://www.scribd.com/search-


documents?query=makalah+pltu+di+perusahaan+tambang). Diakses pada tanggal 11
September 2014

Anonim. 2013. “Makalah PLTU Tambang”. (http://www.scribd.com/search-


query=makalah+pltu+tambang). Diakses pada tanggal 11 September 2014

Havianto, jonny. 2014. “PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG”. (http://jonny-


havianto.blogspot.sg/2014/04/pembangunan-pltu-mulut-tambang). Di akses pada
tanggal 11 september 2014

Anda mungkin juga menyukai