Anda di halaman 1dari 11

2.1.1.

Dry Steam System

Untuk uap air berdominasi uap, sistem pembangkitnya sangat lebih

sederhana. Hal ini dikarenakan sumber energi di dalam reservoir sudah berupa uap

air (berfase gas) dan cenderung lebih bersih daripada jenis lainnya. Walaupun

lapangannya sangat jarang ditemukan, sumber energi panas bumi jenisini adalah

yang paling cocok untuk dijadikan pembangkit listrik karena biaya per kWh-nya

sangat murah dibandingkan jenis lainnya, seperti yang tertera pada tabel 2.1 di

bawah ini.

Tabel.2.1 : Perbandingan dari dasar sistem konversi energi panas bumi.


Reservoir Utilization Plant cost and
Type of Plant Current usage
temperatures, C efficiency, % complexity

Single-flash 200-260 30-35 moderate Widespread

Double-flash 240-320 35-45 Moderate Widespread


high
Dry-steam 180-300+ 50-65 Low Special sites
moderate
Basic Binary 125-165 25-45 Moderate Widespread
high
(Sumber :DiPippo Ronald, Geothermal Power Plants; Principles, Applications, Case Studies
and Environment Impact. Elsevier, 2008, Hal 193)

Dari tabel di atas, kita juga dapat melihat bahwa untuk PLTP jenis dry steam

merupakan jenis PLTP yang sangat baik, dimana efisiensi pemanfaatannya

merupakan yang paling baik dan paling murah biaya pembuatannya daripada jenis

yang lainnya.
Prinsip kerja untuk sebuah PLTP jenis ini juga sangat sederhana.Seperti yang

dijelaskan pada gambar 2.4 di bawah ini, uap air dari reservoir dialirkan langsung ke

turbin dan hanya disaring oleh moisture removal yang berfungsi untuk membuang air

yang terkondensasi di dalam pipa.Non Condensible Gas (NCG) yang terkandung

juga relatif lebih sedikit dibandingkan jenis lainnya. Sedangkan gambar 2.5

menjelaskan bagaimana proses termodinamika secara umum.

Gambar 2.4 :Skematik PLTP dry-steam secara sederhana

Seperti yang digambarkan pada gambar 2.4, siklus untuk PLTP berjenis dry-

steam tampak sederhana, dimana uap dari sumur produksi dialirkan langsung ke

turbin untuk diubah energi panasnya menjadi energi mekanik dan akhirnya diubah

lagi menjadi energi listrik di generator.Uap dari turbin kembali dikondensasikan

menjadi air kondensat di kondensor dimana air pendinginnya berasal dari cooling

tower dan kembali ke cooling tower lagi setelah dari kondensor.Air kondensat dari

kondensor dialirkan ke cooling tower jika jumlah air pendingin di cooling tower
berada di bawah level minimumnya, sedangkan jika jumlah air pendingin cukup,

maka air kondensat akan dialirkan menuju sumur-sumur injeksi untuk diinjeksikan

kembali ke dalam bumi.

Dari gambar 2.5, kita dapat melihat bahwa titik 1 merupakan titik yang

menggambarkan tekanan, temperatur, dan enthalpy uap air yang berada pada inlet

turbin, di titik tersebut air dalam fase uap jenuh dengan derajat kekeringan 100%.

Sedangkan, proses 1-2 merupakan proses ekspansi yang berlangsung pada turbin

secara aktual, Proses 1-2a merupakan proses ekspansi isentropis ideal pada turbin,

sedangkan 2-3 merupakan proses kondensasi yang terjadi pada kondensor.

Gambar 2.5 : Diagram Tekanan- Enthalpy (P-h) dan Temperatur-Entropy (T-s) proses

PLTP dry-steam secara sederhana

2.1.2. Single Flash Steam System

Salah satu jenis PLTP yang digunakan untuk memanfaatkan sumber energi

panas bumi liquid dominated steam adalah PLTP single flash steam system. Jenis

PLTP ini merupakan jenis yang paling banyak di Indonesia, bahkan di dunia jika
4
dibandingkan dengan jenis PLTP-PLTP yang lainnya. Hal ini dikarenakan jenis ini

adalah jenis yang paling sederhana untuk memanfaatkan sumber energi panas bumi

dominasi cairan.

Gambar 2.6 menggambarkan skema aliran uap untuk PLTP single flash steam

system dimana uap dari dalam bumi keluar dalam bentuk fluida dua fase (mixture

steam-liquid).Oleh karena adanya penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi

pada katup di sumur produksi dan cyclone separator, maka fase uap dan cairnya

terpisah yang juga dipisahkan pada separator tadi. Penurunan tekanan pada enthalpy

tetap disebut proses throttling. Dalam dunia PLTP, proses ini disebut proses
5
flashing , karena bukan hanya terjadi penurunan tekanan semata, akan tetapi proses

ini membuat derajat kekeringan steam meningkat dan artinya menjadi lebih bersih

dan aman untuk turbin. Dapat dikatakan bahwa proses ini juga merupakan proses

pencucian/pemisahan uap sehingga uap dapat dimanfaatkan.

Hasil pemisahan fluida dua fase (geofliud)pada separator yang berfase gas

(uap) adalah steam.Steam dari separator kemudian dialirkan ke turbin. Dari titik ini,

prosesnya sama seperti dry-steam, dimana uap akan memutar turbin yang di-couple

dengan generator dan menghasilkan listrik. Uap dari turbin juga dikondensasikan

untuk diinjeksikan kembali ke bumi.

Sedangkan, bagian cair dari geofluid yang dipisahkan di dalam separator

disebut brine.Brine pada PLTP jenis ini langsung dikirimkan ke sumur-sumur injeksi
untuk diinjeksikan kembali ke bumi, walau sebenarnya masih memiliki panas

kandung yang cukup tinggi.

Gambar 2.6 : Skematik PLTP Single Flash Steam System secara sederhana
Ada beberapa cara dalam penempatan separator. Ada yang menempatkan di tiap-tiap sumur kemu

sumur produksi (gambar 2.7c).


Gambar 2.7 : Jenis-jenis sistem-sistem separator

Secara termodinamika, gambar 2.8 menjelaskan secara sederhana bagaimana

aliran uap dan proses PLTP jenis ini. Titik 1-2 merupakan aliran fluida dua fase dari

reservoir hingga ke separator. Di sinilah proses flashing terjadi. Titik 2-5 merupakan

proses pemisahan brine, sedangkan 2-3 merupakan proses pemisahan steam

dankeduanya terjadi di cyclone separator. Titik 3-4a merupakan proses ekspansi

pada turbin ideal yang berlangsung isentopis, dan titik 3-4 adalah proses ekspansi

aktualnya. Pada titik 4-5 steam dikondensasikan di kondensor.

Gambar 2.8 : Diagram Tekanan- Enthalpy (P-h) proses PLTP single flash steam system

secara sederhana
2.1.3. Double Flash Steam System

Pembangkit listrik dengan tipe double flash steam system merupakan

pengembangan dari pembangkit jenis single flash system. Skema proses untuk

double flash steam system tidak jauh berbeda dari single flash steam system. Hanya

ada penambahan flasher pada sisi keluaran separator yang berfungsi sebagai pemisah

atau pengekstrak uap kembali dari brine dengan menggunakan prinsip yang hampir

sama dengan separator. Skema dari PLTP double flash terlihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Skematik PLTP Double Flash Steam System

2.1.4. Binary Cycle System

Pembangkit listrik dengan tipe Binary Cycle ini berbeda dengan flash steam,

yang dalam operasinya air atau uap air dari reservoir tidak berhubungan langsung
dengan unit turbin/generator. Umunya fluida panas bumi yang digunakan untuk
20

0
pembangkit listrik adalah fluida yang mempunyai temperatur sedang 200 C, tetapi

0
secara tidak langsung fluida panas bumi temperatur sedang berkisar antara (100 C

0
200 C) juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik yaitu dengan cara memanasi

fluida organik yang mempunyai titik didih rendah seperti terlihat Gambar 2.10.

Uap dari fluida organik ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin

sehingga menghasilkan listrik.

Gambar 2.10. Siklus Biner dengan brine dari separator


sebagai media pemanas

Cara kerjanya adalah uap panas dialirkan kesalah satu pipa di heat exchanger

untuk menguapkan cairan dipipa lainnya yang disebut dengan pipa kerja.Cairan di

pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-butana

atau Iso-Pentana.Uap yang dihasilkan oleh heat exchanger dialirkan untuk memutar

turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.Uap

panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah disebut secondary (binary) fluid.

Keuntungan dari teknologi binary cycle ini adalah dapat dimanfaatkan oleh
21
panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi.
Karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa

yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai