Anda di halaman 1dari 4

REVISI NILAI PRAKTIKUM

GEOTERMAL

MANIFESTASI GEOTERMAL

Disusun oleh :
Savikri Misbahul Umar (21100120140111)

LABORATORIUM GEOTEKNIK,
GEOTHERMAL DAN GEOFISIKA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
OKTOBER 2022
SISTEM PANAS BUMI PROVINSI SULAWESI TENGAH
A. Data 3G
Banyaknya kebutuhan manusia membuat semakin meningkatnya kebutuhan energi untuk
kehidupan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, manusia mulai meninggalkan energi
konvensional seperti energi fosil dan beralih ke energi panas bumi atau geothermal. Energi
panasbumi ini sangat sedikit bahkan hampir bisa dibilang tidak menghasilkan limbah sama sekali,
karena fluida panasbumi yang telah diambil dan dimanfaatkan uap panasnya untuk dimanfaatkan
menjadi energi listrik akan disirkulasikan kembali ke dalam bawah permukaan bumi melalui
sumur injeks.
Pulau Sulawesi yang merupakan tempat dimana tiga lempeng benua saling bertemu. System
panas bumi sendiri merupakan suatu perpindahan panas secara alami dalam volume tertentu di
kerak bumi yang dipindahkan dari sumber panas ke zona pelepasan panas melalui celah-celah
batuan dengan tingkat permeabilitas dan porositas tertentu (Hochstein dan Browne, 2000).
Sulawesi Tengah memiliki geomoerfologi berupa dataran rendah dengan elevasi 0-25 mdpl,
kemiringan lereng 0˚-5˚, material penyusun endapan alluvium, dan satuan perbukitan curam
dengan elevasi 25-420 mdpl, kemiringan lereng 20˚-40˚, dengan material penyusun berupa
batusabak. Formasi yang berada pada daerah penelitian dari yang termuda adalah Endapan
aluvium (Qal), batuan gunungapi (Ttv), dan formasi tinombo ahlburg (Tts). Pada peta geologi
regional juga ditemukan sesar sesar normal berarah relatif barat daya-timur laut dan barat laut-
tenggara.
Pada beberapa penelitian didapatkan jenis fluida geothermal di sekitar Sulawesi Tengah.
Adanya penentuan tipe fluida ini menggunakan hasil dari geokimia air yaitu kesetimbangan ion,
geothermometer, dan diagram Ternary. Hasil diagram tennary menunjukan bahwa air manifestasi
seluruhnya berada pada daerah peripheral water yang artinya termasuk ke dalam air bikarbonat.
Adapun untuk kematangan fluida terkait, termasuk ke dalam immature water yang artinya tidak
terlalu bagus dikarenakan adanya pengenceran dari air tanah ataupun air permukaan yang dapat
dilihat dari kandungan Mg yang tinggi.
Pada manifestasi di Sulawesi Tengah ini juga diteliti strukturnya menggunakan FFD dengan
cara menarik seluruh kelurusan pada lembah melalui citra satelit dan pengolahan data pada Global
Mapper karena diasumsikan fault dan fracture banyak terdapat pada zona lemah yang menjadi
zona pergerakan dari air fluida. Hasil dari FFD menunjukkan bahwa manifestasi berada pada
densitas kelurusan yang cukup tinggi. Dengan nilai densitas terendah -600 Dan tertinggi 1000 dan
manifestasi berada di densitas yang cukup tinggi.
Pada beberapa penelitian juga dilakukan pemodelan menggunakan MT yang memperlihatkan
adanua sebaran tahanan jenis rendah yang diinterpretasikan sebagai respon dari batuan ubahan
yang berperan sebagai batuan penudung pada sistem panas bumi di daerah ini. Di bagian
bawahnya terdapat sebaran tahanan jenis sedang (20-300 Ohm-m) yang diperkirakan merupakan
zona reservoir, sedangkan di sisi timur laut dan bagian bawah dari penampang ini terlihat adanya
sebaran tahanan jenis tinggi. Tahanan jenis tinggi ini diinterpretasikan sebagai respon dari batuan
metamorf yang menjadi basemen di daerah ini.
B. Penginderaan Jarak Jauh
Ada beberapa penginderaan jarak jauh yang dapat digunakan dalam penelitian system
geothermal, salah satunya yaitu menggunakan FFD (Fault Fracture Density). Metode FFD
digunakan dengan plotting zona lemah pada seluruh kelurusan di sekitar daerah penelitian karena
pada lembahan diasumsikan sebagai zona lemah yang mana menjadi jalur pergerakan dari fluida
termal, sehingga dapat menjadi petunjuk lokasi zona manifestasi reservoir atau reservoir
(Suryantini dan Wibowo,2010).
Pada sistem panasbumi, fluida akan mengalir melalui zona yang permeable (berasal dari
struktur geologi), sehingga semakin besar tingkat kerapatan struktur maka semakin besar pula
tingkat permeabilitasnya. Sehingga manifestasi panasbumi yang digambarkan sebagai tempat
keluarnya fluida dapat diasumsikan pula dari peta kontur FFD yang telah dibuat. Zona berdensitas
rendah hingga sedang ini dicirikan dengan warna biru hingga hijau dan berada disekitar bagian
terluar daerah penelitian, dan menempati daerah alluvium pada umumnya, karena relatif daerah
alluvium maka rekahannya pun tidak banyak. Lalu zona densitas tinggi dicirikan pada daerah
yang berwarna kuning muda hingga oren, lalu zona dengan densitas tinggi dicirikan pada daerah
yang berwarna oren hingga merah tua. Pada zona densitas sangat tinggi memiliki kerapatan
kelurusan yang tinggi.
C. Data Pendukung
Karakteristik alterasi batuan di sekitar beberapa manifestasi Sulawesi Tengah menunjukkan
terdapat mineral-mineral yang terbentuk pada temperatur tinggi seperti epidot, ilit, dan kaolinit.
Sinter silika terbentuk di sekitar manifestasi Koala Rawa yang bertemperatur mendidih,
sedangkan sinter travertin terbentuk semakin ke selatan kearah manifestasi air hangat. Sinter silika
dan travertin juga hadir bersamaan pada air panas Nokilalaki yang bertemperatur 80,5˚ C yang
berlokasi di antara pemunculan sinter silika dan travertin.
Pemunculan epidot, sinter silika dan travertin pada manifestasi Kadidia Selatan menunjukkan
bahwa telah terjadi evolusi fluida pada sistem panas bumi tersebut. Evolusi fluida yang terjadi
berupa pendinginan (cooling) atau pemanasan (heating) belum dapat ditentukan karena
memerlukan studi lebih lanjut, seperti inklusi fluida.
DAFTAR PUSTAKA
Awaludin, W., Hutabarat, J., Syafri, I., & Sugianto, A. (2017). Survei Magnetotelurik Daerah Panas
Bumi Maranda, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Bulletin of Scientific
Contribution: GEOLOGY, 15(3), 203-210.
Haryanto, A. D., Hutabarat, J., & Kusnadi, D. (2019). SISTEM PANAS BUMI NON-VULKANIK
DAERAH BUNTUNA, TOLITOLI, SULAWESI TENGAH, BERDASARKAN
PENDEKATAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA AIR PANAS. Geoscience Journal, 3(4), 254-
260.
Maulana, Y., Haryanto, A. D., & Ismawan, D. K. (2019). PENENTUAN TIPE FLUIDA SERTA
TINGKAT PERMEABILITAS SISTEM PANAS BUMI DAERAH TINIGI, TOLI-TOLI,
SULAWESI TENGAH. Geoscience Journal, 3(6), 459-464.
Wibowo, A., Nurhadi, M., Rezky, Y., Hermawan, D., & Setiawan, D. I. (2022). Penentuan kesamaan
reservoar sistem panas bumi Kadidia dan Kadidia Selatan Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi
Tengah. scholar. archive. org, Accessed: Mar, 3.

Anda mungkin juga menyukai