Anda di halaman 1dari 6

SISTEM GEOTERMAL LOW-RELIEF TERRAIN (NEW ZEALAND).

Boy Marluga Silitonga1, Yoel Krisnanda1, Reza Anjarwati1, Alfatika Istiqomah1, Davindria
Alaudin Hanom Baskoro1, Savikri Misbahul Umar1
*Email: justvikri@students.undip.ac.id
1
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang

Abstrak— Sistem panas bumi pada Selandia baru (New Zealand) memiliki suhu Low - Relifef Terrain atau bersuhu
rendah. Dimana energi panas dapat dimanfaatkan secara langsung dari batuan atau diangkut oleh larutan berair di mata
air panas pada tambang bawah permukaan tanah. Pada suhu bawah permukaan tanah memiliki suhu hotspring bersuhu
rendah dengan suhu 2500C. Pada Zona Vulkanik Taupo pusat di Selandia Baru, terdapat model aliran panas dan fluida
dengan geologi seragam dan panas basal yang menunjukkan bahwa topografi yang diketahui melokalisasi aliran
konvektif. Dari 19 sistem panas bumi di Selandia Baru, ada sebanyak 14 sistem panas bumi berada pada elevasi
topografi terendah, sehingga menunjukkan bahwa topografi yang tinggi dapat mendorong air ke bawah permukaan
bahkan pada kedalaman 3 km. Analisis geotermometer yang dilakukan dari sampel larutan fluida data sumur pada
lapangan panas bumi menunjukkan adanya sirkulasi dengan suhu rata rata fluida (15 0 C – 195 0C). Estimasi energi
panas bumi yang diperoleh dari larutan sampel fluida panas bumi bersuhu rendah sekitar 870 × 103 MWh/a (3,1 PJ/a)
dengan 94% berasal dari suhu > 20 0C. Namun dengan energi sebesar itu masih sedikitnya potensi daeri sistem energi
panas bumi yang dapat dimanfaatkan secara konduktif dari batuan.
Kata kunci — New Zealand, Suhu, Fluida, Panas Bumi

Abstract— The geothermal system in New Zealand (New Zealand) has a Low - Relifef Terrain temperature or low
temperature. Where thermal energy can be harnessed directly from rock or transported by aqueous solutions in hot
springs in underground mines.subsurface temperature has a low temperature hotspring with a temperature of 250 0C.
In the central Taupo Volcanic Zone in New Zealand, there are heat and fluid flow models with uniform geology and
basal heat indicating that the known topography localizes convective flow. Of the 19 geothermal systems in New
Zealand, there are 14 geothermal systems at the lowest topographic elevation, indicating that the high topography can
push water below the surface even at a depth of 3 km. Geothermometer analysis carried out from fluid solution
samples from well data in a geothermal field showed a circulation with an average fluid temperature (15 0C – 1950C).
The estimation of geothermal energy obtained from a solution of low temperature geothermal fluid samples is around
870 × 103 MWh/a (3.1 PJ/a) with 94% coming from temperatures > 20 0C. However, with that amount of energy there
is still little potential for the system. geothermal energy that can be harnessed conductively from rocks.
Keywords — New Zealand, Temperature, Fluids, Geothermal

I. PENDAHULUAN vulkanik, bersama-sama, memiliki kapasitas


terpasang sebesar 775 MWe (dengan TVZ hanya
Bumi merupakan penghasil panas yang sangat memproduksi 15% dari potensinya (Harvey dan
besar dengan perkiraan fluks panas permukaan White, 2012). Meskipun hanya terdiri dari 3% dari
global sebesar 47 ± 2 TW (Davies dan Davies, total luas daratan Selandia Baru, TVZ menyediakan
2010). Namun, tidak semua panas dari bumi hampir 99% dari total keluaran energi panas
merupakan sumber panas bumi. Menurut definisi permukaan dari mata air panas (Reyes et al., 2010),
mereka sendiri, sistem panas bumi hanya dapat menghasilkan setidaknya 3,7 (±0,4) × 107 MWh/a
terjadi di mana panas dari bumi dapat diperoleh (133.2 PJ/a; Bibby et al., 1995). Ngawha, terletak
kembali secara teknologi dan ekstraksi layak secara sekitar 550 km barat laut dari TVZ, mencakup area
ekonomis. hipotesis (opsional), rancangan penelitian. seluas 30–40 km2 dengan manifestasi termal
Pengembangan panas bumi di Selandia Baru telah permukaan yang mengeluarkan sebagian besar gas
difokuskan terutama pada pembangkit listrik di dua basah dan berkontribusi < 0,05% terhadap total
wilayah vulkanisme Terbaru, Zona Vulkanik Taupo keluaran panas permukaan. Keluaran panas 1% yang
dan Ngawha di Northland, dengan suhu >300 0C tersisa dari pelepasan permukaan air termal, pada 3,1
berpotongan dengan pengeboran. Kedua daerah × 105 MWh/a (1,1 PJ/a), berasal dari lebih dari 100
sistem mata air panas (Reyes et al., 2010) di luar dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai
TVZ dan Ngawha, di Pulau Utara dan Selatan, literatur. Literatur yang diteliti atau yang digunakan
tersebar di 17 wilayah tektono-geografis. Sumber untuk menjadi referensi dalam pembuatan paper ini
panas di kedalaman dapat memulai konveksi, tetapi berupa jurnal ilmiah, artikel ilmiah, paper ilmiah,
tanpa efek lain, aliran ke atas yang dihasilkan
bergerak dari waktu ke waktu atau menghilang dan makalah. Pengambilan data dari berbagai
sepenuhnya (Kissling & Weir, 2005). Aliran fluida literatur dimaksudkan untuk memperdalam kajian
dapat difokuskan oleh gradien tekanan hidraulik dari peneliti mengenai Sistem Geotermal Low-relief
bawah permukaan, menyebabkan pengisian ulang terrain.
preferensial di daerah topografi tinggi dan debit di Didasarkan pada (Reyes et al., 2010) Zona
daerah topografi rendah (Garven, 1995). Contoh Vulkanik Taupo (TVZ) mampu menyediakan hampir
aliran fluida yang digerakkan secara topografi
99% dari total keluaran energi panas permukaan dari
ditemukan di seluruh dunia dan telah diamati di
Basin and Range, AS (Person et al., 2008), mata air panas meskipun hanya terdiri atas 3% dari
Pegunungan Alpen Swiss (Bodri & Rybach, 1998), total luas daratan Selandia baru. Menurut Wilson &
Cekungan Alberta, Kanada (Bachu, 1995) , Citaman Rowland (2016) Zona Vulkanik Taupo (TVZ)
di Indonesia (Hochstein, 1988) dan Lembah merupakan busur vulkanik aktif yang memiliki fluks
Vulkanik Waimangu di Selandia Baru (Simmons et panas di TVZ 10 kali lebih tinggi daripada rata-rata
al., 1993). Di Pegunungan Alpen Swiss dengan kerak benua dan difokuskan melalui silika pusat.
relief tinggi dan Amerika Serikat bagian barat, efek
Aktivitas panas bumi dimanifestasikan melalui 23
topografi telah diamati hingga kedalaman 2–5 km
(Bodri & Rybach, 1998; Luijendijk, et al., 2020; sistem panas bumi individu di TVZ pusat yang
McIntosh & Ferguson, 2021). Namun secara umum, melepaskan sekitar 4,2 GW panas. Pada Selandia
diasumsikan bahwa gaya topografi hanya signifikan Baru pengembangan panas bumi telah difokuskan
pada kedalaman dangkal, dan kecil dibandingkan pada dua wilayah fulkanisme terbaru yaitu TVZ dan
dengan gaya apung yang mendorong fluida secara Ngawa di Northland dimana suhu >300 o-C
vertikal melalui rekahan menuju permukaan (Chi & berpotongan dengan pengeboran.
Xue, 2011). Penggunaan panas langsung di Selandia
Panas menjadi sumber panas bumi ketika dapat
Baru saat ini difokuskan di TVZ, dalam hal total
energi yang dikonsumsi hampir 10 PJ/a (2,8 × 106 diakses secara ekonomi dan memiliki kemampuan
MWh/a; Harvey and White, 2012) dan berbagai pembaharuan yang tinggi guna penggunaan.
aplikasi termasuk pengkondisian ruang Pembaharuan pada panas bumi bergantung pada
menggunakan pompa panas sumber tanah, keperluan aksesbilitas serta kemampuan tegnologi untuk
rumah tangga, kompleks pemandian, hortikultura, memanfaatkan dan mempertahankan sumberdaya.
peternakan lebah dan budidaya udang untuk kisaran Hal yang menjadi faktor penting ketika sumber
suhu ujung bawah. Fokus utama penelitian ini adalah
panas dikembangkan diluar dari sumber panas bumi
daerah bersuhu rendah di Selandia Baru di luar TVZ
dan Ngawha, dan berusaha untuk mendefinisikan yaitu entalpi fluida, komoditas utama dalam ekstrasi
jenis dan sumber panas sumber daya panas bumi, panas. Sumber panas di Selandia Baru terbagi
mengevaluasi sumber daya panas bumi di luar sistem menjadi sumberdaya panasbumi konvensional dan
mata air panas yang diketahui menggunakan kimia juga non konvensional, yang dicirikan oleh 4 faktor,
terlarut dan memperkirakan sumur dasar sumur dan yaitu (1) keluarnya panas umum serta perkiraan
suhu tambang, memperkirakan energi panas yang gradien termal yang ada pada lokasi sumber panas
tersimpan, dapat diakses, dan dapat dipulihkan, dan
bumi, (2) mode perpindahan panas mulai dari
membandingkan prospek panas bumi di dalam dan
di luar sistem mata air panas. dominan konvektif hingga dominan konduktif, (3)
permeabilitas relatif, dan (4) volume cairan yang
II. METODE bersirkulasi di batuan, dengan laju aliran berlebihan
hingga hampir nihil.
Pembuatan paper ini bersifat literatur review dan
Sistem panas bumi terjadi ketika konsidi
termasuk pada jenis studi pustaka. Studi kepustakaan
tektonik, struktural, dan hidrologi bertemu dan
yaitu penelitian yang pengumpulan datanya
meningkatkan perpindahan panas serta fluida ke
permukaan. Panas dapat digunakan secara langsung fluida panas bumi yang langsung mengalir dari
atau dimanfaatkan menggunakan ekstraksi reservoir menuju zona upflow. Hal ini menyebabkan
konvensional dan teknik konversi energi, misalnya manifestasi yang terdapat pada sistem ini didominasi
oleh manifestasi dominasi air. Sistem berada pada
panas menjadi listrik. Di Selandia Baru penggunaan
elevasi yang relatif rendah dengan posisi zona
panas secara langsung difokuskan di TVZ dalam hal recharge, zona upflow dan outflow yang relatif datar,
total energi yang dikonsumsi hampir 10 PJ/a (2,8 × tidak terdapat perbedaan topografi yang segnifikan
106 MWh/a. untuk keperluan pengkondisian ruang dari ketiga zona tersebut Zona uplow pada sistem ini
menggunakan pompa panas sumber tanah, keperluan ditandai dengan hot spring yang memiliki
rumah tangga, kompleks pemandian, hortikultura, kandungan klorida tinggi. Zona recharge ditandai
peternakan lebah dan budidaya udang untuk kisaran dengan mata air bikarbonat, sementara zona outflow
ditandai dengan mata air dilute klorida-bikarbonat.
suhu ujung bawah. Di luar TVZ, mata air panas
sebagian besar digunakan untuk mandi, pemanas
ruangan, dan penggunaan air panas domestik.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Kondisi Geologi
Selandia Baru terkenal dengan kondisi
geologinya yang beragam dan memiliki kondisi
tektonik dinamis yang mengangkangi segmen aktif
pada perbatasan antara lempeng Pasifik dan
Australia. Selandia Baru dikenal sebagai negara
kecil yang merupakan bagian dari “benua ketujuh” Gambar 1 Model konseptual low-relief terrain system
yang terandam, Zealandia. Hal ini terjadi karena Pada sistem panas bumi low terrain, sumber
adanya penurunan tektonik yang disebabkan oleh panas berupa magma yang berada di lapisan paling
rifting pada zaman Kapur. bawah dari sistem tersebut mengalami transfer
Selandia Baru memiliki luas tanah sebesar panas dan massa melewati sesar-sesar. Setelah
267.707 km2, yang memiliki ukuran hamper sama magma berada di reservoir, sumber panas tersebut
dengan United Kingdom atau Jepang. Selandia Baru akan memanaskan fluida dan batuan plutonik
memiliki titik tertinggi di atas permukaan laut disekitarnya sehingga terjadi proses konveksi. Pada
setinggi 3.754 m (Gunung Aoraki) dan titik terendah sistem low terrain terdapat water contact dengan air
adalah 462 m di bawah permukaan air laut (Dasar meteorik terhadap sumber panas (fluida magmatic
Danau Hauroko). dengan hasil recharge berupa air meteorik).
Low-relief terrain system memiliki tatanan
Perubahan tektonik di Selandia Baru memumcak
tektonik yang berasosiasi dengan vulkanisme
pada awal Miosen. Zona subduksi Fiorland terbentuk
riolitik Hal ini berhubungan dengan kedalaman dari
pada Miosen Awal, namun kerak benua lempeng
sumber panas sistem ini yang relatif dangkal
Australia yang terlalu apung atau ringan untuk
dimana kebanyakan magma dengan elevasi dangkal
ditundukkan, mengakibatkan pembentukan Sesar
sudah mengalami diferensiasi magma menjadi
Alpine yang progresif dan memanjang di sepanjang
magma riolitik. Hal ini dapat dilihat pada salah satu
Samudera Transisi-Samudera Eosen karena kerak
manifestasi geothermal berupa sinter silika yang
samudera tersubduksi di Palung Puysegur
dapat muncul didaerah dengan kandungan silika
(Sutherland, 2000).
tinggi.
Pada low-relief terrain system litologi
B. Model Konseptual
disekitarnya kaya akan kandungan silika karena
Menurut Nicholson (1993), low-relief terrain magma yang bersifat asam. Sehingga mineral
system merupakan salah satu klasifikasi sitem alterasi yang dihasilkan berupa dominasi silika.
geothermal yang dibagi berdasarkan topografi serta Mineral alterasi yang terdapat di sistem ini berupa
struktur hidrogeologi dan kimianya. Pada sistem low kuarsa yang me-replace gelas-gelas vulkanik, klorit
terrain aliran hidrogeologinya dicirikan dengan
yang me-replace piroksen, serisit yang me-replace
plagioklas, dan di beberapa daerah seperti di New Pada kedalaman 3 km, suhu dan lokasi sistem
Zealand dapat ditemukan mineral alterasi silika MT meningkat dari 3 menjadi 10 ketika topografi
berupa kalsedon dan wairakite. Mineral alterasi digabungkan. Tren terbentuk dari timur laut-barat
non-silika yang biasanya ditemukan pada sistem ini daya dan barat laut-tenggara, dimana ini konsisten
bisa berupa kalsit dan pirit. Sementara untuk dengan patahan TVZ dan lokasi sistem panas bumi.
mineral lempung berupa smektit dan illit. Jarak maksimum antara titik tertinggi dan terendah
yaitu 537 m dan setara dengan perbedaan tekanan
mengemudi sebesar 5,3 MPa. Pada 125 m, ini
merupakan 66% dari tekanan maksimum. Sedangkan
pada 3000 m hanya 14% dari tekanan maksimum.
Perubahan topografi <600 m lebih dari 20 km jarak
cukup untuk memfokuskan upwelling konvektif
skala besar di bawah posisi terendah topografi.
Terdapat rentang permeabilitas yang cukup
sempit dimana aliran konvektif akan naik saat suhu
tinggi saat diamati di TVZ. Jika permeabilitas terlalu
tinggi, fluida bersirkulasi dengan cepat dan model
menjadi seragam serta lebih dingin dari 100 °C
Gambar 2 Data pemboran pada sistem geothermal (Tabel 1, model R2). Jika permeabilitas terlalu
Taupo, New Zealanda rendah, fluida panas terperangkap di kedalaman dan
tidak mengalami konveksi (Tabel 1, model R5).
C. Interpretasi Geofisika Lapangan Geotermal Oleh karena itu, permeabilitas harus lebih besar dari
Taupo 10−15 m2, tetapi kurang dari 10−13 m2 (Tabel 1,
Topografi akan melokalisasi aliran fluida model R3, R4). Ini konsisten dengan pengukuran
konvektif pada media yang homogen. Dimana model dan estimasi model di New Zealand (Dempsey et al.,
plume upwelling akan mereproduksi dan trend 2011; Kaya & Widyanti, 2015; Kissling & Weir,
sistem panas bumi di TVZ yang jauh lebih baik dari 2005; Milicich et al., 2018; Ratouis & Zarrouk,
yang diharapkan (Gambar 3a). Dari suhu tinggi ke 2016) dan di seluruh dunia (10-18 hingga 10-12 m2).
zona resistivitas rendah sangat meningkat ketika Hasil menunjukkan bahwa permeabilitas berada
topografi dimasukkan dibandingkan ketika tidak di ujung bawah model jangkauan, terutama pada
(Tabel 1, model R4 v R1). Ini juga berlaku pada kedalaman. Untuk mengeksplorasi parameter selain
model skala TVZ yang kasar (Tabel 1, T3 v T1; permeabilitas, digunakan nilai 1x 10-14 m2 karena
Gambar 4). Aliran ke atas yang didorong secara konsisten dengan permeabilitas terukur dan dimana
topografis dapat menjelaskan lokasi 14 dari 19 aliran naik konvektif terjadi tetapi perhitungan
sistem panas bumi yang diketahui di daerah waktu masih efisien.
penelitian. Lokasi zona upflow tidak dikendalikan oleh
permukaan basement yang lebih dalam.
Memasukkan kontras permeabilitas antara batuan
dasar dan batuan penutup pada berbagai kedalaman
yang mewakili TVZ (Alcarazet al., 2012) hanya
sedikit mengubah model fit (Tabel 1, model R4 v
R7). Beberapa fitur individu lebih baik terwakili,
misalnya gumpalan erupsi di Ohaaki yang
memanjang dari barat laut ke tenggara karena
dangkal (Bertrand et al., 2013, Gambar 3c).

Gambar 3 Permodelan data temperature dan


resistivitas batuan
Tabel 1 Fit Model Temperatur ke Data Resistivitas
dengan vulkanisme riolitik. Dibuktikan dengan
melihat salah satu manifestasi berupa sinter silika
I. KESIMPULAN yang dimana dapat muncul di daerah dengan
kandungan silika tinggi. Daerah ini ditemukan
Dalam studi literatur review yang kami lakukan, mineral alterasi silika berupa kalsedon dan wairakite,
dimana pada sistem geothermal di Taupo Volcanic sementara mineral alterasi non-silika dapat berupa
Zone, New Zealand merupakan sistem geothermal kalsit dan pirit, untuk mineral lempung berupa
low-relief terrain system. Sistem ini berada pada smektit dan illit.
elevasi rendah, dimana zona recharge, zona upflow,
dan zona outflow relative datar. Zona upflow pada Berdasarkan uji geofisika berdasarkan data studi
sistem ini ditandai dengan adanya hot spring dengan literatur, didapatkan nilai resistivitas yang kemudian
kandungan klorida tinggi. Pada zona outflow, didapatkan terkait rentang permeabilitas yang cukup
ditandai dengan adanya mata air dilute klorida- sempit dimana aliran konvektif akan naik saat suhu
bikarbonat. Pada zona recharge, ditandai dengan tinggi saat diamati di TVZ. Dimana jika
adanya mata air bikarbonat. Low-relief terrain permeabilitas terlalu tinggi, fluida akan bersirkulasi
system memiliki tatanan tektonik yang berasosiasi dengan cepat dan model menjadi seragam dan lebih
dingin dari 100 °C. Apabila permeabilitas terlalu
rendah, fluida panas terperangkap di kedalaman dan
tidak mengalami konveksi. Oleh karena itu,
permeabilitas harus lebih besar dari 10−15 m2, tetapi
kurang dari 10−13 m2. Ini konsisten dengan
pengukuran dan estimasi model di New Zealand.
Lokasi zona upflow tidak dikendalikan oleh
permukaan basement yang lebih dalam.
Memasukkan kontras permeabilitas antara batuan
dasar dan batuan penutup pada berbagai kedalaman
yang mewakili TVZ.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, H., Malahoff, A., Browne, G., Graham, I.,
& Sutherland, R. (2012). New Zealand
Geology. Episodes Journal of
International Geoscience, 35(1), 57-71.
Pearson‐Grant, S. C., & Bertrand, E. A. (2021).
Topography as a major influence on
geothermal circulation in the Taupo
Volcanic Zone, New Zealand. Geophysical
Research Letters, 48(8), e2020GL092248.
Reyes, A. G. (2015). Low-temperature geothermal
reserves in New Zealand. Geothermics, 56,
138-161.

Anda mungkin juga menyukai